K E L O M P O K 11 :
B AY U K R I S N A N TA B2001006
R E T N O W I D YA S T U T I
B2001024
S U TA R N O E K O P R A S E T YA B2001031
PENGERTIAN
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya
kelainan fungsi jantung yang berakibat gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh
pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
ETIOLOGI
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4
kelainan fungsional :
◦ Kelas I : Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
◦ Kelas II : Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
◦ Kelas III : Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
◦ Kelas IV : Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
Klasifikasi berdasar fungsi
Sistolik Heart Failure
Diastolik Heart Failure
Definisi Jantung adalah sebuah organ tubuh manusia yang berongga serta berotot yang berperan dalam sistem
peredaran darah manusia. Jantung mengendalikan seluruh kegiatan peredarah darah, dengan melibatkan
pembuluh darah sebagai salurannya. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh melalui kontraksi berirama
dengan bantuan listrik jantung. Darah ini dipompa ke seluruh tubuh dan jantung itu sendiri
Topografi jantung
Jantung berada di mediastinum (rongga dalam
cavum thorak) didalam rongga berisi cairan yang
disebut rongga perikardial. Dinding dan lapisan
rongga perikardial ini memiliki sebutan perikardium.
Pada gambar anatomi jantung, tampak perikardium
berada pada bagian tengah.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang
menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung
selama berdenyut dan mencegah gesekan yang
menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan
menahan jantung untuk tetap berada dalam
posisinya
Pemukaan luar jantung dan batasnya
Basis Cordis Basis ini tersusun oleh : atrium dextra, atrium sinistra dan bagian
proximal pembuluh darah besar
Apeks jantung adalah bagian luar jantung yang terletak di paling ujung. Apeks
biasanya terletak di midklavikula sinistra setinggi interkosta ke-4 atau 5,
sekitar 8 hingga 9 cm dari garis mid-sternal. Apeks jantung mengarah ke
bawah, depan, dan kiri, dan bertumpang tindih dengan paru-paru kiri dan
pleura
facies sternocostalis (anterior), dibentuk terutama oleh ventrikel dextra
facies diafragmatica, dibentuk terutama oleh ventrikel sinistra dan sebagian
ventrikel dextra; dan centrum tendineum diaphragma
facies pulmonalis, dataran disebelah kiri kranial dan dorsal lateral, dibentuk
oleh terutama ventrikel sinistra
Margo acutus batas sisi kanan (lebih panjang)
Margo Obsutus Batas sisi Kiri (lebih pendek)
Ruang Permukaan dalam Jantung
Sistem peredaran darah
1. Sirkulasi sistemik
2. Sirkulasi Koroner
Sistem Konduksi Jantung
• Nodus sino – atrial (SA Node) – Merupakan tonjolan di
atrium dexter tepi kanan muara v.cava superior. –
Kontraksi Kontraksi otot jantung jantung ditimbulkan
ditimbulkan oleh impulsimpuls yang dikeluarkan oleh
nodus ini sehingga SA Node disebut sebagai pace maker –
Impuls diteruskan melalui serabut-serabut pada dinding
atrium menuju ke nodus atrio – ventricular
Nodus atrioventricular (AV node) – Terletak di dorsocaudal
septum interatriale dekat muara sinus coronarius menuju
fasciculus atrioventricular (Bundle of His)
• Bundle of His – Berjalan di septum interventriculare pars
membranacea dan pecah menjadi crus sinister dan crus
dexter dikiri dan kanan septum interventriculare pars
muscularis
Cardiac output dan Stroke volume
Cardiac output jumlah volume darah yang dipompa jantung
dalam satu menit, di mana merupakan kombinasi perkalian
antara volume sekuncup (stroke volume)dan detak jantung
dalam semenit (heart rate). Cardiac output orang
dewasa normal adalah: 4-8 L/menit.
stroke volume Stroke volume (isi sekuncup)
adalah volume atau jumlah darah yang di pompa oleh
jantung pada setiap denyutannya.stroke volume
nomalsekitar 70 ml perdenyutan
PATOISIOLOGI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Terapi Farmakologis :
◦ Glikosida jantung
◦ Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Efek
yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
◦ Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus
hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
◦ Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan
kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN
Pengkajian Primer
◦ Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
◦ Breathing : dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
◦ Circulation :Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung,
irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit,
kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
Pengkajian Sekunder:
◦ Aktifitas/istirahat : Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status
mental, tanda vital berubah saat beraktifitas
◦ Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
◦ Eliminasi : Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare / konstipasi
◦ Makanana/cairan : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi
garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll
◦ Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
◦ Neurosensori : Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
◦ Nyeri/kenyamanan : Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
◦ Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau
peningkatan isi sekuncup ( D.0008)
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru ( D. 0005)
3. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat dan penurunan curah jantung. (D.0003)
4. Resiko syock kardiogenik b/d berkurangnya curah jantung ( D.0039)
5. Resiko cidera b/d gangguan kesadaran / penurunan kesadaran. ( D0136)
6. Gangguan eliminasi urine b/d penurunan aliran darah ke ginjal ( D0040)
7. Intoleransi Aktifitas b/d penurunan aliran darah sistemik , suplai oksigen ketubuh berkurang. ( D0056)
8. Deficit nutrisi b/d distensi abdomen akibat peningkatan tekanan vena sistemik. ( D0019)
9. Gangguan Integritas Kulit b/d bedrest total (D.0129)
10. Hipervolemia b/d edeme extremitas (D.0022)
INTERVENSI KEPERAWATAN
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
3. Gangguan Pertukaran Gas D.0003 INTERVENSI KEPERAWATAN SIKI: Pemantauan Respirasi (I.01014)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …. maka Pertukaran Gas Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Definisi Meningkat (L.01002) dengan kriteria hasil: Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi Tingkat kesadaran meningkat Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
Monitor kemampuan batuk efektif
Dispnea menurun Monitor adanya produksi sputum
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler Bunyi nafas tambahan menurun Monitor adanya sumbatan jalan napas
Penyebab Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Pusing menurun Auskultasi bunyi napas
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi AGD membaik Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Perubahan membrane alveolus-kapiler Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Gejala dan tanda mayor Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Subjektif : Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Dispnea Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen ((I.01026)
Objektif : Observasi
PCO2 meningkat atau menurun Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
PO2 meningkat atau menurun Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
pH arteri meningkat atau menurun Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa gas darah ),
jika perlu
Takikardia Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Bunyi Napas tambahan Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Gejala dan tanda minor Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trachea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Subjektif : Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Pusing Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
Penglihatan kabur Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
4 Hipervolemia (D.0022)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan intervensi
SIKI: Manajemen Hipervolemia (I.03114)
Observasi
Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular. 1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
keperawatan selama ..... maka 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
3. Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO jika
Penyebab
Gangguan mekanisme regulasi
Keseimbangan Cairan (L.05020) tersedia
4. Monitor intaje dan output cairan
Kelebihan asupan cairan Meningkat dengan kriteia hasil : 5. Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN, hematocrit, berat jenis
Kelebihan asupan natrium urine)
gangguan aliran balik vena 1.Edeme menurun 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
Efek agen farmakologis (mis. kartikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
tryptilinescarbamazepine) 8. Monitor efek samping diuretik
2.Ancietas menurun terapeutik
9. Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
Gejala dan Tanda Mayor 10. Batasi asupan cairan dan garam
Subjektif 11. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Ortopnea
Dispenea edukasi
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) 12. Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
13. Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
Objektif 14. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
15. Ajarkan cara membatasi cairan
Ederma anasarka dan/atau ederma perifer
kolaborasi
Berat badan meningkat dalam waktu singkat 1. Kolaborasi pemberian diuritik
Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP) meningkat 2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
Refleks hepatojugular positif 3. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
pemantauan Cairan (I.03121)
Gejala dan Tanda Minor observasi
Subjektif 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
(tidak tersedia) 2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
Objektif 5. Monitor waktu pengisian kapiler
Ditensi vena jugularis 6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
Terdengar suara nafas tembahan 7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
Hepatomegali 8. Monitor kadar albumin dan protein total
Kadar Hb/Ht turun 9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit,
Oliguria natrium, kalium, BUN)
Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif) 10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Kongesti paru
menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular positif, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
12. Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
13. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
14. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
KESIMPULAN
Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom. Congestive heart failure (CHF)
adalah sindrom yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Sindrom gagal
jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup
tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung
umur/age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45
tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.
Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari
CHF yang meningkat juga. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang
mempunyai hipertensi, maka mungkin berakhir dengan CHF. Selain itu semakin
membaiknya angka keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan,
menyebabkan meningkatnya jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.