Anda di halaman 1dari 3

Rekan mahasiswa yang berbahagia,

Pada pertemuan pertama ini, silakan dibaca inisiasi tuton 1 dengan baik. Kemudian tanggapi
dan jawab pertanyaan berikut.

1. Apa yang anda ketahui hubungan antara matrealitas dan bukti audit!
2. Bagaimana cara yang ditempuh auditor untuk mengurangi risiko audit!

Silakan tuangkan pendapat Anda, dan perkuat pendapat Anda dengan sitasi dan sumber daftar
pustaka. Ingat, ini forum diskusi, gunakan forum ini untuk saling melengkapi dan menambah
pengetahuan.

Selamat berdiskusi! Sukses untuk Kita semua!

Jawaban No 1

Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit

Hubungan antara materialitas, resiko audit dan bukti audit adalah dengan berdasarkan pertimbangan
biaya dalam manfaat auditor yang tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang
dicerminkan dalam laporan keuangan, sehingga auditor harus menggunakan konsep materialitas
bahkan kosep resiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Dengan
demikian, konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat di asersi yang
diterima oleh auditor agar pemakaian laporan keuangan tidak terpengaruh dengan besarnya salah
saji tersebut. Oleh karena itu, konsep resiko audit berkaitan dengan resiko kegagalan auditor dalam
mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. Dan
materialitas menjadi dua golongan yaitu materialitas pada tingkat laporan keuangan dan materialitas
pada tingkat saldo akun.

Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas dan bukti
audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin
rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang harus dibuktikan (hubungan terbalik).

Pertimbangan awal auditor terhadap materialitas sering kali dibuat enam sampai dengan sembilan
bulan sebelum tanggal neraca. Ole karena itu, pertimbangan tersebut dapat didasarkan atas data
laporan kuangan yang dibuat tahunan. Sebagai alternatif, pertimbangan tersebut didasarkan atas hail
keuangan satu tahun atau lebih yang telah lalu, yang disesuaikan dengan perubahan terkini, seperti
keadaan ekonomi umum dan kecenderungan pertumbuhan industri.

Pertimbangan materialitas juga melibatkan pertimbangan kualitatif dan kantitatif. Berikut ini
disajikan contoh kuantitatif dan Kualitatif yang dilakukan oleh poditor dalam mempertimbangkan
materialitas.
Faktor kualitatif, hubungan salah saji dengan jumlah kunci dalam laporan, dalam bentuk:

1) Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan,;

2) Total aktiva dalam neraca;

3) Total ekuitas pemegang saham dalam neraca.

Faktor kualitatif, dalam bentuk:

1) Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum;

2) Kemungkinan terjadinya kecurangan;

3) Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang mengharuskan klien
untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan pada tingkat minimum tertentu;

4) Adanya gangguan dalam kecenderungan pertumbuhan laba

5) Sikap manajemen atas integritas laporan keuangan.

Jawaban no 2

Cara yang ditempuh auditor untuk mengurangi risiko audit

Auditor merespons risiko terutama dengan mengubah luas pengujian dan jenis prosedur audit,
termasuk memasukkan unsur ketakterdugaan dalam prosedur audit yang digunakan. Selain
memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain yang dapat dipakai auditor untuk mengubah audit guna
merespons risiko (Arens, 2006):

a. Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Untuk setiap penugasan,
kantor akuntan publik harus menugaskan staf yang berkualifikasi. Untuk klien dengan risiko audit
dapat diterima yang rendah, perhatian khusus harus diberikan dalam memilih staf, dan pentingnya
skeptisme profesional harus ditekankan. Demikian pula, jika bidang audit seperti persediaan memiliki
risiko bawaan yang tinggi, bidang itu harus ditugaskan kepada orang yang berpengalaman dalam
mengaudit persediaan.

b. Penugasan dapat ditelaah secara lebih saksama daripada biasanya. Kantor akuntan publik harus
memastikan bahwa file audit yang mendokumentasikan rencana auditor, bukti yang dikumpulkan
serta kesimpulan, dan masalah-masalah lain dalam audit, di-review dengan memadai. Bila risiko
audit yang dapat diterima rendah, sering kali harus dilakukan review yang lebih ekstensif, termasuk
review oleh personil yang tidak ditugaskan dalam penugasan itu. Jika risiko salah saji yang material
(gabungan risiko bawaan dan risiko pengendalian) tinggi untuk akun-akun tertentu, staf yang me-
review mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk memastikan bukti sudah tepat dan sudah
dievaluasi dengan benar.

Auditor sebaiknya harus memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang tepat bagi suatu audit
selama perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian
menggunakan risiko penugasan dan kemudian menggunakan risiko penugasan in untuk memodifikasi
risiko audit yang dapat diterima.

Audit dapat dijelaskan sebagai berikut (Mulyadi, 2002).


1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan' dan tingkat materialitas dikurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.

2. Sika auditor mempertahankan tingkat materialitadi konstan dan mengurangi jumlah bukti audit
yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.

3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari
tiga cara berikut ini.

a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.

b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.

c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-
sama.

Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah mengurangi risiko
audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya. Dalam mengembangkan strategi
audit awal, auditor menetapkan empat unsur berikut ini:

a. Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.

b. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.

c. Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.

d. Tingkat pengujian substantive yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang
cukup rendah.

https://hardiwinoto.com/materialitas-dan-risiko-audit/

Anda mungkin juga menyukai