Anda di halaman 1dari 112

IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS (AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE)


MODIFIKASI TERHADAP RESPONSE TIME PERAWAT
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

ANALITIK KORELATIF

Oleh:

SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


NIM. 131711123014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS (AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE)


MODIFIKASI TERHADAP RESPONSE TIME PERAWAT
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

ANALITIK KORELATIF

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatn
Universitas Airlangga

Oleh:

SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


NIM. 131711123014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

ii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MOTTO

Trust in the LORD with all your heart and lean not on your own
understanding; in all your ways submit to Him and He will make your
paths straight
PROVERBS 3:5-6

vii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur bagi Allah yang Maha Kuasa pencipta langit, bumi
dan segala isinya. Hanya oleh anugerah-Nya semata peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage
Scale) Modifikasi Terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat
Darurat”

Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya peneliti sampaikan


kepada Ibu Harmayetty, S.Kp., M.Kes., selaku pembimbing pertama dan Ibu
Laily Hidayati, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing kedua, yang dengan penuh
perhatian,dan kesabaran selalu meluangkan waktu, memberikan arahan dan
bimbingan serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga peneliti


sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I, Ibu Eka Mishbahatul
Mar’ah Has S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan II dan Dr. Ah. Yusuf S.
S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah memberikan arahan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga..
3. Ibu Tiyas Kusumaningrum,S.Kep, Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
S 1 Pendidikan Ners Universitas Airlangga Surabaya yang telah memfasilitasi
kelancaran perkuliahan Program Studi S1 Pendidikan Ners.
4. Ibu Dr. Ninuk Dian Kurniati, S.Kep, Ns., MANP dan Ibu Nadia Rohmatul
S.Kep, NS., M.Kep selaku Penguji seminar Proposal yang telah banyak
memberikan masukan dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. Juga kepada
Bapak Chandra Panji Asmoro S.Kep, NS., M.Kep yang membantu

viii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menggantikan pembimbing 2 pada saat seminar proposal dan telah banyak


memberikan masukan serta perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh rekan-rekan perawat IGD RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes Kupang yang
telah bersedia menjadi responden, terimakasih tidak terhingga peneliti
sampaikan karena sudah bekerjasama dengan baik selama pengambilan data
penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik.
6. Seluruh Staf dan Pengajar Program Studi S1 Pendidikan Ners, yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya melalui kegiatan
perkuliahan dan praktikum. Kepala Ruang Baca Pak Hendy yang setia menunggu
kami para pejuang skripsi menyelesaikan tugas-tugas kami hingga melewati
waktu operasional ruang baca dan untuk Mba Anik yang membantu peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Kementrian Kesehatan melalui PPSDM yang telah memberikan kesempatan
berupa dukungan beasiswa kepada saya untuk menimba ilmu di Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
8. Drg. Dominggus Mingu M.Kes, selaku Direktur RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes
Kupang dan dr.Andre Sinambela Sp. Em, selaku Kepala Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes Kupang yang telah memberikan izin dan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan kepada Ibu Teresia
Surat Bayo, S.Kep.,Ners selaku Kepala Sub Bidang Diklit RSUD Prof..dr.W.Z.
Johannes Kupang.
9. Ibu Yosefina Beluan S.Kep Ns., selaku Kepala ruangan IGD dan Ibu Magda
Kedang SE selaku staf administrasi Ruangan IGD yang telah banyak
membantu dan memfasilitasi peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Suamiku tercinta, Hendro Buky yang telah mensupport penuh serta selalu
menguatkan peneliti ketika hampir menyerah dan yang sudah menjaga anak-
anak selama ibunya melanjutkan studi, I Love you. Kaka Aerybell dan adek
Achiera, anak-anakku tercinta, yang selalu menjadi penghibur dan alasan
mama untuk tetap bertahan ketika merasa lemah. Terimakasih 2 malaikat
kecilku.
11. Keluarga besar Buky dan Banoet, papa mama serta adek-adek juga Nona
Lenny Sakan yang sudah mensupport dan membantu menjaga anak-anak
selama saya melanjutkan study. Tuhan Yesus memberkati kalian.

ix

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12. Semua sahabatku, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ners Alih Jenis
B20, yang setia mensupport peneliti selama perkuliahan dan proses
penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tetapi peneliti
berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari penelitian
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca
pada umumnya.
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan serta kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surabaya, Februari 2019

Peneliti

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

“Hubungan Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) Modifikasi


Terhadap Response Time Perawat
di Instalasi Gawat Darurat”

ABSTRAK

Pendahuluan: Triase merupakan proses memilah pasien menurut tingkat


keparahannnya. Proses triase berperan penting dalam mengatasi alur masuk pasien
di unit gawat darurat sehingga pasien tertangani sesuai kegawatannya dan tidak
terjadi penumpukan dalam ruang gawat darurat. Namun fenomena yang terjadi
dibeberapa rumah sakit, peaksanaan triase ATS masih belum sesuai dengan
standar waktu yang ditetapkan dalam sistem Australasian Triage Scale. Tujuan
dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara penggunaan standar operasional
prosedur penerimaan pasien baru dengan memakai sistem triase ATS
(Australasian Triage Scale) yang dimodifikasi dengan kecepatan response time
perawat instalasi gawat darurat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
analitik korelatif dengan pendekatan study kasus. Total populasi sebesar 31 orang
dan didapatkan sampel 28 orang melalui kriteria inklusi dan esklusi. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Penggunaan ATS (Australasian Triage
Scale) serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah Response Time
perawat. Data didapatkan dengan cara observasi sampel dan dianalisis dengan
menggunakan uji korelasi spearman rho. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara
penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) modifikasi dengan response time
perawat baik di dinas pagi (p=0,720), dinas siang (p=0,866) maupun dinas malam
(p=0,173) Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) modifikasi dan response
time perawat yang sesuai dan cepat ditemukan pada dinas pagi. Diskusi: Dapat
disimpulkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik dari perawat sendiri
maupun dari pihak Rumah sakit. Sebagian besar perawat tidak mendapatkan
pelatihan mengenai triase dan hal ini mempengaruhi skill perawat dalam
melakukan pemilahan pasien. Peneliti selanjutnya dapat menggali faktor-faktor
yang memengaruhi response time perawat (selain faktor penggunaan ATS) dan
dapat mengembangkan instrumen penelitian lembaran observasi dengan
mengambil rujukan dari teori-teori yang ada.

Kata Kunci: ATS (Australasian Triage Scale), Response Time, Perawat Gawat
Darurat

xi

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

Correlations to the Use of ATS (Australasian Triage Scale) Modification


with Nurse Response Time in the Emergency Installation

Analitik korelatif study in emergency unit

By: Sofiyanti Normalinda Banoet

Introduction: Triage is the process of sorting patients according to their severity.


However, the phenomena that occur in the emergency room some hospitals are
different, triage is not carried out according to the standars. This is due to many
factors, one of which is the triage model used. The purpose of this study was to
look at the relationship between the use of Standart Operational Procedure for
admitting new patients using Australasian Triage Scale which was modified with
the speed of response time of nursis in the emergency installation. Method: This
study used correlative analytic design with a case study approach. The total
population is 31 people and a sample of 28 people was obtained through inclusion
and exclusion criteria. The independent variable in this study was the use of ATS
(Australasian Triage Scale) and the dependent variable in this study is the nurse's
Response Time. Data obtained by means of sample observation and analyzed
using the Spearman correlation test rho. Results: There was no relationship
between the use of ATS (Australasian Triage Scale) modification and the
response time of nurses in morning service (p = 0.720), afternoon service (p =
0.866) and night service (p = 0.173) Use of ATS (Australasian Triage Scale) The
appropriate and fast modification and response time of nurses was found at
morning service. Discussion: It can be concluded, this is caused by several factors
both from the nurses themselves and from the hospital side. Most nurses do not
get training in triage and this affects nurses' skills in sorting patients. The next
researcher can explore the factors that influence the nurse's response time (other
than the use of ATS factors) and can develop an observation sheet research
instrument by taking references from existing theories.

Keywords: ATS (Australasian Triage Scale), Response Time, Emergency Nurse

xii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR SURAT PERNYATAAN................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ v
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah penelitian ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................ 4
1.3.2 Tujuan khusus ........................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................. 5
1.4.1 Teoritis ...................................................................................... 5
1.4.2 Praktis ....................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1. Instalasi gawat darurat ....................................................................... 6
2.1.1. Pengertian instalasi gawat darurat ........................................... 6
2.1.2. Sejarah triase gawat darurat ..................................................... 6
2.1.3. Standar pelayanan instalasi gawat darurat di indonesia........... 8
2.1.4. Kompetensi perawat klinis di rumah sakit ............................. 15
2.1.4. Standar perawat gawat darurat ............................................... 27

xiii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.6. Alur pelayanan pasien IGD............................................. 28


2.2. Australasian triage scale (ATS) ...................................................... 33
2.3. Response time triage ........................................................................ 37
2.3.1 Definisi.................................................................................... 37
2.3.2 Beberapa faktor yang memengaruhi response time ............... 37
2.4. Keaslian penelitian ........................................................................... 38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 44
3.1. Kerangka konseptual ........................................................................ 44
3.2. Hipotesis penelitian.......................................................................... 45
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 46
4.1. Desain penelitian............................................................................. 46
4.2. Populasi, sampel, dan teknik sampling ........................................... 46
4.2.1. Populasi ................................................................................. 46
4.2.2. Sampel dan besar sampel ...................................................... 46
4.2.3. Teknik sampling ................................................................... 47
4.3. Variabel penelitian dan definisi operasional ................................... 47
4.4. Instrumen penelitian....................................................................... 48
4.5. Pengambilan dan pengumpulan data ............................................. 49
4.6. Lokasi dan waktu penelitian .......................................................... 49
4.7. Kerangka kerja penelitian .............................................................. 51
4.8. Analisis data ................................................................................... 51
4.9. Etik penelitian ................................................................................ 52
4.10. Keterbatasan penelitian .................................................................. 53
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ..................................... 54
5.1. Gambaran umum hasil penelitian ................................................... 54
5.2. Hasil penelitian ............................................................................... 55
5.2.1. Karakteristik responden ......................................................... 56
5.2.2. Deskripsi hasil penelitian ....................................................... 57
5.2.3. Analisis hasil uji hipotesis .................................................... 60
5.3. Pembahasan..................................................................................... 62
5.3.1. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response
Time perawat di dinas pagi................................................... 62

xiv

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.3.2. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response


Time perawat di dinas siang ................................................. 64
5.3.3. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response
Time perawat di dinas malam............................................... 66
BAB 6 SARAN DAN KESIMPULAN ............................................................... 69
6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 69
6.2. Saran ............................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

xv

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Indikator pelayanan IGD........................................................................16


Tabel 2.2 Waktu tunggu menurut kategori ATS ...................... .............................24
Tabel 2.3 Keaslian penelitian .................................................................................26
Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian...............................................................48
Tabel 5.1 Karakteristik responden .........................................................................59
Tabel 5.2 Penggunaan ATS modifikasi dinas pagi ................................................60
Tabel 5.3 Penggunaan ATS modifikasi dinas siang ..............................................60
Tabel 5.4 Penggunaan ATS modifikasi dinas malam ............................................61
Tabel 5.5 Response time perawat IGD dinas pagi .................................................61
Tabel 5.6 Response time perawat IGD dinas siang ................................................62
Tabel 5.7 Response time perawat IGD dinas malam .............................................62
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat
dinas pagi ...............................................................................................................63
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat
dinas siang ..............................................................................................................63
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat
dinas malam ...........................................................................................................63

xvi

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Pasien RSUD Prof. Dr.W.Z. Johannes .....................16
Gambar 2.2 Alur Triase IGD RSUD Prof. Dr.W.Z. Johannes Kupang .................18
Gambar 2.3 Alur Pelayanan Prioritas 1-Merah IGD..............................................19
Gambar 2.4 Alur Pelayanan Prioritas 2-Kuning ....................................................19
Gambar 2.5 Alur Pelayanan Prioritas 3- Hijau ......................................................20
Gambar 2.6 Triage and Registrasi .........................................................................22
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .........................................................................31
Gambar 4.1 Definisi Operasional Penelitian..........................................................34
Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian ......................................................36

xvii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Kategori penyakit sesuai ATS 1 - 5 .................................................76


Lampiran 2 Lembar permohonan untuk menjadi responden ..............................77
Lampiran 3 Informed consent responden dan peneliti ........................................78
Lampiran 4 Data demografi responden ...............................................................79
Lampiran 5 Lembar observasi response time......................................................80
Lampiran 6 Lembar observasi penggunaan ATS ................................................81
Lampiran 7 Tabulasi Data Responden ................................................................82
Lampiran 8 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas pagi ...............83
Lampiran 9 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas siang ..............84
Lampiran 10 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas malam ...........85
Lampiran 11 Distribusi Frekuensi data demografi...............................................86
Lampiran 12 Distribusi penggunaan ATS............................................................87
Lampiran 13 Distribusi response time perawat ....................................................88
Lampiran 14 Distribusi crosstabulation ...............................................................90
Lampiran 15 Nonparametic correlations ..............................................................92
Lampiran 16 Surat permohonan pengambilan data awal .....................................93
Lampiran 17 Surat perijinan penelitian Fakultas Keperawatan ...........................94
Lampiran 18 Surat keterangan selesai penelitian .................................................95
Lampiran 19 Sertifkat lolos uji etik .....................................................................96

xviii

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daftar Singkatan

ACLS : Advanced Cardio Life Support


AGD : Analisa Gas Darah
ALS : Advanced Life Support
ATS : Australasian Triage Scale
BHD : Bantuan Hidup Dasar
BLS : Basic Life Support
BKKBN : Badan Koordinas Kelurga Berencana Nasional
CAVH : Continous Venous Hemofiltration
CPR : Cardio Pulmonal Resusitation
CVVH : Continous Venous Hemofiltration
DEPKES : Departemen Kesehatan
EKG : Elektrokardiogram
ENPC : Emergency Nurse Pediatric Course
ETT : Endotracheal Tube
KEMKES : Kementrian Kesehatan
IABP : Intra Aortic Balon Pump
IGD : Instalasi Gawat Darurat
PALS : Pediatric Advanced Life Support
PK : Perawat Klinik
PPGD : Pertolongan Penderita Gawat Darurat
SOP : Standar Operasional Prosedur
SMF : Staf Medis Fungsional
TNCC : Trauma Nurse Core Course

xix

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang instalasi gawat darurat (IGD) adalah gambaran crucial antara

layanan gawat darurat medis dan rumah sakit. Instalasi gawat darurat menjadi

pilihan akses rute utama ke sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit (Christ et

al., 2010). Nasional Health Service (NHS) Inggris tahun 2012 melaporkan bahwa

jumlah kunjungan pasien di IGD dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012

terjadi peningkatan sebanyak 20%. Data kunjungan pasien ke IGD diseluruh

Indonesia mencapai 4.402.205 per bulan (13,3%) dari total seluruh kunjungan

pasien di RSU. Peningkatan kunjungan ke IGD mengakibatkan terjadinya

overload (penumpukkan pasien) dan tentunya memengaruhi pelayanan yang ada

di ruangan tersebut. Waktu untuk anamnesa pasien menjadi sempit sedangkan

waktu tunggu pasien sehingga mempengaruhi mutu pelayanan.

Penumpukan pasien yang terjadi di IGD dengan proses triase yang baik

seharusnya tidak terjadi. Peran tim medis gawat darurat dalam penilaian awal

(triage) sangat penting untuk memastikan bahwa pasien yang tepat berada

ditempat yang tepat pada waktu yang tepat dan bahwa tidak ada yang terlewatkan

(Martin et al., 2014). Hasil penelitian (Ainiyah, Ahsan and Fathoni Mukhamad,

2014) di beberapa IGD di Jawa Timur menunjukkan bahwa kemampuan kognitif

perawat mengenai triase masih kurang, khususnya dalam hal menentukan

prosedur dan manajemen penyakit pasien. Dampak dari kemampuan kognitif

perawat yang kurang mengenai triase ini akan mengakibatkan penumpukan

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

pasien (crowding). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit menjelaskan Triase dalam instalasi gawat darurat bertujuan

agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal, serta menurunkan angka

mordibitas dan mortalitas. Akan tetapi, faktanya penerapan triase di Indonesia

masih kurang dan belum memadai. Hal ini disebabkan karena Indonesia belum

mempunyai standar nasional yang baku tentang sistem triase sehingga dalam

pelaksanaan penerapan triase setiap rumah sakit bisa berbeda-beda (Firdaus,

2017).

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. W. Z. Johannes telah menerapkan

sistem triase dengan menggunakan sistem ATS (Australasian Triage Scale) sejak

tahun 2017. Sistem triase ini dimodifikasi menjadi 3 bagian besar, yaitu untuk

pasien kategori ATS 1dan 2 digabung menjadi pasien prioritas 1 berlabel merah,

pasien yang masuk kategori ATS 3 dan 4 digabung menjadi pasien prioritas 2

berlabel kuning, sedangkan pasien kategori ATS 5 menjadi pasien prioritas 3

berlabel hijau. Semua pasien yang datang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.

Johannes ditriase oleh perawat yang sudah ditentukan dalam jadwal dinas per

dinas. Pasien di triase didepan pintu masuk IGD dan setelah perawat menentukan

jenis triase pasien lalu diarahkan kedalam ruang tindakan sesuai kegawatannya.

Hasil wawancara dengan Kepala dan perawat IGD pada tanggal 16 Oktober 2018

didapatkan informasi bahwa pada tahun 2017 rata-rata pasien per bulan sebanyak

2401 orang yang mengunjungi IGD dan terjadi ketidakseimbangan perbandingan

tenaga medis dokter dan perawat yang berdinas (2 dokter, 7 perawat) dengan

jumlah pasien yang masuk, sehinggga hal ini diduga berpengaruh terhadap

response time. Ketidakseimbangan ini pun tidak hanya menyebabkan delay

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

terhadap penerimaan pasien yang baru masuk, tetapi juga terhadap pasien yang

harus ditransfer ke ruang perawatan. Hasil wawancara pada 5 orang perawat

mengatakan, sering terjadi penumpukan pasien dan membuat mereka terkadang

kesulitan untuk menangani pasien yang baru masuk. Berdasarkan wawancara

dengan keluarga pasien di IGD, yang masing-masing ditanyakan “menurut anda

pelayanan di IGD saat ini cepat atau lambat?”, tiga dari lima keluarga pasien

menyatakan bahwa saat tiba di IGD tidak langsung dilayani dan dibiarkan

menunggu.

Triase ATS sudah diterapkan dengan baik di IGD RSUD Prof. Dr. W.Z.

Johannes Kupang namun berdasarkan hasil observasi, response time perawat

masih ada yang belum sesuai dengan kategori ATS. Hasil pengamatan peneliti

terhadap dari 10 (sepuluh) orang perawat, 5 (lima) diantaranya menunjukkan

response time yang tidak sesuai dengan kategori ATS dalam SOP penerimaan

pasien baru. Sampai saat ini belum dilakukan evaluasi terkait penggunaan ATS

terhadap response time perawat triase. Penerapan triase yang benar sangat penting

dilakukan di IGD karena akan memengaruhi penentuan prioritas penanganan

pasien. Penentuan prioritas yang keliru akan meningkatkan angka mordibitas dan

mortalitas serta menurunkan mutu pelayanan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

856/MENKES/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Rumah Sakit, pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit

setelah sampai di IGD. Pasien diterima oleh perawat segera setelah pasien tiba

dan dilakukan triase untuk melihat tingkat kegawatannya.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

Kebutuhan akan response time yang tepat dan efesien sangat berperan

penting dalam setiap pengambilan keputusan mulai sejak awal pasien datang

hingga pasien dipindahkan dari IGD (Habib et al., 2016). Response time yang

cepat atau sesuai standar yang ada akan membantu perawat dalam memberikan

pelayanan yang tepat sesuai dengan jenis keluhan yang dialami oleh pasien.

Keterlambatan penanganan di IGD dapat mengakibatkan kecacatan atau

kematian. Studi yang dilakukan Maatilu membuktikan response time perawat

pada penanganan pasien gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha

penyelamatan pasien dan terjadinya perburukan kondisi pasien (Maatilu, Mulyadi

and Malara, 2014)

Berdasarkan masalah yang ditemukan di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.

Johannes peneliti ingin melihat keefektifan penggunaan ATS modifikasi terhadap

response time perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W. Z.

Johannes Kupang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan penggunaan ATS terhadap peningkatan response

time perawatdi Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan penggunaan ATS modifikasi terhadap response

time perawat IGD RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi penilaian ATS modifikasi di IGD RSUD Prof. Dr.

W. Johannes Kupang.

2) Mengidentifikasi response time perawat di IGD RSUD Prof. Dr. W.

Johannes Kupang.

3) Menganalisis hubungan penggunaan ATS modifikasi terhadap

response time perawat IGD RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam mengembangkan

penggunaan ATS modifikasi terhadap response time layanan perawatan di IGD

1.4.2 Praktis

1) Instalasi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi untuk

meningkatkan keefektifan penggunaan triase ATS modifikasi terhadap

response time perawat dalam meningkatkan pelayanan dan dapat

menjadi masukan dalam mengembangkan SOP (standar operasional

prosedur) ATS terstandar.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Gawat Darurat

2.1.1 Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit mendefinisikan gawat darurat sebagai keadaan kritis pasien yang

membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan

kecacatan lebih lanjut. Menurut Kementrian Kesehatan RI, Instalasi Gawat

Darurat sebagai instalasi pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan

pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan

secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu (Kementrian Kesehatan RI,

2011). Dari uraian di atas dapat ditarik dua kata kunci untuk mendefinisikan

gawat darurat yaitu kondisi mengancam nyawa dan memerlukan tindakan segera.

2.1.2 Sejarah Triase Instalasi Gawat Darurat di Dunia

Penggunaan istilah triase ini sudah lama berkembang. Konsep awal triase

modern yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron

Dominique Jean Larrey (1766-1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara

Napoleon mengembangkan dan melaksanakan sebuah sistem perawatan dalam

kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan

urutan kedatangan mereka. Sistem tersebut memberikan perawatan awal pada luka

ketika berada di medan perang kemudian tentara diangkut ke rumah

sakit/tempat perawatan yang berlokasi di garis belakang. Sebelum Larrey

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

menuangkan konsepnya, semua orang yang terluka tetap berada di medan perang

hingga perang usai baru kemudian diberikan perawatan. Pada tahun 1846, John

Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi filosofi triase. Dia mencatat bahwa

untuk penyelamatan hidup melalui tindakan pembedahan akan efektif bila

dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan.

Pada perang dunia I pasien akan dipisahkan di pusat pengumpulan korban

yang secara langsung akan dibawa ke tempat dengan fasilitas yang sesuai. Pada

perang dunia II diperkenalkan pendekatan triase dimana korban dirawat pertama

kali di lapangan oleh dokter dan kemudian dikeluarkan dari garis perang untuk

perawatan yang lebih baik. Pengelompokan pasien dengan tujuan untuk

membedakan prioritas penanganan dalam medan perang pada perang dunia I,

maksud awalnya adalah untuk menangani luka yang minimal pada tentara

sehingga dapat segera kembali ke medan perang.

Penggunaan awal kata “trier” mengacu pada penampisan screening di

medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu

konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang

memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang

paling efisien terhadap hampir 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di

instalasi gawat darurat (IGD) setiap tahunnya. Pelbagai sistem triase mulai

dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah kunjungan IGD yang

telah melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan

penanganan segera. Tujuan triase adalah memilih atau menggolongkan semua

pasien yang datang ke IGD dan menetapkan prioritas penanganan.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

2.1.3 Standar Pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Indonesia

Pelayanan IGD Secara umum pelayanan di IGD oleh Flynn (1962)

dalam Ismail (2017) dijelaskan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.


Merupakan kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD yang

bertujuan untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih

lanjut (life and limb saving), tapi pada prakteknya sering dimanfaatkan

untuk pelayanan rawat jalan (ambulatory care) di luar jam kerja. Kondisi

ini menyebabkan meningkatnya kunjungan IGD untuk kasus nonurgent

dan menjadi menyebabkan (root cause) kondisi crowding di IGD.

2. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang

membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.

Instalasi Gawat Darurat dirancang untuk memberikan stabilisasi awal

pada pasien dengan sakit kritis atau cedera, dan kelanjutan dari perawatan

pasien dengan kondisi kritis di IGD adalah unit perawatan intensif (ICU).

3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.

Kegiatan dalam menyelenggarakan informasi medis darurat dalam

bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat

yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical

questions).

Kementrian Kesehatan RI membuat standar baku dalam pelayanan gawat

darurat sebagai acuan dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat yang

tertuang dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 (Keputusan

Menteri Kesehatan, 2009).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

Standar tersebut sebagai berikut:

Standar 1 : Falsafah dan tujuan

Instalasi gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada

masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai

dengan standar. Adapun kriteria standar 1:

1) Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat secara terus

menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.

2) Instalasi Gawat Darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit

pelayanan lainnya di rumah sakit.

3) Ada kebijakan/peraturan/prosedur tertulis tentang pasien yang tidak

tergolong akut gawat akan tetapi datang untuk berobat di Instalasi Gawat

Darurat.

4) Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi Gawat Darurat disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat.

5) Penelitian dan pendidikan akan berhubungan dengan fungsi instalasi

Gawat Darurat dan kesehatan masyarakat harus diselenggarakan.

Standar 2 : Administrasi dan pengelolaan

Instalasi Gawat Darurat harus dikelola dan diintegrasikan dengan

Instalasi/Unit Lainnya di Rumah Sakit. Adapun kriteria standar 2:

1) Ada dokter terlatih sebagai kepala Instalasi Gawat Darurat yang

bertanggungjawab atas pelayanan di Instalasi Gawat Darurat. Ada Perawat

sebagai penganggung jawab pelayanan keperawatan gawat darurat. Semua

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

tenaga dokter dan keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan

hidup dasar (Basic Life Support).

2) Ada program penanggulangan korban massal, bencana (disasterplan)

terhadap kejadian di dalam rumah sakit ataupun di luarrumah sakit.

3) Semua staf/ pegawai harus menyadari dan mengetahui kebijakan dan

tujuan dari Instalasi/unit kerja.

4) Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medis (prosedur)

rekam medik.

5) Semua pasien yang masuk harus melalui triase.

6) Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien

gawat darurat harus dapat mengatur untuk rujukan ke rumah sakit lainnya.

Kriteria : Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke

rumah sakit lainnya. Ada ketentuan tertulis tentang pendamping pasien

yang di transportasi.

7) Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus selalu

diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan mampu.

8) Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan dengan

kebutuhan. Kriteria : Ada jadwal jaga harian bagi konsultan, dokter dan

perawat serta petugas non medis yang bertugas di IGD.

9) Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi dan patologi harus

diorganisir/ diatur sesuai kemampuan pelayanan rumah sakit; ada

pelayanan transfusi darah selama 24 jam.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

10) Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-obatan life saving, cairan

infus sesuai dengan stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat

Darurat Depkes yang berlaku.

11) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang

jelas mengenai penyakit dan pengobatan selanjutnya.

12) Rekam Medik harus disediakan untuk setiap kunjungan dengan sistem

yang optimum, yaitu bila rekam medik unit gawat darurat menyatu dengan

rekam medik rumah sakit.

13) Ada bagan/struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas

lengkap dan sudah dilaksanakan dengan baik.

Standar 3 : Staf dan pimpinan

Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga medis

keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat Pelatihan

Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD). Adapun kriteria standar 3: jumlah,

jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di Instalasi Gawat Darurat harus

sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Unit harus mempunyai bagan organisasi

yang dapat menunjukkan hubungan antara staf medis, keperawatan, dan

penunjang medis serta garis otoritas, dan tanggung jawab. Instalasi Gawat

Darurat harus ada bukti tertulis tentang pertemuan staf yang dilakukan secara

tetap dan teratur membahas masalah pelayanan gawat dan langkah

pemecahannya. Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi

tiap petugas. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada

bagi tiap petugas. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan

balik untuk seluruh staf. Harus ada daftar petugas, alamat dan nomor telepon.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

Standar 4 : Fasilitas dan peralatan

Fasilitas yang disediakan di Instalasi Gawat Darurat harus menjamin

efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7

hari seminggu secara terus menerus. Adapun kriteria standar 4:

1) Di Instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi yang jelas bagi

masyarakat sehingga menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan

ketertiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2) Letak Instalasi Gawat Darurat harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat

dilihat dari jalan di dalam maupun di luar rumah sakit.

3) Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai

lokasi IGD di rumah sakit, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke

IGD dari dalam rumah sakit.

4) Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi

penyakitnya.

5) Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang berduka atau

gelisah.

6) Besarnya rumah sakit menentukan perlu tidaknya: Ruang penyimpanan

alat steril, obat cairan infus, alat kedokteran serta ruang penyimpanan lain;

ruang kantor untuk kepala staf, perawat, dan lain-lain; ruang pembersihan

dan ruang pembuangan; ruang rapat dan ruang istirahat.

7) Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit

gawat darurat dengan : unit lain di dalam dan di luar rumah sakit terkait

dan sarana kesehatan lainnya.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

8) Pelayanan ambulance

9) Unit pemadam kebakaran.

10) Konsulen SMF di UGD.

11) Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta

lokasinya berdekatan dengan unit gawat darurat.

- Tersedianya alat dan obat untuk life saving sesuai dengan

standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat yang

berlaku.

Standar 5 : Kebijakan dan prosedur

Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu

ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh

petugas. Adapun kriteria standar 5:

1) Ada petunjuk tertulis / SOP untuk menangani : kasus perkosaan, kasus

keracunan, asuransi kecelakaan, kasus lima besar kasus gawat darurat

murni (true emergency) sesuai dengan data morbiditas di Instalasi Gawat

Darurat dan kasus kegawatan di ruang rawat inap (sistem code blue)

2) Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi : tanggungjawab

dokter; Batasan tindakan medis; Protokol medis untuk kasus-kasus tertentu

yang mengancam jiwa;

3) Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk lifesaving

sesuai dengan standar.

4) Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses persalinan

normal maupun tidak normal.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

Standar 6 : Pengembangan staf dan program pendidikan

Instalasi Gawat Darurat dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan

pelatihan (in service training) dan pendidikan berkelanjutan bagi petugas.

Adapun kriteria Standar 6:Ada program orientasi/pelatihan bagi petugas baru

yang bekerja di unit gawat darurat. Ada program tertulis tiap tahun tentang

peningkatan ketrampilan bagi tenaga di Instalasi Gawat Darurat. Ada latihan

secara teratur bagi petugas Instalasi Gawat Darurat dalam keadaan menghadapi

berbagai bencana (disaster). Ada program tertulis setiap tahun bagi

peningkatan ketrampilan dalam bidang gawat darurat untuk pegawai rumah

sakit dan masyarakat.

Standar 7 : Evaluasi dan pengendalian mutu

Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan

Instalasi Gawat Darurat. Adapun kriteria standar 7:

1) Ada data dan informasi mengenai: Jumlah kunjungan, Kecepatan

pelayanan (response time), Pola penyakit / kecelakaan (10 terbanyak),

Angka kematian

2) Instalasi Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap

pelayanan kasus gawat darurat sedikitnya satu kali dalam setahun.

3) Instalasi Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap kasus-

kasus tertentu sedikitnya satu kali dalam setahun.

Standar layanan di IGD mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah

Sakit menggunakan Indikator Kinerja Kunci atau Key Performance Indicators

yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

Tabel 2.1 Key Performance Indicators Instalasi Gawat


DaruratRumah Sakit

Sumber : SPM Rumah Sakit tahun 2008

2.1.4 Kompetensi Perawat Klinis di Rumah sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40

Tahun 2017 tentang pengembangan jenjang karier profesional perawat klinis,

level karier dan kompetensi perawat di rumah sakit dideskripsikan sesuai level

jenjang karir perawat klinis (PK 1 – PK V) .

Kompetensi sesuai level pada perawat klinis yaitu:

1. Perawat Klinis I

Perawat klinis I adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan

asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada keterampilan teknis

keperawatan dibawah bimbingan.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

Kompetensi perawat klinis I yaitu:

1) Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosa

keperawatan, menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan keperawatan

serta evaluasi) dengan lingkup keterampilan tehnik dasar.

2) Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan keperawatan.

3) Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan keperawatan.

4) Menerapkan caring dalam keperawatan.

5) Menerapkan prinsip keselamatan klien.

6) Menerapkan prinsip, pengendalian dan pencegahan infeksi.

7) Melakukan kerjasasma tim dalam asuhan keperawatan.

8) Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan.

9) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan kebutuhan

dasar.

10) Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan kasus

klien.

11) Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian.

12) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,

ras dan antar golongan.

13) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

14) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

15) Menunjukkan sikap asertif.

16) Menunjukkan sikap empati.

17) Menunjukkan sikap etik.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

18) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan

19) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan.

20) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.

21) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam

pengelolaan assuhan keperawatan.

2. Perawat Klinis II

Perawat klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan

asuhan keperawatan holistik pada klien secara mandiri dan mengelola

klien/sekelompok klien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk

penanganan masalah lanjut/kompleks. Kompetensi perawat klinis II yaitu:

1) Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan pendekatan proses

keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantungan partial dan total care.

2) Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

3) Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien.

4) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk menentukan intervensi

keperawatan.

5) Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantungan klien.

6) Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam pemberian assuhan

keperawatan.

7) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan

masalah klien.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

8) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien.

9) Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.

10) Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.

11) Melakukan kerjasama antar tim.

12) Menerapkan pengendalian mutu dengan satu metoda tertentu sesuai

kebijakan rumah sakit setempat.

13) Mengimplementasikan pengendalian mutu asuhan keperawatan.

14) Merumuskan kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai

dengan masalah kesehatan klien

15) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien

dan keluarga

16) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga.

17) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan dan rencana tindak lanjut.

18) Melaksanakan preceptorsip pada tenaga perawat dibawah bimbingannya dan

praktikan.

19) Melakukan diskusi refleksi kasus untuk meningkatkan kualitas pemberian

suhan keperawatan

20) Menggunakan hasil penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan.

21) Membantu pelaksanaan riset keperawatan deskriptif.

22) Melakukan survey keperawatan

23) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,

ras dan antar golongan.

24) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

25) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

26) Menunjukkan sikap asertif.

27) Menunjukkan sikap empati.

28) Menunjukkan sikap etik.

29) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan

30) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan

sesuai kewenangannya.

31) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.

32) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam

pengelolaan assuhan keperawatan.

3. Perawat Klinis III

Perawat klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan

asuhan keperawatan komprehensif pada area spesifik dan mengembangkan

pelayanan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan

pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis III yaitu:

1) Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat

ketergantungan partial dan total dengan masalah kompleks diarea

keperawatan spesifik.

2) Menerapkan filosofi dasar keperawatan pada area keperawatan spesifik.

3) Menerapkan penyelesaian dan pengambilan keputusan masalah etik, legal,

dalam asuhan keperawatan di unit keperawatan.

4) Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantungan klien

pada lingkup area spesifik.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

5) Menetapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

6) Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit ruang rawat.

7) Menggunakan metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan asuhan

keperawatan di unit ruang rawat.

8) Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan kajian standar

dan kebijakan mutu.

9) Melaksanakan analisis akar masalah (RCA) dan membuat grading resiko

terhadap masalah klinis.

10) Mengidentfikasi kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai

dengan masalah kesehatan klien di area spesifik.

11) Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk edukasi

kesehatan pada area spesifik.

12) Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik legal dalam asuhan

keperawatan

13) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan

masalah klien dan keluarga pada area spesifik.

14) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien di

area spesifik

15) Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin.

16) Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit.

17) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien

dan keluarga pada area spesifik.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

18) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien ddan keluarga pada area

spesifik

19) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesifik dan rencana

tindak lanjut.

20) Melaksanakan preceptorsip dan mentorship pada area spesifik.

21) Menginterpretasi hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada

area spesifik.

22) Menggunakan hasil penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan pada

area spesifik.

23) Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial.

24) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,

ras dan antar golongan.

25) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

26) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

27) Menunjukkan sikap asertif.

28) Menunjukkan sikap empati.

29) Menunjukkan sikap etik.

30) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan.

31) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan

sesuai kewenangannya.

32) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.

33) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim

dalam pengelolaan assuhan keperawatan.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

4. Perawat Klinis IV

Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan

asuhan keperawatan pada masalah klien yang kompleks di area spesialistik

dengan pendekatan tata kelola klinis secara interdisiplin, multidisiplin,

melakukan riset untuk mengembangkan praktek keperawatan serta

mengembangkan pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis IV yaitu:

1) Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat

ketergantungan total dengan masalah kompleks diarea keperawatan

spesialistik.

2) Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup masalah klien yang

kompleks di area spesialistik.

3) Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan keperawatan.

4) Melakukan evaluasi efektifitas metode penugasan yang sesuai dalam

pengelolaan asuhan keperawatan di unit.

5) Merumuskan indikator keberhasilan intervensi keperawatan.

6) Menetapkan pengelolaan asuhan keperawatan klien dengan masalah

kompleks pada area spesialistik.

7) Menetapkan upaya perbaikan mutu.

8) Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan

keperawatan dalam berbagai lingkup pelayana keperawatan.

9) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan

masalah klien dengan kasus spesialistik.

10) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien

dengan kasus spesialistik.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

11) Melaksanakan risiko klinis menggunakakn pendekatan Healthcare Failure

Mode & Effect Analysis atau Analisis Efek & Mode Kegagalan di Pelayanan

Kesehatan (HFMEA)

12) Menerapkan prinsip kerjasama secara interdisiplin/interprofesional.

13) Melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan dengan

memberdayakan sumber terkait.

14) Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di beberapa unit.

15) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien

dan keluarga pada area spesialistik.

16) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien ddan keluarga pada area

spesialistik.

17) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesialistik

dan rencana tindak lanjut.

18) Melaksanakan preceptorsip dan mentorship pada area spesialistik.

19) Menganalisis hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada

area spesialistik.

20) Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada

area spesialistik.

21) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,

ras dan antar golongan.

22) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

23) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

24) Menunjukkan sikap asertif.

25) Menunjukkan sikap empati.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

26) Menunjukkan sikap etik.

27) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan.

28) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan

sesuai kewenangannya.

29) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.

30) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim

dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

5. Perawat Klinis V

Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan

memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area spesialistik, melakukan

tata kelola klinis secara transdisiplin, melakukan riset untuk pengembangan

praktek, profesi dan kependidikan keperawatan. Kompetensi perawat klinis V

yaitu:

1) Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah

klien yang kompleks di area spesialistik.

2) Merumuskan strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas

disiplin.

3) Menganalisis potensi risiko klinis dari intervensi keperawatan.

4) Menerapkan prinsip dan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional

dalam pelayanan kesehatan, transdisiplin.

5) Menetapkan tata kelola klinis dalam pelayanan kesehatan.

6) Mengembangkan metode penugasan berdasarkan bukti ilmiah.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

7) Merumuskan indikator kinerja kunci pengelolaan asuhan klien dengan

masalah kompleks pada area spesialistik sebagai acuan penilaian.

8) Mengembangkan metoda perbaikan mutu asuhan keperawatan berdasarkan

bukti ilmiah.

9) Menggunakan filosofi dasar keperawatan sebagai dasar keputusan dalam

pemberian asuhan keperawatan spesialistik.

10) Menyediakan pertimbangan klinis sebagai konsultan dalam asuhan

keperawatan klien dengan masalah klien yang kompleks di area spesialistik.

11) Melakukan pembinaan tata laku dan pertimbangan etik profesi, legal dalam

lingkup pelayanan keperawatan.

12) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik,

masalah klien yang kompleks di area spesialistik sebagai konsultan

13) Menyusun strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas

disiplin.

14) Menggunakan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional dalam

pelayanan kesehatan, transdisiplin

15) Melakukan pemberian konsultasi klinis dalam asuhan keperawatan pada

klien dengan masalah kompleks pada area spesialistik.

16) Mengembangkan berbagai alternatif intervensi keperawatan berdasarkan

bukti ilmiah.

17) Mengembangkan sistem dalam menjaga mutu asuhan keperawatan secara

berkelanjutan.

18) Melaksanakan konsultasi dan eduaksi kesehatan baik bagi peserta didik,

sejawat, klien, maupun mitra profesi sesuai kebutuhan.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

19) Menyediakan advokasi sebagai konsultan dalam pelaksanaan preceptorship

dan mentorship.

20) Mengevaluasi hasil penelitian untuk merumuskan intervensi keperawatan.

21) Melakukan riset keperawatan semi eksperimental dan eksperimental.

22) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,

ras dan antar golongan.

23) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

24) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

25) Menunjukkan sikap asertif.

26) Menunjukkan sikap empati.

27) Menunjukkan sikap etik.

28) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman

keperawatan.

29) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan

sesuai kewenangannya.

30) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.

31) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim

dalam pengelolaan assuhan keperawatan.

2.1.5 Standar Perawat Emergensi

Standar perawat emergensi berdasarkan University of Wisconsin

Hospital and Clinics Emergency Department 2016 yaitu memiliki beberapa

kompetensi yaitu:

a. Lulus sertifikasi CPR.

b. Lulus sertifikasi Advanced Life Life Support (ACLS).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Pelatihan ACLS dalam waktu 6-12 bulan sebelum bekerja atau 2-6 bulan

setelah setelah bekerja dan belum bersertifikat ACLS.

c. Lulus sertifikasi Trauma Nurse Core Course (TNCC).

Perawat baru dan semua perawat baru lainnya akan menyelesaikan TNCC

dalam waktu 12-18 bulan.

d. Lulus sertifikasi Pediatric Advanced Life Support (PALS) dan Emergency

Nurse Pediatric Course (ENPC) dalam waktu 12-18 bulan.

e. Dapat mengoperasikan peralatan di emergency department.

2.1.6 Alur Pelayanan di IGD RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang

Alur pelayanan pasien di RSUD dibagi menjadi dua pintu utama yaitu

melalui Instalasi Gawat darurat dan Instalasi Rawat Jalan. Pasien yang datang

dalam keadaan gawat akan melalui IGD sedangkan pasien rujukan dokter

spesialis, pasien kontrol rutin, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksan

diagnostik lainnya akan melalui PPATRS (Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu

Rumah Sakit) baik pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), pasien umum dan

asuransi lainnya.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 2.1

Gambar 2.1 Alur pelayanan Pasien RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes

Kupang tahun 2017

Berdasarkan SK Direktur No. Dokumen RSUD/800/Kep 2565/XI/16

tentang Prosedur Triase, IGD RSUD Prof Dr.W.Z.Johannes Kupang membagi

triase ke dalam 3 prioritas/tingkatan menggunakan ATS yang dimodifikasi,

yaitu:

1 Prioritas I (label merah): ATS 1 & ATS 2

- Mengalami gagal jantung paru diarahkan ke ruang resusitasi

2 Prioritas II (label kuning): ATS 3 & ATS 4

- Kasus bedah ke ruang tindakan

- Bukan kasus bedah ke ruang observasi

3 Priotas III (label hijau): ATS 5


- Pada jam kerja diarahkan ke poliklinik

- Diluar jam kerja dilayani diruang non emergency setelah kasus-kasus

gawat darurat terlayani

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Alur pelayanan pasien IGD sesuai pasien prioritas I, prioritas 2 dan

prioritas 3. Pasien akan ditangani dengan Pengkajian awal (assessment),

pemberian intervensi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi).

Pengkajian awal triase dilakukan oleh perawat IGD yang sudah mendapat

sosialisasi in house training mengenai Triase ATS. Perawat yang bekerja di

IGD merupakan Perawat Klinis (PK) I, PK II dan PK III. Tahap selanjutnya

adalah pemeriksaan oleh team spesialis/konsultasi hingga adanya disposisi

untuk KRS, MRS, operasi atau tindakan khusus.

Semua pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr.

W. Z. Johannes Kupang akan dilakukan triase oleh perawat triase. Saat perawat

melakukan triase, keluarga pasien diarahkan untuk melakukan pendaftaran.

Sehingga sesuai gambar 2.2 proses triase dilakukan secara simultan dengan

proses pendaftaran pasien oleh keluarga pasien.

Alur Triase IGD RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang


TRIASE

Pendaftaran Administrasi
Pasien IGD / Billing

Prioritas 1 Prioritas 2 (P2) Prioritas 3


(P1) ATS 3 & ATS (P3)

Resusitasi Critical care Observasi

Lihat Alur Lihat Alur Lihat Alur


Kode Merah Kode Kuning Kode Hijau

Gambar 2.2 Alur Triage IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes


Kupang tahun 2017

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

Untuk penanganan pasien prioritas 1 (Kategori ATS 1 & ATS 2) yaitu

pasien yang keadaannya mengancam jiwa dilakukan tindakan resusitasi dan

stabilisasi segera sesaat pasien tiba di instalassi gawat darurat.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.3.

Alur Penanganan pasien Prioritas 1 (Kategori ATS 1 & ATS 2)

Resusitasi &
Stabilisasi

Gagal Observasi Butuh OK Butuh


Ventilator

Tindakan Stabil Butuh Tindakan ICU


Darurat Observasi Darurat di
Selesai >2jam OK

Pindahkan ke Sebagai Pindah Lihat Alur Lihat Alur


Kamar Pasien Ranap Yan Yan ICU
Jenasah Kuning Intensif/Ran OK IRD

Lihat Rawat Tindakan


Alur Darurat Darurat
Pasien Selesai Selesai

Gambar 2.3 Alur pelayanan Prioritas 1 - Merah IGD RSUD

Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang tahun 2017

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

Penanganan pasien prioritas (Kategori ATS 3 & ATS 4) bertujuan untuk

stabilisasi. Apabila pasien tetap tidak stabil setelah mendadap tindakan maka

pasien masuk ke ruang resusitasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar

2.4

Alur Penanganan Pasien Prioritas 2 (Kategori ATS 3 & ATS 4)

Alur Pelayanan Prioritas 2 (Kuning)

Stabilisasi
(Rawat Darurat Awal)

Stabil Tidak

Diagnostik Masuk Ruang

Rawat Darurat Lanjutan


Sesuai SMF

Observasi 3 Butuh Obervasi


lebih

Beri Resep, Tetap di IGD


Gambar 2.4 Alur
Kontrol IRJ
Atau Rujuk Balik

Gambar 2.4 Pelayanan Prioritas 2 - Kuning IGD RSUD Prof Dr.W.Z.

Johannes Kupang tahun 2017

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

Alur Penanganan pasien prioritas 3 berlabel hijau, setelah dilakukan

pemeriksaan oleh dokter dan perawat dan kondisi pasien stabil maka bisa

dilakukan rawat jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 2.5

Alur Pelayanan
Prioritas 3 (Hijau)

Pemeriksaan oleh
Dokter & Perawat

Stabil

Rawat Jalan

Gambar 2.5 Alur Pelayanan Prioritas 3 – Hijau IGD RSUD

Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang tahun 2017

2.2 ATS (Australasian Triage Scale)

Sekitar tahun 1980an dimulai konsep triase lima tingkat di Rumah Sakit

Ipswich, Queensland, Australia.Konsep yang sama juga dikembangkan di rumah

sakit Box Hill, Victoria, Australia. Pembagian tingkatan ini berdasarkan tingkat

kesegeraan (urgency) dari kondisi pasien. Validasi sistem triase ini menunjukkan

hasil yang lebih baik dan konsisten dibandingkan triase konvensional dan mulai di

adopsi unit gawat darurat di seluruh Australia. Sistem nasional ini disebut dengan

National Triage Scale (NTS) dan kemudian berubah nama menjadi Australia

Triage Scale (ATS) (Government and Ageing, 2009)

Australian Triage Scale (ATS) mulai berlaku sejak tahun 1993, dan terus

mengalami perbaikan. Saat ini sudah ada kurikulum resmi dari kementerian

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

kesehatan Australia untuk pelatihan ATS sehingga dapat diterapkan sesuai standar

oleh perawat-perawat triase. Konsep ATS ini kemudian menjadi dasar

berkembangnya sistim triase di Inggris dan Kanada.

Berbeda dari fungsi awal pembentukan tingkatan triase, saat ini selain

menetapkan prioritas pasien, ATS juga memberikan batasan waktu berapa lama

pasien dapat menunggu sampai mendapatkan pertolongan pertama. Sistim ATS

juga membuat pelatihan khusus triase untuk pasien-pasien dengan kondisi tertentu

seperti pasien anak-anak, pasien geriatri, pasien gangguan mental (Aloyce,

Leshabari and Brysiewicz, 2014)

Dalam sistim triase ATS, dikembangkan mekanisme penilaian khusus

kondisi urgen untuk pasien-pasien pediatri, trauma, triase di daerah terpencil,

pasien obstetri, dan gangguan perilaku. Hal ini menjadi kelebihan ATS sehingga

banyak di pakai sebagai sistim triase di beberapa negara. Untuk memudahkan trier

(orang yang melakukan triase) mengenali kondisi pasien, maka di ATS terdapat

kondisi-kondisi tertentu yang menjadi deskriptor klinis seperti yang tertera di

lampiran 1. Tujuan deskriptor ini adalah memaparkan kasus-kasus medis yang

lazim dijumpai sesuai dengan kategori triase sehingga memudahkan trier

menetapkan kategori (Habib et al., 2016).

Di Australia, proses triase dilakukan oleh guide keeper yaitu orang yang

memiliki lisensi khusus untuk melakukan triase. Australia memiliki pelatihan

resmi triase untuk perawat dan dokter. Tujuan pelatihan adalah untuk

meningkatkan konsistensi peserta dalam menetapkan kategori triase dan

menurunkan lama pasien berada di UGD.

Berikut adalah beberapa kunci prinsip dari model triase Australia:

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

1) Triase adalah titik kontak pertama pasien pada saat kedatangan di IGD.

2) Untuk mengurangi antrian, proses triase dan registrasi dilakukan secara

simultan atau gunakan pendaftaran mobile (di sisi tempat tidur pasien) oleh

staf administrasi.

3) Triase dilakukan tidak > 5 menit.

4) Setelah triase perawat senior melakukan pengkajian triase menggunakan

ATS.

5) Kemudian memilah pasien ke dalam bagain-bagian ruangan IGD, bagian

resusitasi/trauma, akut atau sub acute. Semua pemeriksaan di IGD

diselesaikan dalam waktu 2 jam untuk selanjutnya ditransfer ke are yang

paling sesuai untuk perawatan.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar 2.6

Gambar 2.6 Triage dan Registrasi (NSW Ministry of


Health, 2012)

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

ATS terbagi atas 5 kategori, dengan masing-masing response time

antara lain:

1. Kategori ATS 1

Kategori 1 meliputi kondisi yang menjadi ancaman bagi kehidupan (atau

akan segera terjadi kemunduran dan membutuhkan penanganan segera).

2. Kategori ATS 2

Kategori 2 penilaian dan perawatan dalam waktu 10 menit. Kondisi pasien

cukup serius atau dapat memburuk begitu cepat sehingga ada potensi

ancaman terhadap kehidupan, atau kegagalan sistem organ jika tidak

diobati dalam waktu sepuluh menit dari kedatangan.

3. Kategori ATS 3

Penilaian dan perawatan dimulai dalam 30 menit, kondisi pasien dapat

berlanjut pada keadaan yang mengancam kehidupan, atau dapat

menyebabkan morbiditas jika penilaian dan perawatan tidak dimulai dalam

waktu tiga puluh menit setelah kedatangan (urgency situasional).

4. Kategori ATS 4

Penilaian dan perawatan dimulai dalam waktu 60 menit. Kondisi pasien

dapat mengancam, atau dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan,

ada potensi untuk hasil yang merugikan jika pengobatan tidak dimulai

dalam waktu satu jam, cenderung memerlukan konsultasi atau manajemen

rawat inap.

5. Kategori ATS 5

Penilaian dan perawatan dimulai dalam 120 menit kondisi pasien tidak

urgent sehingga gejala atau hasil klinis tidak akan terjadi perubahan secara

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

signifikan jika penilaian dan pengobatan ditunda hingga dua jam dari

kedatangan (Hodge et al., 2013)

Tabel 2.2 Lama Waktu Tunggu Tiap Kategori ATS

Kategori ATS Response time Indikator Threshold


ATS 1 Segera 100%
ATS 2 10 menit 80%
ATS 3 30 menit 75%
ATS 4 60 menit 70%
ATS 5 120 menit 70%

2.3 Response Time Triase

2.3.1 Definisi

Response time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak

pasien datang sampai dilakukan penanganan (Direktorat Bina Pelayanan

Keperawatan dan Teknis Medik, 2011). Kecepatan response time dihitung

dalam menit, standar kecepatan waktu merespons pada pasien dengan keadaan

gawat darurat paling lama adalah < 5 menit (Kementrian Kesehatan RI, 2009).

Response time atau interval waktu respon juga didefinisikan sebagai waktu dari

penerimaan panggilan sampai kedatangan ambulance pertama di tempat

kejadian. Interval waktu dihitung dalam menit sampai detik yaitu < 0 menit

sampai > 120 menit (Nehme, Andrew and Smith K, 2016). Dalam penelitian

yang di lakukan oleh Thompson di Amerika, waktu tunggu untuk pasien nyeri

yang tidak mengancam jiwa adalah sekitar 110 menit atau rata-rata 2 jam sejak

pasien datang sampai obat analgetik pertama diberikan, sedangkan menurut

persepsi pasien waktu yang wajar untuk menunggu sampai diberikan tindakan

adalah 23 menit (Bergman 2012).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

2.3.2 Faktor-faktor yang memengaruhi response time

Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan

response time yang dilakukan oleh Ziad Nehme (2016) di Australia ditemukan

kecepatan waktu tanggap pasien berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor jarak

tempuh, waktu aktivasi, jam kerja, hari kerja, ambulans set, priority zero case

(dugaan serangan jantung atau pernafasan). Faktor lain yang ikut memengaruhi

dari pasien seperti usia, jenis kelamin, keluhan medis utama, dan tingkat

keparahan (Nehme et al. 2016). Selain faktor internal seperti man, metode,

peralatan, bahan, manajemen terdapat juga faktor eksternal yang ikut

memepengaruhi kecepatan response time perawat yaitu ketersediaan sarana

prasarana, dan lingkungan di IGD (Wahyu & Naser 2015).

Hal yang sama dikatakan Nur Ainuyah (2014) bahwa pelaksanaan

triage dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kinerja

(performance), faktor pasienn, faktor perlengkapan triage, faktor ketenagaan,

dan model of caring yang digunakan instansi tersebut. Selain itu Anderson,

A.K., M. Omberg, dan M. Svedlund (2007) dalam Nur Ainuyah (2014)

membagi faktor yang memengaruhi response time menjadi dua yaitu faktor

internal dan ekstarnal. Yang termasuk faktorinternal meliputi keterampilan

perawat dan kapasitas pribadi, sedangkan factor eksternal meliputi lingkungan

kerja, beban kerja yang tinggi, pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan

riwayat klinis pasien (Nur Ainiyah, Ahsan 2014).

2.4 Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian literatur tentang ATS

(Australasian Triage Scale), Konsep emergency dan Response Time melalui

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

jurnal-jurnal medis dan keperawatan yang terindeks international maupun

nasional.

Tabel 2.3 Keaslian Penelitian Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian


Triage Scale) terhadap Response Time Perawat Instalasi Gawat darurat

No Judul Artikel; Metode (Desain, Hasil penelitian


Penulis; Tahun Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
1 Penerapan ATS Desain:Kuantitatif Terdapat pengaruh penerapan
terhadap Sampel:28 perawat ATS terhadap waiting time
Waiting Time IGD
Klien di IGD Variabel:
RSUD Ngudi Independen
Waluyo Wlingi - Faktor kinerja
Blitar; (Firdaus - Faktor kliem
Mohammad - Faktor ketenagaan
Nur; 2017) - Faktor
perlengkapan
Dependen:
Penerapan ATS
Instrumen: kuesioner
dan lembar
observasi
dari
Firdaus
Analisis: analisis
univariat,
uji Fisher
dan uji
regresi
logistik
α=0,05

2 Triaging the Design: Qualitative Five themes were identified:


Emergency Sample: 26 1. Sick or not sick
department, not 2. Competency/qualification
the patient: s
United States 3. Triaging the emergency
emergency department, not the
nurses’ patient
experience of 4. The unexpected
the triage 5. Barriers and facilitators
process; (Lisa
wolf, Altair
Delao, Cydne
Perhats, Michael

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

No Judul Artikel; Metode (Desain, Hasil penelitian


Penulis; Tahun Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Moon. Hamilton
Township;
2017)
3 Analisis peran Desain: cross Terdapat hubungan antara
perawat triage sectional. peran perawat dengan
terhadap waiting Sampel: teknik quota waiting time ( p =0.000.),
time dan sampling tidak terdapat hubungan
Length of stay sebanyak 200 antara peran perawat dengan
pada ruang pasien dan length of stay (p =
triage di perawat ruang 0.263).
instalasi gawat triage yang
darurat menangani
Rumah sakit dr 200 pasien
saiful anwar tersebut.
malang;
(Vita Maryah Variabel:
Ardiyani , M. Independen: Peran
Titin Andri W, perawat
Rinik Eko K.; Dependen:
2015) - Waiting time
- Leng of Stay
Instrumen: lembar
observasi
yang telah di
validasi
dengan uji
kappa.
Analisis: analisis
bivariat
menggunakan
uji Chi square
dan analisis
multivariat
menggunakan
regresi
logistik
4 Analisis faktor Desain: analitik Faktor yang paling
pelaksanaan korelational berhubungan dengan
Triage di Sampel: 54 responden pelaksanaan triage adalah
Instalasi Gawat Perawat dan faktor kinerja (p value =
Darurat; (Nur 54 responden 0,002), faktor pasien (p
Ainiyah, Ahsan, pasien value= 0,011), faktor
Mukhamad Variabel: ketenangaan (p value =
Fathoni; 2015) Independen: 0,017)
Pelaksanaan Triase

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

No Judul Artikel; Metode (Desain, Hasil penelitian


Penulis; Tahun Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Dependen:
- Faktor kinerja
- Faktor pasien
- Faktor ketenagaan
Instrumen: lembaran
observasi dan
kuisioner dari
Fathoni
Analisis: analisis
multivariat
regresi
logistik
dengan
metode
backward
5 Identification of Design : prospective Only 53% (n=534) were
the severe sepsis observational identified at triage. The
patient at triage: Sample: 1022 patienst overall sensitivity of the ATS
a prospective Variable: to identify severe sepsis was
analysis of the Independen: severe 71%. ATS 3 was the most
Australasian sepsis pasient accurate (likelihood ratio
Triage Scale; Dependen: positive, 2.45, positive
(Diane J prospective predictive value 0.73) and
Chamberlain, analysis ATS ATS 2 the most valid (area
Eileen Willis, Instrumen: Statistical under the curve 0.567)
Robyn Clark, analysis included category.
Genevieve parameters of
Brideson; 2014) diagnostic
performance.
Analisis: Adjusted
multivariate logistic
regression analysis was
applied to mortality
prediction
6 An Examination Design : A descriptive The Kappa statistic
of ESI Triage exploratory ranged from a high of 0.63 in
Scoring Sample: 64 nurses and the nurse participant with
Accuracy in Variabel: 1.00 to 1.99 years of
Relationship to Independen: experience to a low of 0.51 in
ED Nursing - Triage scoring the nurse participant with 15
Attitudes and accuracy to 19 years of experience.
Experience; Dependen: The nurse participants with
(Martin, - Experience an overall mean CNPI-23
Andrew - attitude score of 106 to 115 achieved
Davidson, Analysis: Pearson's the highest agreement

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

No Judul Artikel; Metode (Desain, Hasil penelitian


Penulis; Tahun Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Carolyn L. correlation compared with a single
Panik, Anne participant with a CNPI-23
Buckenmyer, overall mean score of less
Charlotte than 77 who had a Kappa
Delpais, Paul agreement of 0.50. The nurse
Ortiz, Michele; participants with a CNPI-23
2014) overall mean score between
81 and 92 demonstrated
agreement of 0.54 to 0.60.
7 Faktor-faktor Design: cross sectional Tidak ada hubungan antara
yamg Sampel: 30 responden pendidikan (p 0,084), lama
berhubungan Variabel: kerja (p 0,119), dan pelatihan
dengan Independen: (p 0,255) dengan respon time
Response time - Pendidikan perawat
Perawat pada - Pengetahuan
penanganan - Lama kerja
pasien gawat - Pelatihan perawat
darurat di IGD Dependen :
RSUP Prof. Dr. - response time
R. D. Kandou perawat
Manado; Instrumen: Lembar
(Vitrise maatilu, observasi dan kuisioner
Mulyadi, dari Mulyadi
Reginus T. Analisis: uji chi square
Malara; 2014)

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

No Judul Artikel; Metode (Desain, Hasil penelitian


Penulis; Tahun Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
8 Factors Design: A secondary Of the nine variables that
influencing analysis of described nurse
consistency of survey data characteristics, age was the
triage using the was only factor to influence the
Australasian conducted. outcome (P = 0.05).
Triage Scale: Sample: 50
Implications for respondent.
guideline Variable
development; Independen:Factors
(Gerdtz, Marie influencing
F. triage
Chu, Matthew Dependen: triage
Collins, Marnie using
Considine, Julie Instrument:
Crellin, Dianne observation
Sands, Natisha Analysis: analysis of
Stewart, Carmel variance
Pollock, Wendy (ANOVA)
E.; 2009) and Pearson

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual


Faktor-faktor yang
memengaruhi
Response time:
1. faktor internal
Response Time - keterampilan
Triase perawat
perawat
- kapasitas pribadi,
2. faktor eksternal
- lingkungan kerja,
Model ATS - beban kerja yang
- ATS 1 tinggi,
- ATS 2 - pengaturan dinas,
- ATS 3 - kondisi klinis
- ATS 4 pasien
- ATS 5 - riwayat klinis
pasien

Gambar 3.1 Kerangka konseptual efektifitas penggunaan ATSterhadap response

time perawat di Instalasi Gawat Darurat

Keterangan: = diukur = tidak diukur

Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan triase dengan model ATS (Australasian

Triage Scale) dibagi menjadi 5 kategori. Response time perawat triase ditentukan

oleh beberapa faktor, antara lain faktor internal yaitu keterampilan perawat dan

kapasitas pribadi sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan kerja, beban kerja

yang tinggi, pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan juga riwayat klinis pasien

(Nur Ainiyah, 2014). Triase yang baik bergantung dari response time perawat

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

triase. Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat efektifitas penggunaan ATS

yang sudah diterapkan selama 1 (satu) tahun terhadap response time perawat.

3.2 Hipotesis

Ada hubungan penggunaan ATS modifikasi (Australasian Triage Scale) yang

sesuai SOP dengan response time perawat di Instalasi Gawat Darurat

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Disebut

penelitian analitikkarena penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan

sebab akibat antara dua variabel secara observasional. Penelitian ini hanya

menggambarkan penggunaan ATS dan response time perawat dalam satu periode

tertentu tanpa membandingkannya dengan kondisi IGD sebelum ATS digunakan.

Disebut penelitian observasional karena penelitian ini tidak menggunakan

perlakuan (eksperimen) apapun terhadap subjek penelitian (perawat) dan hanya

melakukan pengukuran melalui observasi pada kondisi yang sudah ada. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas penggunaan ATSterhadap

response time perawat dalam menerima pasien baru di IGD.

4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang

bekerja di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang pada bulan Desember

2018 sejumlah 30 orang perawat.

4.2.2 Sampel dan besar sampel

Sampel pada penelitian ini adalah bagian populasi yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini ditetapkan kriteria inklusi dan esklusi

sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

1. Perawat yang mengikuti lebih dari 3 (tiga) kali observasi

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

2. Perawat yang pernah mengikuti sosialisasi triase metode ATS

2. Kriteria eksklusi

1. perawat yang sedang cuti

2. perawat yang baru bekerja di IGD (lama bekerja < 6 bulan)

3. perawat magang di IGD

4. perawat yang tidak langsung melayani pasien

5. perawat yang tidak mengikuti 3 (Tiga) kali observasi

Besar sampel sesuai kriteria inklusi adalah 28 responden.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling yang berarti

bahwa penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan kehendak peneliti (tujuan atau masalah penelitian).

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

4.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dibedakan menjadi dua meliputi:

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu penggunaan ATS

modifikasi

2. Variabel tergantung (dependent variable), yaitu kecepatan response

time perawat

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

4.3.2 Definisi Operasional Penelitian

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian “Efektifitas Penggunaan ATS


Terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat Darurat”

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional
Indepen Standar SOP Penerimaan pasien baru Lembar Ordinal Penilaian:
den penerimaan IGD RSUD Johannes Kupang Observasi Sesuai = 2
Pengunaan pasien baru (2017) SOP Cukup
ATS di IGD 1.Melakukan pemilahan/seleksi penerimaan sesuai=1
berdasarkan kegawatdaruratan pasien IGD Tidak sesuai =
2.Bila pasien >20 orang maka RSUD 0
triase dilakukan dihalaman Johannes
samping IGD Kupang Skor
3.Lakukan tindakan sesuai (2017) 100%= cepat
prosedur 99-75%=
Pemilahan ATS cukup cepat
P1 Merah (Kategori ATS 1 & 75%-25%=
ATS 2 lambat
*Mengalami gagal jantung paru
diarahkan ke ruang resusitasi
P2 Kuning (Kategori ATS 3 &
ATS 4)
*Kasus bedah ke ruang
tindakan
*Bukan kasus bedah ke ruang
observasi
P3 Hijau (Kategori ATS 5)
*Pada jam kerja diarahkan ke
poliklinik
*diluar jam kerja dilayani
diruang non emergensi setelah
kasus emergensi tertangani

Dependen Waktu Waktu (menit) Lembar Ordinal Penilaian


Kecepatan tanggap Kategori 1 Label Merah observasi Cepat=2
response perawat Cepat=< 10 menit Cukup
time perawat dimulai dari Lambat=> 10 menit cepat=1
waktu pasien Lambat=0
datang Kategori 2 Label Kuning
sampai Cepat=< 30 menit Skor
dilakukan Lambat=> 30 menit 100%= cepat
tindakan 99-75%=
keperawatan Kategori 3 Label Hijau cukup cepat
Cepat=< 60 menit 75%-25%=
Lambat=> 60 menit lambat

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel

independen dan variabel dependen menggunakan lembar observasi yang

peneliti kembangkan berdasarkan SOP penerimaan pasien di IGD RSUD Prof.

Dr. W. Z. Johannes Kupang dan standar kategori waktu ATS serta digital

timer, yaitu jam yang menampilkan waktu dalam bentuk angka (jam:menit).

1. Lembar observasi penilaian SOP

Peneliti menilai penggunaan ATS menggunakan lembar observasi yang

disusun berdasarkan SOP penerimaan pasien IGD RSUD Prof.dr.W.Z.

Johanes Kupang dengan skor penilaian sesuai (1) dan tidak sesuai (0). Untuk

mengkategorikan nilai penggunaan SOP peneliti menggunakan statement

sesuai (dari total pasien yang ditriase semuanya sesuai, 100%), cukup sesuai

(dari total pasien yang ditriase 60-90% mendapat skor cukup sesuai) dan

tidak sesuai (dari total pasien yang ditriase skor sesuai < 60%).

2. Lembar Observasi response time ATS modifikasi

Penelitimenilai response time perawat menggunakan lembar observasi

dengan skor penilaian cepat (1) dan lambat (0). Untuk mengkategorikan

nilai response time peneliti menggunakan statement cepat (dari total pasien

yang diobservasi semuanya cepat, 100 %), cukup cepat (dari total pasien

yang diobservasi 60-99% mendapat skor cepat) dan lambat (dari total pasien

yang diobservasi skor cepat < 60%).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

4.5 Lokasi dan Waktu Pengambilan data

Lokasi penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof.dr.W.Z.

Johannes Kupang NTT. Waktu penelitian telah dilakukan dari tanggal 14 – 28

Desember 2018

4.6 Prosedur Pengumpulan dan Pengambilan Data

Sebelum mengambil data/responden penelitian, peneliti sudah melakukan

uji etik penelitian di komisi etik penelitian Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga (lampiran 4). Pengumpulan data membutuhkan waktu 14 hari yaitu

dari tanggal 14 desember sampai tanggal 28 desember 2018 dimana responden

diobservasi dalam 3 dinas jaga dan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 2 kali dinas

pagi, 2 kali dinas siang dan 2 kali dinas malam. Dalam pengumpulan data,

peneliti dibantu 3 asisten penelitian, dengan terlebih dahulu mengadakan

sosialisasi dan pelatihan pengambilan data sebanyak 2 kali pertemuan kepada 3

asisten tersebut. Evaluasi dan praktik pengambilan data dilakukan di akhir sesi.

Adapun cara/teknik pengambilan data di lapangan sebagai berikut:

1) Identifikasi responden sesuai kriteria inklusi dan esklusi dilanjutkan

dengan memberikan penjelasan penelitian dan informed consent untuk

ditanda tangani oleh responden.

2) Bersama asisten secara bergiliran peneliti mencatat dan mengobservasi

responden sesuai kriteria penelitian dan mencatat kecepatan response time

perawat dari pertama kali menerima sesuai kategori triase ATS modifikasi

sampai dilakukan tindakan keperawatan. Responden diobservasi setiap kali

menerima pasien baru.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

3) Setelah lembar observasi diisi oleh peneliti maka selanjutnya dilakukan

observasi lanjutan kepada masing-masing responden. Obervasi dilakukan

di 3 dinas berbeda yakni dinas pagi, dinas siang dan dinas malam dengan

total > dari 5 kali observasi pada tiap perawat.

4) Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan dan diperiksa

kelengkapannya. Kemudian data dientri dan ditabulasi ke dalam komputer.

Adapun tahap pencatatannya sebagai berikut:

1. Mencatat waktu pasien tiba menginjakkan kaki pertama kalinya di IGD.

2. Mencatat waktu triase yaitu waktu pertama kali responden melakukan

assessment sejak kedatangan pasien ke IGD.

3. Mencatat kesesuaian penggunaan ATS modifikasi yang dilakukan responden

terhadap pasien.

4. Mencatat waktu responden melakukan tindakan keperawatan.

Setelah data didapatkan peneliti kemudian mengukur dan mengevaluasi:

1. Kesesuaian penggunaan SOP penerimaan pasien berdasarkan waktu triase

ATS

2. Waktu pasien di triase sampai dilakukan tindakan keperawatan

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

4.7 Kerangka Operasional Penelitian

Populasi target Perawat IGD

Sample: jumlah perawat pelaksana IGD yaitu 28 orang yang


memenuhi kriteria inklusi penelitian

Melakukan obervasi:
1. Kesesuaian penggunaan SOP Penerimaan pasien baru
dengan triase ATS modifikasi
2. Kecepatan Response Time

Tabulasi Data

Pengolahan dan Analisis Data dengan uji


statistik nonparametric correlations
Spearmen Rho

Seminar Hasil

Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian Efektifitas Penggunaan

ATS modifikasi terhadap response time perawat.

4.8 Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, peneliti kemudian mengolah data dengan

menggunakan uji korelasi Spearman Rho dengan tingkat signifikansi α ≤ 0,05.

Seluruh teknik pengolahan data menggunakan aplikasi/software statistik.

4.9 Etika Penelitian

Penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS Modifikasi terhadap

Response Time perawat di IGD” telah dinyatakan lolos kaji etik dan mendapatkan

sertifikat Ethical Approval dengan No. 1220 – KEPK pada tanggal 14 Desember

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

2018 yang dikeluarkan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga.

Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian ini adalah manusia, maka

peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian meliputi:

1. Inform Consent

Sebelum memulai penelitian, peneliti akan mengumpulkan responden yang

terbagi dalam 4 kelompok sesuai dinas dinas lalu menjelaskan tujuan dan

maksud penelitan tanpa ada unsur paksaan. Jika subyek menolak untuk

menjadi responden untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksakan

kehendak dan menghormati haknya, namun akan mendapat sanksi dari kepala

ruangan. Setelah responden bersedia lalu dilanjutkan dengan pengisian inform

consenct. Pengisian inform consent disaksikan oleh saksi yaitu dari keluarga

pasien.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak

mempublikasikan nama responden dan tidak menggunakan hasil penelitian

untuk maksud diluar kepentingan penelitian.

3. Beneficience dan Nonmaleficience

Penelitian dilakukan pada responden secara sukarela tanpa ada paksaan dan

tekanan dari pihak manapun. Peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

hak responden untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang didapatkan dari subyek dijamin oleh peneliti.

Selama penelitian peneliti akan menjaga data yang didapatkan dan tidak akan

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

memberikan kepada siapapun. Peneliti akan memberikan kode untuk data

setiap responden.

5. Tidak membahayakaan (No Harm)

Peneliti menjamin informasi yang diberikan responden, tidak akan digunakan

untuk hal-hal yang membahayakan responden, peneliti, maupun pihak lain.

4.10 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi peneliti antara lain:

1. Sampel hanya menggunakan 1 kelompok dan diteliti sesaat saja tidak melihat

perbedaan pre post.

2. Pelaksanaan ATS 1 dan ATS 2 dikerjakan secara simultan, begitu juga

dengan ATS 3 dan ATS 4 sehingga data penelitian ini tidak dapat

memisahkan ATS 1 dan ATS 2 serta ATS 3 dan ATS 4.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab 5 peneliti akan membahas hasil penelitian berupa 1) gambaran

umum lokasi penelitian, 2) karakteristik demografi responden yaitu umur, jenis

kelamin, pendidikan, lama kerja di IGD, dan jenis serta jumlah pelatihan

kegawatdaruratan yang pernah diikuti. Selanjutnya akan diuraikan dalam

pembahasan dibawah ini.

5.1 Gambaran umum lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes pada periode

waktu 14 Desember 2018 sampai 28 Desember 2018. RSUD Prof.dr.W.Z.

Johannes merupakan rumah sakit milik pemerintah Propinsi Nusa Tenggara

Timur yang berbentuk RSUD, diurus oleh pemerintah propinsi NTT dan menjadi

satu-satunya RS Tipe B Pendidikan. Rata-rata jumlah pasien yang ditangani di

ruang IGD adalah 50 sampai 60 orang per hari dengan rasio 1:10 dan kasus

terbanyak yaitu SNH (Stroke Non Hemoragic) dan Hipertensi.Sistem triase IGD

RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes selama ini menggunakan sistem prioritas gawat dan

non gawat, selanjutnya pada tahun 2017 sistem penerimaan pasien di IGD

menggunakan triase ATS yang dimodifikasi. Triase ini dibagi menjadi 3 bagian

yaitu triase label Merah untuk kategori ATS 1 dan ATS 2, label Kuning untuk

kategori ATS 3 dan ATS 4 serta label Hijau untuk ATS kategori 5.

Perawat pelaksana berjumlah 30 orang dengan 1 orang kepala ruangan IGD.

Pendidikan perawat IGD di RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes minimal D3

Keperawatan dan maksimal S1 Keperawatan Ners. Ruang IGD dibagi menjadi 2

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

bagian besar yaitu ruang triase dan ruang tindakan. Ruang tindakan dibagi

menjadi 3 yaitu tindakan bedah, ruang resusitasi dan ruang observasi.

Pasien yang berkunjung di IGD secara umum ada 2 jenis, yaitu pasien yang

datang sendiri dan pasien rujukan. Pasien rujukan bisa berasal dari internal RS

dan dari luar rumah sakit (Puskesmas/RS lain). Alur pasien yang berkunjung ke

IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes adalah sebagai berikut: setiap pasien yang

berkunjung ke IGD akan ditriase/dipilah berdasarkan tingkat kegawatan dan

kasusnya (bedah/medik). Pasien yang memerlukan tindak lanjut dari triase akan

dilakukan assesment lanjutan dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, setelah

itu akan dilakukan review dan konsultasi untuk kemudian didisposisikan untuk

masuk rumah sakit (MRS) atau rawat jalan (Pulang/KRS). RSUD ini beralamat di

Jl. Moch. Hatta No.19 Kelurahan Oebobo, Kota Kupang.

5.2 Hasil Penelitian

Peneliti akan menguraikan hasil penelitian sebagai berikut:

5.2.1 Karakteristik Responden

Data karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin

pendidikan terakhir, lama kerja di IGD dan jenis serta jumlah pelatihan

kegawatdaruratan yang pernah diikuti. Berdasarkan hasil perhitungan rumus besar

sampel, besar sampel yang diteliti berjumlah 28 responden.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

Tabel 5.1 Karakteristik Perawat IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes di Kupang

dari tanggal 14 – 28 Desember 2018

Karakteristik f(x) p(%)


Umur
26 - 30 tahun 6 21,4
31 – 35 tahun 12 42,9
36 – 40 tahun 3 10,7
41 – 45 tahun 5 17,9
46 – 50 tahun 2 7,1
Σ Responden 28 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 46
Perempuan 15 54
ΣResponden 28 100
Pendidikan
D3 19 67,9
D4 4 14,3
S1 Ners 5 17,9
ΣResponden 28 100
Lama kerja
< 3 tahun 1 3,6
3 – 6 Tahun 5 17,9
6 - 9Tahun 11 39,3
9 – 12 Tahun 2 7,1
12 – 15 Tahun 1 3,6
>15 tahun 8 28,6
ΣResponden 28 100

Berdasarkan Tabel 5.1 dari 28 responden didapatkan hampir setengah

responden berusia 31-35 tahun sebanyak 12 orang (42,9%), sebagian besar

berjenis kelamin perempuan 15 orang (54%) dan berpendidikan D3 keperawatan

sebanyak 19 responden (67,9%) memiliki lama kerja > 6-9 tahun sebanyak 11

orang (39,3%).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

5.2.2 Hasil observasi nilai penggunaan ATS modifikasi

Peneliti akan menguraikan hasil observasi nilai penggunaan ATS

modifikassi oleh perawat di dinas pagi, dinas siang dan dinas malam RSUD Prof.

Dr. W. Z. Johannes Kupang.

1. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas pagi


Tabel 5.2 Hasil Penilaian ATS modifikasi pada Dinas Pagi
Penggunaan ATS f (%)
modifikasi
Tidak sesuai 0 0
Cukup sesuai 16 57,1
Sesuai 12 42,9
Total 28 100

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dari 28 responden yang diteliti sebagian besar

cukup sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas

pada dinas pagi yaitu sebanyak 16 orang (57,1%).

2. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas siang


Tabel 5.3 Hasil Penilaian ATS modifikasipada Dinas Siang
Penggunaan ATS f (%)
modifikasi
Tidak sesuai 0 0
Cukup sesuai 16 57,1
Sesuai 12 42,9
Total 28 100,0

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dari 28 responden yang diteliti sebagian besar

cukup sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas

pada dinas siang yaitu sebanyak 16 orang (57,1%).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

3. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas malam


Tabel 5.4 Hasil Penilaian ATS modifikasi pada Dinas Malam
Penggunaan ATS f (%)
modifikasi
Tidak sesuai 0 0
Cukup sesuai 15 53,6
Sesuai 13 46,4
Total 28 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dari 28 responden yang diteliti sebagian besar cukup

sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas pada

dians malam yaitu sebanyak 15 orang (53,6%).

5.2.3 Hasil observasi response time perawat di IGD

Data ini berisi penilaian response time perawat di dinas pagi, dinas siang dan

dinas malam di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.

1. Hasil penilaian observasi ATS modifikasi dengan response time Perawat IGD
di dinas Pagi
Tabel 5.5 Response Time Perawat IGD Dinas Pagi
Response time perawat f (%)
Tidak cepat 0 0
Cukup cepat 9 32,1
Cepat 19 67,9
Total 28 100

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa response time perawat pada

dinas pagi dari 28 responden yang diteliti sebagian besar responden memiliki

response time cepat sebanyak 19 orang (67,9%).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

2. Hasil penilaian observasi response time Perawat IGD didinas siang


Tabel 5.6 Response Time Perawat IGD pada Dinas Siang
Response Time perawat f (%)
Lambat 1 3,6
Cukup cepat 14 50,0
Cepat 13 46,4
Total 28 100,0

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat response time perawat pada dinas

siang dari 28 responden yang diteliti hampir setengah responden memiliki

response time cukup cepat sebanyak 14 orang (46,4%).

3. Hasil penilaian observasi response time Perawat IGD didinas Malam


Tabel 5.7 Response Time Perawat IGD pada Dinas Siang
Response Time perawat f (%)
Lambat 0 0
Cukup cepat 13 46,4
Cepat 15 53,6
Total 28 100,0

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat response time perawat pada dinas

malam dari 28 responden sebagian besar responden memiliki respon cepat

sebanyak 15 orang (53,6%).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

5.2.4 Hubungan antara Penggunaan ATS modifikasi dan Kecepatan Response

time Perawat di IGD

1. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan

response time perawat di IGD pada dinas pagi.

Tabel 5.8 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan


kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas pagi
Penggunaan Response Time Total
ATS Cukup cepat Cepat
modifikasi f % f % f %
Cukup 6 21,5 10 35,7 16 57,2
sesuai
Sesuai 3 10,7 9 32,1 12 42,8
Total 9 32,1 19 67,8 28 100
Spearman Rho p=0,720

Berdasarkan Tabel 5.8 dari 28 responden perawat dengan

penggunaan ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup

sesuai memiliki tingkatan response time yang cepat pada 10 orang

(35,7%). Dari hasil uji analisis statistik menggunakan Spearman Rho

didapatkan p=0,720> α ≤ 0,05 maka hal ini menunjukkan tidak terdapat

hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan response time perawat

dinas pagi.

2. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan

response time perawat di IGD pada dinas siang

Tabel 5.9 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan


kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas Siang
Penggunaan ATS Response Time Total
modifikasi Lambat Cukup Cepat
cepat
f % f % f % f %
Cukup sesuai 1 3,58 9 32,1 6 21,5 16 57,2
Sesuai 0 0 5 17,8 7 25 12 42,8
Total 1 3,58 14 49,9 13 46,5 28 100
Spearman Rho p=0,172

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

Berdasarkan Tabel 5.9 dari 28 responden perawat dengan penggunaan

ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup sesuai memiliki

tingkatan response time yang cepat pada 9 orang (32,1%). Dari hasil uji analisis

statistik menggunakan Spearman Rho didapatkan p=0,866> α ≤ 0,05 maka hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan

response time perawat dinas siang.

3. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan

response time perawat di IGD pada dinas malam

Tabel 5.10 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan


kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas malam

Penggunaan Response Time Total


ATS Cukup cepat Cepat
modifikasi f % f % f %
Cukup 8 28,6 7 25 15 53,6
sesuai
Sesuai 5 17,8 8 28,6 13 46,4
Total 13 46,4 15 53,6 28 100
Spearman Rho p=0,173

Berdasarkan Tabel 5.10 dari 28 responden perawat dengan penggunaan

ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup sesuai memiliki

tingkatan response time yang cepat pada 8 orang (27,6%). Dari hasil uji analisis

statistik menggunakan Spearman Rho didapatkan p=0,173> α ≤ 0,05 maka hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan

response time perawat dinas malam.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

5.3 Pembahasan

Pada sub bab berikut peneliti akan membahas masalah yang muncul

berdasarkan hasil penelitian hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan

response time perawat di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.

5.3.1 Hubungan antara Penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan Response

time perawat di IGD pada dinas pagi di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes

Kupang.

Hasil penelitian uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

Penggunaan ATS dengan Response Time perawat dinas pagi. Didapatkan di dinas

pagi penggunaan ATS hampir setangah responden cukup sesuai sebanyak 16

orang. Meski demikian, response time hampir sebagian responden kategori cukup

sesuai ini masuk dalam kategori cepat sebanyak 10 orang (35,7%).

Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Saktiwirotomo dan Emaliyawati 2016 di IGD RSI PKU Muhamadiyah

Pekajangan Pekalongan yang membuktikan bahwa penggunaan metode

Australasian Triage Scale lebih efektif dibandingkan triase tiga tingkat dalam

penerapan di IGD (Saktiwirotomo and Emaliyawati, 2016) . Penerapan triase yang

kurang dan belum memadai akan membahayakan kehidupan klien yang tiba di

IGD. Tindakan pengobatan kepada klien dalam urutan kedatangan tanpa penilaian

sebelum menentukan tingkat kegawatan dari penyakitnya atau tanpa melakukan

triase terlebih dahulu dapat mengakibatkan penundaan intervensi klien dengan

kondisi kritis sehingga berpotensi mematikan (Aloyce, Leshabari and Brysiewicz,

2014).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Peneliti berpendapat bahwa walaupun penggunaan ATS masuk dalam

kategori cukup sesuai dengan SOP, namun perawat tetap memiliki response time

yang baik. Perawat yang tidak menggunakan SOP ATS tidak sesuai pada dinas

pagi dari 28 responden rata-rata dikarenakan mereka menerima pasien dengan

kategori ATS modifikasi 3 label hijau (kategori 5) pada saat jam kerja yang

seharusnya diarahkan ke poliklinik bukan ditangani di IGD.

Peneliti berpendapat dari 16 responden yang cukup sesuai melakukan

penggunaan ATS dikarenakan ada perawat yang tidak bisa menolak pasien dan

ada juga perawat yang dengan sengaja mengijinkan pasien ditangani di IGD

karena kedekatan keluarga dan teman. Hal ini tentu saja tidak sesuai standar yang

ditetapkan Australasian Triage Scale dimana pasien kategori 5 adalah pasien-

pasien yang masuk dalam kategori tidak segera dimana gejala tidak beresiko

memberat bila pengobatan tidak segera diberikan. Pasien kategori ATS 5 dengan

SOP yang ada di jam kerja harus ditangani di poliklinik sehingga tidak terjadi

penumpukan pasien dalam IGD pada dinas pagi. Ketepataan dalam menentukan

kriteria triase dapat memperbaiki aliran pasien yang datang ke unit gawat darurat,

menjaga sumber daya unit agar dapat fokus menangani kasus yang benar-benar

gawat, dan mengalihkan kasus yang tidak gawat ke fasilitas kesehatan yang

sesuai.

Penelitian yang dilakukan di RS Puri Indah Jakarta menemukan bahwa

pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat mempunyai pengaruh terhadap

penerapan triage bila faktor-faktor tersebut tidak dilaksanakan secara optimal,

karena dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan

menyebabkan kecacatan pada klien (Australian Triage Process Review 2011).

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

Emergency Nursing Association (2013) mengembangkan pedoman kebutuhan

tebaga keperawatan di ruang IGD menyatakan bahwa keterampilan dan latar

belakang pendidikan yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penerapan triage

ATS.

Dalam hal pendidikan, rata-rata perawat di IGD Johannes berpendidikan D3

sebanyak 20 orang (71,4%). Untuk keterampilan, sampai saat ini belum ada

perawat IGD yang mengikuti pelatihan Triage. Hasil temuan peneliti bahwa

perawat IGD hanya diberikan sosialisasi tentang ATS tanpa adanya pelatihan

simulasi triase. Rata-rata pelatihan yang diikuti sebagian besar responden adalah 1

kali untuk pelatihan dasar gawat darurat/BHD. Tujuan pelatihan triase adalah

untuk meningkatkan konsistensi peserta dalam menetapkan kategori triase dan

menurunkan lama pasien berada di IGD.

Peneliti berpendapat, penggunaan ATS modifikasi yang belum semuanya

sesuai dikarenakan perawat masih kurang dalam hal pengetahuan mengenai triase

ATS sehingga perawat terkdang ragu dalam penentuan prioritas.

5.3.2 Hubungan antara Penggunaan ATS dan kecepatan Response time perawat

di IGD pada dinas siang

Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Spearman Rho, nilai

signifikansi p lebih besar dari p yang ditetapkan yaitu <0,05 maka hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS dan response Time

perawat pada dinas siang. Perawat dengan kategori cukup sesuai dan sesuai dalam

melakukan triage dengan menggunakan ATS memiliki response time yang cepat

dan cukup cepat.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

Berdasarkan hasil observasi di dinas siang, peneliti menemukan bahwa ada

perawat yang tidak melakukan pemeriksaan fisik pasien di ruang triase (meskipun

ada ruang khusus triase). Selain itu peralatan diruang triase tampak terbatas dan

kurangnya jumlah perawat yang bertugas setiap dinas, dimana hanya terdapat 7

orang perawat padahal jumlah pasien pada dinas tersebut sering melebihi

kapasitas brankart yang ada (30 buah), sehingga ruangan IGD menjadi sangat

penuh (overcrowded). Pada dinas siang sering terjadi penumpukan dari pasien

pagi yang tertahan karena belum masuk ke ruang perawatan, sehingga dengan

jumlah perawat yang terbatas pada saat dinas beberapa pasien yang baru masuk

seolah-olah terabaikan karena ada response time perawat yang kurang sesuai.

Pelaksanaan triase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor

kinerja (performance), faktor pasien, faktor perlengkapan triase, faktor

ketenagaan, dan faktor model of caring yang digunakan di instalasi tersebut

(Christ et al., 2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh Anderson, Omberg, dan

Svedlund (2007) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi triage decision

making dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal mencerminkan keterampilan perawat dan kapasitas pribadi. Faktor

eksternal mencerminkan kapasitas lingkungan kerja, termasuk beban kerja tinggi,

pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan riwayat klinis pasien. Jika faktor-

faktor itu diabaikan maka pelaksanaan triase berjalan tidak optimal sehingga dapat

menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, serta mengakibatkan

ketidakmampuan dan bahkan cacat permanen bagi pasien (Gerdtz et al., 2009)

Pelaksanaan triase sangat penting dilaksanakan dalam kondisi

kegawatdaruratan, sehingga faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan triase

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

perlu diidentifikasi serta diperlukan rekomendasi tindak lanjut untuk

memperbaikinya, khususnya masalah peningkatan mutu dan jumlah tenaga

perawat, serta melengkapi dan mengoptimalkan penggunaan perlengkapan triase.

5.3.3 Hubungan antara Penggunaan ATS dan kecepatan Response time perawat

di IGD pada dinas Malam

Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Spearman Rho, nilai

signifikansi p lebih besar dari p yang ditetapkan yaitu <0,05 hal ini menunjukkan

tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS dan response time perawat pada

dinas malam. Sebagian besar perawat dengan kategori penggunaan ATS cukup

sesuai sebanyak 15 orang memiliki response time yang cukup cepat sebanyak 8

orang dan hanya 7 orang yang memiliki response time cepat. Response time

responden yang belum sepenuhnya cepat ini ditunjukkn dari sebagian besar

responden belum pernah mengikuti pelatihan triase sehingga responden sedikit

kesulitan dalam menentukkan prioritas pasien sesuai kategorinya. Dalam

wawancara yang dilakukan peneliti, 6 dari 10 orang perawat mengatakan

terkadang mereka tidak berani untuk membuat keputusan dalam penetapan

kategori pasien yang datang dikarenakan mereka bingung untuk menetukan label

pasien. Dari hasil observasi peneliti di dinas malam, responden yang masuk

dalam kategori sesuai dalam penggunan ATS dan memiliki response time cepat

sebagian besar adalah responden dengan waktu lama kerja 1-5 tahun. Hal ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Fujino, Tanaka M, Yonemitsu Y,

Kawamoto R. (Fujino et al., 2014) pada 1395 perawat yang bekerja di Rumah

Sakit Umum di Jepang menunjukkan bahwa 1045 perawat (76%) menunjukkan

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

bahwa semakin lama bekerja maka kinerja perawat menjadi semakin baik (Fujino

et al., 2014)

Penelitian lain yang dilakukan Dadashzadeh, Abbas, Farahnaz

Abdolahzadeh, Azad Rahman, Morteza Ghojazadeh (Dadashzadeh et al., 2013)

bahwa dalam penelitian kuantitatifnya menyatakan bahwa faktor yang

memengaruhi pelaksanaan triase dibagi menjadi 3 kategori yaitu pertama faktor

personil (keterampilan dan pengetahuan perawat), kedua faktor pasien dan ketiga

adalah faktor non personil salah satunya adalah beban kerja. Hal tersebut

dikuatkan pula oleh Australian Triage Process Review (2005) menyatakan bahwa

kinerja mempengaruhi pelaksanaan triase. Peneliti berpendapat, dengan

pengetahuan (tingkat pendidikan sebagian besar D3) dan keterampilan (tentang

triase) yang kurang hal ini mempengaruhi responden dalam pengunaan ATS dan

response time.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 6 ini akan disajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan response time perawat

sebagai berikut.

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dirumuskan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kesesuaian penggunaan ATS modifikasi oleh perawat di ruangan IGD RSUD

Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang sebagian besar perawat sudah cukup sesuai

menggunakan SOP penerimaan pasien baru dalam memilah sesuai kategori

atau label pasien.

2. Response time perawat di ruangan IGD RSUD Prof.dr.W.Z.Johannes Kupang

sebagian besar cepat dalam menangani pasien sesuai kategori ATS modifikasi

pada dinas pagi.

3. Penggunaan ATS modifikasi tidak berhubungan dengan Response time

perawat di ruangan IGD RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang baik pada

dinas pagi, dinas siang maupun dinas malam.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

6.2 Saran

1. Bagi Institusi pelayanan

Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan triase diharapkan tidak

memodifikasi SOP penerimaan pasien memakai standar Australasian Triage

Scale sehingga dalam penerapannya para pelaksana tidak kesulitan dalam

menentukan prioritas waktu response time..

2. Bagi peneliti selanjutnya

1) Peneliti selanjutnya dapat menggali faktor-faktor yang memengaruhi

response time perawat (selain faktor penggunaan ATS).

2) Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen penelitian lembaran

observasi dengan mengambil rujukan dari teori-teori yang ada.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyani, V. M., W., M. T. A. and K., R. E. (2015) ‘Analisis Peran Perawat


Triage terhadap Waiting Time dan Length Of Stay pada Ruangan Triage di
Instansi Gawat Darurat Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang’, Jurnal
Care, 3(1), pp. 39–50. Available at:
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/viewFile/302/303.

Bergman, C.L., 2012. Emergency Nurses’ Perceived Barriers to Demonstrating


Caring When Managing Adult Patients’ Pain. Journal of Emergency
Nursing, 38(3), pp.218–225.
Christ, M. et al. (2010) ‘Modern Triage in the Emergency Department’, Deutsches
Aerzteblatt Online, 107(50). doi: 10.3238/arztebl.2010.0892.
Curtin University, 2011. Triage In The Emergency Department TheWestern
Australian Centre for Evidence Informed Healthcare Practice Latest
version provided by the Western Australian Centre for Evidence Informed
Healthcare, Western Australia.

Dadashzadeh, A., Farahnaz A., Azad R., Morteza G., 2013. Factors Affecting
Triage Decision-Making From The Viewpoitns of Emergency Department
Staff in Tabriz Hospitals, Iran J Crit Care Nurs; 6(40: 269-276

Departement of Health and Aging ed., 2009. www.health.gov.au, Australian


Goverment.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Teknis Medik, 2011. Standar
PelayananKeperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit,

Emergency Nurses Association, 2008. Competencies for Nurse Practitioners in


Emergency Care. Emergency Nurses Association, pp.1–18.

Gerdtz, M. F. et al. (2009) ‘Factors influencing consistency of triage using the


Australasian Triage Scale: Implications for guideline development’, EMA
- Emergency Medicine Australasia, 21(4), pp. 277–285. doi:
10.1111/j.1742-6723.2009.01197.x.

Government, A. and Ageing, department of health and (no date) triage


workbook. P3-5240.

Firdaus, M. N. (2017) ‘Penerapan ATS terhadap Waiting Time Klien’,


Prosinding Seminar Nasional, pp. 34–37. Available at:
http://ejurnalp2m.stikesmajapahitmojokerto.ac.id/index.php/publikasi_stik
es_majapahit/article/download/219/192. (Accessed July 20, 2018)

Fujino Y. Tanaka M, Yonemitsu Y, Kawamoto R. 2014. The relationship


between characteristics of nursing performance and years of eperience in
nurses with high emotional intelligence. Int J Nurs Pract. 2014 Apr 8. Doi:
10.1111/ijn.12311.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

Habib, H. et al. (2016) (PDF) Triase Modern Rumah Sakit dan Aplikasinya di
Indonesia. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/311715654_Triase_Modern_Ru
mah_Sakit_dan_Aplikasinya_di_Indonesia (Accessed: 16 October 2018).

Hartati, S. (2016) Response Time Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat


Response Time Nurse ’ In Emergency General Installation.

Ismail, Akhmad, 2017 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Length of Stay Pasien
di Instalasi Gawat Darurat Menggunakan Pendekatan Time Frame Guide
Emergency Model Of Care’.

Kementrian Kesehatan RI, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Kementrian Kesehatan RI, 2009. Keputusan Menteri Kesehatan


RI No.856/Menkes/SK/IX/2009.

Limantara, R., Herjunianto and Roosalina, A. (2013) ‘Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Tingginya Angka Kematian di IGD Rumah Sakit’, Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(2), pp. 200–205. doi:
10.21776/ub.jkb.2015.028.02.15.

Lisa A. Wolf. Et al., 2017. Triaging The Emergency Department, Not The
Patient: United States Emergency Nurses’ Experience of The Triage
Process., Journal Of Emergency Nursing

Maatilu, V., Mulyadi & Malara, R.T., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat
Di IGD RSUP Pof. DR . R. D. Kandou Manado.

Mannapur, B. S. and Ashok, N. C. (2012) ‘Factors influencing utilization of


intranatal care services in rural field practice area of J. S. S Medical
College, Mysore’, Indian Journal of Public Health Research and
Development, 3(4), pp. 14–17.

Martin, A. et al. (2014) ‘An Examination of ESI Triage Scoring Accuracy in


Relationship to ED Nursing Attitudes and Experience’, Journal of
Emergency Nursing. Emergency Nurses Association, 40(5), pp. 461–468.
doi: 10.1016/j.jen.2013.09.009.

Murphy, A. et al., 2016. Development of key performance indicators for


prehospital emergency care. , (June 2012), pp.286–292.

National Treatment Agency for Substance Misuse (2012) Models of care. doi:
10.1007/978-3-319-16068-9.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

Nehme, Z., Andrew, E., Smith K., 2016. Factors Influencing the Timeliness of
Emergency Medical Service Response to Time Critical Emergencies.,
3127(August), pp.0-9

Nur Ainiyah, Ahsan, M.F., 2014. The Factors Associated with The Triage
Implementation in Emergency Department.
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan 4th ed. P. P. Lestari,
ed., Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017


tentang pengembangan jenjang karier profesional perawat klinis

Rankin, J. A., Then, K. L. and Atack, L. (2013) ‘Can Emergency Nurses Triage
Skills Be Improved by Online Learning? Results of an Experiment’,
Journal of Emergency Nursing. Emergency Nurses Association, 39(1), pp.
20–26. doi: 10.1016/j.jen.2011.07.004.

Saleh, A. (2017) ‘Cross-sectional study of emergency department presentation


triage categories at Goondiwindi Hospital and their effect on the treatment
of acute emergencies’, Australian Journal of Rural Health, 25(4), pp. 235–
240. doi: 10.1111/ajr.12337.

University of Wisconsin Hospital and Clinics Emergency Department, 2016.


Standards of Emergency Nursing Practice.

Wahyu, R. & Naser, A.M., 2015. The factors associated with the Response
Time of nurses in handling emergency patients in IGD RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan, 3(c).
Wolf, L.A. et al., 2016. Triaging The Emergency Department, Not The Patient :
United States Emergency Nurses‟ Expreince Of The Triage Process. , pp.1–9.

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

Lampiran 1

Tabel Kategori ATS

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kate


Sesegera mungkin 10 menit 30 menit 60 menit
Resiko gangguan jalan napas,
Henti jantung ngorok Hipertensi berat Perdarahan ri
Terhirup bend
Henti nafas Sesak napas Kehilangan darah moderet ada
sumbatan jalan
Distress pernapasan berat Sirkulasi terganggu SAO2 90-95% nafas
sumbatan jalan nafas dan sesak
nafas kulit dingin, perfusi buruk Pasca kejang Cedera kepala
Tekanan darah <80/ syok pada Hearth rate <50 atau >150 Demam pada pasien
bayi (dewasa) immunokompromais riwayat pingsa
Cedera dada ta
Kesadaran: tidak ada respon Hipotensi Muntah menetap atau
(hanya berespon pada nyeri) Kehilangan banyak darah Nyeri kepala dengan riwayat pingsan, Distress perna
Kejang yang sedang berlangsung Nyeri dada tipikal saat ini sudah sadar Nyeri ringan-s
Gangguan perilaku yang
mengancam Nyeri hebat Nyeri sedang apapun penyebabnya Muntah/diare
radang atau be
diri pasien dan orang lain Delirium/gaduh gelisah Nyeri perut tanpa tanda akut mata
Hemiparesis akut/disphasia abdomen atau pasien usia>65 tahun tetapi pengliha
Demam dengan letargi Dehidrasi trauma ekstrem
Mata terpercik zat asam/zat basa Neonatus dengan kondisi stabil (keseleo, curig
robek sederha
Trauma multiple yang Gangguan perilaku: sangat tertekan bengkak)
membutuhkan respon tim menarik diri, agitasi, gangguan isi Nyeri perut no
Trauma lokal maupun berat dan bentuk pikiran akut,
Riwayat medis beresiko potensi menarik diri sendiri
Riwayat tertelan bahan beracun
dan berbahaya
Riwayat tersengat racun binatang
Nyeri diduga berasal dari emboli
paru
Diseksi aorta, kehamilan ektopik
Gangguan perilaku:
Perilaku agresif dan kasar
Perilaku yang membahayakan
diri sendiri dan orang lain
Serta membutuhkan restrain

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Bapak/Ibu perawat di Ruang IGD yang terhormat, nama saya Sofiyanti


Normalinda Banoet, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Saya akan melakukan
penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage
Scale) Modifikasi terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat
Darurat”.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi


mengenai pentingnya triase bagi tenaga keperawatan untuk diterapkan ketika
melakukan pelayanan dan dapat menjadi masukan dalam mengembangkan SOP
(standar operasional prosedur) ATS terstandar di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes Kupang. Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk menjadi responden dan bersedia diobservasi selama
memberikan pelayanan di ruang IGD. Saya menjamin kerahasiaan pendapat
dan identitas Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan dipergunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan mutu pelayanan, tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain.

Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya


mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menandatangani persetujuan yang telah
saya siapkan. Partisipasi Bapak/Ibu sangat saya hargai dan saya ucapkan terima
kasih.

Surabaya, 2018

Sofiyanti N. Banoet

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

NIM. 131711123014
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan dari peneliti secara rinci dan jelas mengenai
penelitian yang berjudul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale)
ModifikaTerhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat Darurat”, meliputi:
1. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
Selama dilakukan penelitian, subyek hanya akan diobservasi tanpa diberikan
perlakuan.
2. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
Subyek dapat mengetahui penggunaan ATS terhadap peningkatan response
time yang didapatkan ketika melakukan tindakan.
3. Bahaya yang akan timbul
Bahaya yang ditimbulkan dalam penelitian ini resikonya rendah karena
bersifat observasi. Peneliti akan bertanggung jawab terhadap subyek
penelitian.
4. Prosedur penelitian
Setelah mendapat ijin dari pihak rumah sakit, peneliti akan melakukan
penelitian kepada subyek dengan cara diobservasi setiap subyek sebanyak 5
kali per shift.

Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia *) menjadi subyek penelitian


dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.

Kupang, November 2018


Peneliti Responden

(Sofiyanti N. Banoet) (........................................)


Saksi,

(...................................)
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

Lampiran 4

Data Demografi

Petunjuk pengisian:

Isilah titik-titik yang ada dibawah ini.

1. Nama (inisial) :............................


2. Usia :............................
3. Jenis Kelamin :............................
4. Pendidikan Terakhir :............................
5. Lama Kerja di IGD :............................
6. PK (Perawat Klinik) :............................

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI RESPONSE TIME PERAWAT TRIAGE

IGD RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES KUPANG

Kode Responden :

Shift :

No Waktu Response time Response time Response time


Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 (ATS
(ATS 1 & ATS (ATS 3 & ATS 5)
2) 4)
1

Keterangan :

Alasan delay :

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

Lampiran 6

SOP Penerimaan Pasien Berdasarkan ATS di Insalatasi Gawat Darurat


RSUD Prof.Dr. W. Z. Johannes Kupang

Kode Responden:

No Prosedur Sesuai Tidak sesuai


Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Melakukan pemilahan/seleksi
berdasarkan kegawatdaruratan
Bila pasien >20 orang maka
2 triase
dilakukan dihalaman samping
IGD
Lakukan tindakan sesuai
3 prosedur
Pemilahan ATS
P1 Merah
(Kategori ATS 1 & ATS 2)
* Mengalamai gagal jantung
paru diarahkan ke ruang
resusitasi
4 P2 Kuning
(Kategori ATS 3 & ATS 4)
* Kasus bedah ke ruang
tindakan
* Bukan kasus bedah ke ruang
Observasi
5 P3 Hijau
(Kategori ATS 5)
* Pada jam kerja diarahkan ke
Poliklinik
* Diluar jam kerja dilayani
diruang non emergensi setelah
kasus emergensi tertangani

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

Lampiran 7

Data Demografi Responden dan Variabel Penelitian

Data Demografi Pagi Siang Malam


No.Resp

ATS

RT

ATS

RT

ATS

RT
Umur Kode JK Kode Penddkn Kode LaKer Kode PK Kode Pelthn Kode

1 31 2 P 2 S1 Ners 3 9 3 PK 2 2 2 Kali 1 cukup Cepat cukup Cepat cepat Cepat

2 26 1 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cukup Cepat cukup cukup

3 34 2 L 1 D3 1 7 3 PK 2 2 2 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat

4 37 3 P 2 D3 1 17 3 PK 3 3 3 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat cukup cukup

5 35 2 L 1 D3 1 10 3 PK 2 2 3 kali 1 sesuai Cepat sesuai cukup sesuai cukup

6 33 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup cukup cukup Cepat

7 38 3 P 2 D3 1 17 3 PK 3 1 2 kali 1 sesuai Cepat sesuai Cepat sesuai Cepat

8 36 3 P 2 D3 1 5 2 PK 2 2 1 kali 1 cukup Cepat cukup Cepat sesuai Cepat

9 43 4 P 2 S1 Ners 3 19 3 PK 3 3 2 kali 1 cukup cukup cukup Cepat cukup cukup

10 29 1 L 1 D3 1 5 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cepat cukup cukup cukup

11 45 4 L 1 D4 2 21 3 PK 3 3 2 kali 1 cukup cukup cukup cukup cukup cukup

12 44 4 L 1 D3 1 3 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cukup cukup cukup cukup

13 33 2 L 1 D3 1 9 3 PK 1 1 3 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat

14 52 6 P 2 S1 Ners 3 4 2 PK 1 1 2 kali 1 cukup Cepat cukup Cepat sesuai Cepat

15 34 2 L 1 D3 1 2 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cepat cukup cukup Cepat

16 32 2 P 2 D3 1 2 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat cukup Cepat

17 43 4 L 1 D3 1 18 3 PK 3 3 3 kali 1 sesuai cukup cukup cukup sesuai cukup

18 41 4 L 1 D4 2 21 3 PK 3 3 3 kali 1 cukup Cepat cukup cukup sesuai Cepat

19 34 2 L 1 D4 2 9 3 PK 2 2 4 kali 2 sesuai Cepat cukup Cepat sesuai cukup

20 33 2 P 2 D3 1 9 3 PK 2 2 1 kali 1 sesuai Cepat sesuai Cepat cukup cukup

21 34 2 L 1 D3 1 3 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai cukup cukup cukup sesuai cukup

22 29 1 P 2 S1 Ners 3 3 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cukup cukup cukup Cepat

23 30 1 L 1 D3 1 7 3 PK 2 2 2 kali 1 sesuai Cepat sesuai cukup sesuai Cepat

24 26 1 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat sesuai Cepat

25 53 6 L 1 D4 2 23 3 PK 3 3 4 kali 2 cukup cukup cukup cukup cukup cukup

26 30 1 P 2 D3 1 7 3 PK 2 2 3 kali 1 sesuai cukup cukup Cepat sesuai Cepat

27 34 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai cukup cukup Cepat cukup Cepat

28 33 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

Lampiran 8

Tabulasi data Penggunaan ATS dengan respon


Kode Responden

1 2 3 4 5 6 7

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS
ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS
RT RT RT RT RT RT RT R
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1
2 1 1 2 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2
4 1 1 1 0 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 3
5 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
6 0 1 2 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1
7 0 1 3 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1
8 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
9 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
10 1 1 1 0 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
11 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 2 0
12 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1
13 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 1 3 0 1 3
14 1 1 1 1 1 2 1 1 3 0 1 2 1 1 2 0 1 3 0 1 3 1
15 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
17 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 0
18 0 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 1 1 1 2
19 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 1 2
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 2 0 1 2 0
21 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0
22 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 0
23 0 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2
24 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 1 1 1 1 2
25 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1
26 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2
27 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 0 1 2 1 1 2
28 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

Lampiran 9

Tabulasi data Penggunaan ATS dengan respo


Kode Responden

1 2 3 4 5 6 7

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS
ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS
RT ATS RT RT RT RT RT RT
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1
2 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1
3 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1
4 1 1 1 1 1 3 0 1 3 0 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 3 1
5 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 2 1 0 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1
7 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1
8 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
9 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 3 1 1 2 1
10 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 0 3 1 0 1 1 1 2 1
11 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 2 0
12 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 0 1 3 1
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1
14 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 3 1
15 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1
16 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1
17 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1
18 1 1 2 1 0 2 0 1 1 1 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0
20 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 3 0 1 3 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2
22 0 1 2 1 1 2 1 1 3 1 0 3 1 0 2 1 1 3 1 1 2 0
23 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1 1 3 1 1 1 1 0 3 1 1 1
24 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2
25 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1
26 1 1 2 1 1 3 0 0 2 1 1 3 1 1 3 0 1 1 1 1 2 1
27 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3
28 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82

Lampiran 10

Tabulasi data Penggunaan ATS dengan response


Kode Responden

1 2 3 4 5 6 7

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS

Kat ATS
ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS

ATS
RT ATS RT RT RT RT RT RT
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2
2 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0
3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2
4 0 0 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3
5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 3
6 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0 1 2 1 1 1 1 1 2
7 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2
8 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 3 1 1 2 1 1 1 0 1 3 1 0 1 1 1 3 1 1 2
10 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 2 1
11 1 1 1 0 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 2
12 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 2
14 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1
15 1 1 3 0 1 2 1 1 3 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2
16 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 1 1 3 1
17 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 2
18 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1
19 1 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2
20 0 0 2 1 1 1 1 1 3 0 1 2 1 1 3 1 1 1
21 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
22 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 0 1 1 0 2 1 1 3 1 1 2
23 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1
24 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1
25 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 0 1 1
26 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2
27 1 1 3 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3
28 1 1 2 0 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

Lampiran 11

Distribusi frekuensi data demografi

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26-30 Tahun 6 21,4 21,4 21,4
31-35 Tahun 12 42,9 42,9 64,3
36-40 Tahun 3 10,7 10,7 75,0
41-45 Tahun 5 17,9 17,9 92,9
46-50 Tahun 2 7,1 7,1 100,0
Total 28 100,0 100,0

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

Lama kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 Tahun 1 3,6 3,6 3,6
>3-6 Tahun 5 17,9 17,9 17,9
>6-9 Tahun 11 39,3 39,3 39,3
>9-12 Tahun 2 7,1 7,1 7,1
>12-15 Tahun 1 3,6 3,6 3,6
>15 Tahun 8 28,6 28,6 28,6
Total 28 100,0 100,0

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

Lampiran 12

Frekuensi Penggunaan ATS Modifikasi

Pengunaan ATS modifikasi dinas pagi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup sesuai 16 57,1 57,1 57,1
sesuai 12 42,9 42,9 100,0
Total 28 100,0 100,0

Penggunaan ATS modifikasi shift Siang


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup sesuai 16 57,1 57,1 57,1
sesuai 12 42,9 42,9 100,0
Total 28 100,0 100,0

Penggunaan ATS modifikasi Shift Malam


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup sesuai 15 53,6 53,6 53,6
sesuai 13 46,4 46,4 100,0
Total 28 100,0 100,0

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

Lampiran 13

Response Time Perawat Shift Pagi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup cepat 9 32,1 32,1 32,1
cepat 19 67,9 67,9 100,0
Total 28 100,0 100,0

Response Time Perawat shift Siang


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lambat 1 3,6 3,6 3,6
cukup cepat 14 50,0 50,0 53,6
cepat 13 46,4 46,4 100,0
Total 28 100,0 100,0

Response Time Perawat Shift Malam


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup cepat 13 46,4 46,4 46,4
cepat 15 53,6 53,6 100,0
Total 28 100,0 100,0

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87

Lampiran 14

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengunaan ats dinas pagi * 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
respon time dinas pagi

Penggunaan ATS shift Pagi * Response Time Perawat shift Pagi Crosstabulation
Count
Response Time Perawat shift Pagi
cukup cepat cepat Total
Penggunaan ATS shift Pagi cukup sesuai 6 10 16
sesuai 3 9 12
Total 9 19 28

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penggunaan ATS shift Siang * 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
Response Time Perawat shift
Siang

Penggunaan ATS shift Siang * Response Time Perawat shift Siang Crosstabulation
Count
Response Time Perawat shift Siang
lambat cukup cepat cepat Total
Penggunaan ATS shift Siang cukup sesuai 1 9 6 16
sesuai 0 5 7 12
Total 1 14 13 28

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penggunaan ATS Shift Malam 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
* Response Time ATS Shift
Malam

Penggunaan ATS Shift Malam * Response Time ATS Shift Malam


Crosstabulation
Count
Response Time ATS Shift Malam
cukup cepat cepat Total
Penggunaan ATS Shift Malam cukup sesuai 8 7 15
Sesuai 5 8 13
Total 13 15 28

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89

Lampiran 15

Nonparametic Correlations

Correlations
penggunaanATSp Responsetimedina
agi spagi
Spearman's rho penggunaanATSpagi Correlation Coefficient 1,000 ,071
Sig. (2-tailed) . ,720
N 28 28
Responsetimedinaspagi Correlation Coefficient ,071 1,000
Sig. (2-tailed) ,720 .
N 28 28

Correlations
penggunaanATSs Responsetimeshift
hiftSiang siang
Spearman's rho penggunaanATSshiftSiang Correlation Coefficient 1,000 -,033
Sig. (2-tailed) . ,866
N 28 28
Responsetimeshiftsiang Correlation Coefficient -,033 1,000
Sig. (2-tailed) ,866 .
N 28 28

Correlations
penggunaanATSs responsetimeshift
hiftmalam malam
Spearman's rho penggunaanATSshiftmalam Correlation Coefficient 1,000 ,265
Sig. (2-tailed) . ,173
N 28 28
responsetimeshiftmalam Correlation Coefficient ,265 1,000
Sig. (2-tailed) ,173 .
N 28 28

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90

Lampiran 16

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91

Lampiran 17

Lampiran 18

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92

Lampiran 19

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET

Anda mungkin juga menyukai