Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOPROSES

DAUR FOSFOR

Dikerjakan oleh :
Akhmad Rizky Rhamdhani
Hanifrahmawan Sudibyo
Maulana Gilar Nugraha
Lukman Nul Hakim
Heru Enggar T
Handrian

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2014
1. Gambaran Umum

Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, sumber fosfor-proses yang
terjadi terhadap fosfor- hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling
sederhana daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan
dari: batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. Di alam, fosfor terdapat
dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfor organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfor anorganik (pada air dan tanah). Daur fosfor terjadi akibat aliran air pada batu-batuan
akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor sehingga akan terbawa sebagai
sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan. Fosfor paling sering ditemukan
dalam formasi batuan sedimen dan laut sebagai garam fosfor. Garam fosfor yang dilepaskan
dari pelapukan batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh tanaman.
Burung laut mempunyai peran penting dalam proses ini, ia akan mengembalikan fosfor dalam
bentuk fosfor. Karena di dalam laut, fosfor yang diserap oleh tanaman laut dapat dikonsumsi
oleh hewan kecil seperti udang-udangan, lalu hewan kecil tersebut dimakan ikan, ikan akan
dimakan oleh burung laut. Sehingga perputaran fosfor dari dalam air dapat kembali lagi ke
daratan. Perubahan dari anorganik fosfor tidak larut (insoluble) ke fosfor terlarut (soluble)
merupakan aktivitas mikroorganisme yang mampu mengubah fosfor tidak larut ke fosfor
terlarut dapat di ketahui dengan metoda agar dengan menambahkan glukosa dan Ca3 (PO4).
Fosfor organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfor anorganik. Fosfor anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfor banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfor anorganik terlarut
di air tanah dan laut. Fosfor anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Siklus fosfor merupakan salah satu siklus yang paling
lambat (Wiley:2011) . Karena jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering kali
menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia sering
menggunakan fosfor sebagai pupuk pada tanah pertanian. Fosfor juga menjadi faktor
pembatas bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem laut, karena mereka tidak begitu larut
dalam air

Fosfor dari pupuk yang diberikan oleh manusia diserap oleh tanaman dan sisanya
disimpan dalam bentuk fosfor anorganik dan terlarut ke dalam sungai. Fosfor anorganik ini
kemudian tersedimentasi ke lautan dan menjadi sedimen fosfor dalam lautan, anorganik
fosfor dalam tanah juga dapat dikonsumsi oleh tanaman, yang kemudian mati dan membusuk
dibantu oleh decomposer. Tanaman yang mengandung fosfor dapat pula dikonsumsi oleh
hewan sehingga kandungan fosfor berpindah ke dalam hewan atau menjadi sampah dan sisa
bahan organic.
Fosfor dalam sedimen lautan berupa garam fosfor berubah menjadi fosfor dalam fosil,
batu-batuan dan guano.fosfor dalam bentuk ini sering dimanfaatkan dan diolah manusia lebih
lanjut menjadi pupuk atau mengalami perubahan karena cuaca sehingga kembali menjadi
sedimen dalam lautan.
2. Bakteri yang berperan dalam Siklus Fosfor :
Tidak semua bakteri decomposer dapat berperan dalam sikus ini. Bakteri yang
berperan dalam siklus fosfor ialah : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes,

Xanthomonas, dll. Mikroorganisme-mikroorganisme tersebut dapat melarutkan P sehingga


dapat dikonsumsi bagi tanaman.

3. Tahapan Daur Fosfor secara Global


3.1 Tahap Biologi dalam Daur Fosfor:
Daur fosfor dimulai dari adanya fosfor anorganik yang berada di tanah yang diserap
oleh tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuhan akan memperoleh fosfor dari tumbuhan
yang dimakannya. Tumbuhan atau hewan yang mati ataupun sisa ekskresi hewan (urine dan
feses) yang berada di tanah, oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfor organik menjadi
fosfor anorganik yang akan dilepaskan ke ekosistem.
Di dalam tanah mengandung fosfor anorganik yang dapat diserap oleh tumbuhan.
Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumen sehingga fosfor berpindah ke hewan.
Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi fosfor organik. Oleh
bakteri, fosfor tersebut diubah menjadi fosfor arorganik yang dapat diserap tumbuhan. Dan
seperti biasa akan terulang.
3.2 Tahap Kimia dalam Daur Fosfor:
Daur / siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan
fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan
daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer.
Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfor (fosfor yang berikatan dengan oksigen :
H2PO4- dan HPO42-). Ion fosfor dapat memasuki air tanah sehingga tumbuhan dapat
mengambil fosfor yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar
3.3 Tahap Geologi dalam Daur Fosfor:
Ion fosfor banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan
membuat fosfor larut dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen.
Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
3.4 Kembali ke Tahap Biologi
Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfor dari tumbuhan yang
dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfor dari herbivora yang dimakannya.

Fosfor dikeluarkan dari organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan
jamur) mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian
diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.
4 Daur Fosfor Secara Local
Berdasarkan wilayahnya daur posphore dapat dikategorikan menjadi :
4.1 Daur fosfor di tanah

Siklus fospor pada tanah terdiri dari beberapa proses yaitu:


1. weathering dan precipitation,
2. mineralization dan immobilization
3. adsorption dan desorption
weathering mineralisasi dan desorpsi menyebabkan kandungan fospore terlarut dalam tanah
meningkat sedangkan mobilisasi presipitasi dan adsorpsi menurunkan fosfor terlarut .
4.1.1 weathering dan precipitation
tanah secara alami mempunyai kandungan fosfor yang cukup tinggi karena prorses
weathering dalam jangka waktu yang lama secara lambat laun mineral fosfor akan larut.
sedangkan proses presipitasi merupakan proses dimana phosphore terlarut bereaksi dengan
bersi alumunium dan mangan dalam suasana asam atau kalsium dalam suasana basa sehingga
terbentuk kembali mineral fosfor

4.1.2 Mineralisasi dan immobilisasi


Mineralisasi merupakan proses pengubhan atau konversi fosfor organik menjadi
H2PO4Atau HPO42- (ortho fosfor) oleh microba sedangkan immobilisasi terjadi ketika orto fosfor di
konsumsi oleh microba sehingga mengubah fosfor terlarut menjadi fosfor organik.
4.1.3 Adsorpsi dan desorpsi
Adsopsi merupakan ikatan kimia fosfor terlarur pada partikel tanah. Sedangkan desorpsi
merupakan proses kebalikannya.
-

Fosfor terlarut akan potimal pada pH 6-7, pada pH yang tinggi akan P akan
mengendap dengan Ca pada pH yang rendah P akan cenderung teradsorpsi oleh
senyawa Fe dan Al.

Setiap tanah mempunyai kapasitas penjerapan yang berbeda beda. Fosforus hilang
kelingkungan melalui proses run off atau leaching meningkat dengan meningkatnya P
sturasi level

4.1.4 Run off


Run off Merupkan proses terbawanya fosfor oleh air. Run off merupakan penyebab
terbesar hilangnya P pada tanah.

4.1.5 Leaching
Leaching merupakan proses berkurangnya P karena proses pergerakan partikel air tanah.
4.2 Daur fosfor di laut
Dalam kebanyakan wilayah di lautan, mikroba memiliki peran yang sangat penting dalam
remineralasasi senyawa organik fosfor. Bakteri dalam laut dihubungkan kedalam konsentrasi
phytoplankton. Hanya mikroorganisme

prokaryotic dan sedikit eukaryotes(E.Coli,

pseudomonas sp., Candida maltosa dan jamur) sudah mampu memineralisai pospat denggan
berbagai mekanisme yang ditentukan berdasarkan struktur fosfor.

Gambar. Transformasi antara P pool pada water colomn dan sedimen.


Keterangan
PIP, particulate inorganic fosfor
DIP, dissolve inorganic fosfor
DOP, dissolve organic fosfor
Particulate fosfor terbentuk bisa mengalami transformasi sepanjang water column
dan didalam sediment record. Partikulat fosfor juga bisa mengalami regenerasi menjadi

fosfor terlarut. Particulat fosfor hilang dari permukaan air melalui mekanisme sinking dan
remineralisasi merupakan mekanisme utama pada transformasi fosfor terlarut dan merupakan
proses yang dominan pada permukaan air walaupun microbial remineralisasi berlanjut seiring
kedalaman. Fosfor terlarut juga hilang dari permukaan air melalui mekanisme down welling
dan biological attack dan akan kembali permukaan air melalui mekanisme up welling
5. Daur Fosfor Oleh Bacteri
5.1 Mekanisme solubilisasi fosfor

Beberapa spesies bacteri mempunyai kemampuan dalam proses mineralisasi dan


solubilisasi, mekanisme solubilisasi meliputi (1) kemampuan untuk melepas senyawa asam
organik anion siderophores, proton, hydroksil ion dan CO 2. . (2) pelepasan extra celluer enzim
(biochemical P mineralization (3) pelepasan P saat terjadi kekurangan substrat. kemampunan
solibilisasi tergantung pada kemampuan bakteri dalam melepaskan asam oragnik yang mana
melalui gugus hydroksil dan karboksil dapat memecah ikatan kation-phospahate sehingga
menghasilkna senyawa fosfor terlarut. Proses fosfor solubilisasi terdiri dari beberapa
mekanisme melibatkan produksi asam oraganik dan proto extrusi. Asam yang dihasilkan
menyebabkan ph rendah sehingga akan terjadi substitusi H+ pada kation yang terkat dengan
fosfor. Asam yang dilepaskan dapat asam. Oksalid asam berupa gluconic, asam lactid, asam
tartaric, asam aspartic.

6. Penyebab Ketidak Seimbangan dan Peranan Microorganisme Dalam Menjaga


Keseimbangan Fhospor Dialam
6.1 Penyebab Ketidak Seimbangan
Seperti dibahas di atas, mikroba memiliki peran penting dalam hampir setiap aspek
dari siklus fosfor, dan kegiatan mereka membantu mengontrol tingkat relatif di mana
fosfor digerakkan dan bergerak dalam lingkungan.Namun, manusia juga mempengaruhi
siklus fosfor. Aktivitas manusia pasca-industri, termasuk deforestasi, pertambangan
fosfor, dan praktek-praktek pertanian, mempengaruhi siklus fosfor dengan meningkatkan
mobilitas fosfor di lingkungan dan menyebabkan ia menumpuk dalam tanah dan
lingkungan perairan. Beberapa faktor berkontribusi terhadap mobilisasi fosfor oleh
kegiatan ini. Deforestasi dan pertambangan mengekspos fosfat (Dan lainnya) mineral
dalam batuan dan tanah ke atmosfer, menyebabkan peningkatan tingkat pelapukan dan
erosi. Tanah pertanian juga sangat rentan terhadap erosi, membuat elevasi lokal tingkat
fosfor dari aplikasi sumber pupuk sangat besar antropogenik fluks fosfor.
Sebagai hasil dari praktik ini, Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa penyimpanan
bersih fosfor dalam habitat darat dan air tawar meningkat 75% dari tingkat pra-industri,
dan total reaktif fosfor fluks ke laut dua kali lebih tinggi dari tingkat pra-manusia.
Akibatnya, eutrofikasi ( pertumbuhan berlebihan dari fitoplankton dalam menanggapi
overenrichment dari nutrisi pertumbuhan membatasi) telah menjadi masalah yang tersebar

di danau dan muara seluruh dunia, membawa masalah serius bagi lingkungan, ekonomi,
estetika, dan konsekuensi kesehatan manusia.
Pupuk organik (misalnya, kotoran unggas, pupuk kandang) yang biasanya diterapkan
pada tanaman berdasarkan tingkat tanaman serapan nitrogen, sehingga kelebihan
penggunaan fosfor dan akumulasi yang cepat dalam tanah. kadar fosfor meningkatkan
jumlah fosfor dalam limpasan tanah dan akhirnya menyebabkan akumulasi fosfor di danau
dan muara. Ketika fosfor dari aplikasi pertanian dicuci ke badan air di mana produksi
batas fosfor, perubahan substansial dalam komunitas mikroba terjadi. Pembalikan fosfor
pembatasan mengarah ke pertumbuhan yang cepat dari bloomforming fitoplankton,
beberapa di antaranya beracun atau spesies gangguan (seperti Pfiesteria sp.) yang
berbahaya untuk organisme air dan manusia. Sebagai pasokan fosfor, yang senesce
fitoplankton, ke bagian bawah badan air, dan terurai oleh komunitas mikroba heterotrofik.
Pada kedalaman, di mana tingkat cahaya rendah, fotosintesis fitoplankton tidak mampu
menyeimbangkan tuntutan oksigen metabolik heterotrophs, dan anoksia terjadi di dasar
perairan. Anoksia kerusakan lingkungan , yang mengarah ke ikan membunuh dan
merugikan komunitas invertebrata . Hilangnya vegetasi terendam air, kematian terumbu
karang dan penurunan keanekaragaman hayati adalah salah satu hasil yang mungkin
disebabkan oleh respon mikroba

terhadap pengenalan antropogenik kelebihan fosfor

untuk ekosistem perairan sensitif.


6.2 Peranan Microorganisme Dalam Menjaga Keseimbangan Fhospor di Alam
Peranan bakteri dalam menjaga keseimbangan fhospor dialam adalah mengatur
ketersedian fhospor( baik dalam bentuk organik maupun anorganik) melalui kemampuan
bakteri

dalam

proses

mineralisasi

dan

imobilisasi

pada

proses

mineralisasi

,bakteri(Rizobium dan bacillus) berperan dalam merubah phospore organik dan inorganik
menjadi bioavelible phospore(slow release) dengan

mekanisme seperti yang sudah

dijelaskan diatas. Selain itu bakteri juga berperan dalam immobilisasi(Azotobacter).


Imobilisasi oleh bakteri dengan cara memakan bioavailable phospore sehingga tersimpan
pada mikroba. Denagan kedua proses tersebut (mineralisasi/solubilisasi dan imobilisasi)
maka ketersediaan pospor dapat berlangsung, sehingga dapat meminimalisasi atau
menghilangkan penggunaan pupuk sintesis.

DAFTAR PUSTAKA

1. A Paytan. Phosphorus Cycle. Encyclopedia of Microbiology. (Moselio Schaechter, Editor), pp.


322-334 Oxford: Elsevier

2. Khan,A Ali, dkk, 2009,Phosphorus Solubilizing Bacteria: Occurrence, Mechanisms


and their Role in Crop Production, J. AGRIC. BIOL. SCI. 1(1):48-58
3. Paytan, Adina, and McLaughlin, Karen,2007,The Oceanic Phosphorus Cycle,Chem.
Rev, 107 (2), 563-576
4. Sharma , B Seema,2013, Phosphate solubilizing microbes: sustainable approach for
managing phosphorus deficiency in agricultural soils, SpringerPlus

Anda mungkin juga menyukai