AUDITING 1
Disusun Oleh :
Wardah Mega Urjuwan (43219010100)
Dosen Pengampu :
Marsyaf, SE., Ak., M.Ak
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan paper berjudul Tugas Besar 1
Auditing 1 dengan tepat waktu.
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Auditing 1 Universitas
Mercu Buana. Dan penulis juga berharap agar paper ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Marsyaf, SE.,
Ak., M.Ak selaku dosen mata kuliah Auditing 1. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya
adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik
sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam
mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan
transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era
globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan
Publik akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi
keuangan yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Dengan demikian, Akuntan Publik dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat memenuhi
kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia sebelum
pemberlakuan UU KAP No. 5 Tahun 2011 dan setelah pemberlakuan UU
KAP No. 5 Tahun 2011 ?
2. Bagaimana perbedaan standar jasa-jasa yang diberikan oleh akuntan
publik di Indonesia sebelum pemberlakuan Internasional Standard On
Auditing dan setelah pemberlakuan Internasional Standard On Auditing?
3. Bagaimana kovergensi ISA di Indonesia?
4. Apa kasus yang pernah terjadi di Indonesia terkait profesi akuntan dan
Kantor Akuntan Publik di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar dapat memahami perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia
sebelum pemberlakuan UU KAP No. 5 Tahun 2011 dan setelah
pemberlakuan UU KAP No. 5 Tahun 2011.
2. Agar dapat memahami perbedaan standar jasa-jasa yang diberikan oleh
akuntan publik di Indonesia sebelum pemberlakuan Internasional Standard
On Auditing dan setelah pemberlakuan Internasional Standard On
Auditing.
3. Agar dapat memahami konvergensi ISA di Indonesia.
4. Agar dapat menjelaskan kasus-kasus yang pernah terjadi di Indonesia
terkait profesi akuntan dan Kantor Akuntan Publik di Indonesia.
D. Manfaat Pembahasan
Paper ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi mahasiswa, paper ini bermanfaat untuk memahami dan
memperdalam dan memperbanyak studi mengenai isu-isu yang terkait
dengan perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia
2. Bagi dunia bisnis, penelitian ini diharapkan dapat membantu para praktisi
bisnis di dalam memahami dan mengerti peran auditor di dalam dunia
bisnis sesuai dengan standar yang ada, sehingga para pelaku bisnis
mengerti masalah yang terjadi dan mulai melakukan langkah-langkah
untuk mengurangi atau mencari pemecahan masalah tersebut.
3. Bagi masyarakat luas terutama user dapat menambah pengetahuan dalam
hal pengauditan dan perkembangan profesi akuntan publik di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen
Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
yang berlaku di Indonesia selama ini mengacu pada standar auditing dari Amerika.
SPAP ini membagi standar auditing menjadi tiga bagian utama yaitu Standar
Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan.
Pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap. Tahap pertama
dimulai dengan persetujuan penugasan (agreement of engagement). Kemudian,
tahap kedua melakukan pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistim
akuntansi klien, serta penentuan unit yang akan diaudit. Tahap ketiga adalah
pengembangan strategi audit. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan access
inherent list.
Tahap selanjutnya adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan audit.
Pada saat melaksanakan audit maka akan dilakukan test of control, substantive and
analytical procedure dan other substantive procedure. Tahap kelima, mulai
membentuk opini. Dan tahap terakhir adalah membuat laporan audit.
Dari keenam tahapan pekerjaan audit yang diatur dalam ISA tersebut sepertinya
tidak jauh berbeda dengan pengaturan dalam SPAP yang menjadi pedoman audit bagi
KAP di Indonesia. Demikian sedikit gambaran International Standar on Auditing (ISA)
yang merupakan standar audit internasional dibandingkan dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan standar audit yang berlaku di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali apakah pelaksanaan standar audit
berbasis ISA telah berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel independen yaitu pelaksanaan
standar audit berbasis ISA, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kualitas audit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan jenis penelitian survey data.
Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 40 auditor pada Kantor Akuntan Publik
Komisariat Wilayah Bandung yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan standar audit berbasis ISA berpengaruh
secara signifikan sebesar 51,6% terhadap kualitas audit, sedangkan sisanya sebesar
48,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Akuntan publik tersebut belum menerapkan pemerolehan bukti audit yang cukup
dan tepat atas akun piutang pembiayaan konsumen dan melaksanaan prosedur yang
memadai terkait proses deteksi risiko kecurangan serta respons atas risiko kecurangan.
Selain terhadap KAP tersebut, sanksi juga diderita oleh SNP Finance. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) membekukan kegiatan usaha mereka terhitung sejak 14 Mei lalu.
OJK bisa mencabut izin usaha SNP Finance pada November 2018 nanti. Pencabutan izin
dilakukan jika perusahaan melakukan kegiatan usaha sebelum berakhirnya sanksi
pembekuan kegiatan usaha. "Jika tidak dapat memenuhi ketentuan hingga berakhirnya
jangka waktu PKU sesuai dengan ketentuan POJK 29 (dicabut)," ujar Juru Bicara OJK
Sekar Putih Djarot. Clients and Market Leader Deloitte Indonesia Steve Aditya
ketika dikonfirmasi CNNIndonesia sementara itu meminta waktu untuk menyiapkan
jawaban atas sanksi tersebut. "Kami sedang menyiapkan tanggapan terhadap pemberitaan
Anda, kami akan segera respons," kata Steve ketika dikonfirmasi.
Audit BPK selama 2015-2016 menjadi rujukan. Dalam audit tersebut disebutkan
investasi Jiwasraya dalam bentuk medium term notes (MTN) PT Hanson International
Tbk (MYRX) senilai Rp 680 miliar, berisiko gagal bayar. Berdasarkan laporan audit
BPK, perusahaan diketahui banyak melakukan investasi pada aset berisiko untuk
mengejar imbal hasil tinggi, sehingga mengabaikan prinsip kehati-hatian. Pada 2018,
sebesar 22,4% atau Rp 5,7 triliun dari total aset finansial perusahaan ditempatkan pada
saham, tetapi hanya 5% yang ditempatkan pada saham LQ45. Lalu 59,1% atau Rp 14,9
triliun ditempatkan pada reksa dana, tetapi hanya 2% yang dikelola oleh top tier manajer
investasi. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan kerugian hingga modal Jiwasraya
minus. Negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 13,7 miliar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa
asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu
pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Akuntan Publik tersebut
mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi
keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban
kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas.
International Standar Auditing merupakan salah satu produk dari standar audit
informasi keuangan historis yang cakupannya lebih terbatas pada KAP dan para
praktisinya (partner dan staf KAP) saja. Indonesia mengadopsi ISA sebagai wujud
komitmen Negara yang mendorong setiap anggotanya untuk menggunakan standar
profesi internasional. Pengadopsian ISA ini merupakan salah satu cara untuk
menjalankan amanah UU No.5 tahun 2011 tentang Akuntan public, adanya pengadopsian
ISA yang dilakukan oleh Indonesia tentu akan terjadi peningkatan biaya
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari bahwa paper ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki paper ini dengan
berpedoman pada banyak sumber serta penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-tentang-kantor-
akuntan.html
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8304/Bab
%202.pdf?sequence=10
https://accounting.binus.ac.id/2014/07/15/artikel-mengenai-uu-no-5-tahun-2011-
tentang-akuntan-publik/
http://auditme-post.blogspot.com/2008/05/standar-auditing-internasional-isa- vs.html
https://akuntansi.or.id/baca-tulisan/44_kasus-kasus-melilit-kap-besar-di-
indonesia.html
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180926072123-78-333248/kasus-snp-
finance-dua-kantor-akuntan-publik-diduga-bersalah