Anda di halaman 1dari 9

Mahasiswa Program MAKSI-PPAk.

FEB UI Bisa Dapat 2 Gelar Sekaligus

Berita FEB UI - detikNews

Gedung MAKSI-PPAk. FEB UI (Foto: dok. Humas FEB UI)

Jakarta -

Pendidikan akuntansi dengan orientasi profesi menjadi kebutuhan para profesional yang ingin
mengembangkan kariernya. Sebagai jawaban, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI)
menghadirkan Program Studi Magister Akuntansi dan Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk.) yang
bisa menjadi pilihan para profesional.

MAKSI FEB UI merupakan Program Magister Akuntansi dengan orientasi profesi yang pertama di
Indonesia. Program ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor 393/DIKTI/Kep/1997 pada tanggal 30 September 1997 dan mulai beroperasi pada Januari 1998.
MAKSI FEB UI berakreditasi 'A' berdasarkan Keputusan BAN-PT No.2682/SK/BAN-PT/Akred/M/IX/2018.

Program ini mempunyai misi untuk menyiapkan tenaga profesional yang memberikan kontribusi pada
pengembangan aplikasi teori di bidang akuntansi dan cabang ilmunya, bertanggung jawab sosial, serta
memperhatikan aspek etika dan perubahan lingkungan global. Sementara visi dari program ini adalah
menjadi Program Magister Akuntansi yang unggul di Asia sehingga dapat berkontribusi terhadap
pembangunan Indonesia dan masyarakat global.

Selain itu, FEB UI memiliki Program Profesi Akuntan, yaitu Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk.).
PPAk. merupakan Program Profesi untuk mempersiapkan mahasiswanya mengikuti ujian Chartered
Accountant (CA) yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Berdasarkan waktu
pelaksanaan kuliah, PPAk. memiliki dua jenis kelas, yaitu kelas reguler (kelas pagi) dengan durasi 2
semester, dan kelas khusus (kelas malam) dengan durasi 2 semester.

Program MAKSI-PPAk. memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin memperoleh dua gelar
sekaligus, yaitu gelar profesi Chartered Accountant (CA) dan gelar Magister Akuntansi (M.Ak). Ada dua
jenis kelas berdasarkan waktu pelaksanaan kuliah, yaitu kelas reguler (kelas pagi) dengan durasi 4
semester, dan kelas khusus (kelas malam) dengan durasi 5 semester.

Jika dibandingkan dengan MAKSI di universitas lain, MAKSI FEB UI memiliki beberapa keunggulan. Di
antaranya kurikulum yang terpadu, terstruktur, dan selaras dengan kebutuhan kontemporer. Ada juga
tenaga pengajar dengan komposisi yang berimbang antara kalangan akademisi dan praktisi.

Keunggulan lainnya adalah metode dan proses belajar mengajar yang dapat mengembangkan
kemampuan mahasiswa untuk belajar secara berkelanjutan (learning to learn), dan tersedianya fasilitas
yang menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang baik.
Selain itu, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memilih salah satu konsentrasi peminatan yang
sesuai dengan minat dan pilihan karier. Di antaranya Akuntansi Manajemen & Pengendalian,
Pengauditan & Atestasi, Pengauditan Internal, Perpajakan, Sistem Informasi, Strategi & Keuangan, dan
Akuntansi Pemerintahan.

Manfaat lain yang diperoleh jika menjadi mahasiswa MAKSI dan PPAk. FEB UI adalah mahasiswa dididik
untuk menjadi tenaga profesional dan akuntan yang memiliki critical thinking, global awareness, oral &
written communication, ethics & social responsibility, knowledge, dan adaptability.

Mahasiswa juga dapat mengikuti kuliah dosen tamu dan kuliah umum dengan mendatangkan
narasumber yang ahli di bidangnya. Selain itu, juga memiliki program kerja sama dengan perusahaan-
perusahaan untuk mendukung penyusunan karya akhir. Ada juga kerja sama dengan asosiasi profesi
untuk program sertifikasi.

Rabu, 12 Maret 2014

Ini Aturan Baru Bagi Profesi Akuntan

FNH
Wajib mendaftarkan diri pada organisasi profesi akuntan yang dibentuk oleh Menteri.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.


25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Aturan ini tepatnya dikeluarkan pada 3 Februari
2014 dan diundangkan sehari kemudian. PMK ini secara otomatis mengganti ketentuan sebelumnya,
KMK No. 331/KMK.017/1999 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Akuntan pada Register Negara.

Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Langgeng Subur menjelaskan penerbitan PMK
Akuntan Beregister Negara bertujuan mewujudkan terciptanya akuntan yang profesional dan memiliki
daya saing di tingkat global. Hal ini juga sejalan dengan kesiapan menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) yang akan diselenggarakan pada 2016 mendatang.

Langgeng menguraikan empat karakteristik akuntan yang diharapkan dapat bersaing di dunia global:
memiliki kompetensi dalam arti telah melalui proses pendidikan, akumulasi pengalaman dan ujian
sertifikasi kompentensi profesi bidang akuntansi; menjadi kompenten melalui pendidikan profesional
berkelanjutan; menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan; dan mematuhi standar dan kode etik profesi.

“Dan juga dalam rangka memberikan perlindungan terhadap kepentingan publik, pembinaan terhadap
profesi akuntan dan guna mendorong perkembangan profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi
AEC 2016,” kata Langgeng dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kemenkeu Jakarta, Selasa
(10/3).

Lebih lanjut Langgeng menjelaskan selain mengatur Register Negara Akuntan, PMK ini juga mengatur
mengenai mekanisme registrasi ulang, pembinaan akuntan profesional Indonesia, pendidikan profesi
akuntansi, ujian sertifikasi akuntan professional dan mekanisme pendirian Kantor Jasa Akuntansi (KJA)
serta Asosiasi Profesi Akuntan (APA). Sebagai salah satu syarat untuk mendaftar di Register Negara
Akuntan, setiap profesi akuntan harus memenuhi beberapa persyaratan. Salah satunya, menjadi anggota
APA.

Selain itu, seseorang juga harus lulus pendidikan profesi akuntansi atau lulus ujian sertifikasi akuntan
professional dan berpengalaman di bidang akuntansi. PMK ini berlaku untuk seluruh akuntan, baik yang
belum pernah mendaftar di Kemenkeu atau yang telah terdaftar dalam Register Negara Akuntan.

“Bagi yang telah terdaftar sebelumnya, wajib registrasi ulang dalam jangka waktu tiga tahun. Jika tidak
melakukan registrasi ulang melalui APA, maka yang bersangkutan dinyatakan tidak terdaftar lagi pada
Register Negara Akuntan,” tegas Langgeng.

Akuntan yang telah teregistrasi dapat mendirikan KJA setelah memenuhi seluruh persyaratan. KJA ini
nantinya bisa memberikan jasa akuntansi seperti jasa pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa
manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi manajemen, jasa perpajakan, jasa prosedur yang
disepakati atas informasi keuangan dan jasa sistem teknologi informasi. Namun KJA dilarang
memberikan jasa asurans (audit) sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik. “Untuk memberikan jasa perpajakan, harus tunduk pada perundang-undangan di bidang
perpajakan,” ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan aturan sebelumnya, profesi akuntan hanya diwajibkan melakukan register ke
Kemenkeu. Untuk selanjutnya tak ada kejelasan seperti registrasi ulang, wajib memiliki kompentensi,
mengikuti pendidikan dan lain sebagainya seperti yang diatur dalam PMK ini.

Executive Director Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Elly Zarni Husin mengatakan PMK terbaru ini
memberikan dampak yang positif kepada dunia profesi akuntan di Indonesia. Ia bahkan optimis akuntan
Indonesia dapat bersaing dalam kancah internasional, terutama AEC 2016. “Optimis kalau untuk AEC
2016,” kata Elly.

Cuma, saat ini registrasi dimaksud belum bisa dijalankan karena IAI belum punya payung hukum kuat
untuk menjalankan amanat tersebut. IAI masih menunggu Keputusan Menteri Keuangan (KMK) untuk
menetapkan IAI sebagai APA. “Kami butuh kekuatan hukum. Jadi masih menunggu KMK terbit dulu,”
katanya.

Jika KMK telah terbit, maka fungsi pengawasan, pemberian sanksi dan lain sebagainya akan dilakukan
oleh IAI. Apabila KMK telah terbit, maka register bisa segera dilakukan dan profesi akuntan akan
menyandang gelar CA (Chartered Accountant) menggantikan AK. Dengan registrasi tersebut, akuntan
juga dapat membentuk KJA. Pendirian KJA membutuhkan izin dan harus tergabung dalam APA.

Langgeng mengaku sudah mengajukan penetapan IAI sebagai APA kepada Menteri Keuangan (Menkeu).
Pasalnya, seorang CA memang diwajibkan terdaftar sebagai salah satu organisasi profesi akuntansi yang
ditetapkan oleh Menteri. “Sudah mengajukan ke Menkeu untuk segera ditetapkan,” pungkasnya.

RUU AKUNTAN PUBLIK

UU Akuntan Publik yang Lama Tidak Sesuai Perkembangan

Selasa, 08 Juni 2010 | 10:23 WIB

JAKARTA. Pemerintah bakal mengatur profesi akuntan publik dalam undang-undang baru, yakni
Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Akuntan Publik. Pasalnya, beleid yang lama sudah berusia
uzur: 46 tahun.
UU Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan dianggap tidak lagi sesuai dengan
perkembangan terbaru. Apalagi, produk hukum tersebut tak mengatur hal-hal mendasar dalam profesi
akuntan publik.

"Kami mengusulkan RUU Akuntan Publik agar ada kepastian dan kejelasan tugas, tanggung jawab, dan
standar profesi akuntan publik," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam rapat kerja dengan
Komisi Keuangan (XI) DPR, Senin (7/6).

Karena itu, Agus menjelaskan, RUU Akuntan Publik akan memuat sembilan poin utama mengenai profesi
tersebut. Yakni, jasa akuntan publik, perizinan akuntan publik dan kantor akuntan publik, dan kerja sama
kantor akuntan publik dengan kantor akuntan publik asing atau organisasi audit asing. Kemudian,
pembinaan dan pengawasan, asosiasi profesi, hak, kewajiban dan larangan, komite pertimbangan
profesi, sanksi administratif, serta ketentuan pidana.

Agus mengungkapkan untuk perizinan, nantinya, hanya diberikan kepada akuntan publik dengan
kualifikasi moral dan profesional. Tujuannya, supaya publik terhindar dari pembohongan. "Salah satu
syarat untuk diberi izin, adalah kantor akuntan publik (KAP) harus punya rancangan pengendalian mutu
untuk jamin jasa profesional yang diberikan sesuai dengan standar profesi," jelasnya.

RUU Akuntan Publik juga memuat sanksi administratif dan ketentuan pidana secara khusus. Sebab,
profesi itu mempunyai

karakteristik khusus yang berbeda dengan aturan pidana secara umum. "Dalam RUU ini, ketentuan
pidananya merupakan lex specialis dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)," kata Agus.

BERBAHAYA, HILANGKAN PPAK MENJADI AKUNTAN

akuntanonline.com, 10 Juni 2013

Guru Besar Akuntansi Universitas Jayabaya, Prof Soemardjijo mengingatkan Kementerian Keuangan
untuk tidak gegabah mengeluarkan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) tentang Register
Akuntan. Terkesan dalam RPMK mempermudah lulusan sarjana akuntansi dan lulusan Diploma 4
akuntansi bisa langsung mengikuti ujian CPA dan CA untuk meraih gelar akuntan negera.

Gelar akuntan, kata Soemardjijo merupakan gelar profesi yang tidak semua lulusan sarjana akuntansi
atau pun diploma 4 akuntansi dapat dengan mudah mendapatkannya. "Mereka yang ingin gelar akuntan
harus terlebih dahulu ikut pendidikan profesi yaitu pendidikan profesi akuntan (PPAK)," katanya
menanggapi rencana Kementerian Keuangan yang akan mengeluarkan PMK tentang Register Akuntan di
Jakarta, Senin (10/06/2013).gg

Sebagai gelar profesi, setiap lulusan S1 maupun D 4 akuntansi untuk mendapatkannya perlu pengakuan
teknis bersifat akademik dengan mengikuti PPAK. Sebagai gambaran, sebelum 2001 lulusan sarjana
akuntansi negeri seperti UI, Unpad, UGM dapat langsung mendapatkan gelar akuntan negara, namun
setelah itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional harus mengikuti PPAK.

Dengan gambaran tsb, bila pemerintah kembali sebelum tahun 2001 berarti hanya mementingkan
kuantitas, padahal tidak semua lulusaa S1 dan D4 akuntansi bisa menjadi akuntan negara. Pemerintah
menapikan kualitas dan bila hal tsb sampai terjadi sangat berbahaya.

Menurut Soemardjijo, dengan adanya PPAK sebenarnya sebagai bentuk pengakuan pemerintah bahwa
lulusan strata 1 akuntansi perguruan tinggi negeri maupun swasta sama. Ia sekaligus membantah
pandangan kurikulum PPAK hanya mengulang di S1. "Materi di PPAK sudah bukan teori lagi,tapi praktek
menjadi akuntan itu seperti apa, " tegasnya.

Jika ingin menghasilkan akuntan register negara yang berkualitas dan kompeten, menurutnya tetap harus
mengikuti pendidikan berjenjang mulai dari S1 akuntansi atau D-4 akuntansi, kemudian PPAK dan setelah
itu baru mengikuti CPA atau ujian CA. "Jangan main potong kompas,"tambahnya.

JUMLAH AKUNTAN PUBLIK KIAN BERKURANG

akuntanonline.com, 10 Agustus 2012

Profesi akuntan publik di Indonesia cukup unik. Setiap tahunnya bukannya bertambah, tapi sebaliknya.
PPAJP (Pusat Pembinaan Kkuntan dan Jasa Penilai ) Kementerian Keuangan menyebutkan sebanyak 63
akuntan publik tidak melakukan registrasi ulang sebagai amanat UU no 5 tahun 2011 tentang Akuntan
Publik dan baru-baru ini setidaknya sebanyak 8 akuntan publik mengundurkan diri.

Menurut Kepala PPAJP, Langgeng Subur selain ada yang tidak melakukan registrasi dan mengundurkan
diri memang ada penambahan sebanyak 22 orang. Tapi, Langgeng mengakui jumlah itu memang tidak
sebanyak tahun 2011 yang mencapai 70 orang.

Sementara terkait adanya akuntan publik yang mengundurkan diri, menurut Langgeng lebih disebabkan
faktor usai atau layaknya memasuki usia pensiun seperti umumnya pegawai atau profesional lainnya.
“Jadi hal itu lumrah, mereka sudah waktunya memasuki pensiun,“ ujarnya.
Sementara Ketua IAPI Tia Adiyasih menyatakan hal serupa bahwa banyak akuntan publik yang tua atau
sudah bekerja di tempat yang lain. “Kalau yang tidak mendaftar mungkin mereka lupa, karena tidak
menjalani praktek,” ujarnya.

Namum Tia menegaskan, akuntan publik tidak ada batasan usia pensiun asalkan selama masih mampu.
Sedikit informasi, dari 8 nama akuntan publik yang mengundurkan terdapat nama Ilya Avianti yang saat
ini menjadi Ketua Dewan Audit OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Cara Pemakaian Gelar Akuntan

20 November 2016 05:45 Diperbarui: 20 November 2016 05:45 420 1 1

Cara pemakaian gelar akuntan diatur dengan UU No.34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.
Disebutkan bahwa yang berhak memakai gelar akuntan adalah mereka yang mempunyai ijazah akuntan
yang diberikan oleh universitas negeri atau badan pendidikan lain yang diakui oleh pemerintah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Ijazah di sini juga termasuk ujian tertentu lain, yang disamakan
dengan ijazah universitas negeri, untuk saat ini adalah ijazah/ tanda lulus pendidikan profesi akuntansi
(PPA). Mereka yang berhak mendapatkan gelar akuntan juga harus mendaftarkan nama nya untuk
mendapatkan register Negara akuntan yang diadakan oleh Kementerian Keuangan. Pengaturan gelar
akuntan ini untuk memberikan kepastian hukum bahwa mereka yang berpraktek akuntan adalah orang
yang kompeten.

Untuk pengaturan saat ini, untuk menjadi akuntan wajib lulus ujian profesi akuntansi sekaligus telah
mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPA) yang diselenggarakan oleh organisasi profesi. Selain gelar
akuntan yang harus lulus ujian profesi akuntansi, organisasi profesi akuntan dalam hal ini Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) juga memberikan gelar chartered accountant(ca) yang mana setiap akuntan juga harus
lulus ujian chartered accountant yang diselenggarakan oleh organisasi profesi. Untuk menjaga
profesionalisme akuntan, organisasi profesi akuntan IAI juga mewajibkan setiap anggotanya untuk
mengikuti pendidikan berkelanjutan berupa short course yang diselenggarakan di seluruh kota di
Indonesia yang ada cabang IAI.

Cara pemakaian gelar akuntan sudah tidak secara langsung diberikan bagi lulusan sarjana akuntansi sejak
2003, untuk mendapatkan gelar akuntan harus ikut pendidikan profesi akuntansi dan lulus ujian profesi
akuntansi. Sehingga kualitas pemegang gelar akuntan lebih baik lagi, belum lagi kewajiban untuk
mengikuti pendidikan berkelanjutan untuk senantiasa menjaga kualitas akuntan. Untuk mendirikan
akuntan publik juga diwajibkan untuk berpraktek selama waktu yang ditentukan, setelah itu ijin praktek
akuntan publik baru bisa diberikan. Untuk pengaturan pekerjaan akuntan, dilakukan dengan tender
lelang untuk mendapatkan clien, akuntan publik tidak boleh menjadi konsultan manajemen terhadap
clien yang sedang diperiksa. Selain itu, clien harus dirolling tidak boleh pada satu akuntan publik untuk
auditornya, setelah sekian tahun harus diserahkan ke akuntan publik lain.
Akuntan Publik Mitra Winata Dibekukan
- detikFinance

Jakarta - Departemen Keuangan (Depkeu) membekukan izin Akuntan


Publik (AP) dari Petrus Mitra Winata yang berasal dari Kantor Akuntan
Publik (KAP) Mitra Winata dan Rekan, selama masa waktu dua
tahun.Pembekuan izin itu telah dilakukan terhitung sejak tanggal 15
Maret 2007. Pencabutan izin dilakukan karena AP tersebut melakukan
pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP)."Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan
Keputusan Menkeu Nomor 423/KMK.06/2006 tentang Jasa Akuntan
Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menkeu Nomor
359/KMK.06/2003," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Depkeu,
Samsuar Said dalam siaran pers, Selasa (27/3/2007). Pelanggaran yang
ditemukan Depkeu terkait dengan pelaksanaan audit atas laporan
keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku 31 Desember 2004. Melakukan
pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan
melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT
Luhur Artha Kencana dan Apt Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001
sampai dengan tahun 2004.Selama izinnya dibekukan, AP tersebut
dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit
kinerja dan audit khusus. "Yang bersangkutan juga dilarang menjadi
pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP namun tetap
bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib
memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL).

Anda mungkin juga menyukai