Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ravi Satya Imansyah 043947945

Mata Kuliah : BIOL4215

Fosfor dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh manusia dan organisme llainnya (hewan
dan tumbuhan). Namun demikian dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan.

Pertanyaan
a. Sebutkan sumber fosfor di lingkungan/ekosistem!
b. Dalam bentuk apakah sulfur dapat mencemari lingkungan?
c. Gambarkan dan beri penjelasan lengkap siklus sulfur di dalam biosfer!
d. Mengapa siklus fosfor termasuk sangat lambat dibandingkan siklus air dan siklus karbon?

Jawaban:

1. Unsur fosfor sulit ditemukan bebas, biasanya ditemukan sebagai senyawa anorganik
terlarut (polifosfat dan ortofosfat). Dalam senyawa organik ditemukan dalam bentuk
partikulat. Karena fosfor memiliki sifat mudah mencair, maka tidak dapat ditemukan di
udara bertekanan tinggi. Oleh karena itu, fosfor dapat ditemukan di air, tanah dan
sedimen.

Bentuk fosfor paling sederhana di perairan dapat ditemukan dalam bentuk ortofosfat.
Ortofosfat adalah hasil dari ionisasi asam ortofosfat. Ortofosfat merupakan bentuk lain
dari fosfor dan bisa digunakan langsung oleh tumbuhan. Kadar fosfat cenderung konstan
pada perairan laut dalam dan meningkat pada perairan laut dangkal.

Berdasarkan kadar fosfat total, keberadaan fosfat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

• Perairan dengan tingkat kesuburan rendah memiliki kadar fosfat sekitar (0-0.02
mg per liter)
• Perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar fosfat sekitar (0.021-
0.05 mg per liter)
• Perairan dengan tingkat kesuburan tinggi memiliki kadar fosfat sekitar (0.05-0.1
mg per liter)
2. Dalam bentuk gas, karena Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida
sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak
berwarna, SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan
bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material
mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang
mengandung metal seperti alumunium, tembaga, seng, timbal dan besi. Di daerah
perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama adalah kegiatan pembangkit tenaga listrik,
terutama yang menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya,
juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang
menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.Pencemaran oleh sulfur oksida
terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu
sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida
(SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah
terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.

Dampak pencemaran SO2 terhadap lingkungan

Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan
asam.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam
bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat
pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari
75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai
makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah
ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Selain menyebabkan hujan asam, SO2 juga dapat mengurangi jarak pandang karena gas
maupun partikel SO2 mampu menyerap cahaya sehingga menimbulkan kabut.
3.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan
dimetabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan
manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ke tubuh manusia. Dari
dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat
yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur.

Sulfur banyak terdapat di kerak bumi. Sulfur dapat diserap oleh tumbuhan dalam bentuk
sulfat. Sulfur diperlukan dalam sintesis senyawa protein. Sulfat dalam tanah diserap oleh
tumbuhan, selanjutnya digunakan untuk sintesis protein. Melalui rantai makanan sulfur
berpindah ke konsumen. Jika organisme mati, senyawa sulfur dalam organisme akan
terurai secara aerob membentuk sulfat kembali, dan bila penguraian berlangsung secara
anaerob menghasilkan gas sulfur dan sulfida.

Gas sulfur dan sulfida juga berasal dari hasil reduksi senyawa sulfat secara anaerob oleh
bakteri pereduksi sulfur. Oleh bakteri sulfur, gas sulfur dan sulfida di udara dioksidasi
menghasilkan sulfur, selanjutnya sulfur dioksidasi lagi membentuk sulfat dalam tanah.
Proses terjadinya sulfur akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu
bara atau terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya akan naik ke
atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada di awan yang menjadi hidrolidid air
membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan
yang dikenal dengan hujan asam.

Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat
peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO42-), sulfat ini
yang mampu berpindah dari bumi atau alam ke tubuh tumbuhan melalui penyerapan
sulfat oleh akar. Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur
dioksida atau hidrogen sulfida.
4. Siklus fosfor menjadi siklus paling lambat jika dibandingkan dengan siklus biogeokimia
lainnya karena Fosfor masuk dalam lingkungan dari batuan serta deposit. Batuan fosfat
dikenal dengan nama apatit, dan sumber fosfor dari deposit diperoleh dari fosil tulang dan
kotoran burung. Batuan yang mengalami pelapukan akan melepaskan ion yang akhirnya
larut ke dalam air dan tanah. Kemudian diserap oleh berbagai tanaman terestrial sebagai
nutrisi.

Siklus fosfor terdiri dari berbagai proses kimia, biologi dan mikrobiologi, yang semuanya
terjadi dalam jangka waktu yang lama. Yaitu:

• Fosfor berasal dari batuan litosfer


Batu sendiri berasal dari gumpalan mineral, nah salah satu mineralnya adalah
fosfor.

• Erosi
Selanjutnya, batuan tersebut akan mengalami erosi, baik disebabkan oleh air
hujan maupun pelapukan batuan oleh lumut.

Ketika terkena air hujan, batuan akan mengalami pengikisan dan beberapa ada
yang masuk ke perairan, sebagian lagi tetap berada di atas tanah, namun mineral
yang terkandung akan ikut terkikis dan larut bersama air menuju lapisan tanah
yang lebih dalam.

• Asimilasi
Ketika batuan mengalami erosi dan terbawa aliran air, maka air tersebut bisa
diserap oleh akar tanaman melalui proses asimilasi. Tanaman akan mengandung
fosfor untuk menunjang pertumbuhan dan kehidupannya.

• Konsumsi tanaman oleh organisme lain (hewan dan manusia)


Kemudian, tanaman tersebut akan dimakan oleh hewan herbivora (pemakan
tumbuhan) dan manusia. Sehingga, fosfor akan berada di dalam tubuh hewan dan
manusia untuk menunjang kehidupannya.

• Dekomposisi
Daun-daun yang jatuh atau tanaman yang mati akan jatuh ke tanah, selanjutnya
akan diuraikan oleh organisme dekomposer seperti jamur dan bakteri.

Begitu juga dengan hewan yang mati dan kotoran/feses yang jatuh ke tanah juga
akan diuraikan oleh dekomposer. Sehingga, dekomposer akan mengandung
fosfor.
• Run off
Dengan begitu, tanah akan mengandung fosfor, yang kemudian akan diserap lagi
oleh akar tanaman dan dimakan oleh hewan. Tapi, ada juga sebagian lain yang
terbawa oleh aliran air menuju badan air atau perairan lagi.

• Dekomposisi di perairan
Di badan air, terdapat organisme yang juga membutuhkan fosfor untuk
menunjang kehidupannya. Nah, ketika organisme tersebut mati, maka akan
melalui proses dekomposisi. Kemudian, air akan diserap oleh tanaman dan ada
yang mengendap ke dasar perairan (sedimentasi).

• Sedimentasi
Dari proses kedua (erosi) sebenarnya ada dua pilihan. Pertama, bisa diserap oleh
tanaman seperti yang terjadi pada proses ketiga (asimilasi).

Ketika masuk ke perairan dikonsumsi oleh organisme air atau akan langsung mengendap
ke dasar perairan dalam proses sedimentasi. Semakin lama, sedimentasi tersebut akan
menghasilkan batuan sedimentasi, sehingga balik lagi ke siklus awal. Begitulah siklus
fosfor terus berlangsung.

Reservoir fosfor banyaknya dalam bentuk batuan litosfer atau batuan sedimen. Jadi
batuan harus mengalami erosi terlebih dahulu dan akan terbawa oleh air ke badan air.

Kemudian mengendap dan menjadi batuan sedimen. Selain itu, fosfor juga bisa berupa
mineral terlarut di lautan dan daratan dalam bentuk ion (PO4)3-.

Dan terakhir bisa berbentuk biomassa organisme (pada saat diserap tumbuhan, dimakan
hewan, diuraikan oleh dekomposer).

Anda mungkin juga menyukai