NEGARA ISLAM
E-mail : muhyiddinsyarif07@gmail.com
PENDAHULUAN
Ekonomi pembangunan selalu menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji sebagai
sebuah ilmu maupun implementasi kebijakan. Hal ini tidak terlepas dari peran ekonomi
pembangunan sebagai indikator keberhasilan kegiatan ekonomi. Fakta tersebut didukung
dengan ekonomi pembangunan merupakan bidang yang berlandaskan pada beberapa macam
aspek, tidak hanya ekonomi, tetapi juga politik, budaya dan sosial. Aspek ekonomi yang
mendasarinya juga sangat komprehensif. Aspek-aspek tersebut antara lain: ekonomi
keuangan, regional, industri, lingkungan, demografi, kemiskinan, tata kota, dan ekonomi
internasional.
Secara umum, perspektif yang diutarakan oleh kedua kubu memiliki landasan
berpikir masing-masing. Jika ditelaah secara cermat, kedua cara berpikir tersebut masuk akal
dan logis karena memiliki asumsi dan sudut pandang yang berbeda. Jika diperdebatkan
keduanya sering memiliki landasan argumen masing-masing yang menguatkan sudut
pandang dan melemahkan sudut pandang lain. Hal ini pada dasarnya menunjukkan bahwa
sebuah sudut pandang terhadap sebuah pembangunan memiliki dampak terhadap konsep dan
implementasi yang dikemukakan. Di sisi lain hal ini juga menunjukkan bahwa pendekatan
dalam pengembangan konsep dan implementasi dari pembangunan bersifat fleksibel dan
dinamis. Relevansi dari masing-masing keberhasilan pembangunan sangat bergantung kepada
tujuan dari pembangunan itu sendiri yang tidak lain diturunkan dari paradigma pembangunan
yang digunakan.1
Paradigma memiliki peran penting dalam membentuk konsep dan implementasi dari
ekonomi pembangunan. Pemahaman bahwa paradigma (worldview) yang melandasi ekonomi
pembangunan Islam berbeda dengan ekonomi konvensional. Sejalan dengan ekonomi Islam,
sebagai ilmu dan konsep turunan, ekonomi pembangunan Islam dibentuk berlandaskan pada
Islamic worldview yang menempatkan panduan utama dalam menjalankan aktivitas
kehidupan (termasuk kegiatan berekonomi baik secara individu maupun entitas atau
kelompok) bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis. Hal ini tentu sangat berbeda secara
fundamental dengan ekonomi pembangunan konvensional yang notabene dibangun
berdasarkan paradigma sekuler yang bersifat value-free. Pendekatan ekonomi konvensional
yang tujuan pembangunan utama lebih bersifat fisik dan materialistik. Walaupun dalam
perkembangannya, paradigma pembangunan baru yang hadir memiliki tujuan pembangunan
yang multidimensional. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya ukuran baru pembangunan di
beberapa dekade terakhir seperti diterapkannya IPM dan didorongnya MDG’s dan SDG’s.
Dimana ukuran-ukuran baru ini mengakomodir dimensi pembangunan yang lebih beragam
dibanding tujuan pembangunan sebelumnya yang hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan yang berfokus hanya pada dimensi materialistik merupakan salah satu
perhatian utama dari ekonomi pembangunan Islam untuk disesuaikan.
1
Jajang, A.DKK. (2021). Ekonomi Pembangunan Islam. Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah - Bank
Indonesia. Jakarta
pembangunan di dalam Islam tidak hanya berfokus pada tujuan, tetapi juga bagaimana
pembangunan tersebut direncanakan, diatur, dan dijalankan. Perspektif ekonomi Islam,
berkaca pada prinsip dan cirinya, berekonomi bukan hanya perihal muamalah, tetapi juga
bagian dari ibadah untuk mencari keridaan Allah Swt. Hal ini menyebabkan turunan ilmu dan
implementasi ekonomi pembangunan Islam juga pasti jauh lebih mendalam dan
komprehensif penyesuaiannya dibandingkan hanya sekadar perubahan ukuran pembangunan.
yang menyatakan bahwa keberadaan ekonomi konvensional belum bisa memenuhi kebutuhan
umat muslim mulai dari aspek pemenuhan pengembangan ilmu pengetahuan, pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat, dan mengakomodir motif berekonomi masyarakat Islam.
Berlandaskan pada poin penjabaran ini jelas bahwa ada perbedaan mendasar antara ekonomi
pembangunan konvensional dengan paradigma yang dianut oleh masyarakat muslim yang
memaksa bahwasanya dibutuhkan hadirnya ekonomi pembangunan Islam baik dalam tataran
konsep ilmu maupun panduan pengaplikasiannya.2
Mayoritas negara-negara muslim adalah negara yang sedang berkembang dan masih
dihadapkan pada permasalahan pembangunan ekonomi. Problematika tersebut antara lain
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, pengangguran, kesempatan kerja, kualitas sumber daya
manusia, utang luar negeri, inflasi, defisit neraca perdagangan dan pembayaran, serta
depresiasi mata uang domestik.
3
Beik, Irfan Syauqi, dan Arsianti, Laily Dwi (2016). Ekonomi Pembangunan Syariah Edisi Revisi. PT. Rajawali
Press. Jakarta.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beik, Irfan Syauqi, dan Arsianti, Laily Dwi (2016). Ekonomi Pembangunan Syariah
Edisi Revisi. PT. Rajawali Press. Jakarta.
Chapra, M. U., Khan, S., & Al Shaikh-Ali, A. (2008). The Islamic vision of
development in the light of maqasid al-Shariah. Islamic Research and Training Institute
(IIIT). Occasional Papers No. 235.
Kahf, Monzer, (1997). Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Ekonomi
Islam, terjemahan: Mochnun Husein. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
4
Kahf, Monzer, (1997). Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Ekonomi Islam, terjemahan: Mochnun
Husein. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.