Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan jaman telah membawa berbagai perubahan terhadap dunia usaha

yang juga menuntut adanya perkembangan mekanisme usaha yang dijalankan,

baik dari sisi administrasi, operasional, serta pelaporan keuangannya. Dengan

kondisi tersebut, kebutuhan tenaga akuntan publik juga terus meningkat karena

makin beragamnya bentuk usaha baru dengan karakteristik yang bermacam-

macam.

Indonesia masih menjadi Negara dengan anggota asosiasi akuntan terendah

yaitu sebanyak 15.940 orang dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa. Hal ini

menunjukan bahwa di Indonesia minat untuk menjadi akuntan masih rendah.

Minimnya jumlah akuntan publik saat ini, merupakan salah satu yang dihadapi

oleh profesi akuntan publik. Ketidakmantapan peran dan posisi profesi akuntan

publik bisa jadi merupakan salah satu penyebabnya (Fahriani,2012).

Untuk mengakomodir kebutuhan akuntan publik yang profesional, negara

memfasilitasi dengan mengadakan Program Pendidikan Profesi Akuntan Publik

(PPAk). Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

tambahan yang ditujukan untuk seseorang dari lulusan sarjana ekonomi jurusan

akuntansi yang ingin mendapatkan gelar Akuntan. Tujuan Pendidikan profesi

akuntansi adalah untuk menghasilkan seseorang yang dapat menguasai keahlian

bidang profesi akuntansi dan memberikan kompetensi keprofesian akuntansi.

Lulusan program pendidikan profesi ini akan mendapat sebutan Akuntan.


2

Melalui surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.179/U/2001 tentang

penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dan surat keputusan

Mendiknas No. 180/P/2001 tentang panitia pengangkatan panitia ahli persamaan

ijasah akuntan, serta dengan ditandatanginya Nota Kesepahaman (MoU) pada

tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntansi Indonesia dengan Dirjen Dikti

Depdiknas atas pelaksanaan Pendidikan Profesi Akuntan, Akhirnya pendidikan

profesi akuntansi di Indonesia dapat terealisasi.

Banyaknya mahasiswa jurusan Akuntansi yang lebih memilih langsung

bekerja daripada melanjutkan pendidikan dengan menempuh PPAk juga disinyalir

menjadi penyumbang terbesar rendahnya jumlah akuntan publik di Indonesia.

Kajian tentang hal tersebut sudah dilakukan oleh Sapitri dan Yaya (2015), dalam

penelitiannya tersebut, ditemukan bahwa faktor biaya juga menjadi salah satu

alasan rendahnya minat mahasiswa jurusan Akuntansi untuk mengikuti PPAk

setelah lulus nanti.

Dari aspek karir, dapat diketahui bahwa profesi akuntan dinilai cukup

menjanjikan. Ellya dan Yuskar (2006) menyetakan bahwa karir merupakan suatu

keahlian atau profesionalisme seseorang dibidang ilmunya yang dinilai

berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi kepada

organisasi, semakin tinggi kualitas pendidikan yang dimiliki seseorang akan

semakin tinggi kedudukan, jabatan,/karir seseorang tersebut. Akuntan yang

memiliki jam terbang lebih banyak, maka secara otomatis ia akan menduduki

posisi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jenjang karir dalam profesi akuntan

sangat jelas dan cukup terbuka lebar, mengingat masih minimnya jumlah akuntan
3

publik di Indonesia. Penelitian Hartutik (2016) menemukan adanya pengaruh

yang signifikan dari variabel motivasi karir terhadap minat mahasiswa mengikuti

PPAk. Fahriani (2012) justru tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan

dari variabel motivasi karir terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Di sisi lain, Adanya PPAk diharapkan mampu meningkatkan kualitas akuntan

di Indonesia. Hal ini mengacu pada deadline kerja akuntan publik yang harus

menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu 90 hari saja dengan kondisi

perushaaan yang cukup kompleks, maka kualitas harus mendapatkan perhatian

penting. Penelitian Yusuf (2000) berhasil menemukan fakta yang mengejutkan,

bahwa lulusan S-1 Akuntansi memiliki skill yang relatif renda, terutama untuk

skill dasar prfesi akuntan, yakni auditing. Temuan tersebut juga didukung oleh

penelitian Suprianto dan Nikmahi (2013) berhasil membuktikan adanya pengaruh

yang signifikan dari variabel motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa

mengikuti PPAk.

Berikutnya, Stole, 1976 (dalam Widiastuti 2004) menyatakan bahwa berkarir

di Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu karir yang memberikan

penghargaan secara finansial dan pengalaman bekerja yang bervariasi. Berkarir di

Kantor Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi atau besar

dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain. Penelitian

Suprianto dan Nikmahi (2013) menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari

variabel motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk. Namun di

sisi lain, penelitian Fahriani (2012) justru tidak menemukan adanya pengaruh

yang signifikan dari variabel motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa


4

mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk kembali

melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi karir, kualitas, dan ekonomi serta

biaya pendidikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana deskripsi motivasi dan biaya pendidikan terhadap minat untuk

mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk) pada universitas di Kota

Gresik ?

2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti

PPAK ?

3. Apakah biaya pendidikan berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk

mengikuti PPAK?

4. Apakah motivasi dan biaya pendidikan berpengaruh terhadap minat

mahasiswa untuk mengikuti ppak pada universitas di Kota Gresik?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian yang telah disebutkan di bagian

sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk menjelaskan tentang aspek motivasi dan biaya pendidikan terhadap

minat untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (ppak) pada

universitas di Kota Gresik.


5

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap minat

mahasiswa untuk mengikuti PPAK.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya Pendidikan terhadap

minat mahasiswa untuk mengikuti PPAK.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan biaya

Pendidikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAK.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian tujuan penelitian di atas, maka dapat diketahui beberapa

manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

peluang karir di bidang profesi akuntansi yang dapat menjadi pilihan karir

bagi mahasiswa setelah menempuh pendidikannya.

2. Bagi Negara, penelitian ini dapat memberikan data tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan

profesi akuntansi, yang kemudian dapat menjadi fokus bagi pemerintah

untuk meningkatkan jumlah akuntan publik di Indonesia.

3. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang

memiliki kesamaan topik.


6

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pendidikan Profesi Akuntan

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan tambahan

yang ditujukan untuk seseorang dari lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi

yang ingin mendapatkan gelar Akuntan. Melalui surat keputusan Menteri

Pendidikan Nasional No. 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk), dan surat keputusan Mendiknas No. 180/P/2001

tentang panitia pengangkatan panitia ahli persamaan ijasah akuntan, serta dengan

ditandatanginya Nota Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara

Ikatan Akuntansi Indonesia dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan

Pendidikan Profesi Akuntan, Akhirnya pendidikan profesi akuntansi di Indonesia

dapat terealisasi. Tujuan Pendidikan profesi akuntansi adalah untuk menghasilkan

seseorang yang dapat menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan

memberikan kompetensi keprofesian akuntansi. Lulusan program pendidikan

profesi ini akan mendapat sebutan Akuntan.

Profesi akuntan merupakan bidang profesi yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI). Supaya dikatakan profesi, maka harus memiliki

beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang

memerlukan profesi mempercayai hasil kerjanya. Untuk bisa menjalani profesi

akuntan publik harus memiliki register akuntan yang dikeluarkan oleh

Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat 4 Undang-


7

Undang No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan, berikut adalah

beberapa syarat tersebut:

1. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri

yang telah mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini

diperuntukkan bagi lulusan dari jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi

Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas Ekonomi

Negeri yang belum mendapatkan persetujuan Dirjen Pendidikan Tinggi

untuk dibebaskan dari UNA (Halim, 2003: 13).

Departemen Pendidikan Nasional dewasa ini telah memberlakukan

peraturan baru berdasarkan SK Mendiknas No. 179/U/2001. Dalam peraturan

tersebut ditetapkan bahwa seseorang berhak menggunakan sebutan akuntan

(sebutan profesi bukan gelar) apabila yang bersangkutan telah lulus dari suatu

Pendidikan Profesi Akuntan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

telah mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Pendidikan profesi

tersebut dapat diikuti oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikan program

S1 jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta, sehingga ujian negara akuntansi

(UNA) sekarang telah dihapus. Nomor register akuntan hanya akan diberikan oleh

Departemen Keuangan RI kepada mereka yang telah lulus dari pendidikan profesi

akuntansi.
8

Setelah menempuh berbagai kurikulum dalam pendidikan profesi

akuntansi (PPAk) dan dinyatakan lulus, maka mereka berhak memakai gelar

akuntan dan mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register.

Untuk bisa memperoleh izin praktek sebagai akuntan publik, seorang akuntan

harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan DepartemenKeuangan, antara

lain: berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai

beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup representatif dan lain-lain.

Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi sebagai:

1. Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di

KAP.

2. Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian

Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departmen) suatu perusahaan swasta

atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut

Satuan Pengawas Intern (SPI).

3. Auditor Pemerintah (Government Auditor): dengan bekerja di BPKP

(Bdan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa

Keuangan) atau Inpektorat di suatu Departemen Pemerintah.

4. Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu

perusahaan.

5. Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu

perusahaan.

6. Management Accountant: dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen

suatu perusahaan.
9

7. Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan

atau Direktorat Jenderal Pajak.

8. Akuntan Pendidik dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akuntan Pendidik

banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor maupun

akuntan manajemen (yang bekerja di suatu perusahaan) atau sebagai

government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja di instansi

pemerintah (Ellya Benny dan Yuskar, 2006: 5).

2.1.2. Minat

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Minat adalah sesuatu

yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan

dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Kotler

dan Keller (2013; 181). Kartono (2004: 143) mendefinisikan minat merupakan

momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang

dianggap penting. Berdasarkan hal tersebut maka minat merupakan suatu

kecenderungan yang terarah terhadap obyek yang dianggap penting secara

intensif, dimana kemunculannya berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhannya pada

waktu tertentu. Widyastuti, dkk (2004) mendefinisikan minat sebagai keinginan

yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan

membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Beberapa hal yang terkait dengan minat adalah:

1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang

mempunyai dampak pada suatu perilaku.


10

2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan

sesuatu.

3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang

menarik atau menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan

obyek tersebut. Orang yang mempunyai minat terhadap sesuatu pada dasarnya

karena menyukai, kebutuhan atau berkepentingan. Minat bisa merupakan

dorongan dari naluri yang terdapat manusia, namun bisa pula dorongan dari

pemikiran yang disertai perasaan kemudian menggerakkannya menjadi suatu

tindakan.

Minat yang hanya muncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah

berubah sesuai dengan perubahan perasaannya. Perasaan yang tidak dikendalikan

oleh adanya fikir (bukan hasil dorongan pemikiran), mudah dipengaruhi dan

berubah sesuai dengan perubahan lingkungan, fakta yang dihadapinya dan lain-

lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti

Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) merupakan keinginan yang timbul dari dalam

diri mahasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan setelah menempuh S1

Akuntansi sebagai jenjang karir mereka.

Minat dapat diartikan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan

segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi

keinginannya. Melihat bahwa adanya minat pada diri seseorang tidak terbentuk
11

secara tiba-tiba, akan tetapi terbentuk melalui proses yang dilakukannya. Ini

berarti bahwa minat pada diri seseorang tidak hanya terbentuk dari dirinya tetapi

ada juga pengaruh dari luar dirinya termasuk lingkungan. Beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap minat seseorang menurut Crow dan Alice adalah sebagai

berikut:

1. The factor inner urge: rangsangan dari dalam diri atau pembawaan yang

sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah

menimbulkan minat, misalnya cenderung terhadap belajar dalam hal ini

seseorang ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2. The factor of social motive: minat seseorang terhadap objek atau sesuatu

hal, selain dipengaruhi faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi

oleh motif sosial, misalnya seseorang berminat pada prestasi yang tinggi

agar dapat status sosial yang tinggi pula.

3. Emotional factor: faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh

terhadap objek, misal pekerjaan sukses yang dipakai individu dalam suatu

kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat

menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut,

sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang

berkembang (Muhajir, 2007: 49-50).

2.1.3. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah

usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu


12

tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya

atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2017).

Rahman (2008,182) motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu

yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang

untuk memenuhi kebutuhan. Pada titik ini mitivasi menjadi daya penggerak

perilaku (the energizer) sekaligus menjadi penentu (determinan) perilaku.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai suatu konstruk teoretis mengenai terjadinya

perilaku meliputi pengaturan (regulasi), pengarahan (directive), dan tujuan

(insentif global) dari perilaku. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan

(Hasibuan, 2013: 143).

Mc. Clelland dalam Hasibuan (2013: 162) menjelaskan bahwa terdapat

beberapa dimensi serta indikator motivasi kerja sebagai berikut:

1. Dimensi kebutuhan akan prestasi yang terdiri dari:

 Mengembangkan kreativitas.

 Antusias untuk berprestasi tinggi.

2. Dimensi Kebutuhan akan afiliasi yang terdiri dari:

 Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkunan ia

tinggal dan bekerja.

 Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa

dirinya penting.
13

 Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal.

 Kebutuhan akan perasaan ikut serta.

3. Dimensi Kebutuhan akan kekuasaan yang terdiri dari:

 Memiliki kedudukan yang terbaik.

 Mengerahkan kemampuan demi mencapai kekuasaan.

Widyastuti,dkk (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan

sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan

jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang

menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang

mempunyai tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri

pribadi seseorang.

2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah tingkah laku

seseorang.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Sukanto dalam Mahmud (2008: 28) menyatakan bahwa motivasi dibagi

menjadi dua hal: pertama motivasi internal, yakni kebutuhan/keinginan yang ada

dalam diri seseorang akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk

melakukan perbuatan, artinya sesuatu yang mendorong seseorang tersebut adalah

faktor dari dalam diri sendiri. Kedua motivasi eksternal, yaitu menjelaskan

kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor luar yang dapat mendorong seseorang tersebut adalah faktor dari luar

dirinya.
14

Motivasi tersebut terdiri dari beberapa hal, tergantung pada tujuannya.

Widyawati (2004: 19) menjabarkan variabel motivasi menjadi beberapa macam,

yaitu motivasi kualitas, motivasi karir, serta motivasi ekonomi. Motivasi kualitas

merupakan dorongan yang timbul dari diri seseorang yang memiliki dan

meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya

sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

2.1.3.1. Karir

Menurut Gibson dkk. dalam Titikeko (2003) karir adalah rangkaian sikap dan

perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang

waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus

berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian

pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang

organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya

sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian

dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu. Karir merupakan

suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian

seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan

organisasi. Karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama masa

kerja seseorang. Karir menunjukkan perkembangan para karyawan secara

individual dalam suatu jenjang atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa

kerjanya dalam suatu organisasi.


15

2.1.3.2. Kualitas

Kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau

hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa

barang atau hasil itu dimasukkan atau dibutuhkan (Assauri, 2004; 267). Crosby

(1979) menyatakan: Quality is conformance to requirements or specification.

Merujuk pada konteks kalimat di atas, maka kualitas diartikan sebagai kesesuaian

dari permintaan atau spesifikasi. Standar utama seorang akuntan publik adalah

skillnya di bidang auditing. Munawir, 1999 (dalam Widyastuti, dkk 2004)

menyatakan bahwa kompetensi auditor ditentukan oleh tiga faktor berikut:

1. Pendidikan formal tingkat universitas, yaitu dengan menjadi Sarjana

Ekonomi jurusan Akuntansi. Namun saat ini diharuskan bagi lulusan

Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi baik itu dari Perguruan Tinggi Negeri

maupun Swasta untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan

yang profesional.

2. Pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang auditing, antara lain

memiliki pengalaman kerja di Kantor Akuntan Publik minimal 3 tahun.

3. Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menjalani karir sebagai

auditor, dengan mengikuti seminar, lokakarya dan Simposium Nasional

Akuntansi (SNA).

Penelitian Yusuf (2000) menemukan fakta bahwa mutu lulusan dari

penerapan kurikulum progran S-1 jurusan akuntansi yang berlaku selama ini

sering dipertanyakan, lebih-lebih jika bekerja atau membuka kantor akuntan


16

publik. Kemampuan lulusan pada umumnya dipandang kurang memadai. Elemen

kualitas atau kompetensi merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam profesi

akuntansi, khususnya profesi akuntan publik.

2.1.3.3. Ekonomi

Setiap orang memiliki keiginan untuk memenuhi kebutuhannya semaksimal

mungkin yang dapat dilakukannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut memerlukan

langkah-langkah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk memenui

kebutuhannya disebut tindakan ekonomi. Albrecht dan Sack, 2000 (dalam Ellya

Beny dan Yuskar 2006) menyatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya

jumlah mahasiswa akuntansi selama kurun waktu 1995 hingga 1999 yang

mencapai 23 % adalah akibat lebih rendahnya gaji

awal pada profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari

penjelasan di atas motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam

diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka

mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Motivasi ekonomi adalah

dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan

pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan

(Widyastuti, dkk 2004).

2.1.4. Biaya Pendidikan

Apriantoni (2011) mendefiniskan biaya adalah semua pengorbanan yang perlu

dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang

menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan
17

terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara

itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara

langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.

Sapitri dan Yaya (2015) yang dimaksud biaya pendidikan PPAk merupakan

biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai segala keperluan dan selama

aktivitas pendidikan untuk mendukung secara material tercapainya prestasi

pendidikan di masa mendatang.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah tabel penelitian terdahulu:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti & Judul Tujuan Variable & Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Teknik Penelitian
Analisis
Data
1 Fahriani Pengaruh untuk Independen: Motivasi Motivasi Biaya
(2012) Motivasi menganalisis Motivasi Kualitas Karir, Pendidikan
Terhadap dan Kualitas, memiliki Motivasi
Minat memberikan Motivasi pengaruh Kualitas,
Mahasiswa bukti empiris Karir, Dan yang Motivasi
Akuntansi mengenai Motivasi signifikan Ekonomi
Untuk pengaruh Ekonomi. terhadap
Mengikuti motivasi Dependen: Minat
Pendidikan kualitas, Minat mengikuti
Profesi motivasi karir, mengikuti PPAk,
Akuntansi dan motivasi PPAk. sedangkan
(PPAk) ekonomi Analisis variable
terhadap minat Regresi motivasi
mahasiswa Linier karir dan
akuntansi Berganda motivasi
untuk ekonomi
mengikuti tidak
Pendidikan berpengaruh
18

PPAk signifikan
terhadap
minat
mengikuti
PPAk
2 Supriyanto Analisis Menganalisa Independen: Motivasi Motivasi Motivasi
dan Faktor-Faktor pengaruh motivasi ekonomi, karir, gelar,
Nikmahi Yang motivasi karir, karir, gelar, dan motivasi motivasi
(2013) Mempengaruhi motivasi motivasi mengkikuti kualitas, mengikuti
Minat kualitas, kualitas, USAP motivasi USAP, lama
Mahasiswa motivasi motivasi memiliki ekonomi, pendidikan
Akuntansi ekonomi, ekonomi, pengaruh biaya
Untuk motivasi gelar, motivasi yang pendidikan
Mengikuti motivasi gelar, signifikan
Pendidikan mengikuti motivasi terhadap
Profesi USAP, biaya mengikuti minat
Akuntansi pendidikan USAP, biaya mahasiswa
Ditinjau Dari dan lama pendidikan mengikuti
Gender Dan pendidikan dan lama PPAk.
Status terhadap minat pendidikan. Sedangkan
Akreditasi mahasiswa Dependen: motivasi
Program Studi untuk mahasiswa kualitas,
mengikuti untuk biaya
PPAk, serta mengikuti pendidikan,
mencari PPAk. serta lama
perbedaan Analisis pendidikan
minat Regresi & tidak
mengikuti Uji Beda berpengaruh
PPAk terhadap
berdasarkan minat
gender di mahasiswa
kalangan mengikuti
mahasiswa PPAk.
Tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
pria dan
wanita
terkait
dengan
minat
mengikuti
19

PPAk.
3 Sapitri dan Faktor-Faktor Untuk Independen: variabel Motivasi motivasi
Yaya Yang menentukan Motivasi motivasi karir, sosial,
(2015) Berpengaruh faktor-faktor ekonomi, untuk motivasi motivasi
Terhadap yang motivasi kualitas, kualitas, judul, dan
Minat mempengaruhi sosial, motivasi motivasi motivasi
Mahasiswa minat motivasi untuk ekonomi, untuk
Untuk mahasiswa judul, dan memperoleh biaya mengambil
Mengikuti dalam motivasi pengetahuan, pendidikan ujian USAP,
Pendidikan mendaftar di untuk biaya motivasi
Profesi pendidikan mengambil pendidikan, untuk
Akuntansi profesional ujian USAP dan panjang memperoleh
(PPAk) Akuntansi motivasi dari studi pengetahuan,
(PPAk) untuk memiliki panjang dari
kualitas, efek positif studi
motivasi dan
untuk signifikan
memperoleh terhadap
pengetahuan, kepentingan
biaya pendidikan
pendidikan, siswa dalam
dan panjang mendaftar di
dari studi. PPAk,
Dependen: variabel
kepentingan motivasi
pendidikan karir,
siswa dalam motivasi
mendaftar di ekonomi,
PPAk,. motivasi
Analisis sosial,
Regresi motivasi
Linier judul, dan
Berganda motivasi
untuk
mengambil
ujian USAP
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
minat siswa
untuk
mengambil
PPAk.
3 Hartutik Faktor-Faktor Untuk Independen: Hanya motivasi Motivasi
(2016) Yang mengetahui motivasi motivasi karir, sosial, dan
20

Mempengaruhi pengaruh karir, karir yang motivasi motivasi


Minat motivasi karir, motivasi memiliki kualitas, gelar, biaya
Mahasiswa motivasi kualitas, pengaruh motivasi pendidikan
Jurusan kualitas, motivasi yang ekonomi,
Akuntansi motivasi ekonomi, signifikan
Dalam ekonomi, motivasi terhadap
Mengikuti motivasi sosial, dan minat
Pendidikan sosial, dan motivasi mahasiswa
Profesi motivasi gelar gelar. mengikuti
Akuntansi terhadap minat Dependen: PPAk.
(PPAk) (Studi mahasiswa Minat
Empiris akuntansi mengikuti
Universitas untuk PPAk.
Sebelas Maret mengikuti Analisis
Surakarta) PPAk Regresi
Linier
Berganda

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Motivasi Karir

Motivasi Kualitas
Minat Mahasiswa Mengikuti
PPAk
Motivasi Ekonomi

Biaya Pendidikan

Analisis Regresi Linier Berganda

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada kerangka konseptual di atas, maka dapat diketahui

bahwa penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi karir,

motivasi kualitas, motivasi ekonomi, serta biaya pendidikan terhadap minat


21

mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Adapun teknik analisis data yang digunakan

adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

2.4.5. Hipotesis

2.4.5.1. Pengaruh Motivasi Karir terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti

PPAk

Motivasi karir menunjuk pada dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan,

jabatan/karir yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut (Ellya dan Yuskar, 2006)

karir merupakan suatu keahlian atau profesionalisme seseorang dibidang ilmunya

yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi

kepada organisasi, semakin tinggi kualitas pendidikan yang dimiliki seseorang

akan semakin tinggi kedudukan, jabatan,/karir seseorang tersebut. Penelitian

Hartutik (2016) menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel

motivasi karir terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

2.4.5.2. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti

PPAk

Motivasi kualitas sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang

ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Yusuf

(2000) menemukan fakta bahwa mutu lulusan dari penerapan kurikulum progran

S-1 jurusan akuntansi yang berlaku selama ini sering dipertanyakan, lebih-lebih

jika bekerja atau membuka kantor akuntan publik. Kemampuan lulusan pada
22

umumnya dipandang kurang memadai. Elemen kualitas atau kompetensi

merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam profesi akuntansi, khususnya

profesi akuntan publik. Adanya program PPAk diharapkan mampu meningkatkan

kualitas lulusan S-1 Akuntansi sehingga mampu memenuhi kebutuhan negara

terhadap tenaga akuntan publik. Penelitian Suprianto dan Nikmahi (2013) berhasil

membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi kualitas

terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

2.4.5.3. Pengaruh Motivasi Ekonomi terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti

PPAk

Motivasi ekonomi merujuk pada Karena dengan kemampuan dan gelar yang

dimiliki akan membuat seseorang tersebut mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

dan pendapatan yang diterimapun akan lebih memuaskan. Motivasi Ekonomi

merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan

kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang

diinginkannya.

Stole, 1976 (dalam Widiastuti 2004) menyatakan bahwa berkarir di Kantor

Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu karir yang memberikan penghargaan

secara finansial dan pengalaman bekerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor

Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi atau besar

dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari karir yang lain. Penelitian

Suprianto dan Nikmahi (2013) menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari

variabel motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.


23

2.4.5.4. Pengaruh Biaya Pendidikan terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti

PPAk

Faktor biaya merupakan salah satu aspek yang cukup menjadi pertimbangan

seseorang dalam memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi, termasuk PPAk. Sebagian besar lulusan S-1 Akuntansi memilih

untuk bekerja dibandingkan melanjutkan studi PPAk, dan sebagian lainnya juga

memilih untuk mengumpulkan uang untuk kemudian menempuh PPAk. Penelitian

Sapitri dan Yaya (2015) menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari

variabel biaya pendidikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:

H1 : Motivasi karir memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa

mengikuti PPAk.

H2 : Motivasi kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa mengikuti PPAk.

H3 : Motivasi ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa mengikuti PPAk.

H4 : Biaya pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

mahasiswa mengikuti PPAk.


24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif

menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.Penelitian-

penelitian dengan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis.

(Indrianto dan Supomo, 2011: 12)

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel independen yang terdiri dari:

1. Motivasi karir yang selanjutnya disimbolkan dengan X1

2. Motivasi kualitas yang selanjutnya disimbolkan sebagai X2.

3. Motivasi ekonomi yang selanjutnya disimbolkan dengan X3.

4. Biaya pendidikan yang selanjutnya disimbolkan dengan X4

Kemudian, penelitian ini menggunakan variabel dependen yang

disimbolkan dengan Y, adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah

minat mahasiswa untuk mengikuti program PPAk.


25

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel independent yang pertama dalam penelitian ini adalah motivasi karir

yang selanjtkan disimbolkan dengan X1. Motivasi karir adalah dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya

dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya. Selanjutnya,

variabel independent yang kedua dalam penelitian ini adalah motivasi kualitas

yang selanjtkan disimbolkan dengan X2. Motivasi kualitas dapat diartikan sebagai

dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk menyesuaikan kemampuannya

(skill) di bidang tertentu sesuai dengan standar yang ada (Assauri, 2004; 267).

Variable independent yang ketiga adalah motivasi ekonomi yang

selanjutnya disimbolkan dengan X3. Motivasi ekonomi adalah dorongan yang

timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam

rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan (Widyastuti, dkk

2004). Variable independent yang terakhir adalah biaya Pendidikan yang

disimbolkan dengan X4. Menurut Sapitri dan Yaya (2015) yang dimaksud biaya

pendidikan PPAk merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai

segala keperluan dan selama aktivitas pendidikan untuk mendukung secara

material tercapainya prestasi pendidikan di masa mendatang.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat

mahasiswa untuk melanjutkan studi PPAk. Minat diartikan sebagai kehendak,

keinginan atau kesukaan. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat

dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga

penting dalam mengambil keputusan. Kotler dan Keller (2013; 181). Dalam
26

penelitian ini, Minat mahasiswa untuk melanjutkan studi PPAk disimbolkan

dengan (Y).

3.2.3. Indikator Variabel Penelitian

Variabel minat mahasiswa melanjutkan studi PPAk diukur dengan lima item

pertanyaan yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Widyastuti (2004). Adapun item pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peran PPAk dalam membantu pengembangan profesi akuntansi.

2. Peran PPAk dalam meningkatkan kualitas calon akuntan.

3. Peran PPAk dalam meningkatkan kesuksesan karir seorang akuntan.

4. Adanya penghasilan yang menjanjikan dari profesi akuntan.

5. Keseriusan dalam mengikuti PPAk.

3.2.2.2. Variabel Independen

1. Motivasi Karir

Indikator dari variable motivasi karir ini di kembangkan oleh peneliti juga

diadopsi dari penelitian Widyatuti, dkk (2004) Indikator dari minat mengikuti

pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesempatan promosi jabatan dari pekerjaan saat ini.

2. Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan.

3. Mendapatkan peluang pekerjaan yang lebih mudah.

4. Meningkatkan rasa profesionalisme dan kebanggaan terhadap profesi

akuntansi.

5. Mampu menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan dengan baik.


27

6. Mendapatkan pengetahuan berkaitan dengan isu-isu dunia kerja di profesi

akuntansi yang terkini.

2. Motivasi Kualitas

Motivasi kualitas adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk

memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan

tugasnya dengan baik dan benar PPAk. Indikator dari minat mengikuti pendidikan

diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk (2004):

1. Mendapatkan pengetahuan tentang isu-isu kebijakan dan peraturan

akuntansi terkini.

2. Meningkatkan pengetahuan perpajakan dan pengaruhnya terhadap

keputusan keuangan dan manajerial.

3. Meningkatkan pengetahuan organisasional dan lingkungan bisnis.

4. Meningkatkan kemampuan analitis, decision making, dan problem

solving.

5. Meningkatkan keahlian dalam mengaplikasikan pengetahuan akuntansi

untuk memecahkan masalah-masalah riil dalam kehidupan sehari-hari.

6. Meningkatkan kemampuan interpersonal, seperti kemampuan bekerja

sama dalam kelompok.

7. Meningkatkan pengetahuan dalam bidang keuangan.

8. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun tertulis.

9. Meningkatkan pengetahuan dalam akuntansi manajemen seperti

penganggaran, penilaian kinerja, dan sebagainya.

10. Meningkatkan keahlian dalam praktik audit.


28

3. Motivasi Ekonomi

Motivasi ekonomi adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan

finansial yang diinginkan (Widyastuti, dkk 2004). Secara umum penghargaan

finansial terdiri atas penghargaan langsung dan penghargaan tidak langsung.

Indikator dari motivasi ekonomi adalah:

1. Tertarik mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi karena biaya perkuliahan

murah.

2. Meningkatkan status ekonomi.

3. Mendapatkan pekerjan yang memberikan tunjangan keluarga.

4. Mendapatkan pekerjaan dengan starting salary atau gaji awal yang tinggi.

5. Mendapatkan pekerjaan yang memberikan kenaikan gaji setiap periode

tertentu.

6. Mendapatkan pekerjaan yang memberikan program dana pensiun.

4. Biaya Pendidikan

Menurut Sapitri dan Yaya (2015) yang dimaksud biaya pendidikan PPAk

merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai segala keperluan dan

selama aktivitas pendidikan untuk mendukung secara material tercapainya prestasi

pendidikan di masa mendatang. Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Biaya administrasi/registrasi

2. Biaya perkuliahan

3. Pengeluaran yang berkenaan pada saat penyelenggaraan PPAk.


29

Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data yang

akan dianalisis dari hasil survey/penelitian langsung melalui kuesioner adalah

menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2014:136) digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Berikut adalah rincian bobot skala likert dalam penelitian ini:

1. Skor 1 = Sangat tidak setuju

2. Skor 2 = Tidak setuju

3. Skor 3 = Sedang

4. Skor 4 = Setuju

5. Skor 5 = Sangat setuju

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik

tepatnya di lingkungan mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.

3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1. Populasi Penelitian

Menurut Indrianto dan Supomo (2011; 115) populasi adalah sekelompok orang,

kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik.


30

3.4.2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas

Internasional Semen Indonesia, dan Universitas Gresik yang diambil dengan cara

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008: 218) purposive sampling adalah

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni

sumber data dianggap paling tau tentang apa yang diharapkan, sehingga

mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti.

Berikut adalah kriteria sampel penelitian ini:

1. Responden Mahasiswa Program Studi pada Universitas di Gresik

2. Untuk responden mahasiwa, maka mahasiswa yang dimaksud adalah

mahasiswa semester VI yang telah menempuh mata kuliah Pengauditan

(Pemeriksaan Akuntansi).

3. Responden berstatus mahasiswa aktif.

3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel

Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan

kepada responden penelitian. Kemudian ukuran sampel ditentukan dengan kriteria

Ferdinand dalam Arianto (2013; 299) yang mengungkapkan bahwa dalam

penelitian multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivariate)

besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Adapun

perhitungan sampel tersebut adalah sebagai berikut:

N = (Variabel bebas) x 25

N = 4 x 25
31

N = 100

3.5. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek yang

dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner pada responden. Sumber data dalam

penelitian ini adalah responden itu sendiri. Oleh karena itu sumber data dalam

penelitian ini tergolong sumber data primer karena diperoleh langsung dari

sumbernya.

3.6. Teknik Keabsahan Data

3.6.1 Uji Validitas

Ghozali (2013: 52) mendefinisikan uji validitas sebagai alat untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan

dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang

hendak kita ukur. Korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan

total skor konstruk digunakan untuk mengukur validitas dalam penelitian ini.

Hasil analisis korelasi bivariate dengan melihat output Cronbach Alpha

pada kolom Correlated Item-Total Correlation. Keduanya identik karena

mengukur hal yang sama (Ghozali, 2013: 52). Apabila dari tampilan output SPSS

menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor

konstruk menunjukkan hasil yang signifikan, dapat disimpulkan bahwa masing-

masing indikator pertanyaan adalah valid.


32

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Jika jawaban terhadap indikator-

indikator acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliable.

Pengukuran realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja digunakan

dalam penelitian ini. Pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reabilitas dengan uji

statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2013).

Jika nilai Alpha < 60% hal ini mengindikasikan ada beberapa responden yang

menjawab tidak konsisten dan harus kita lihat satu persatu jawaban responden

yang tidak konsisten harus dibuang dari analisis dan alpha akan meningkat.

3.7. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis. Oleh

karena itu, diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari: uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitisitas yang dilakukan dengan

bantuan software SPSS.


33

3.7.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013: 160). Pengujian

dengan menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S).

Jika nilai probabilitas signifikansi K-S lebih besar dari 0.05, maka data

berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013: 105).

Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor

(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama

dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013: 106).


34

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau yang tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai

ukuran (kecil, sedang, dan besar). Cara mendeteksi Heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan

residualnya dan melihat ada tidaknya pola teretentu pada grafik scatterplot. Jika

ada pola tertentu, seperti titiktitik yang ada membentuk suatu pola yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013: 139).

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum dan minimum.


35

3.8.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda untuk

menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan moralitas

manajemen terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3x3 + β 4x4 + e

Dimana :

α = alpha

β = Koefisien regresi

Y = Minat mahasiswa mengikuti PPAk

X1 = Motivasi karir

X2 = Motivasi kualitas

X3 = Motivasi ekonomi

X4 = Biaya pendidikan

e = error

Perhitungan menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS.

Setelah hasil persamaan regresi diketahui, akan dilihat tingkat signifikansi

masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.


36

3.8.3. Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2009), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05

(α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai

berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

-ttabel +ttabel
Gambar 3.2
Kurva Uji t

3.8.4. Uji Koefisien Determinasi

Nilai determinasi berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari

variabel bebas yang diteliti terhadap variasi variabel terikat.Besarnya koefisien

determinasi berganda antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1.

Anda mungkin juga menyukai