Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nabila Maulidtia Wf

Npm:200261027
Prodi: Ekonomi Syariah IV B
A. Perkembangan Paradigma ekonomi pembangunan
Paradigma memiliki peran penting dalam membentuk konsep dan implementasi
dari ekonomi pembangunan. Pemahaman bahwa paradigma (worldview) yang
melandasi ekonomi pembangunan Islam berbeda dengan ekonomi konvensional.
Sejalan dengan ekonomi Islam, sebagai ilmu dan konsep turunan, ekonomi
pembangunan Islam dibentuk berlandaskan pada Islamic worldview yang
menempatkan panduan utama dalam menjalankan aktivitas kehidupan (termasuk
kegiatan berekonomi baik secara individu maupun entitas atau kelompok)
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Walaupun secara pergerakan ada indikasi perubahan ke arah yang
multidimensional dan beyond economic growth dari ukuran pembangunan yang
berarti mendekati arah tujuan pembangunan ekonomi Islam yang
direpresentasikan oleh maqashid syariah, tetapi pembangunan di dalam Islam
tidak hanya berfokus pada tujuan, tetapi juga bagaimana pembangunan tersebut
direncanakan, diatur, dan dijalankan. Perspektif ekonomi Islam, berkaca pada
prinsip dan cirinya, berekonomi bukan hanya perihal muamalah, tetapi juga
bagian dari ibadah untuk mencari keridaan Allah Swt. Hal ini menyebabkan
turunan ilmu dan implementasi ekonomi pembangunan Islam juga pasti jauh lebih
mendalam dan komprehensif penyesuaiannya dibandingkan hanya sekadar
perubahan ukuran pembangunan. Selain itu ada beberapa alasan mendasar yang
menyatakan bahwa keberadaan ekonomi konvensional belum bisa memenuhi
kebutuhan umat muslim mulai dari aspek pemenuhan pengembangan ilmu
pengetahuan, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan mengakomodir motif
berekonomi masyarakat Islam. Berlandaskan pada poin penjabaran ini jelas bahwa
ada perbedaan mendasar antara ekonomi pembangunan konvensional dengan
paradigma yang dianut oleh masyarakat muslim yang memaksa bahwasanya
dibutuhkan hadirnya ekonomi pembangunan Islam baik dalam tataran konsep
ilmu maupun panduan pengaplikasiannya.
B. Evolusi ukuran pembangunan
Perkembangan ekonomi pembangunan pada beberapa abad terakhir menunjukkan
terjadinya pergeseran paradigma pembangunan yang ditunjukkan oleh evolusi dari
ukuran pembangunan yang bersifat dimensi tunggal berupa pembangunan fisik
atau materiel (PDB atau PDB per kapita) menuju ukuran pembangunan yang lebih
multidimensional.
Hal ini tentu sangat berbeda secara fundamental dengan ekonomi pembangunan
konvensional yang notabene dibangun berdasarkan paradigma sekuler yang
bersifat value-free. Pendekatan ekonomi konvensional yang tujuan pembangunan
utama lebih bersifat fisik dan materialistik. Walaupun dalam perkembangannya,
paradigma pembangunan baru yang hadir memiliki tujuan pembangunan yang
multidimensional. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya ukuran baru
pembangunan di beberapa dekade terakhir seperti diterapkannya IPM dan
didorongnya MDG’s dan SDG’s. Dimana ukuran-ukuran baru ini mengakomodir
dimensi pembangunan yang lebih beragam dibanding tujuan pembangunan
sebelumnya yang hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi. Pembangunan yang
berfokus hanya pada dimensi materialistik merupakan salah satu perhatian utama
dari ekonomi pembangunan Islam untuk disesuaikan.
C. Definisi Pembangunan
Definisi pembangunan menjadi lebih dinamis seiring dengan banyaknya
paradigma yang melandasi sebuah konsep ekonomi pembangunan. Namun, secara
umum pembangunan dianggap terjadi ketika adanya perubahan ke kondisi yang
lebih baik. Biasanya indikator yang diukur menjadi lebih baik ini yang beragam
tergantung kepada paradigma yang digunakan.
D. Pembangunan Menurut Pandangan Ekonomi Tradisional dan Paradigma
Pembangunan Baru
Pembangunan adalah sebagai perubahan struktural perekonomian dari sektor
agrikultura menuju sektor manufaktur dan sektor jasa. Hal ini sejalan dengan
paradigma untuk selalu meningkatkan nilai ekonomi, dimana diketahui bahwa
sektor jasa lebih memberikan nilai tambah ekonomi yang besar dibandingkan
sektor manufaktur dan sektor agrikultura. Sehingga menurut pandangan ini fokus
dari strategi pembangunan adalah percepatan industrialisasi dan peningkatan
output serta pertumbuhan (growth) secara masif. Definisi ini juga fokus pada
masalah makroekonomi lain seperti kemiskinan, pengangguran, dan pemerataan
ekonomi tetap menjadi perhatian, tetapi ditempatkan sebagai prioritas kedua
dalam pembangunan.
Secara fokus, pengertian pembangunan menurut perspektif ekonomi tradisional
ini tidak seutuhnya salah, tetapi juga tidak seutuhnya benar. Ber dasarkan
paradigma baru, pembangunan didefinisikan sebagai proses multidimensional
yang melibatkan perubahan struktur sosial, sikap populer, institusi nasional yang
diikuti dengan pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, dan pengurangan
ketimpangan. Perubahan pembangunan yang terjadi harus melibatkan sistem
sosial secara utuh, pemenuhan kebutuhan dasar secara menyeluruh, serta
mengakomodir semua kepentingan individu dan kelompok sosial dalam sistem
tersebut.
Dibandingkan dengan pengertian ekonomi secara sempit atau tradisional, maka
dalam konteks ilmu pengetahuan, ekonomi pembangunan memiliki ruang lingkup
yang lebih luas. Aspek yang diperhatikan tidak hanya ekonomi, tetapi juga politik,
budaya, geografi dan bahkan hingga psikologi.
Paradigma memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan konsep dan
implementasi dari ekonomi pembangunan. Perbedaan paradigma akan membuat
pendekatan dan model pembangunan yang dikembangkan juga berbeda.
Terlepas dari perbedaan yang ada, pada dasarnya pembangunan mencoba
menciptakan sistem kehidupan yang lebih baik dan lebih humanis.
E. Nilai Intii dan Tujuan Prmbangunan

Terdapat tiga nilai inti yang dapat dijadikan dasar konsep dan petunjuk praktis
dalam memahami definisi dasar dari pembangunan (Todaro dan Smith, 2015):
1. Kebutuhan pokok (Sustenance),
2. Martabat (Self-Esteem), dan
3. Kebebasan (Freedom from Servitude).

pembangunan sistem sosial memiliki tiga tujuan, yaitu:


1. Meningkatkan kesempatan dan memperluas distribusi kebutuhan dasar
manusia,
2. Meningkatkan level kehidupan, dan
3. Memperluas pilihan ekonomi dan pilihan sosial.

Dibandingkan dengan pengertian ekonomi secara sempit atau tradisional, maka


dalam konteks ilmu pengetahuan, ekonomi pembangunan memiliki ruang lingkup
yang lebih luas. Aspek yang diperhatikan tidak hanya ekonomi, tetapi juga politik,
budaya, geografi dan bahkan hingga psikologi.
Paradigma memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan konsep dan
implementasi dari ekonomi pembangunan. Perbedaan paradigma akan membuat
pendekatan dan model pembangunan yang dikembangkan juga berbeda.
Ekonomi pembangunan Islam berlandaskan pada paradigma Islam (Islamic
worlview) sama halnya dengan ekonomi Islam secara umum. Sehingga prinsip
dan ciri utama dari ekonomi Islam akan secara otomatis mempengaruhi ekonomi
pembangunan Islam. Prinsip dan ciri tersebut secara langsung juga akan
mempengaruhi bagaimana perspektif yang dibangun di dalam ekonomi
pembangunan Islam.
F. Prinsip dasar ekonomi islam
Ekonomi pembangunan konvensional memiliki perbedaan mendasar dengan
ekonomi pembangunan Islam. Ekonomi pembangunan konvensional belum
mampu secara utuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Islam dalam aspek
ilmu pengetahuan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan mengakomodir motif dasar
berekonomi sehingga kehadiran ekonomi pembangunan Islam sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai