Anda di halaman 1dari 40

Fosfor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Jangan dikacaukan dengan Fosforus, unsur kimia berlambang P.

Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran
yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan).

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka
seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum
ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor
dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam
gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai dibakukan pada
sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah
angka.

Catatan: unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan


tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.

Halaman ini terakhir diubah pada 03.05, 5 November 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor
Fosfor
Ditulis oleh Yulianto Mohsin pada 21-10-2006

Sejarah
(Yunani, phosphoros, yang memiliki cahaya; nama kuno untuk planet Venus
ketika tampak sebelum matahari terbit). Brand menemukan fosfor di tahun 1669
dengan mempersiapkannya dari air kencing.

Sifat
Fosfor terdapat dalam empat atau lebih bentuk alotropik: putih (atau kuning),
merah, dan hitam (atau ungu). Fosfor biasa merupakan benda putih seperti lilin.
Bentuknya yang murni tidak memiliki warna dan transparan. Fosfor putih
memiliki dua modifikasi: alfa dan beta dengan suhu transisi pada -3,8 derajat
Celcius.

Ia tidak terlarut dalam air, tetapi melarut dalam karbon disulfida. Ia dapat terbakar
dengan mudah di udara dan membentuk pentaoksida.

Sumber
Tidak pernah ditemukan di alam, unsur ini terdistribusikan dalam berbagai
mineral. Batu fosfat, yang memiliki mineral apatit, merupakan tri-kalsium-fosfat
yang tidak murni dan merupakan sumber penting elemen ini. Deposit yang besar
telah ditemukan di Rusia, Maroko, dan negara bagian Florida, Tennessee, Utah,
dan Idaho.

Penanganan
Fosfor sangat beracun. 50 mg bahan ini dosis yang sangat fatal. Jangan terekspos
pada fosfor putih lebih dari 0,1 mg/m3 (berdasarkan 8 jam berat rata-rata, selama
40 jam per minggu). Fosfor putih harus disimpan dalam air, karena sangat reaktif
dengan udara. Alat khusus (forceps) juga perlu digunakan untuk menangani unsur
ini karena dapat membakar kulit.
Ketika terekspos pada sinar matahai atau ketika dipanaskan dalam uapnya sampai
250 derajat Celcius, ia terubah ke dalam berbagai bentuk merah yang tidak
bereaksi di udara secara mudah seperti bentuknya yang putih. Bentuk ini juga
tidak sebahaya bentuk putih. Tetapi tetap perlu kehati-hatian dalam
menanganinya, karena ia dapat berubah bentuk lagi ke yang putih pada suhu-suhu
tertentu serta mengeluarkan asap beracun jika dipanaskan. Bentuk merah cukup
stabil, menguap dengan tekanan udara 1 atm dan 17o C dan diguankan dalam
membuat korek api yang aman, kembang api, pestisida, bomb asap, dll.

Produksi
Fosfor putih dapat dibentuk oleh berbagai metoda. Salah satu proses, tri-kalsium
fosfat dipanaskan dengan karbon dan silika dalam tungku pemanas listrik. Fosfor
elementer terbebaskan sebagai uap dan terkumpul sebagai asam fosfor, bahan
utama untuk pupuk super fosfat.
Kegunaan
Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% 75% P2O5,
telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Permintaan
untuk pupuk secara global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak.
Fosfat juga digunakan untuk produksi gelas spesial, seperti yang digunakan pada
lampu sodium. Kalsium fosfat digunakan untuk membuat perabotan China dan
untuk memproduksi mono-kalsium fosfat. Fosfor juga digunakan dalam
memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat
sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga
korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan pentingbagi sel-sel
protoplasma, jaringan saraf dan tulang.

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/
Dari Wikipedia:

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom
15.Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasukgolongan nitrogen,
banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup
tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah
reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung
dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur
penting dalam makhluk hidup. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam
pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek
api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen.

Bentuk

Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau
kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor
merah dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk
tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat
berubah menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih
juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu
transisi -3,8C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170C
pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan.
Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit atom-atom tersusun
dalam lapisan-lapisan heksagonal yangmenghantarkan listrik.

http://ngomongdonk.blogspot.com/2009/01/dari-wikipedia-fosfor-adalah-
unsur.html
Marine Science Padjadjaran University

Beranda

cErAh (cerita kehidupan)

dear all,,

Siklus Fosfor di Alam

Februari 11, 2010

oleh Darmadi

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Ada 40 unsur yang diperlukan bagi kehidupan,
ddiantaranya yang terpenting adalah karbon (C), nitrogen (N), fosfor (P), belerang
(S), oksigen (O), kalium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), silicon
(Si), besi Fe), dan aluminium (Al). selain itu sebagian unsure unsur ini tersimpan
dalam bentuk organic dalam tubuh makhluk hidup yang masih hidup atau yang
sudah mati.

Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi
ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksi reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus
oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor.

Oleh karena itu, pentingnya siklus biogekimia yang salah satunya adalah siklus
fosfor, maka dianggap perlu menyusun makalah dan melakukan presentasi
tentang siklus fosfor yang terjadi di alam. Makalah ini akan membahas secara
umum tentang bagaiman terjadinya siklus fosfor dan perannya bagi kehidupan.

Adapun kegunaanya adalah akan menjadi bahan referensi bagi yang


memerlukannya. Selain itu, merupakan salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan mata kuliah Oseanografi Kimia program studi Ilmu Kelautan.

2.1 Sejarah Fosfor

(berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang memiliki cahaya; nama kuno untuk
planet Venus ketika tampak sebelum matahari terbit). Seorang ilmuwan asal
Jerman, Brand menemukan fosfor di tahun 1669 secara tidak sengaja dalam
percobaan menggali bebatuan.

Fosfor dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti
senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai
tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal.
Hal ini terutama melakukan siklus kembali melalui air, tanah dan sedimen..
Dalam suasana siklus fosfor terutama dapat ditemukan sebagai partikel debu yang
sangat kecil. bergerak perlahan-lahan dari endapan di darat dan di sedimen,
organisme hidup, dan jauh lebih lambat daripada kembali ke tanah air dan
sedimen. Siklus fosfor merupakan paling lambat salah satu siklus masalah yang
dijelaskan di sini. Fosfor yang paling sering ditemukan dalam formasi batuan
sedimen dan laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari
pelapukan batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh
tanaman. Karena jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering kali
faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia sering
menggunakan fosfat sebagai pupuk pada tanah pertanian. Fosfat juga faktor-faktor
pembatas bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem laut, karena mereka tidak
begitu larut dalam air. Hewan menyerap fosfat dengan makan tumbuhan atau
binatang pemakan tumbuhan Siklus fosfor melalui tanaman dan hewan jauh lebih
cepat daripada yang dilakukannya melalui batu dan sedimen. Ketika hewan dan
tanaman yang mati, fosfat akan kembali ke tanah atau lautan lagi selama
pembusukan.

Setelah itu, fosfor akan berakhir di formasi batuan sedimen atau lagi, tetap di sana
selama jutaan tahun. Akhirnya, fosfor yang dilepaskan kembali melalui pelapukan
dan siklus dimulai lagi.

2.2 Pengertian Fosfor

Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur
kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam,
bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan
fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam
bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang
lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk,
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka
seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat
mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan
fosforesens, melainkan kemiluminesens. Fosfor merupakan unsur penting dalam
makhluk hidup.

2.3 Macam-macam Fosfor

Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning),
merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih,
keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor
putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor
merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam
keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8C. Fosfor merah
relatif lebih stabil dan menyublim pada 170C pada tekanan uap 1 atm, tetapi
terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur
seperti grafit atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang
menghantarkan listrik.

2.4 Siklus Fosfor

Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau
sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor- hingga kembali menghasilkan
fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur lainnya, karena
tidak melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan dari: batuan, bahan organik,
tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. kemudian inputnya adalah hasil pelapukan
batuan. dan outputnya: fiksasi mineral dan pelindikan.
fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus
dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat,
fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus,
Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme
(Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.

Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian
permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar
laut dan akan dikembalikan ke daratan.

2.5 Peranan Fosfor

2.5.1 Kegunaan

1. Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa


adanya fosfor tidak mungkin ada organic fosfor di dalam
Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan
Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor
untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya
menjadi organic fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organic
fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak,
dan asam nukleat.

2. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan


pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek
api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen.

3. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung


sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat
ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat
berpendar dalam gelap (glow in the dark).

2.5.2 Kerugian

1. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan.


Fosfor bomb memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang
Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran
Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya From
Beirut to Jerusalem (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya
biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para
korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan
menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para
korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas
terakhir.

Fosfor merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam beberapa
tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% 75% P2O5, telah menjadi
bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Fosfor juga digunakan dalam
memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat
sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga
korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma,
jaringan saraf dan tulang. Oleh karena itu, kita harus mengetahui tentang betapa
pentingnya fosfor dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmupedia.com/siklus biogeokimia

http://www.m.suaramerdeka.com/bomfosfor,pemusnah
yang sadis

http://www.katakita.com

http://www.wikipedia.com/fosfor

http://www.faperta.ugm.ac.id/mikro/irfan_dp/biologi

http://www.wordpress.com

http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/siklus-fosfor-di-alam/

Peranan Fosfor bagi Tubuh Manusia


oleh: infotech25 Pengarang : Menik

Summary rating: 3 stars (9 Tinjauan)


Kunjungan : 4007

kata:900

More About : fosfor


Summarize It

Peranan fosfor adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan dan
pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP). DNA dan RNA terdiri
dari fosfor dalam bentuk fosfat; demikian juga membran sel yang membantu
menjaga permeabilitas sel.

Dalam bahan pangan, fosfor terdapat dalam berbagai bahan organik dan
anorganik. Enzim dalam saluran pencernaan membebaskan fosfor yang anorganik
dari ikatannya dengan bahan organik. Sebagian besar fosfor diserap tubuh dalam
bentuk anorganik, khususnya di bagian atas duodenum yang bersifat kurang
alkalis 70% yang dicerna akan diserap.

Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7 g
per orang dewasa per hari, kira-kira sama dengan kalsium.

Sumber fosfor yang utama adalah bahan makanan dengan kadar protein tinggi
seperti daging, unggas, ikan, dan telur. Biji-bijian terutama bagian lembaganya
dan biji-bijian yang utuh (pecah kulit) juga banyak mengandung fosfor. Bahan
pangan yang kaya protein dan kalsium biasanya juga kaya akan fosfor.

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat
badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium
fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak
dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di
dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang
terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid,
fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor
memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

Absorpsi dan Metabolisme Fosfor


Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah
dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor
berasal dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan
50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak
dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai
90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia
tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan
lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak
jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang
tidak larut air.

Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh:
1. Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan
pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang
sesuai untuk pertumbuhan tulang.
2. Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan
berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP
(Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi
dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP.
Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di
dalam tubuh.
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai
alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam
aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam
saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan
pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam
darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul
lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan
hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.

Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat
berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang
mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian
esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat
di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan
untuk reproduksi sel.
Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai
buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi
karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.

Angka Kecukupan Fosfor yang Dianjurkan


Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut
(Widya Karya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
Bayi : 200-250 mg
Anak-anak : 250-400 mg
Remaja dan dewasa : 400-500 mg
Ibu hamil dan menyusui : +200-+300 mg
Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua
makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu
dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.

Akibat Kelebihan Fosfor


Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu
tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.

Akibat Kekurangan Fosfor


Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan.
Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan
asam lambung, seperti alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium
hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor
juga bisa terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin.
Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat
menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya pembentukan tulang sehingga
kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2059082-peranan-
fosfor-bagi-tubuh-manusia/#ixzz1ddasAA2Y

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2059082-peranan-fosfor-
bagi-tubuh-manusia/
Wednesday, August 31, 2011
DAUR / SIKLUS FOSFOR
Follow @scorvgirl

Daur fosfor tidak akan


seribet daur nitrogen yang diposting sebelumnya. Fosfor sangat
penting bagi kehidupan. Sebagai fosfat, merupakan komponen DNA,
RNA, ATP, dan juga fosfolipid yang membentuk semua membran
sel. Melihat hubungan antara fosfor dan kehidupan, fosfor adalah
unsur yang secara historis pertama kali diisolasi dari urin manusia, dan
tulang abu merupakan sumber fosfat penting pada awalnya. Kadar
fosfat yang rendah batas penting untuk pertumbuhan di beberapa
sistem perairan.

Daur / siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti


mengenai perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga
dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan daur hidrologi,
daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui
komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat
(fosfor yang berikatan dengan oksigen : H2PO4- dan HPO42-). Ion fosfat
banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan
membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut
sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke
permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
Ion fosfat dapat memasuki air tanah sehingga tumbuhan dapat
mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh
akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfat
dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan
fosfat dari herbivora yang dimakannya.

Fosfat dikeluarkan dari organisme melalui urin dan feses. Di sini para
detrivor (bakteri dan jamur) mengurai bahan-bahan anorganik di dalam
tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan atau
mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.

http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2011/08/daur-siklus-sulfur-
belerang.html
Fosfor
Fosfor diproduksi dengan mereduksi kalsium fosfat, Ca3(PO4)2, dengan batuan
kuarsa dan batu bara. Alotrop fosfor meliputi fosfor putih, fosfor merah, dan
fosfor hitam.

Fosfor putih adalah molekul dengan komposisi P4 (Gambar 4.7). Fosfor putih
memiliki titik leleh rendah (mp 44.1o C) dan larut dalam benzen atau karbon
disulfida. Karena fosfor putih piroforik dan sangat beracun, fosfor putih harus
ditangani dengan hati-hati.
Fosfor merah berstruktur amorf dan strukturnya tidak jelas. Komponen utamanya
diasumsikan berupa rantai yang dibentuk dengan polimerisasi molekul P4 sebagai
hasil pembukaan satu ikatan P-P. Fosfor merah tidak bersifat piroforik dan tidak
beracun, dan digunakan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memproduksi
korek, dsb.

Fosfor hitam adalah isotop yang paling stabil dan didapatkan dari fosfor putih
pada tekanan tinggi (sekitar 8 GPa). Fosfor hitam memiliki kilap logam dan
berstruktur lamelar. Walaupun fosfor hitam bersifat semikonduktor pada tekanan
normal, fosfor hitam menunjukkan sifat logam pada tekanan tinggi (10 GPa).

Senyawa fosfor sebagai ligan

Fosfin tersier, PR3, dan fosfit tersier, P(OR)3, merupakan ligan yang sangat
penting dalam kimia kompleks logam transisi. Khususnya trifenilfosfin, P(C6H5)3,
trietil fosfin, P(C2H5)3, dan turunannya merupakan ligan yang sangat berguna
dalam banyak senyawa kompleks, sebab dimungkinkan untuk mengontrol dengan
tepat sifat elektronik dan sterik dengan memodifikasi substituennya (rujuk bagian
6.3 (c)). Walaupun ligan-ligan ini adalah donor sigma, ligan-ligan ini dapat
menunjukkan karakter penerima pi dengan mengubah substituennya menjadi
penerima elektron Ph (fenil), OR, Cl, F, dsb.

Urutan karakter penerima elektron diperkirakan dari frekuensi uluran C-O dan
pergeseran kimia 13C NMR senyawa logam karbonil fosfin atau fosfit
tersubstitusi adalah sbb (Ar adalah aril dan R adalah alkil).

PF3 > PCl3 > P(OAr)3 > P(OR)3 > PAr3 > PRAr2 > PR2Ar > PR3

Di pihak lain, C. A. Tolman telah mengusulkan sudut pada ujung kerucut yang
mengelilingi substituen ligan fosfor pada jarak kontak van der Waals dapat
digunakan sebagai parameter untuk mengukur keruahan sterik fosfin atau fosfit.
Parameter ini, disebut sudut kerucut, dan telah digunakan secara meluas (Gambar
4.8). Bila sudut kerucut besar, bilangan koordinasi akan menurun karena
halangan sterik, dan konstanta kesetimbangan disosiasi dan laju disosiasi ligan
fosfor menjadi lebih besar (Tabel 4.2). Ungkapan numerik efek sterik sangat
bermanfaat dan banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari hal ini.
Kata Pencarian Artikel ini:

senyawa silikon, Nitrogen dan fosfor, sifat kimia nitrogen, sifat nitrogen, sifat
fisis fosfor, karbon dan silikon, minyak silikon, fosfor dan senyawa fosfor,
nitrogen dan fosforus, industri FOSFOR

Ditulis oleh Taro Saito pada 30-10-2009

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-
universitas/kimia-unsur-non-logam/silikon-nitrogen-dan-fosfor/
Struktur Unsur-Unsur Periode 3
Kata Kunci: argon, belerang, fosfor, klor, sifat fisik, silikon, unsur perioda 3
Ditulis oleh Jim Clark pada 28-10-2007

Halaman ini menggambarkan struktur unsur-unsur perioda 3 mulai dari natrium


sampai argon, dan menunjukkan bagaimana struktur tersebut dapat digunakan
untuk menjelaskan sifat fisik unsur-unsur tersebut.

Variasi sifat fisik pada perioda 3

Titik leleh dan titik didih


Saat ini kita akan menjelaskan semua hal yang mengalami peningkatan dan
penurunan seperti yang digambarkan pada pada diagram.

Daya hantar listrik

Natrium, magnesium dan alumunium semuanya adalah konduktor listrik yang


baik. Tidak satu pun dari sisanya menghantarkan listrik.

Penjelasan kecenderungan sifat

Tiga Struktur logam

Natrium, magnesium dan alumunium semuanya memiliki struktur logam, yang


menentukan pada konduktifitas listriknya dan titik leleh dan titik didih yang relatif
tinggi.

Titik leleh dan titik didih meningkat seiring dengan urutan logam karena kenaikan
jumlah elektron yang mana tiap atom dapat mengkontribusikannya untuk
mendelokaliasasi lautan elektron. Ukuran atomya juga lebih kecil dan memiliki
lebih banyak proton seiring urutan dari natrium ke magnesium dan ke alumunium.

Daya tarik dan juga titik leleh dan titih didihnya meningkat karena:

Inti atom memperoleh lebih banyak muatan positif.

Lautan elektron menghasilkan muatan yang lebih negatif.

Lautan elektron lebih dekat ke inti dan karena itu tertarik lebih kuat.

Silikon suatu struktur kovalen raksasa


Silikon adalah non logam, dan memiliki struktur kovalen raksasa sama persis
dengan karbon pada intan karena itu memiliki titik leleh tinggi. Kamu harus
memutuskan ikatan kovalen terlebih dahulu untuk melelehkannya.

Tidak terdapat elektron bebas pada struktur, dan meskipun silikon dapat
menghantarkan arus listrik, hal itu tidak sama dengan logam. Silikon adalah
sebuah semikonduktor.

Empat unsur molekuler

Fosfor, belerang, klor dan argon adalah substansi melekuler sederhana dengan
hanya memiliki dayatarik van der Waals diantara molekul-molekulnya. Titik leleh
dan titik didihnya akan lebih kecil dibandingkan dengan anggota pertama perioda
yang memiliki struktur raksasa. Keberadaan molekul yang menyendiri mencegah
elektron untuk mengalir, dan tidak satupun dari keempat unsur tersebut yang
dapat menghantarkan listrik.

Ukuran titik leleh dan titik didih ditentukan oleh ukuran molekul:

Molekul argon berada dalam bentuk atom argon tunggal.

Fosfor

Terdapat bentuk umum fosfor. Data pada diagram di atas berlaku untuk fosfor
putih yang mengandung molekul P4. Untuk melelehkan fosfor kamu tidak perlu
memutuskan satu ikatan kovalen pun hanya terdapat gaya van der Waals yang
lebih lemah.

Belerang
Belerang berada pada bentuk atom cincin S8. Molekulnya lebih besar
dibandingkan molekul fosfor, dan karena itu dayatarik van der Waals akan lebih
kuat, dan hal ini mengawali pada titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi.

Klor

Klor, Cl2, merupakan molekul yang lebih kecil dengan dayatarik van der Waals
yang lemah, dan karena itu klor akan memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih
rendah dibandingkan dengan belerang atau fosfor.

Argon

Molekul argon hanya terdiri dari atom argon tunggal, Ar. Kemungkinan dayatarik
van der Waals sangat terbatas dan karena itu titik leleh dan titik didih argon lebih
rendah lagi.

http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/jenis_struktur_atom/stru
ktur_unsur_unsur_periode_3/

Sifat-sifat Oksida-oksida Unsur


Periode 3
Kata Kunci: elektrolisis, fosfor, ikatan kovalen, klor, oksida, oksigen, periode 3,
silikon, struktur molekul, sulfur, titik didih, titik leleh, van der waals
Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007

Halaman ini menjelaskan hubungan antara sifat fisik dari oksida unsur-unsur
periode 3 (natrium hingga klor) dan strukturnya. Argon diabaikan karena argon
tidak membentuk oksida.

Ikhtisar kecenderungan

Oksida

Oksida-oksida dari unsur-unsur periode 3:

Na2O MgO Al2O3 SiO2 P4O10 SO3 Cl2O7

P4O6 SO2 Cl2O

Oksida-oksida pada barisan pertama dikenal sebagai oksida-oksida tertinggi dari


tiap unsur. Oksida-oksida ini adalah saat di mana unsur-unsur periode 3 berada
pada keadaan oksidasi tertinggi. Pada oksida-oksida ini, semua elektron terluarnya
terlibat dalam pembentukkan ikatan mulai dari natrium yang hanya memiliki satu
elektron terluar hingga klor dengan 7 elektron terluar.

Struktur

Kecenderungan pada struktur adalah dari oksida logam mengandung struktur


ionik raksasa pada bagian kiri periode, oksida kovalen raksasa (silikon dioskida)
pada bagian tengah dan oksida molekuler di bagian kanan periode.

Titik leleh dan titik didih

Struktur raksasa (oksida logam dan silikon dioksida) memiliki titik leleh dan titik
didih yang tinggi karena dibutuhkan energi yang besar untuk memutuskan ikatan
yang kuat (ionik atau kovalen) yang bekerja pada tiga dimensi.

Oksida-oksida fosfor, sulfur dan klor terdiri dari molekul-molekul individual,


beberapa diantaranya kecil dan sederhana, dan yang lainya berupa polimer.

Gaya tarik menarik antar molekul-molekul ini berupa dispersi / penyebaran gaya
van der Waals dan interaksi dipol-dipol. Ukuran yang bermacam-macam ini
tergantung pada ukuran, bentuk dan polaritas dari masing-masing molekul, tapi
akan selalu lebih lemah dari pada yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
ionik atau kovalen pada struktur raksasa.
Oksida-oksida ini cenderung menjadi gas, cairan atau padatan dengan titik leleh
rendah.

Daya hantar arus listrik

Tidak ada diantara oksida-oksida ini yang memiliki elektron bebas atau yang
dapat bergerak. Ini berarti bahwa tidak ada satupun dari oksida-oksida ini yang
dapat menghantarkan arus listrik dalam keadaan padatnya.

Oksida-oksida ini dapat mengalami elektrolisis jika dicairkan. Oksida-oksida ini


dapat menghantarkan arus listrik karena adanya pergerakan ion-ion menuju
elektroda dan pelepasan muatan ion-ion saat mencapai elektroda.

Oksida-oksida logam

Struktur

Oksida-oksida natrium, magnesium dan alumunium terdiri dari struktur raksasa


yang mengandung ion-ion logam dan ion-ion oksida. Magnesium oksida memiliki
struktur seperti NaCl. Dua yang lainnya memiliki struktur yang lebih rumit yang
berada di luar cakupan silabus pada tingkat ini.

Titik leleh dan titik didih

Terdapat gaya tarik menarik yang kuat antara ion-ion pada masing-masing oksida
dan gaya tarik menarik ini membutuhkan energi yang besar untuk diputuskan.
Oleh karena itulah oksida-oksida ini memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi.

Daya hantar arus listrik

Tidak ada satupun dari oksida-oksida logam periode 3 dapat menghantarkan arus
listrik pada keadaan padatnya, tapi elektrolisis mungkin dilakukan jika dicairkan.
Cairannya dapat menghantarkan arus listrik karena adanya pergerakan dan
perubahan muatan ion-ion yang ada.

Contoh pentingnya adalah elektrolisis alumunium oksida dalam pembuatan


alumunium. Apakah kita dapat mengelektrolisis cairan natrium oksida itu
tergantung pada cairan / lelehannya apakah menyublim atau terurai pada keadaan
biasa atau tidak. Jika menyublim, maka tak akan didapatkan cairan untuk
dielektrolisis.

Magnesium dan alumunium oksida memiliki titik leleh yang sangat tinggi
sehingga sulit untuk dielektrolisis dalam laboratorium sederhana.

Silikon dioksida (silikon (IV) oksida)

Struktur
Elektronegatifitas / keelektronegatifan dari unsur-unsur meningkat sepanjang
periode dari kiri ke kanan, dan pada silikon, beda elektronegatifitas antara silikon
dan oksigen tidak cukup besar untuk membentuk ikatan ionik. Silikon dioksida
memiliki struktur kovalen raksasa..

Terdapat tiga bentuk silikon dioksida yang berbeda. Yang paling mudah diingat
dan digambarkan adalah struktur yang mirip intan.

Kristal silikon memiliki struktur yang sama dengan intan. Untuk mengubahnya
menjadi silikon dioksida, perlu dilakukan perubahan struktur silikon dengan
menyisipkan beberapa atom oksigen.

Perhatikan bahwa masing-masing atom silikon dengan atom silikon tetangganya


dijembatani oleh atom oksigen. Jangan lupakan bahwa ini hanya bagian kecil dari
struktur raksasa dalam tiga dimensi.

Titik leleh dan titik didih

Silikon dioksida memiliki titik leleh yang tinggi, bermacam-macam tergantung


pada strukturnya (ingat bahwa hanya satu dari tiga struktur yang mungkin), tapi
angkanya sekitar 1700 C. Ikatan kovalen silikon-oksigen yang sangat kuat harus
diputuskan terlebih dahulu sebelum meleleh. Silikon dioksida mendidih pada suhu
2230C.

Karena kita membicarakan tentang perbedaan bentuk ikatan, tidak berarti bila
membandingkan nilai ini dengan oksida logam yang lain. Lebih baik menyatakan
bahwa karena oksida logam dan silikon dioksida memiliki struktur raksasa, maka
titik leleh dan titik didihnya tinggi.

Daya hantar arus listrik

Silikon dioksida tidak memiliki elektron-elektron atau ion-ion yang dapat


bergerak sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik dalam bentuk
padatan maupun cairannya.

Oksida molekuler
Fosfor, sulfur dan klor semuanya membentuk oksida yang terdiri dari molekul-
molekulnya. Beberapa dari molekul-molekul ini sederhana dan lainnya
merupakan polimer. Kita hanya akan membahas molekul sederhana.

Titik leleh dan titik didih dari oksida-oksida ini akan lebih rendah dari oksida
logam dan silikon dioksida. Gaya intermolekuler mengikat satu molekul dengan
molekul yang lain melalui dispersi gaya van der Waals atau interaksi dipol-dipol.
Kekuatannya bermacam-macam tergantung pada ukuran molekulnya.

Tak satupun dari oksida-oksida ini yang menghantarkan arus listrik baik sebagai
padatan maupun cairannya. Tak satupun yang mengandung ion-ion atau elektron-
elektron bebas.

Oksida-oksida fosfor

Fosfor memiliki dua oksida yang umum, fosfor (III) oksida, P4O6, dan fosfor (V)
oksida, P4O10.

Fosfor (III) oksida

Fosfor (III) oksida adalah padatan putih, meleleh pada 24 C dan mendidih pada
173 C.

Struktur dari molekul ini paling baik disusun dari molekul-molekul P4 yang
tetrahedral.

Tarik bagian ini sehingga kita akan lihat ikatannya.

dan kemudian gantikan ikatannya dengan ikatan baru yang menghubungkan


atom-atom fosfor dengan atom-atom oksigen. Ini akan membentuk V seperti pada
air, tapi tidak akan disalahkan bila menggambarnya dengan garis lurus antara
atom-atom fosfor, seperti contoh
Fosfor hanya menggunakan tiga elektron terluar (3 elektron p yang tidak
berpasangan) membentuk tiga ikatan dengan oksigen.

Fosfor (V) oksida

Fosfor (V) oksida juga berupa padatan putih yang dapat menyublim (berubah dari
padat ke gas) pada suhu 300C. Dalam kasus ini, fosfor menggunakan semua
elektron terluar untuk berikatan.

Padatan fosfor (V) oksida berada dalam beberapa bentuk berbeda, beberapa
diantaranya berbentuk polimer. Kita akan membahas bentuk molekuler sederhana
dan ini juga berada dalam keadaan gas.

Ini mudah digambarkan dengan menggambar P4O6 terlebih dahulu. Empat atom
oksigen yang lain diikatkan pada empat atom fosfor melalui ikatan rangkap.

Oksida-oksida sulfur

Sulfur membentuk dua oksida yang umum, sulfur dioksida (sulfur (IV) oksida),
SO2, dan sulfur trioksida (sulfur (VI) oksida), SO3.

Sulfur dioksida

Sulfur dioksida adalah gas yang tak berwarna pada suhu ruangan yang mudah
dikenal dengan bau yang khas / mencekik. Ini terdiri dari molekul sederhana SO2 .
Sulfur menggunakan empat elektron terluarnya untuk membentuk ikatan rangkap
dengan oksigen, menyisakan dua elektron yang berpasangan pada sulfur. Bentuk
bengkok dari SO2 adalah akibat dari adanya pasangan elektron bebas ini.

Sulfur trioksida

Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih
yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk
asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan
tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).

Sulfur trioksida dalam keadaan gas, terdiri dari molekul sederhana SO3 di mana
semua elektron terluar dari sulfur terlibat dalam pembentukkan ikatan.

Terdapat bermacam-macam bentuk sulfut trioksida. Yang paling sederhana adalah


trimer, S3O9, di mana 3 molekul SO3 bergabung membentuk cincin.

Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung membentuk


rantai panjang. Sebagai contoh:

Kenyataanya molekul-molekul sederhana bergabung dengan cara ini


membentuknya struktur yang lebih besar membentuk padatan SO3
Klor oksida

Klor membentuk beberapa oksida. Disini kita hanya membahas dua diantaranya
yaitu klor (I) oksida, Cl2O dan klor (VII) oksida, Cl2O7.

Klor (I) oksida

Klor (I) oksida adalah gas berwarna merah kekuningan pada suhu ruangan. Ini
terdiri dari molekul ionik sederhana.

Tidak ada yang mengejutkan tentang molekul ini dan sifat fisiknya hanya
memperkirakan dari ukuran molekulnya.

Klor (VII) oksida

Dalam klor (VII) oksida, klor menggunakan 7 elektron terluarnya untuk


membentuk ikatan dengan oksigen. Ini menghasilkan molekul yang lebih besar
sehingga dapat diperkirakan bahwa titik leleh dan titik didihnya lebih tinggi dari
pada klor (I) oksida.

Klor (VII) oksida adalah cairan seperti minyak yang tak berwarna pada suhu
ruangan.

Pada diagram, digambarkan rumus struktur yang standar. Pada kenyataannya,


bentuknya adalah tetrahedral di sekitar kedua Cl dan berbentuk V di sekitar
oksigen pusat.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsur-
unsur_periode_3/sifat_sifat_oksida_oksida_unsur_periode_3/

Reaksi-reaksi Kimia Unsur-unsur


Periode 3
Kata Kunci: aluminium, alumunium, argon, fosfor, klor, klorida, magnesium,
natrium, oksigen, silikon, sulfur
Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007
Halaman ini menggambarkan reaksi dari unsur-unsur periode 3 dari natrium
hingga argon dengan air, oksigen dan klor.

Reaksi dengan Air

Natrium

Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan
hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.

Magnesium

Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi
terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke
dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan
mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan
terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan
menghentikan reaksi.

Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk
magnesium oksida dan hidrogen.

Aluminium

Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan


alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan
alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama
reaksi.

Silicon

Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana
reaksi silikon dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon
yang digunakan.

Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam
hampir tidak reaktif.

Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air
pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif
yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.

Fosfor dan sulfur

Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

Klor

Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna
bijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam
hipoklorit.

Aluminium

Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya


lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita
dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.

Silikon

Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat. Dihasilkan
silikon dioksida.

Fosfor

Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih
dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.

Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Dengan oksigen


berlebih, produk yang dihasilkan hampir semuanya berupa fosfor (V) oksida.

Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:


Sulfur

Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala
biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.

Klor dan Argon

Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan


oksigen. Argon juga tidak bereaksi dengan oksigen.

Reaksi dengan Klor

Natrium

Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan
terbentuk.

Magnesium

Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium


klorida.

Aluminium

Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di


atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar
dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan
kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.

Silikon

Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan
bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang
tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor
(III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).

Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

Sulfur

Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida,
S2Cl2.

Klor dan Argon

Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan
argon tidak bereaksi dengan klor.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsur-
unsur_periode_3/reaksi_reaksi_kimia_unsur_unsur_periode_3/

Sifat-sifat Atomik dan Sifat-sifat Fisik


Unsur-unsur Periode 3
Kata Kunci: alumunium, argon, energi ionisasi, fosfor, jari atom,
keelektronegatifan, klor, natrium, orbital, periode 3, silikon, sulfur, titik didih,
titik leleh, van der waals
Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007
Halaman ini menggambarkan dan menjelaskan kecenderungan sifat-sifat atomik
dan sifat-sifat fisik unsur-unsur periode 3 mulai dari natrium hingga argon. Hal
yang dibahas meliputi energi ionisasi, jari-jari atom, elektronegativitas, daya
hantar arus listrik, titik leleh dan titik didih.

Sifat-sifat Atomik

Struktur/konfigurasi elektronik

Pada periode 3 dalam tabel periodik, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. Hanya
sekedar mengingatkan, berikut versi singkat konfigurasi elektron untuk delapan
unsur periode 3 adalah:

Na [Ne] 3s1
Mg [Ne] 3s2
Al [Ne] 3s2 3px1
Si [Ne] 3s2 3px1 3py1
P [Ne] 3s2 3px1 3py1 3pz1
S [Ne] 3s2 3px2 3py1 3pz1
Cl [Ne] 3s2 3px2 3py2 3pz1
Ar [Ne] 3s2 3px2 3py2 3pz2

Dalam tiap kasus, [Ne] menunjukkan struktur elektronik yang lengkap dari atom
neon.

Energi ionisasi pertama

Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu
elektron yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi
satu mol ion dalam keadaan gas dengan muatan +1.

Dibutuhkan energi untuk tiap perubahan 1 mol X.

Pola perubahan energi ionisasi pertama unsur-unsur sepanjang periode 3.


Perhatikan bahwa secara umum kecenderungannya meningkat kecuali antara
magnesium dan alumunium serta antara fosfor dan sulfur yang menurun.

Penjelasan pola

Energi ionisasi pertama dipengaruhi oleh:

Muatan dalam inti;

Jarak elektron terluar dari inti;

Banyaknya pemerisaian oleh elektron yang lebih dalam;

Apakah elektron dalam orbital berpasangan atau tidak.

Kecenderungan meningkat

Dalam semua unsur-unsur periode 3, elektron terluar berada pada kulit orbital ke-
3. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti / nukleus dan diperisai oleh
elektron yang sama yaitu elektron pada kulit pertama dan kedua.

Perbedaan yang paling utama adalah meningkatnya jumlah proton dalam inti
mulai dari natrium hingga argon. Hal inilah yang menyebabkan tarikan inti
terhadap elektron terluarnya makin besar sehingga meningkatkan energi ionisasi.

Pada kenyataannya meningkatnya muatan di dalam inti juga akan menarik


elektron terluar menjadi lebih dekat ke inti. Peningkatan energi ionisasi makin
besar sepanjang periode dari kiri ke kanan.

Penurunan pada alumunium

Anda dapat memperkirakan bahwa ukuran alumunium lebih besar dari pada
magnesium karena jumlah proton yang lebih banyak. Mengimbangi fakta bahwa
elektron terluar dari alumunium berada pada orbital 3p bukannya 3s.
Elektron pada orbital 3p sedikit lebih jauh dari inti dari pada elektron pada orbital
3s, dan sebagian mendapatkan pemerisaian dari elektron 3s sebagai elektron yang
lebih dalam. Kedua faktor inilah yang mengimbangi jumlah proton yang lebih
banyak.

Penurunan pada sulfur

Pada fosfor ke sulfur, sesuatu yang lebih harus mengimbangi pengaruh proton
yang lebih banyak.

Pemerisaian yang sama pada fosfor dan sulfur (dari elektron yang lebih dalam,
pada beberapa tingkat dari elektron 3s), dan elektron yang akan dilepaskan berasal
dari orbital yang sama.

Perbedaannya adalah bahwa pada sulfur, elektron yang akan dilepaskan berasal
dari salah satu elektron yang berpasangan pada orbital 3px2. Tolakan antara 2
elektron yang berada dalam orbital yang sama menunjukkan bahwa elektron lebih
mudah dikeluarkan dari pada elektron yang tidak berpasangan.

Jari-jari atom

Kecenderungan

Diagram di bawah ini menunjukkan bagaimana perubahan jari-jari atom pada


unsur-unsur periode 3.

Gambaran yang digunakan untuk membuat diagram ini adalah berdasarkan pada:

Jari-jari metalik / ionik untuk Na, Mg dan Al;

Jari-jari kovalen untuk Si, P, S dan Cl;

Jari-jari van der Waals untuk Ar, karena Ar tidak dapat membentuk ikatan
yang kuat.

Wajar jika kita membandingkan jari-jari metalik dengan jari-jari kovalen karena
keduanya menunjukkan ikatan yang sangat rapat. Akan tetapi tidak wajar bila kita
membandingkan jari-jari metalik dan jari-jari kovalen dengan jari-jari van der
Waals.

Kecenderungan secara umum menunjukkan atom makin kecil sepanjang periode


TERKECUALI pada argon. Anda tidak dapat membandingkan hal yang tidak
sejenis. Sebaiknya kita mengabaikan argon pada diskusi selanjutnya.
Penjelasan kecenderungan

Jari-jari metalik dan kovalen menunjukkan jarak dari inti ke pasangan elektron
ikatan. Jika tidak yakin dengan hal itu, kembali dan ikuti link sebelumnya.

Dari natrium hingga klor, elektron ikatan semuanya berada di kulit ke-3, akan
diperisai oleh elektron pada kulit pertama dan kedua. Peningkatan jumlah proton
dalam inti sepanjang perioda akan meningkatkan tarikan elektron ikatan menjadi
lebih dekat ke inti. Jumlah pemerisaian sama untuk semua unsur

Elektronegativitas / keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan


elektron ikatan.

Skala Pauling adalah yang paling umum digunakan. Fluor (unsur yang paling
elektronegatif) diberi skala 4.0 dan nilai ini makin menurun hingga cesium dan
francium dengan keelektronegatifan terendah yaitu 0.7.

Kecenderungan

Kecenderungan sepanjang periode diperlihatkan grafik di bawah ini:

Ingat bahwa argon tidak dimasukkan. Keelektronegatifan adalah kecenderungan


atom untuk menarik pasangan elektron ikatan. Karena argon tidak membentuk
ikatan kovalen sehingga secara nyata tidak memiliki keelektronegatifan.

Penjelasan kecenderungan

Kecenderungan dijelaskan dengan cara yang sama seperti kecenderungan pada


jari-jari atom. Sepanjang periode, elektron ikatan selalu berada pada kulit yang
sama yaitu kulit ke-3, dan selalu diperisai oleh elektron dalam yang sama.

Semuanya berbeda dalam hal jumlah proton yang terus meningkat dan tarikan
pasangan elektron ikatan makin mendekati inti.

Sifat-sifat Fisik
Bagian ini akan membahas daya hantar listrik serta titik leleh dan titik didih
unsur-unsur periode 3. Untuk memahami hal ini, hal yang harus Anda pahami
adalah struktur dari masing-masing unsur.

Struktur-struktur unsur

Struktur unsur-unsur berubah sepanjang periode 3. Tiga pertama merupakan


metalik, silikon adalah kovalen raksasa dan sisanya berupa molekul sederhana.

Tiga struktur metalik

Natrium, magnesium dan alumunium semuanya memiliki struktur metalik.

Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik- satu
elektron 3s. Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat, sedangkan
pada alumunium ketiga elektron terluarnya terlibat.
Sodium, magnesium and aluminium all have metallic structures.

Perbedaan lain yang harus diperhatikan adalah cara penyusunan atom-atomnya


dalam kristal logam. Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing
atom natrium bersentuhan dengan 8 atom natrium yang lain.

Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara


yang berbeda). Ini adalah cara yang lebih efisien dalam menyusun atom-atom.
Baik untuk mengurangi pemborosan tempat / space dalam struktur logam dan
ikatan logam yang lebih kuat.

Struktur kovalen raksasa

Silikon memiliki struktur kovalen raksasa seperti intan. Bagian terkecil dari
struktur dapat dilihat seperti di bawah ini:

Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.

Empat struktur molekuler sederhana


Struktur fosfor dan sulfur bermacam-macam tergantung pada jenis fosfor yang
sedang dibicarakan. Untuk fosfor kita anggap sebagai fosfor putih. Dan untuk
sulfur kita anggap salah satu dari bentuk kristal monoklin dan rombis.

Atom-atom dalam masing-masing molekul terikat melalui ikatan kovalen (tentu


saja kecuali argon).

Dalam keadaan cair atau padat, molekul-molekulnya terikat satu sama lain dengan
gaya van der Waals.

Daya hantar arus listrik

Natrium, magnesium dan alumunium semuanya merupakan penghantar /


konduktor arus listrik yang baik;

Silikon merupakan semikonduktor;

Sisanya bukan merupakan konduktor.

Tiga logam pertama, sudah pasti merupakan penghantar listrik karena adanya
delokalisasi elektron (laut elektron) yang bebas bergerak / berpindah
sepanjang padatan atau cairan logam.

Pada kasus silikon, penjelasan bagaimana silikon dapat menjadi semikonduktor


berada di luar cakupan tingkat ini. Dengan hanya mengetahui strukturnya seperti
intan, kita tidak dapat memperkirakan silikon dapat menghantarkan arus listrik,
tapi silikon memang dapat menghantarkan arus listrik.

Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan


molekul sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak.

Titik leleh dan titik didih

Grafik di bawah menunjukkan bagaimana titik leleh dan titik didih unsur-unsur
periode 3 berubah sepanjang periode. Gambar diplot dalam Kelvin bukannya C
untuk menghindari nilai yang negatif.
Lebih baik bila kita menghubungkan perubahan ini dengan terminologi macam-
macam struktur yang telah dibahas.

Struktur metalik

Titik didih dan titik leleh meningkat sepanjang tiga logam pertama karena
meningkatnya kekuatan ikatan metalik.

Jumlah elektron pada masing-masing atom menyumbang untuk meningkatkan


delokalisasi lautan elektron. Atom-atom juga menjadi lebih kecil dan
memiliki jumlah proton yang lebih banyak dari natrium hinggga magnesium dan
alumunium.

Tarikan dan titik leleh serta titik didih meningkat karena:

Inti atom memiliki muatan positif yang semakin besar;

Lautan elektron makin bermuatan negatif;

Lautan elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat.

Silikon

Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki
struktur kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu
sebelum akhirnya meleleh atau mendidih.

Karena yang kita bicarakan adalah tentang jenis ikatan yang berbeda, lebih baik
jangan membendingkan langsung titik leleh dan titik didih silikon dengan titik
leleh dan titik didih alumunium.

Empat unsur molekuler

Fosfor, sulfur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya
dipengaruhi gaya van der Waals di antara molekul-molekulnya. Titik leleh dan
titik didihnya akan makin rendah dari pada empat unsur pertama dalam periode 3
yang memiliki struktur raksasa.
Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.

Ingat struktur molekul:

Fosfor

Fosfor mengandung molekul P4. Untuk molekul fosfor, anda tidak dapat
memecahkan ikatan kovalennya, hanya gaya van der Waals antar molekulnya
yang lemah.

Sulfur

Sulfur terdiri dari atom S8 yang berbentuk cincin. Molekulnya lebih besar dari
pada molekul fosfor dan gaya van der Waals yang lebih kuat, hal ini penting untuk
menjelaskan titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi.

Klor

Klor, Cl2, adalah molekul yang lebih kecil dengan gaya van der Waals yang lebih
lemah dan klor memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dari pada
sulfur dan fosfor.

Argon

Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, Ar. Jangkauan gaya van der
Waals antar atom-atomnya sangat terbatas begitu pula titik leleh dan titik didih
argon lebih rendah lagi.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsur-
unsur_periode_3/sifat_sifat_atomik_dan_sifat_sifat_fisik_unsur_unsur_pe
riode_3/

Anda mungkin juga menyukai