KANKER SERVIKS
Dokter Pembimbing:
dr. Dhanny PJ Santoso, Sp.OG
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi sel yang
tidak terkontrol atau abnormal. Ketika sel-sel di bagian tubuh membelah tanpa
Kanker Serviks adalah keganasan primer yang terjadi pada serviks uteri yang
berasal dari metaplasia epitel di daerah SCJ. Kanker serviks berkembang secara
bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang
kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia
sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian
berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal
Menurut WHO pada tahun 2015 Kanker serviks adalah kanker kedua yang
paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Secara global setiap tahunnya,
sekitar 500.000 wanita terdiagnosis kanker serviks, dan sekitar 275.000 wanita
meninggal karena penyakit ini. Dalam hal prevalensi, diperkirakan 1,4 juta wanita
di seluruh dunia hidup dengan kanker serviks. Pada tahun 2008, ada hampir
kedua dari 10 kanker terbanyak berdasarkan data dari Patologi Anatomi dengan
2
Kanker serviks adalah penyakit yang dapat dicegah melalui deteksi perubahan
prakanker pada serviks dengan tes skrining serviks (Papanicolaou smear juga
disebut Pap smear). Perubahan prekanker ini jika diobati dapat mencegah
kemajuan kanker. Ada masa transisi yang panjang dari tahap prekanker hingga
kanker serviks yang terus terang, yang memungkinkan waktu yang cukup untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI SERVIKS
2.1.1 ANATOMI
3
Serviks merupakan 1/3 bagian inferior dari uterus berbentuk silindris dan
menonjol, terletak diantara urinary bladder dan rectum. yang terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
Vaskularisasi
common iliac artery, lalu bercabang lagi menjadi internal iliac artery dan
Dimana internal iliac artery akan bercabang menjadi uterine artery, yang
bagian cervix.
nodes.6
4
2.1.2 HISTOLOGI
hari. Lendir serviks lebih ramah terhadap sperma atau mendekati masa
ovulasi karena kurang kental dan lebih basa (pH 8,5). Di lain waktu, lendir
yang lebih kental membentuk steker serviks yang secara fisik menghambat
melindungi sperma dari fagosit dan lingkungan yang buruk pada vagina
dan rahim.
5
Pada epitel cervix terdapat squamocolumnar junction yang merupakan
titik pertemuan antara epitel squamous dengan columnar epithelium yang dapat
columnar villi.
Ketika sel yang mengalami metaplasia ini matang, sel-sel tersebut mulai
6
Original squamous epithelium dari vagina dan ectocervix memiliki 4 lapisan,
yaitu:
mitotic figure yang normal yang menyediakan penggantian untuk sel epitel
di atasnya.
3. Intermediate layer, meliputi 4-6 lapisan sel dengan jumlah sitoplasma yang
space.
4. Superficial layer, meliputi 5-8 lapisan sel pipih dengan nuclei uniform
7
Kanker Serviks adalah keganasan primer yang terjadi pada serviks uteri
yang berasal dari metaplasia epitel di daerah SCJ. Kanker serviks berkembang
secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel
yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi
kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia
sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian
berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal
juga sebagai tingkat pra-kanker/ preinvasif, dari displasia menjadi karsinoma in-
situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma
2.2.1 EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO pada tahun 2015 Kanker serviks adalah kanker kedua yang
paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia, dan di beberapa negara
tahunnya, sekitar setengah juta wanita terdiagnosis kanker serviks, dan sekitar
8
diperkirakan 1,4 juta wanita di seluruh dunia hidup dengan kanker serviks. Pada
tahun 2008, ada hampir 200.000 kasus baru kanker serviks di Negara-negara
memberikan insidensi hampir 25 per 100.000 dan tingkat kematian hampir 14 per
100.000.3
kanker terbanyak berdasarkan data dari Patologi Anatomi dengan insidens sebesar
12,7%. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I.
serviks, dan (3) klasifikasi berdasarkan stadium stadium klinis menurut FIGO.8
yang dibatasi pada dasar ketiga dari lapisan cervix, atau epithelium
atau moderat).
9
CIN 3, perubahan sel-sel abnormal hampir seluruh sel. adalah luka
rata yang terletak pada permukaan dari cervix. Satu dari dua pilihan-
cervical.
10
HSIL (High Grade Squamous Intraepithelial Lesion) merujuk pada
fakta bahwa sel-sel dengan derajat yang parah dari dysplasia terlihat.
kedalaman 7
11
IB2 Lesi klinik >4 cm
tumor.
dinding panggul.
12
dinding panggul.
dinding panggul.
faal ginjal.
13
IVB Telah terjadi penyebaran organ jauh.
Tingkat Kriteria
T Tidak ditemukan tumor primer
T1S Karsinoma pra invasif (KIS)
T1 Karsinoma terbatas pada serviks
T1a Pra klinik: karsinoma yang invasif terlibat dalam histologik
T1b Secara klinik jelas karsinoma yang invasif
T2 Karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai
dinding panggul, atau Ca telah menjalar ke vagina, tetapi belum sampai
1/3 bagian distal
T2a Ca belum menginfiltrasi parametrium
T2b Ca telah menginfiltrasi parametrium
T3 Ca telah melibatkan 1/3 distal vagina / telah mencapai dinding panggul
(tidak ada celah bebas)
T4 Ca telah menginfiltrasi mukosa rektum, kandung kemih atau meluas
sampai diluar panggul
T4a Ca melibatkan kandung kemih / rektum saja, dibuktikan secara
histologik
T4b Ca telah meluas sampai di luar panggul
Nx Bila memungkinkan untuk menilai kelenjar limfa regional. Tanda -/+
ditambahkan untuk tambahan ada/tidaknya informasi mengenai
pemeriksaan histologik, jadi Nx+ / Nx-.
N0 Tidak ada deformitas kelenjar limfa pada limfografi
N1 Kelenjar limfa regional berubah bentuk (dari CT Scan panggul,
limfografi)
14
N2 Teraba massa yang padat dan melekat pada dinding panggul dengan
celah bebas infiltrat diantara massa ini dengan tumor
M0 Tidak ada metastasis berjarak jauh
M1 Terdapat metastasis jarak jauh, termasuk kele. Limfa di atas bifurkasio
arrteri iliaka komunis.
10-15% dari semua kanker serviks dan timbul dari sel kelenjar
Terdiri dari 85% dari semua kanker serviks, dan timbul dari
15
bahwa adenokarsinoma serviks (stadium IIB sampai IVA) dapat
biasanya muncul sebagai massa gembur keras. Secara histologis tumor ini
oleh sarang dan tali sel oval kecil dengan susunan palisading perifer.
Keganasan ini termasuk sel besar dan tumor sel kecil pada serviks.
Tumor neuroendokrin sel besar sangat agresif dan bahkan kanker stadium
mengandung populasi sel kecil yang seragam dengan rasio cytoplasm yang
16
tinggi dan menyerupai karsinoma sel kecil pada paru-paru. Tumor
neuroendokrin ini.
ganas. Sebagian besar tumor ini hadir sebagai massa serviks yang
memiliki prognosis buruk, mirip dengan sarkoma uterus. Karena tumor ini
A. Etiologi
Papilloma (HPV). HPV tersebar luas, dapat menginfeksi kulit dan mukosa epitel.
HPV dapat menyebabkan manifestasi klinis baik lesi yang jinak maupun lesi
kanker. Tumor jinak yang disebabkan infeksi HPV yaitu veruka dan kondiloma
vagina, anus dan penis. Sifat onkogenik HPV dikaitkan dengan protein virus E6
dan E7 yang menyebabkan peningkatan proliferasi sel sehingga terjadi lesi pre
17
mempunyai kapsid ikosahedral. Genom HPV berbentuk sirkuler dan panjangnya 8
kb, mempunyai 8 open reading frames (ORFs) dan dibagi menjadi gene early (E)
dan late (L). Gen E mengsintesis 6 protein E yaitu E1, E2, E4, E5, E6 dan E7,
yang banyak terkait dalam proses replikasi virus dan onkogen, sedangkan gen L
kapsid. Virus ini juga bersifat epiteliotropik yang dominan menginfeksi kulit dan
E Protein Perananya
E1 Mengontrol pembentukan DNA virus dan mempertahankan efisomal
E2 E Mengontrol pembentukan / transkripsi / transformasi
E4 Mengikat sitokeratin
E5 Transformasi melalui reseptor permukaan (epidermal growt factor,
transkripsi
E7 Immortalitas / berikatan dengan Rb1,p107,p130
L Protein Peranannya
L1 Protein sruktur / mayor Viral Coat Protein
L2 Protein sruktur / minor Viral Coat Protein
HPV dibagi menjadi 2 yaitu virus tipe low-risk (resiko rendah) dan high-
menyebabkan kanker antara lain kanker anogenital yaitu tipe 6, 11, 42, 43, 44, 54,
dari 30 tipe HPV yang diklasifikasikan onkogenik atau resiko tinggi (high- risk)
18
sebab hubungannya dengan kanker serviks yaitu tipe 16, 18, 31, 33, 34, 35, 39,
45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68 dan 82. HPV tipe 16 paling sering dijumpai dan
sekitar 50% kanker serviks invasif dijumpai HPV tipe 18, 45, 31, 33, 52 dan 58. 6
serviks.9
B. Faktor Predisposisi
pada usia dini, yaitu kurang dari 20 tahun, juga dapat dijadikan sebagai faktor
resiko terjadinya kanker servks. Hal ini diuga ada hubungannya dengan belum
matangnya daerah transformas pada usia tesebut bila sering terekspos. Frekuensi
hubungnga seksual juga berpengaruh pada lebih tingginya resiko pada usia
Paritas
Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yang sering melahirkan. Semakin
Merokok
pada cairan serviks wanita perokok bahkan ini bersifat sebagai kokarsinogen dan
19
bersama-sama dengan karsinogen yang telah ada selanjutnya mendorong
Kontrasepsi oral
Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983
kontrasepsi oral. Namun penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk
kebiasaan seksual dalam mempengaruhi resiko kanker serviks. Selain itu, adanya
kemungkinan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lain lebih sering
20
HPV adalah agen infeksi etiologi primer. Meskipun faktor penularan seksual lainnya,
termasuk virus herpes simpleks 2, dapat memainkan peran kausatif bersamaan, 95% kanker serviks
Sosial ekonomi
antara kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi yang rendah. Hal ini
juga diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi HPV lebih
prevalen pada wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan rendah. Faktor
Pasangan seksual
bahan yang menarik untuk diteliti. Penggunaan kondom yang frekuen ternyata
panjang terhadap kejadian kanker serviks. Jumlah pasangan ganda selain istri juga
21
2.2.4 PATOGENESIS
squamocolumnar dari lesi displastik yang sudah ada sebelumnya, yang pada
namun ada variasi yang luas. Perubahan molekuler yang terlibat dengan
22
karsinogenesis serviks bersifat kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami.
Infeksi dimulai dari virus yang masuk kedalam sel melalui mikro abrasi
basal. Sel basal terutama sel stem terus membelah, bermigrasi mengisi sel bagian
keganasan, protein yang berperan banyak adalah E6 dan E7. mekanisme utama
protein E6 dan E7 dari HPV dalam proses perkembangan kanker serviks adalah
mengikat p53 yang merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan
yang juga merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan sistem
kontrol untuk proses proliferasi sel itu sendiri. Protein E6 dan E7 pada HPV jenis
yang resiko tinggi mempunyai daya ikat yang lebih besar terhadap p53 dan
protein Rb, jika dibandingkan dengan HPV yang tergolong resiko rendah. Protein
virus pada infeksi HPV mengambil alih perkembangan siklus sel dan mengikuti
deferensiasi sel.
invasi <1mm dan sel tumor masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau
darah. Jika sel tumor sudah terdapat >1mm dari membrana basalis, atau <1mm
tetapi sudah tampak dalam pembuluh limfa atau darah, maka prosesnya sudah
23
invasif. Tumor mungkin sudah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara
klinis belum tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai
(menjalar) menuju fornices vagina, korpus uterus, rektum, dan kandung kemih,
yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula rektum atau
melalui trunkus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru-
memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun. Oleh sebab itu kanker serviks biasanya
2.2.5 DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Gejala klinis dari kanker serviks sangat tidak khas pada stadium dini.
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. cairan yang keluar dari
vagina ini makin lama makin berbau busuk karena adanya infeksi dan
nekrosis jaringan.
24
c. Perdarahan pervaginam yang disangka sebagai perpanjangan waktu haid
Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas untuk kanker serviks:
c. Timbul nyeri pada daerah panggul (pelvic) atau pada daerah perut bagian
bawah bila terjadi peradangan pada panggul. Bila nyeri yang terjadi dari
d. Pada stadium kanker lanjut, badan menjadi kurus karena kekurangan gizi,
edema pada kaki, timbul iritasi pada kandung kemih dan poros usus besar
timbul gejala-gejala lain yang disebabkan oleh metastasis jauh dari kanker
B. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan fisik umum yang normal. Namun, dengan penyakit yang meningkat,
bawah, asites, atau suara nafas yang menurun dengan auskultasi paru mungkin
pemeriksaan genital dan vagina menyeluruh harus dilakukan, mencari lesi yang
bersamaan. Human papillomavirus adalah faktor risiko yang umum terjadi pada
25
Dengan pemeriksaan spekulum, serviks mungkin tampak sangat normal
penampilan:
penyakit. Ini termasuk leiomioma serviks, polip serviks, sarkoma uterus prolaps,
2.2.6 PENCEGAHAN
A. Pencegahan Primer
- Vaksinasi
26
Vaksin merupakan cara terbaik dan langkah perlindungan paling aman
bagi wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan
ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi. Vaksin dibuat dengan
teknologi rekombinan, vaksin berisi VLP (virus like protein) yang merupakan
hasil cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai sifat imunogenik kuat.
Terdapat dua jenis vaksin HPV L1 VLP yang sudah dipasarkan melalui uji
1. Cervarix
Adalah jenis vaksin bivalen HPV 16/18 L1 VLP vaksin yang diproduksi
oleh Glaxo Smith Kline Biological, Rixensart, Belgium. Pada preparat ini,
VLP dari kedua tipe ini diproduksi dan kemudian dikombinasikan sehingga
menghasilkan suatu vaksin yang sangat merangsang sistem imun. Preparat ini
diberikan secara intramuskuler dalam tiga kali pemberian yaitu pada bulan ke 0,
2. Gardasil
27
Adalah vaksin quadrivalent 40 g protein HPV 11 L1 HPV ( GARDASIL yang
diproduksi oleh Merck) Protein L1 dari VLP HPV tipe 6/11/16/18 diekspresikan
sulfat. Formula tersebut juga mengandung sodium borat. Vaksin ini tidak
mengandung timerasol dan antibiotika. Vaksin ini seharusnya disimpan pada suhu
20 80 C.
Vaksin ini diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang tiga kali, produk Cervarix
respon antibodi pada pemberian vaksin sampai 42 bulan, untuk menilai efektifitas
vaksin diperlukan deteksi respon antibodi. Bila respon antibodi rendah dan tidak
dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai dan diberikan secara muskuler sebanyak
28
Contoh :
1. Penyuntikan 1 : Januari
3. Penyuntikan 3 : Juli
B. Pencegahan Sekunder
pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan di
waktu 20 tahun.
29
Test Pap / Pap Smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau
sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-
sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada
infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur
melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
Pap smear dapat digunakan sebagai screening tools karena memiliki sensitivitas:
Rekomendasi skrining
30
Syarat:
- Tidak menstruasi. Waktu terbaik adalah antara hari ke-10 sampai ke-20 setelah
Indikasi:
21 tahun.
- Setiap tahun dengan sitilogi konvensional atau setiap 2 tahun dengan peralatan
liquid-based.
- Setiap 2-3 tahun pada wanita > 30 tahun jika 3 hasil tes berurutan normal.
- Pada wanita dengan risiko tinggi seperti infeksi HPV, jumlah mitra seksual
yang banyak, suami atau mitra seksual yang berisiko tinggi, imunitas yang
- spatula ayre
- cytobrush
- kaca objek
31
- alcohol 95%
- Pilih ujung spatula yang paling cocok dengan mulut serviks dan zona
transformasi.
- Dengan putaran searah jarum jam diawali dan diakhiri pada jam 9, hasil yang
instrument dikeluarkan.
32
- Jangan memulas sample pada saat ini jika belum akan fiksasi. Pegang spatula
antara jari dari tangan yang tidak mengambil sample, sementara sample dari
cytobrush dikumpulkan.
- Pulas sampel pada spatula pada kaca obyek dengan satu gerakan halus.
- Pulasan harus rata dan terdiri dari satu lapisan, hindari gumpalan besar
sebisanya tapi juga hindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel,
pindahkan sampel dari kedua instrument ke kaca objek dalam beberapa detik.
dengan merendam kaca objek dalam tempat tertutup yang berisi larutan
Evaluasi sitologi:
Klasifikasi Papanicolaou
33
- Kelas III : mencurigakan kearah keganasan
- Vaginitis atau servisitis yang aktif dapat mengganggu interpretasi sitologi. Jika
reaksi peradangan hebat, pasien harus diobati dulu. Setelah infeksi diatasi
- Jika hasil pemeriksaan sitologi tidak memuaskan atau tidak dapat dievaluasi,
definitif.
pemeriksaan Pap smear setahun sekali, sampai usia 40 tahun. Selanjutnya 2-3
34
IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan
asam asetat 35% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang
terlatih. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada
serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal.
tahun
- Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
- Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia
25-60 tahun.
- Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
- Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
Syarat:
35
Klasifikasi IVA:
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang
- IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
- IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena
- IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
Pelaksanaan IVA :
- Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang
telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau
Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih,
- Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati
dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau
N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40%
dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit
36
tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera
- Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya
perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa
penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi
HPV TES
Tes HPV juga berguna untuk menginterpretasikan hasil samar-samar dari tes
atipikal signifikansi ditentukan (ascus) dan tes HPV positif, maka pemeriksaan
Uji DNA HPV telah dipakai sebagai uji tambahan paling efektif cara
mendeteksi keberadaan HPV sedini mungkin. Uji DNA HPV dapat mengetahui
golongan hr-HPV atau Ir-HPV dengan menggunakan tekhnik HCII atau dengan
metode PCR, uji DNA HPV juga dapat melihat genotipe HPV dengan metode DNA-
HPV Micro Array System, Multiplex HPV Genotyping Kit, dan Linear Array HPV
Genotyping Test.
37
Metode Multiplex HPV Genotyping Kit digunakan untuk mendeteksi 24 genotipe
HPV. Metode DNA-HPV Micro Array digunakan untuk mendeteksi 21 genotipe HPV.
Metode Linear Array HPV Genotyping Test digunakan untuk mendeteksi 37 genotipe
HPV.
the American College of Obstetricians and Gynecologists, the American Society for
Colposcopy and Cervical Pathology, dan the US Preventive Services Task Force
hubungan seksual (vaginal intercourse) selama kurang lebih tiga tahun dan
umurnya tidak kurang dari 21 tahun saat pemeriksaan. Hal ini didasarkan pada
karsinoma serviks berasal lebih banyak dari lesi prekursornya yang berhubungan
dengan infeksi HPV onkogenik dari hubungan seksual yang akan berkembang
lesinya setelah 3-5 tahun setelah paparan pertama dan biasanya sangat jarang pada
Paps smear untuk wanita dengan usia di atas 30 tahun. Penelitian dalam skala
besar mendapatkan bahwa Paps smear negatif disertai DNA HPV yang negatif
pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita dengan umur diatas 30 tahun karena
prevalensi infeksi HPV menurun sejalan dengan waktu. Infeksi HPV pada usia 29
tahun atau lebih dengan ASCUS hanya 31,2% sementara infeksi ini meningkat
sampai 65% pada usia 28 tahun atau lebih muda. Walaupun infeksi ini sangat
38
sering pada wanita muda yang aktif secara seksual tetapi nantinya akan mereda
seiring dengan waktu. Sehingga, deteksi DNA HPV yang positif yang ditemukan
kemudian lebih dianggap sebagai HPV yang persisten. Apabila ini dialami pada
wanita dengan usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko kanker
serviks.
Thinprep atau sitologi serviks dengan liquid-base method setiap 1-3 tahun.
pemeriksaan DNA HPV. Bila keduanya negatif maka pemeriksaan diulang 3 tahun
kemudian.
- Skrining dihentikan bila usia mencapai 70 tahun atau telah dilakukan 3 kali
KOLPOSKOPI
alat yang dapat disamakan dengan mikroskop pembesaran rendah dengan sumber
cahaya di dalam.12
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Kolposkopi
39
bentuknya (Tischler, Burke, Kevorkian dan Effendorfer). Forsep biopsi memiliki
c) Kuret endoserviks
Kuret endoserviks berbentuk batang panjang tahan karat terdiri dari tempat
d) Spekulum
e) Pengait serviks (tenakulum)
f) Spekulum endoserviks
g) Retraktor dinding vagina
2. Bahan
a) Asam asetat terlarut atau cuka
vinegar. Hasil acetowhiteness dari epitel dapat menunjukkan suatu proses jinak atau
neoplastik.
b) Lugol
40
kondisi metaplasia pewarnaan yang timbul bervariasi, sedangkan epitel kolumnar
c) Larutan Monsel
d) Perak nitrat
Batang perak nitrat dapat digunakan untuk tujuan hemostasis. Bahan ini berguna bila
monsel. Sama halnya dengan larutan monsel perak nitrat akan mengganggu
C. Teknik pemeriksaan
kolposkopi dinyalakan
41
- Tergantung pada indikasi kolposkopi, vulva dapat dilihat dengan kolposkopi.
Asam aseat 3-5 % dapat digunakan untuk mempermudah melihat epitel. Bila
terlihat daerah abnormal, maka segera dilakukan biopsi vulva. Beberapa ahli
selesai.
- Dimasukkan spekulum ukuran paling besar
- Servik harus dapat dilihat sempurna, kadang perlu dilakukan usapan mukus
yang menutupi serviks. Bila posisi serviks kurang pas maka dapat diselipkan
makroskopis
- Pola pembuluh darah dinilai dengan tabir/saringan berwarna hijau dengan
perbesaran rendah dan tinggi. Asam asetat sebaiknya baru digunakan setelah
serviks basah, diikuti asam asetat terlarut untuk menjamin terjadinya reaksi
Dengan menghilangnya reaksi ini maka gambaran mosaik pembuluh darah akan
menjadi lebih jelas karena kontras dengan jaringan sekitarnya. Bila terlihat
42
- Bila memungkinkan di ambil sampel endoserviks dengan kuret endoserviks atau
kedalam os servikalis dan seluruh kanalis dikuret dengan tarikan definitif. Sampel
melakukan biopsy.
- Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja, yaitu portio. Sedang
a. Benign:
2. Ectopi
3. Zona transformasi
4. Perubahan peradangan
b. Suspek:
1. Leukoplakia
3. Papillary punctation
4. Mosaik
43
5. Transformasi yang atypia
2.2.7 PENATALAKSANAAN
histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker serviks saat
didiagnosis.
Dikenal beberapa tindakan dalam tata laksana kanker serviks antara lain:
Tindakan observasi dilakukan pada tes Pap dengan hasil HPV, atipia, NIS 1
yang termasuk dalam lesi intraepitelial skuamosa derajad rendah (LISDR). Terapi nis
dengan destruksi dapat dilakukan pada LISDR dan LISDT (Lesi intraeoitelial serviks
derajat tinggi). Demikian juga terapi eksisi dapat ditujukan untuk LISDR dan LISDT.
Perbedaan antara terapi destruksi dan terapi eksisi adalah pada terapi destruksi tidak
mengangkat lesi tetapi pada terapi eksisi ada spesimen lesi yang diangkat.
44
Terapi NIS dengan destruksi lokal
mengandung epitel abnormal yang nkelak akan digantikan dengan epitel skuamosa
yang baru. 11
bagian yang sakit sampai dengan suhu 00 C. Pada suhu sekurang-kurangnya 250C
sel-sel jaringan termasuk NIS akan mengalami nekrosis. Sebagai akibat dari
pembekuan sel-sel tersebut, terjadi perubahan tingkat seluller dan vaskular, yaitu: 1.
terganggu; 3. Syok termal dan denaturasi kompleks lipid protein; dan 4. Status umum
sistem mikrovaskular. Pada saat ini hampir semua alat menggunakan N20.
3mm. Lesi NIS 1 yang kecil di lokasi yang keseluruhannya terlihat pada umumnya
kedalaman 1cm) dan efektif dibandingkan elektrokauter tapi harus dilakukan dengan
anestesia umum. Tetapi fisiologi serviks dapat dipengaruhi, dianjurkan hanya terbatas
45
CO2 Laser adalah muatan listrik yang berisi campuran gas helium, nitrogen dan gas
CO2 yang menimbulkan sinar laser dengan gelombang 10,6 u. Perbedaan patologis
serviks dan kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi. Digunakan untuk diagnosa
Punch Biopsi yaitu menggunakan alat yang tajam untuk menjumput sampel kecil
jaringan serviks. 12
46
Loop electrosurgical excision procedure (LEEP): menggunakan arus listrik yang
dilewati pada kawat tipis untuk memotong jaringan abnormal kanker serviks. 11
dari vagina, dan kelenjar getah bening di panggul. Pilihan ini dilakukan untuk wanita
dengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari. 12
47
Histerektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat
Umur pasien sebaiknya sebelum menopause, atau bila keadaan umum baik,
dapat juga pada pasien yang berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga
harus bebas dari penyakit umum (resiko tinggi) seperti: penyakit jantung,
48
2. Terapi Kanker Serviks Invasif
A. Pembedahan
B. Radioterapi
Terapi ini menggunakan sinar ionisasi (sinar X) untuk merusak sel-sel kanker.
Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks serta mematikan
parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks stadium II B, III, IV
49
diobati dengan radiasi. Metoda radioterapi disesuaikan dengan tujuannya yaitu
tujuan pengobatan kuratif atau paliatif. Pengobatan kuratif ialah mematikan sel
kanker serta sel yang telah menjalar ke sekitarnya dan atau bermetastasis ke kelenjar
jaringan sehat di sekitar seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter.
Radioterapi dengan dosis kuratif hanya akan diberikan pada stadium I sampai III B.
Bila sel kanker sudah keluar rongga panggul, maka radioterapi hanya bersifat
paliatif yang diberikan secara selektif pada stadium IV A. Ada 2 macam radioterapi,
yaitu :
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak
langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu
penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-
2 minggu. 12
50
Biasanya, selama menjalani radioterapi penderita tidak boleh melakukan
hubungan seksual. Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan
seksual. Untuk mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan
pelumas dengan bahan dasar air. Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering
berkemih.
C. Kemoterapi
kemoterapi tegantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiagnosis. Beberapa
diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan adjuvant.
dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh. Jika kanker
menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk
memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi telah digunakan
untuk penyakit metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal belum
memberikan keuntungan yang memuaskan. Contoh obat yang digunakan pada kasus
(Platamin Veble Bleomycin) dan lain lain. Cara pemberian kemoterapi dapat
51
Obat kemoterapi yang paling sering digunakan sebagai terapi awal / bersama
terapi radiasi pada stage IIA, IIB, IIIA, IIIB, and IVA adalah cisplatin, flurouracil.
Sedangkan Obat kemoterapi yang paling sering digunakan untuk kanker serviks
disetujui untuk digunakan bersama dengan cisplastin untuk kanker serviks stage
lanjut, dapat digunakan ketika operasi / radiasi tidak dapat dilakukan atau tidak
menampakkan hasil; kanker serviks yang timbul kembali / menyebar ke organ lain.
D. Terapi paliatif
52
pengontrol sakit (pain control). Manajemen Nyeri Kanker Berdasarkan kekuatan
a. Nyeri ringan (VAS 1-4) : obat yang dianjurkan antara lain Asetaminofen,
b. Nyeri sedang (VAS 5-6) : obat kelompok pertama ditambah kelompok opioid
c. Nyeri berat (VAS 7-10) : obat yang dianjurkan adalah kelompok opioid kuat
2.2.8. PROGNOSIS
a. Umur penderita
b. Keadaan umum
53
III Meluas ke dinding pelvis dan atau 33
sepertiga bawah vagina atau
hidronefrosis
IV Menyerang mukosa kandung kemih 7
atau rektum atau meluas keluar
pelvis sebenarnya
Ciri-ciri Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul
gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki resiko tinggi terjadinya
rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan
54
BAB III
KESIMPULAN
Kanker Serviks adalah keganasan primer yang terjadi pada serviks uteri yang
berasal dari metaplasia epitel di daerah SCJ. Kanker serviks berkembang secara
bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang
mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan
epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia
berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi
menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat
urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasarkan data dari Patologi Anatomi
Klasifikasi kanker dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (1) klasifikasi berdasarkan
histopatologi, (2) klasifikasi berdasarkan terminologi dari sitologi serviks, dan (3)
kanker serviks adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV). HPV tersebar
luas, dapat menginfeksi kulit dan mukosa epitel. Faktor predisposisi: pola hubungan
konfirmasi histopatologi dari hasil biopsi lesi sebelum sebelum pemeriksaan dan
55
tatalaksana lebih lanjut dilakukan. Vaksin merupakan cara terbaik dan langkah
perlindungan paling aman bagi wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18. Vaksin akan
menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi. Terapi
dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan
pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker serviks saat
a. Umur penderita
b. Keadaan umum
Kanker serviks adalah penyakit yang dapat dicegah melalui deteksi perubahan
prakanker pada serviks dengan tes skrining serviks (Papanicolaou smear juga disebut
Pap smear). Perubahan prekanker ini jika diobati dapat mencegah kemajuan kanker.
Ada masa transisi yang panjang dari tahap prekanker hingga kanker serviks yang
terus terang, yang memungkinkan waktu yang cukup untuk skrining, deteksi dan
56
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Pathological Basic of Disease. 9th edition.
and Mortality Worldwide: IARC CancerBase No. 11. Lyon, France: International
Kemenkes RI
5. Naidu Sl, et al. 2015. Knowledge, Attitude, Practice, and Barriers regarding
cervical cancer its screening using Pap smear, in rural women of Ba, Nadi, Fiji.
6. Moore, K.L., Dalley, A.I. 2009. Clinically Oriented Anatomy. 6th edition.
7. Junquiera L, Carneiro J, Kelley O. 2009. Teks dan atlas histologi dasar. Edisi
57
8. FIGO Committee on Gynecologic Oncology: FIGO staging for carcinoma of the
vulva, cervix, and corpus uteri. Int J Gynaecol Obstet 125 (2): 97-8,
Society Guideline for the Early Detection of Cervical Neoplasia and Cancer. CA
2015.
13. American Cancer Society. New Screening Guidlines for Cervical Cancer. 2012.
Available at : http://www.cancer.org/cancer/news/new-screening-guidelines-for-
58