1. Pengertian Fosfor
Fosfor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai zat, organik
ataupun anorganik, cair atau kristal yang mampu berpendar. Sementara siklus fosfor
merupakan siklus biogeokimia yang menggambarkan transformasi dan translokasi fosfor
dalam tanah, air, serta bahan organik hidup dan mati.
2. Bentuk Fosfor
1) Senyawa Fosfat Organik
Senyawa fosfat organik merupakan senyawa yang terkandung dalam kandungan
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia.
Fosfat organik berasal dari hewan dan tumbuhan yang telah mati yang diuraikan oleh
dekomposer menjadi fosfat anorganik. Sementara itu, fosfat anorganik yang terlarut
dalam air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat anorganik banyak di bebatuan. Selanjutnya fosfat dari batu terlarut
di air laut dan air tanah. Disinilah fosfat anorganik diserap oleh akar tumbuhan. Daur
fosfor ini akan berlangsung secara terus-menerus dalam ekosistem.
2) Sifat Kimia
Fosfor putih memiliki sifat yang sangat reaktif, mudah terbakar ketika di udara, dapat
memancarkan cahaya, dan sangat beracun. Ia berfungsi sebagai bahan baku utama
pembuatan asam fosfat di suatu industri. Adapun fosfor merah berssifat tidak reaktif
dan kurang beracun. Fungsinya sebagai bahan campuran pembuatan bidang gesek
korek api dan juga pasir halus.
4. Tahapan Siklus Fosfor
1) Pelapukan Batuan
Fosfor dapat ditemukan di kerak bumi terutama di batuan sedimen yang mengandung
mineral fosfat. Kemudian, batuan-batuan tersebut akan mengalami pelapukan seiring
dengan berjalannya waktu.
3) Dekomposisi
Ketika makhluk hidup mati maka sisa-sisa tubuhnya akan mengalami dekomposisi.
Dekomposer akan menguraikan sisa-sisa tubuh dari makhluk hidup menjadi lebih
sederhana, termasuk unsur fosfor. Pada tahap tersebut, unsur fosfor yang dikonsumsi
oleh makhluk hidup kembali ke tanah dalam bentuk senyawa fosfor organik.
4) Mineralisasi
Selanjutnya, siklus fosfor memasuki tahapan mineralisasi. Fosfat organik dalam
tanah akan dipecah oleh bakteri menjadi bentuk senyawa fosfat anorganik. Proses
mineralisasi tersebut, dapat menjadikan unsur fosfor dapat digunakan kembali oleh
tumbuhan.
5) Masuk Ke Lautan
Tidak semua fosfor kembali ke tanah dan langsung digunakan kembali. Mayoritas
unsur fosfor terbawa oleh limpasan air ke sungai dan berakhir di lautan. Unsur fosfor
yang terbawa air ataupun sisa organisme hidup yang tenggelam akan membentuk
lapisan sedimen yang mengandung fosfor.
Lapisan sedimen yang mengandung fosfor ada di dasar lautan dan memerlukan
proses geologis berupa pengangkatan untuk dapat kembali ke daratan. Proses
geologis tersebut memerlukan waktu yang lama sehingga unsur fosfor rata-rata yang
berada di dasar laut selama 20 sampai 100 ribu tahun.
Dari rata-rata tahun sedimentasi fosfor akan secara stabil hilang ke dalam laut dan
tidak dapat digunakan dalam waktu dekat. Hal tersebut, membuat unsur fosfor yang
berada dalam siklus yang tidak seimbang atau tidak sempurna.
1) Fosfor bermanfaat sebagai bahan pembuat peledak, apabila tidak digunakan dengan
bijak maka akan menimbulkan ancaman bahaya. Gas fosfor memiliki kemampuan
menempel di usus, paru, paru dan kulit selama bertahun-tahun. Gas tersebut akan
membakar dan menyebabkan nyeri berkepanjangan, bahkan jika korban yang terkena
gas fosfor akan terus mengeluarkan gas fosfor hingga meninggal.
2) Pencemaran atau polusi air dapat diakibatkan oleh kandungan fosfat dalam air yang
berlebihan.
8. Kesimpulan
Pada dasarnya, siklus fosfor memegang peranan penting, baik sebagai asal usul
kehidupan maupun untuk evolusi yang lebih lanjut dengan menjadi bagian dari molekul
fundamental seperti materi genetik, sistem energi pada sel, dan juga membran sel dari
semua organisme hidup.