Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia semakin


pesat. Industri makanan dan minuman terdapat peluang yang lebuh besar
untuk terus berkembang. Perusahaan makanan dan minuman merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan produk kemudian dijual guna
memperoleh keuntungan yang besar. Maka untuk itu setiap perusahaan
mengevaluasi kinerja laporan keuangannya, laporan keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Menurut
PSAK No.1 (2015:1), “ Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perusahaan dan
dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja
perusahan selama waktu tersebut. Selain itu dengan membandingkan rasio
keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata
industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangannya.
Menurut Kasmir (2012:104), “Rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antara komponen yang ada diantara laporan keuangan”. Menurut Samryn
(2011), “Analisis rasio keuangan adalah suatu cara yang membuat
perbandingan data keuangan perusahaan menjadi dasar untuk menjawab
beberapa pertanyaan penting mengenai kesehataan keuangan dari
perusahaan”.
Untuk mencapai tujuan terebut diperlukan manajemen dengan tingkat
efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang
ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan
investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio
profitabilitas yang dimiliki (Weston dan Brigham2010 dalam Afrinda 2013).
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham. Profitabilitas susatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai
cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan
satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan pengertian tersebut, Kasmir
(2015:22) menambahkan bahwa rasio tersebut dapat memeberikan ukuran
tingkat evektifitas manajemen perusahaan yang dapat ditunjukan dari laba
yang diperoleh dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Pada penelitian ini rasio profitabilitas diwakili oleh Return On Equity
(ROE). Menurut I Made Sudana, (2011:22) “ROE menunjukan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan
modal sendiri yang dimilki perusahaan.” Rasio ini penting bagi perusahaan
karena dapat mencerminkan pengelolaan modal yang efektif dan efisien, serta
merupakan salah satu indikator peluang investasi yang baik. Return on Equity
(ROE) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, maupun Total Asset Turnover.
Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar
yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kalinya hutang jangka pendek.
Munurut Munawir (2005:72) Current Ratio (CR) ini menunjukkan tingkat
keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Namun nilai Current
Ratio (CR) yang terlalu tinggi juga dapat berdampak pada berkurangnya
kemampuan perusahaan untuk meraih laba potensian dikarenakan banyaknya
kas yang tertahan (idle cash).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total
hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan
menggunakan modal yang ada (Riyanto, 2008:22). Debt to Equity Ratio
(DER) menunjukkan besarnya komposisi hutang dengan modal sendiri.
Apabila hutang sudah terlampau besar, akan berdampak pada semakin
besarnya tanggung jawab perusahaan kepada pihak eksternal.
Total Asset Turnover (TATO) atau perputaran aset, merupakan rasio
yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin,
2009:19). Semakin tinggi perputaran aset, maka laba yang dihasilkan oleh
perusahaan akan semakin besar dan akan semakin baik bagi kelangsungan
hidup perusahaan.
Table 1.1
Return On Equity

Return On Equity
25

20

15

10
Axis Title
5

0
i t
tra lar ar
oo
d
or
a
dh
a
ro
ti
um r lau
p
ul api ilm of ay si r i b arto
g w a a r a t
ti in
d m pr s ka se
k n
se sia

Berdsarkan table diatas perusahaan sektor makanan dan minuman


Return On Equity mengalami fluktuasi dan pada tahun 2018 Return On
Equity kebanyakan mengalami penurunan.

Menurut penelitian Hantono (2013) Current Ratio memiliki pengaruh


yang signifikan positif terhadap Return On Equity. Akan tetapi, hal ini
bertentangan dengan penelitian Rizki Adriyani, Moch Dzulkirom, dan
Muhammad Safii (2015), menyatakan bahwa Current Ratio tidak memiliki
pengaruh positif terhadap Return On Equity.
Menurut penelitian Rizki Adriyani, Moch Dzulkirom, dan
Muhammad Safii (2015), Debt to Equity Ratio secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity. Akan tetapi hasil
penelitian Claudia Anggelina, Sahron DKK (2020) menyatakan bahwa Debt
to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity.
Menurut penelitian Rizki Adriyani, Moch Dzulkirom, dan
Muhammad Safii (2015), menyatakan bahwa Total Asset Turnover secara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity. Namun
bertentangan dengan penilitian milik Claudia Anggelina, Sahron DKK (2020)
Total Asset Turnover secara parsial tidak memiliki pengaruh positif.
Berdasarkan perbedaan antar penelitian-penelitian terdahulu (research
gap) dan fenomena yang ada, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk
menelaah kembali pengaruh rasio-rasio keuangan (CR,DER, dan TATO)
terhadap Return On Equity pada perusahan sector makanan dan minuman.

B. Identifikasi Masalah

1. Return On Equity perusahaan sektor makanan mengalami fluktuasi


dan Return On Equity pada tahun 2018 mengalami penurunan.
2. Perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap)

C. Batasan Masalah

Agar lebih memfokuskan masalah dalam penelitian ini maka masalah


dibatasi pada pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan Total Asset
Turnover terhadap Profitabilitas (Return On Equity).

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap Profitabilitas (ROE) ?


2. Bagaimana pengaruh Debt Equity Ratio terhaap Profitabilitas (ROE) ?
3. Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas
(ROE) ?
4. Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Total
Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE) ?

E. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio Terhadap Profitabilitas


(ROE)
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap Profitabilitas
(ROE)
3. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turnover Terhadap
Profitabilitas (ROE)
4. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan
Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas (ROE)

F. Manfaat

1. Bagi Penulis, Sebagai alat ukur mempraktekan teori-teori yang telah


diperoleh selama perkuliahaan sehingga penulis dapat menambah
pengetahuan secara praktisi.
2. Bagi Perusahaan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
evaluasi kinerja keuangan sector makanan dan minuman.
3. Bagi Akademisi, Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
proses pembelajaran dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
khususnya terhadap laporan keuangan serta dapat menjadi referensi
penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai