Anda di halaman 1dari 13

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA

DAN KINERJA KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang
atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa
dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada
agenttersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Manajer sebagai pengelola perusahaan
lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang
akan
datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,
manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang
tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) (Haris, 2004).
Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan
kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings
management) (Richardson, 1998). Tindakan earnings management telah
memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui,
antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika
Serikat (Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian, 2006). Beberapa kasus yang
terjadi di Indonesia, seperti PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan
keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi
(Gideon, 2005).
Dengan melihat beberapa contoh kasus tersebut, sangat relevan bila ditarik suatu
pertanyaan tentang efektivitas penerapan corporate governance. Corporate
governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi
ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan
komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance
juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari
suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja

1
(Deni, Khomsiyah dan Rika, 2004). Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal
dari konflik kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme
monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai kepentingan
tersebut. Pertama, dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh
manajemen (managerial ownership) (Jensen dan Meckling, 1976), sehingga
kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan
kepentingan manajer. Kedua, kepemilikan saham oleh investor institusional. Moh’d et
al. (1998) dalam Pratana dan Mas’ud (2003) menyatakan bahwa investor institusional
merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar,
sehingga motivasi manajer untuk mengatur laba menjadi berkurang. Ketiga, melalui
peran monitoring oleh dewan komisaris (board of directors). Dechow et al. (1996) dan
Beasly (1996) menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris
dengan pelaporan keuangan. Mereka menemukan bahwa ukuran dan independensi
dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses
pelaporan keuangan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering
dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan
yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah
laporan laba rugi.Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi
seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan (Kieso dan Weygandt,
1995), sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Dalam
hal ini arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa
mendatang. Arus kas (Cash Flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah
diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan
benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono, 2004).
Cash flow return on assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja
perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan
laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat
ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham (Cornett et al., 2006).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum tentang kinerja keuangan ?
2. Apakah kemampuan teknik pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Keuangan ?

2
3. Apakah kompleksitas tugas berpengaruuh signifikan terhadap kinerja Keuangan ?
4. Apakah kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Keuangan ?

C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum tentang Sistem Kinerja keuangan
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan teknik pemakai berpengaruh signifikan
terhadap kinerja Kinerja Keuangan
3. Untuk mengetahui apakah kompleksitas tugas berpengaruuh signifikan terhadap
kinerja Keuangan
4. Untuk mengetahui apakah kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan
terhadap kinerja Keuangan

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Laporan Keuangan

Setiap perusahaan akan membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah


laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu (Kasmir, 2015:7). Laporan keuangan juga dikatakan sebagai
media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan (Harahap, 2007:105).

B. Tujuan Laporan Keuangan

Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam pembuatan laporan keuangan, tujuan


laporan keuangan yaitu: memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan saat ini, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini, dan lain-lain (Kasmir,
2015:11). Secara garis besar, tujuan utama laporan keuangan adalah bermanfaat bagi
investor maupun calon kreditur dalam mengambil keputusan investasi dan keputusan
kredit yang rasional, membantu pemakai laporan keuangan dalam mengakses jumlah,
waktu dan ketidak pastian penerimaan kas dari deviden atau bunga dan penerimaan
dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman, dan lain-lain
(Munawir, 2004:20)

C. Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan tujuan, yaitu untuk memenuhi


kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Menurut
Kasmir (2015:19) ada 5 pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang
meliputi pemilik, manajemen,

kreditor, pemerintah, dan investor.

D. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang umumnya digunakan oleh suatu perusahaan ada lima jenis
laporan keuangan (Kasmir, 2015:28) yaitu: 1) Neraca , 2) Laporan Laba Rugi, 3)
Laporan Perubahan Modal, 4) Laporan Arus Kas, 5) Laporan Catatan atau Laporan
Keuangan.

4
E. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2015: 16) berberapa keterbatasan laporan keuangan yaitu: 1)


Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data
yang diambil dari data masa lalu, 2) Laporan keuangan yang dibuat umum, artinya
untuk semua orang, bukannya hanya pihak tertentu saja. 3) Proses penyusunan tidak
terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan tertentu. 4) Laporan keuangan
bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

F. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2007:190) Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos


laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.

G. Perubahan Laba

Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba pertahun. Laba adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Informasi laba ini sangat
berguna bagi pemilik maupun investor. Laba yang mengalami peningkatan
merupakan kabar baik (good news) bagi investor, dan sebaliknya (Anugrah, 2014).

H. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2015:104) menyatakan rasio keuangan merupakan kegiatan


membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainya. Selain itu rasio keuangan dapat mengetahui
seberapa besar perubahan laba yang dialami perusahaan tersebut. Berikut ini adalah
bentuk-bentuk rasio keuangan menurut J. Fred Weston, (Kasmir, 2015:106) adalah: 1)
Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio), 2) Rasio Solvabilitas, 3) Rasio Aktivitas, 4) Rasio
Profitabilitas. Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan penelitian ini
meliputi: 1) Menurut Kasmir (2015:129) current ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. 2)

5
Menurut Kasmir (2015:151) debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas. 3) Menurut Kasmir (2015:172) total assets
turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
tiap rupiah aktiva. 4) Menurut Kasmir (2015:196) net profit margin adalah ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan.

I. Penelitian Terdahulu

Hutomo (2013) pada penelitiannya yang berjudul faktor- faktor yang berpengaruh
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dari hasil penelitianya current ratio, quick ratio, total assets turnover
dan debt to total assets ratiopada prubahan laba berpengaruh tidak signifikan,
sedangkan Ningsih (2014) pada penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh rasio
keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaa asuransi yang terdaftar di BEI, dari
hasil penelitianya current ratio dan total assets turnover ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan debt to equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.Silvia (2012) pada penelitiannya yang berjudul
pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek di Indonesia (BEI) dari hasil penelitianya total debt to total
assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Gross profit
margin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Current rasio,
debt to equity ratio, total assets turnover, net profit tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba, sedangkan Hastuti (2014) pada penelitiannya yang berjudul
pengaruh rasio profitabilitas terhadap perubahan laba pada perusahaan keungan dan
perbankan yang go publik di BEI tahun 2010-2011 dari hasil penelitianya return on
asset, return on equity dan net profit margin tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba, dan operating profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba.

J. Kerangka Pemikiran

6
Dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha menjelaskan mengenai pengaruh rasio
keuangan (Current ratio, Debt to equity ratio dan Total assets turnover) terhadap
perubahan laba pada perusahaan Alumindo.

K. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan tujuan penelitian yang ingin
dicapai, maka peneliti ingin mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Laba sebelum Bunga dan Pajak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba
pada Kinerja Perusahaan

H2 : Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada Kinerja


Perusahaan

H3 : Total Aktiva Turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada


Kinerja Perusahaan

7
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang artinya penelitian dengan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari
objek yang diteliti, maka peneliti hanya memusatkan pada satu kasus, yaitu
perusahaan penelitian adalah perusahaan PT. Kimia Farma Tbk adalah perusahaan
yang menjalankan usaha industri Farmasi Kimia Farma adalah perusahaan industri
farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun
1817. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi pada tahun 2009-2014.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena jenis penelitian yang dilakukan
bersifat studi kasus, dimana penelitian yang dilakukan pada satu perusahaan yaitu
PT.Kimia Farma Tbk. adapun masalah atau kasus pada penelitian ini adalah Pengaruh
Laba Sebelum Bunga dan Pajak, Depresiasi, Total Aktiva dan perubahan laba.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini berupa data dokumenter, karena data yang
digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan
laporan laba rugi pada perusahaan PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2009-2014.
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, karena sumber data yang
digunakan berupa bukti, atau catatan yang telah dipublikasikan, seperti laporan
keuangan PT. Kimia Farma Tbk. Laporan keuangan perusahan Alumindo telah
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga data dapat diperoleh atau
dikumpulkan melalui Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) STIESIA
Surabaya. Data yang digunakan merupakanlaporan keuangan tahunan perusahaan PT.
Kimia Farma Tbk yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi pada tahun 2009-
2014.

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

8
Klasifikasi Variabel

Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada lima macam variabel yang terdiri
dari Laba Sebelum Bunga dan Pajak, Depresiasi dan Total Aktiva perubahan laba.
Dari macam-macam variabel tersebut, maka dapat digolongkan menjadi dua variabel
yaitu variabel bebas (independen) yang terdiri dari Laba Sebelum Bunga dan Pajak,
Depresiasi, dan Total Aktiva sedangkan variabel terikat (Dependen) yaitu perubahan
laba.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah sesuatu yang akan dilakukan untuk mengukur

variabel yang digunakan dalam penelitian, maka variabel yang digunakan adalah:

1. Cash flow return on assets

Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba pertahun. Menurut Anugrah
(2014)

menyatakan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih, perubahan
laba

dapat dirumuskan sebagai berikut: ∆Yit = 𝑌it − 𝑌it−1 𝑌it−1

Ket: ∆Yit = Perubahan Laba

Yit = Laba pada tahun t

Yit-1 = Laba pada tahun t-1

2. Laba Sebelum bunga dan Pajak

Laba Sebelum Bunga dan Pajak adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau hutang yang jatuh tempo (Kasmir, 2015:110). Adapun rumus
untuk

menghitung current ratio adalah:

Current Ratio = Aktiva lancar

9
Hutang lancar x 100 %

3. Depresiasi

Depresiasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik perusahaan (Kasmir, 2015:151). Adapun rumus untuk menghitung debt

to equity ratio adalah:

Debt to Equity Ratio = Total hutang

modal x 100 %

4. Total Akiva

Total Aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2015:172). Adapun rumus untuk
menghitung

total assets turnover adalah:

Total assets turnover = penjualan

total asset

E. Teknik Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil
penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah:

Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda harus digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

yaitu current ratio, debt to equity ratio dan total asset turnover. terhadap perubahan
laba

sebagai variabel dependen.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar

10
menunjukkan hubungan yang signifikan, maka model regresi tersebut harus
memenuhi uji asumsi klasik, oleh karena itu perlu dilakukan uji asumsi klasik.
Menurut Ghozali (2011: 91)

uji asumsi klasik meliputi:

1. Uji multikolinieritas

2. Uji autokorelasi

3. Uji heteroskedastisitas

4. Uji normalitas

Uji Kelayakan Model

1. Uji goodsnes of fit (Uji F) digunakan untuk menguji kelayakan model dalam penelitian,
sehingga untuk mengetahui apakah model penelitian layak atau tidak.Dimana kriteria
pengujiannya sebagai berikut: a) Jika nilai prob. F hitung (ρ) > 0,05 maka model tidak layak
yang artinya model tidak layak digunakan untuk menjelaskan, Laba Sebelum Bunga dan
Pajak, Depresiasi dan Total Aktiva berpengaruh terhadap perubahan laba. b) Jika nilai prob. F
hitung (ρ) < 0,05 maka model layak yang artinya model layak digunakan untuk menjelaskan
current ratio, debt to equity ratio dantotal asset turnover berpengaruh terhadap perubahan
laba.

2. Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. nilai R2 semakin mendekati nilai nol, maka model
tidak layak, yang artinya Laba Sebelum Bunga dan Pajak, Depresiasi, Total Aktiva tidak
dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk perubahan laba. b) Jika
nilai R2 semakin mendekati nilai satu, maka model layak, yang artinya current ratio, debt to
equity ratio dan total aset turnover dapat memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk perubahan laba.

Uji Hipotesis

Tahap-tahap pengujiannya adalah : 1) Menetapkan tingkat signifikasi, yaitu 5% atau 0,05. 2)


Menetapkan kriteria hipotesis: Jika nilai signifikan uji t > 0,05 maka Ho diterima yang

11
artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat; 2) Jika nilai
signifikan uji t < 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya secara parsial variabel bebas

12
DAFTAR PUSAKA
eprints.undip.ac.id
https//datakata.files.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai