Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan pada Pasien Gagal Jantung

K E L O M P O K 11 :

B AY U K R I S N A N TA B2001006

R E T N O W I D YA S T U T I
B2001024

S U TA R N O E K O P R A S E T YA B2001031
PENGERTIAN

 Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya
kelainan fungsi jantung yang berakibat gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.

 Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh
pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
ETIOLOGI

◦ Kelainan otot jantung


◦ Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung.
◦ Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
◦ Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
◦ Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara
langsung mempengaruhi jantung.
MANIFESTASI KLINIS

Kriteria mayor terdiri dari: Kriteria minor terdiri dari:

◦ Dispnea nokturnal paroksismal ◦ Edema pergelangan kaki


atau ortopne ◦ Batuk malam hari
◦ Peningkatan vena jugularis ◦ Dyspnea
◦ Ronchi basah tidak nyaring ◦ Hepatemogali
◦ Kardiomegali ◦ Efusi pleura
◦ Edema paru akut ◦ Kapasitas vital berkurang menjadi
◦ Irama derap S3 maksimum
◦ Peningkatan tekanan vena > 16 ◦ Takikardi (>120 x/ menit)
cm H2O
◦ Refluks hepatojugular
KLASIFIKASI

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4
kelainan fungsional :
◦ Kelas I : Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
◦ Kelas II : Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
◦ Kelas III : Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
◦ Kelas IV : Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
Klasifikasi berdasar fungsi
Sistolik Heart Failure
Diastolik Heart Failure

Klasifikasi berdasar Letak


gagal jantung kanan
gagal jantung kiri

Klasifikasi berdasar onsite


gagal jantung akut
gagal jantung kronik
ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG

Definisi Jantung adalah sebuah organ tubuh manusia yang berongga serta berotot yang berperan dalam sistem
peredaran darah manusia. Jantung mengendalikan seluruh kegiatan peredarah darah, dengan melibatkan
pembuluh darah sebagai salurannya. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh melalui kontraksi berirama
dengan bantuan listrik jantung. Darah ini dipompa ke seluruh tubuh dan jantung itu sendiri
Topografi jantung
Jantung berada di mediastinum (rongga dalam
cavum thorak) didalam rongga berisi cairan yang
disebut rongga perikardial. Dinding dan lapisan
rongga perikardial ini memiliki sebutan perikardium.
Pada gambar anatomi jantung, tampak perikardium
berada pada bagian tengah.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang
menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung
selama berdenyut dan mencegah gesekan yang
menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan
menahan jantung untuk tetap berada dalam
posisinya
Pemukaan luar jantung dan batasnya
Basis Cordis Basis ini tersusun oleh : atrium dextra, atrium sinistra dan bagian
proximal pembuluh darah besar
Apeks jantung adalah bagian luar jantung yang terletak di paling ujung. Apeks
biasanya terletak di midklavikula sinistra setinggi interkosta ke-4 atau 5,
sekitar 8 hingga 9 cm dari garis mid-sternal. Apeks jantung mengarah ke
bawah, depan, dan kiri, dan bertumpang tindih dengan paru-paru kiri dan
pleura
facies sternocostalis (anterior), dibentuk terutama oleh ventrikel dextra
facies diafragmatica, dibentuk terutama oleh ventrikel sinistra dan sebagian
ventrikel dextra; dan centrum tendineum diaphragma
facies pulmonalis, dataran disebelah kiri kranial dan dorsal lateral, dibentuk
oleh terutama ventrikel sinistra
Margo acutus batas sisi kanan (lebih panjang)
Margo Obsutus Batas sisi Kiri (lebih pendek)
Ruang Permukaan dalam Jantung
Sistem peredaran darah
1. Sirkulasi sistemik
2. Sirkulasi Koroner
Sistem Konduksi Jantung
• Nodus sino – atrial (SA Node) – Merupakan tonjolan di
atrium dexter tepi kanan muara v.cava superior. –
Kontraksi Kontraksi otot jantung jantung ditimbulkan
ditimbulkan oleh impulsimpuls yang dikeluarkan oleh
nodus ini sehingga SA Node disebut sebagai pace maker –
Impuls diteruskan melalui serabut-serabut pada dinding
atrium menuju ke nodus atrio – ventricular
Nodus atrioventricular (AV node) – Terletak di dorsocaudal
septum interatriale dekat muara sinus coronarius menuju
fasciculus atrioventricular (Bundle of His)
• Bundle of His – Berjalan di septum interventriculare pars
membranacea dan pecah menjadi crus sinister dan crus
dexter dikiri dan kanan septum interventriculare pars
muscularis
Cardiac output dan Stroke volume
Cardiac output jumlah volume darah yang dipompa jantung
dalam satu menit, di mana merupakan kombinasi perkalian
antara volume sekuncup (stroke volume)dan detak jantung
dalam semenit (heart rate). Cardiac output orang
dewasa normal adalah: 4-8 L/menit.
stroke volume Stroke volume (isi sekuncup)
adalah volume atau jumlah darah yang di pompa oleh
jantung pada setiap denyutannya.stroke volume
nomalsekitar 70 ml perdenyutan
PATOISIOLOGI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

◦ Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema


atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
◦ EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram.
◦ Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya
kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
PENATALAKSANAAN

Terapi Non Farmakologis


◦ Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
◦ Oksigenasi
◦ Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau menghilangkan oedema.

Terapi Farmakologis :
◦ Glikosida jantung
◦ Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Efek
yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
◦ Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus
hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
◦ Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan
kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN

Pengkajian Primer
◦ Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
◦ Breathing : dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
◦ Circulation :Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung,
irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit,
kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema

Pengkajian Sekunder:
◦ Aktifitas/istirahat : Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status
mental, tanda vital berubah saat beraktifitas
◦ Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
◦ Eliminasi : Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare / konstipasi
◦ Makanana/cairan : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi
garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll
◦ Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
◦ Neurosensori : Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
◦ Nyeri/kenyamanan : Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
◦ Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau
peningkatan isi sekuncup ( D.0008)
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru ( D. 0005)
3. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat dan penurunan curah jantung. (D.0003)
4. Resiko syock kardiogenik b/d berkurangnya curah jantung ( D.0039)
5. Resiko cidera b/d gangguan kesadaran / penurunan kesadaran. ( D0136)
6. Gangguan eliminasi urine b/d penurunan aliran darah ke ginjal ( D0040)
7. Intoleransi Aktifitas b/d penurunan aliran darah sistemik , suplai oksigen ketubuh berkurang. ( D0056)
8. Deficit nutrisi b/d distensi abdomen akibat peningkatan tekanan vena sistemik. ( D0019)
9. Gangguan Integritas Kulit b/d bedrest total (D.0129)
10. Hipervolemia b/d edeme extremitas (D.0022)
INTERVENSI KEPERAWATAN
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

D.0008 Penurunan Curah SIKI : Perawatan jantung (I.02075)


1 SLKI : Setelah dilakukan asuhan Observasi
Jantung. keperawatan selama ..... jam  Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan, adema ortopnea
Ketidakadekuatan jantung diharapkan keadekuatan curah paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
memompa darah untuk jantung (L.02008) kembali  Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat badan,
memenuhi kebutuhan hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
metabolisme tubuh. meningkat dengan kriteria:
Kekuatan nadi perifer meningkat  Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
berhubungan dengan:  Monitor intake dan output cairan
Perubahan irama jantung Ejection fraction meningkat  Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Perubahan frekuensi jantung Stroke volume meningkat  Monitor saturasi oksigen
Perubahan kontraktilitas Palpitasi menurun  Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
Perubahan preload Bradikardia menurun  Monitor EKG 12 sadapan
Perubahan afterload Takikardia menurun  Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
   Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-BNP)
Gambaran EKG aritmia menurun  Monitor fungsi alat pacu jantung
Lelah menurun  Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas
Edema menurun  Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker, ACEinhibitor,
Dispnea menurun calcium channel blocker, digoksin)
Distensi vena jugularis menurun Terapeutik
 Berikan lingkungan yang tenang
Oliguria menurun  Pasang jalan nafas buatan jika perlu
Sianosis menurun  Pasang akses intravena
Murmur jantung menurun  Pasang monitor jantung
Paroxysmal nocturnal dispnea  Rekam EKG 12 sadapan
menurun  Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian obat yang dapat memperpanjang interval QT
 Lakukan manuver valsava
Hepatomegali menurun  Lakukan masase karotis unilateral
Pulmonary vascular resistance ( PVR)  Berikan oksigen sesuai indikasi
Tekanan darah membaik  Siapkan pemasangan ICD
Capillary refill time membaik Kolaborasi
Central venous presure membaik  Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cardioversi, jika perlu
 Kolaborasi pemberian defibrilasi, jika perlu 
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

D.0005 Pola Nafas Tidak Efektif SIKI: Pemantauan Respirasi (I.01014)


2 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama .....
Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
maka Pola Nafas Membaik (L.01004) dengan
Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
kriteria hasil:  Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
Penyebab
 Depresi pusat pernapasan • Ventilasi semenit meningkat Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
 Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, • Kapasitas vital meningkat  Monitor kemampuan batuk efektif
kelemahan otot pernapasan)  Monitor adanya produksi sputum
• Tekanan ekspirasi meningkat  Monitor adanya sumbatan jalan napas
 Deformitas dinding dada
 Deformitas tulang dada • Tekanan inspirasi meningkat  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Gangguan neuro muskular • Dispnea menurun  Auskultasi bunyi napas
 Gangguan neurologis (mis. Elektroensefalogram (EEG) • Penggunaan otot bantu menurun  Monitor saturasi oksigen
positif, cedera kepala, gangguan kejang)  Monitor nilai AGD
 Imaturitas neurologis • Ortopnea menurun
 Monitor hasil x-ray toraks
 Penurunan energi • Pernafasan pursed-lip menurun Terapeutik
 Obesitas • Pernafasan cuping hidung menurun
 Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru  Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 Sindrom hipoventilasi • Frekuensi nafas membaik  Dokumentasikan hasil pemantauan
 Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas) • Kedalaman nafas membaik Edukasi
 Cedera pada medulla spinalis • Ekskursi dada membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Efek agen farmakologis  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 Kecemasan Menejemen Jalan Napas (I. 01011)
  Observasi
Gejala dan tanda mayor  Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Subjektif :  Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
 Dispnea
kering)
Objektif :
 Penggunaan otot bantu pernafasan  Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
 Fase ekspirasi memanjang Terapeutik
 Pola nafas abnormal  Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
  jika curiga trauma cervical)
Gejala dan tanda minor  Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Subjektif :  Berikan minum hangat
 Ortopnea  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Objektif :  Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Pernafasan pursed-lip
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum
 Pernafasan cuping hidung
 Diameter thoraks anterior-posterior meningkat  Penghisapan endotrakeal
 Ventilasi semenit menurun  Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
 Kapasitas vitas menurun  Berikan oksigen, jika perlu
 Tekanan eksiprasi menurun Edukasi
 Tekanan inspirasi menurun  Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
 Ekskursi dada berubah  Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

3. Gangguan Pertukaran Gas D.0003 INTERVENSI KEPERAWATAN SIKI: Pemantauan Respirasi (I.01014)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …. maka Pertukaran Gas Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Definisi Meningkat (L.01002) dengan kriteria hasil:  Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi  Tingkat kesadaran meningkat Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Dispnea menurun  Monitor adanya produksi sputum
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler  Bunyi nafas tambahan menurun  Monitor adanya sumbatan jalan napas
Penyebab  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Pusing menurun  Auskultasi bunyi napas
 Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi  AGD membaik  Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Perubahan membrane alveolus-kapiler    Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Gejala dan tanda mayor  Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Subjektif : Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Dispnea  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 
Terapi Oksigen ((I.01026)
Objektif : Observasi
 PCO2 meningkat atau menurun  Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor posisi alat terapi oksigen
 PO2 meningkat atau menurun  Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
 pH arteri meningkat atau menurun  Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa gas darah ),
jika perlu
 Takikardia  Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
 Monitor tanda-tanda hipoventilasi
 Bunyi Napas tambahan  Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
   Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Gejala dan tanda minor  Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trachea, jika perlu
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
Subjektif :  Berikan oksigen tambahan, jika perlu
 Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
 Pusing  Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
 Penglihatan kabur Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
N0 DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

4 Hipervolemia (D.0022)
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan intervensi
SIKI: Manajemen Hipervolemia (I.03114)
Observasi
Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular. 1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
  keperawatan selama ..... maka 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
3. Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO jika
Penyebab
Gangguan mekanisme regulasi
Keseimbangan Cairan (L.05020) tersedia
4. Monitor intaje dan output cairan
Kelebihan asupan cairan Meningkat dengan kriteia hasil : 5. Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN, hematocrit, berat jenis
Kelebihan asupan natrium urine)
gangguan aliran balik vena 1.Edeme menurun 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
Efek agen farmakologis (mis. kartikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
tryptilinescarbamazepine) 8. Monitor efek samping diuretik
  2.Ancietas menurun terapeutik
9. Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
Gejala dan Tanda Mayor 10. Batasi asupan cairan dan garam
Subjektif 11. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Ortopnea  
Dispenea edukasi
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) 12. Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
  13. Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
Objektif 14. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
15. Ajarkan cara membatasi cairan
Ederma anasarka dan/atau ederma perifer
kolaborasi
Berat badan meningkat dalam waktu singkat 1. Kolaborasi pemberian diuritik
Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP) meningkat 2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
Refleks hepatojugular positif 3. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
  pemantauan Cairan (I.03121)
Gejala dan Tanda Minor observasi
Subjektif 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
(tidak tersedia) 2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
 
4. Monitor berat badan
Objektif 5. Monitor waktu pengisian kapiler
Ditensi vena jugularis 6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
Terdengar suara nafas tembahan 7. Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
Hepatomegali 8. Monitor kadar albumin dan protein total
Kadar Hb/Ht turun 9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit,
Oliguria natrium, kalium, BUN)
Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif) 10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
Kongesti paru
menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit
  meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular positif, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
12. Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
13. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
14. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
KESIMPULAN

Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom. Congestive heart failure (CHF)
adalah sindrom yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Sindrom gagal
jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup
tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk.  Prevalensi CHF adalah tergantung
umur/age-dependent.  Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45
tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.

Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari
CHF yang meningkat juga.  Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang
mempunyai hipertensi, maka mungkin berakhir dengan CHF.  Selain itu semakin
membaiknya angka keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan,
menyebabkan meningkatnya jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.

Anda mungkin juga menyukai