Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN LATAR DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S.

CHUDORI DENGAN NOVEL PULANG KARYA TOHA MOHTAR

Oleh :

Indri Dwi Lestari

J1B016030

Diajukan untuk menyusun skripsi pada program Strata Satu (S1) Program Studi

Sastra Indonesia

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
SASTRA INDONESIA
PURWOKERTO
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra bandingan adalah studi sastra yang digunakan untuk membandingkan dua
karya atau lebih dengan bertujuan menghubungkan karya sastra yang satu dengan yang
lain, lalu dapat diketahui adakah pengaruh satu sama lain antar karya tersebut, dan
menemukan informasi yang dapat diambil atau diberikan antar keduanya. Melakukan
perbandingan terhadap karya sastra merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi
sebuah karya sastra. Istilah sastra bandingan mencakup studi tentang hubungan antara
dua kesusastraan atau lebih.

Pengkajian sastra bandingan pada dasarnya tidak harus terpaku pada karya-karya
klasik dari sastrawan yang terkenal, karena dalam kajian sastra bandingan tidak jauh
berbeda dengan kegiatan mengapresiasi suatu karya sastra. Sastra bandingan adalah
pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori sendiri. Dapat dikatakan
teori apapun dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan,
sesuai dengan objek dan tujuan penelitiannya.3 Dalam penelitian ini, digunakan kajian
sastra bandingan dengan tinjauan intertekstual.

Sebuah karya sastra yang mengandung intertekstual merupakan bentuk respon


seorang pembaca terhadap karya yang telah dibacanya. Hal ini menunjukan bahwa
interteks mempunyai hubungan dengan resepsi dan respon. Kreativitas seorang
pengarang berperan penting dalam prinsip ini. Selain itu, prinsip intertekstual yang
utama adalah memahami dan memberikan makna karya yang bersangkutan. Karya-
karya tersebut dapat dikatakan sebagai reaksi, penyerapan, atau transformasi dari
karya-karya sebelumnya. Permasalahan intertekstual melebihi dari pengaruh,
pengambilan, atau penjiplakan, melainkan cara untuk memperoleh makna sebuah
karya secara penuh dalam kontrasnya dengan karya lain menjadi hipogramnya.

Salah satu karya sastra yang terbentuk dari hasil kreativitas manusia adalah
novel. Karena panjangnya isi sebuah novel secara khusus cukup untuk
mempermasalahkan karakter, peranan sosial tokoh dan pandangan hidup tokoh dalam
perjalanan waktu. Dalam perjalanan panjang inilah yang dapat menggambarkan
perjuangan seorang tokoh dalam menghadapi kehidupannya yang penyajiannya secara
panjang lebar. Oleh karena itu bukan menjadi hal yang mengherankan bila tingkah
laku dan kebiasaan manusia menjadi objek yang selalu menarik perhatian para penulis.
Sebuah novel dapat memiliki kemiripan antar novel yang lainnya, baik dalam unsur
intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Namun, dalam karya sastra tersebut selain
terdapat kesamaan tentunya terdapat perbedaan di dalamnya.

Atas dasar inilah penulis akan mengkaji dua buah karya sastra berupa novel.
Novel yang dikaji yakni novel Pulang karya Leila S. Chudori dan novel Pulang karya
Toha Mohtar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk perbandingan latar dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori
dengan novel Pulang karya Toha Mohtar?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Latar Novel Pulang karya Toha Mohtar

Latar adalah keterangan yang terdapat dalam sebuah cerita untuk memberi
penjelasan mengenai waktu, dan tempat terjadinya sebuah peristiwa dalam karya sastra.

a. Latar Tempat

Latar tempat menjadi keterangan yang sangat penting kedudukannya karena


dengan mengetahui tempat terjadinya sebuah peristiwa yang terdapat dalam cerita,
pembaca dapat mengimajikan tempat dalam cerita.

1) Lereng Gunung Wilis

Gunung Wilis merupakan daerah yang menjadi tempat terjadinya seluruh


cerita dan menjadi kampung halaman Tamin. Di Gunung Wilis ini Tamin tinggal
di sebuah desa yang kaya akan hasil pertaniannya.

Pada musim membuka air, ia telah berada di sana sebelum


matahari terbit, setiap petang ia menyaksikan turunnya matahari di balik
Gunung Wilis di tengah sawah juga. Dan di masa musim padi
menguning, di tengah sawah jua ia menghabiskan malamnya bersama
ayahnya di atas gubuk bamboo di tengah-tengah. Alangkah senangnya
masa-masa itu, dan alangkah indahnya hal itu dikenang.79

Kutipan di atas menceritakan rutinitas atau kegiatan yang dilakukan oleh


Tamin yang dikisahkan oleh Narrator yang mengenang masa-masa bersama
ayahnya ketika bekerja bersama ayahnya mencangkul sawah dan berisirahat
melepas lelah. Kutipan di atas juga merupakan penggambaran bahwa kejadian
tersebut terjadi di Gunung Wilis, Jawa Timur.

b. Latar Waktu

Latar waktu merupakan sebuah gambaran penting mengenai waktu terjadinya


peristiwa yang digambarkan dalam cerita. Dalam novel Pulang karya Toha Mohtar
ini berlatar belakang sejarah sebelum dan setelah kemerdekaan.

1) Tahun 1943-1950

Pada tahun 1942 Jepang mendirikan sebuah organisasi tentara yang diberi
nama Heiho. Heiho merupakan tentara pembantu Jepang yang dibentuk pada
masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi bagian
Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2
September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.

“Kita sudah bercerita banyak, kini datang giliranmu. Ceritakan


tentang negeri jauh. Orang mengatakan, wanita mereka melubangi
dahinya dan mengisinya dengan intan yang berkilau. Benarkah itu?”
Tamin tersenyum seperti hendak tertawa, mengambil selembar daun
jagung, digulungnya tembakau, dinyalakan dan diisapnya dalam-dalam.
“Aku pergi Cuma sebagai Heiho, Sumi. Kewajibanku berkelahi dan
menembak, pengembaraanku di tengah hutan belantara. Aku tak pernah
melihat mereka, “sahut Tamin tertawa.80

Kutipan di atas menceritakan rasa penasaran Sumi kepada Tamin tentang


kejadian-kejadian yang dialami oleh Tamin, kemudian Tamin menjelaskan
bahwa kepergiannya adalah menjadi Heiho dengan tugas yang dibebankan.

“Biar dia bercerita menurut caranya. Itu akan lebih baik. Engkau
minta yang bukan-bukan!” kata ayahnya kepada Sumi. Negara apa yang
telah kau datangi, Min?” tanya Ayahnya.
“Negara itu disebut Burma, Ayah!” sahutnya serak. “Burma? Kita
pernah mendengar nama negara itu. Banyak heiho yang dibawa Jepang
ke sana. Berapa jauhnya itu dari sini?” tanya ayahnya. “Kita berjalan
sepuluh hari di laut dan sebulan di darat!” kata Tamin.81

Kutipan di atas merupakan percakapan ayah Tamin dengan Tamin tentang


hal rasa penasaran tentang tempat-tempat yang menjadi persinggahan Tamin
selama kepergiannya.

Heiho pada awalnya dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kaisar


militer seperti membangun kubu dan parit pertahanan, menjaga tahanan, dan
lain-lain. Akan tetapi semakin sengitnya pertempuran, Heiho dipersenjatai dan
dilatih untuk diterjunkan di medan perang, bahkan hingga ke Morotai dan
Burma.

2. Latar Novel Pulang karya Leila S. Chudori


Latar merupakan segala keterangan mengenai waktu, ruang, suasana terjadinya
lakuan dalam karya sastra. Latar dalam suatu cerita dapat bersifat faktual atau bisa saja
imajinasi.
1. Latar Tempat
Latar tempat merupakan lokasi kejadian yang terdapat dalam novel. Melalui
latar inilah, pembaca dapat mengimajikan tempat dalam cerita. Novel Pulang
berlokasi di Paris dan Jakarta.

Paris menjadi latar fisik yang secara jelas menunjukan lokasi yang dapat
dilihat secara langsung. Paris adalah kota yang menjadi pilihan para eksil politik
menetap dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka selama di luar negeri.

Di antara ribuan mahasiswa Sorbonne yang baru saja mengadakan


pertemuan, aku melihat dia berdiri di bawah patung Victor Hugo. 82

Kutipan di atas merupakan penggambaran oleh Dimas secara tidak langsung


bahwa kejadian itu terjadi di Paris, namun Sorbonne merupakan universitas yang
berada di Prancis, dan Victor Hugo merupakan sastrawan yang berasal dari Prancis.
Keterangan tersebut sudah menjadi bukti yang cukup jelas untuk menunjukan latar
waktu di Paris, Prancis.

Untuk kami, Paris pertama-tama adalah Terre D„asile. Selebihnya,


Sungai Seine, toko Shakespeare & co, atau bahkan bangku panjang di Ile
Saint-Louis tempat pertama kali berciuman begitu panjang, adalah suatu
pengalaman yang dating secara tak terduga.83

Kutipan di atas adalah penggambaran rincian kehidupan kota dengan segala


tempat yang terdapat di Paris yang disampaikan oleh Dimas. Dimas
menggambarkan Terre d„Asile, took buku Shaskepere & co, dan Sungai Sienne
merupakan tempat yang sering dikunjunginya, Vivienne, dan kawan-kawannya.

Dimas memilih Paris, Perancis bukan tanpa sebab. Dimas memilih Perancis
karena Perancis dikenal negara yang memeluk para pengelana politik yang hangat
dan baik. Dengan bermodalkan Titre de Voyage atau surat perjalanan, Dimas dapar
pergi kemana saja kecuali Indonesia.

Selanjutnya yang menjadi latar fisik berikutnya adalah Jakarta. Jakarta


adalah kota yang menjadi salah satu latar belakang cerita dari novel Pulang. Kota
Jakarta digunakan sebagai awal mula kisah kehidupan Dimas dan kawan-
kawannya. Selain itu, Jakarta juga dijadikan sebagai saksi peristiwa kerusuhan-
kerusuhan saat itu.
Tanggal 30 Sepetemeber 1975. Kami dihalau naik ke atas bis warna
kuning kunyit untuk mengunjungi Monumen Pancasila Sakti.84
Kutipan di atas dikksahkan oleh salah satu tokoh utama yakni Lintang yang
memberikan petunjuk bahwa kejadian yang terjadi ada di Indonesia, sebab
pancasila adalah ideologi di Indonesia, dan bila merujuk pada faktanya bahwa
Monumen Pancasila Sakti berada di Jakarta.
a. Latar Waktu
Latar waktu merupakan gambaran waktu peristiwa terjadi. Berhubung
novel Pulang karya Leila S. Chudori merupakan novel yang berlatar belakang
historis, waktu menjadi titik yang penting.
1) Tahun 1965
Pada tahun 1965 kondisi Indonesia dalam situasi yang sangat
genting, dalam sektor politik misalnya hal-hal yang berhubungan dengan
PKI diburu dan ditangkap.
Bulan September 1965, Mas Nugroho dan aku adalah dua
dari banyak wartawan yang diundang menghandiri konfrensi
Internasionational Organization of Jounalists di Santiago, Cile.85

Dimas menghadiri konfrensi wartawan dunia di Cile untuk


menggantikan Hananto harus terpisah dengan keluarga karena gejolak
politik pada tahun 1965. Pada saat itu Jakarta sudah mulai memanas oleh
pertikaian antarkalangan elite militer. Saat menghadiri konfrensi di
Santiago, meletuslah peristiwa 30 September 1965 di Jakarta.sejak saat itu
Dimas tidak bisa kembali ke Indonesia.
Ketika peristiwa 30 September meluap, keadaan Indonesia
semakin kacau. Pemberontakan terjadi dan keadaan berubah menjadi tidak
aman. Banyak korban yang bermunculan mulai dari ditangkap, dibunuh
karena diduga terlibat atau berhubungan dengan PKI.

2) Mei 1968
Pada Mei 1968 di Paris sedang terjadi Gerakan Mei 1968 yakni
gerakan mahasiswa dari berbagai Universitas, diantaranya Univ. Sorbone
dan University of Paris.
Revolusi Mei 1968 tiba-tiba seperti tidak lagi tersisa.
Perancis kembali menjadi negara yang flamboyan meski tetap
santun dan teratur.86
Dimas bertemu dengan Vivienne, mahasiswi yang ikut demonstrasi
melawan pemerinta Prancis. Di Prancis tahun 1968 sedang terjadi Gerakan
Mei 1968, yaitu serangkaian gerakan mahasiswa dari berbagai Universitas
di Paris, seperti Universitas Sorbone dan University of Paris di Naterre.
Gerakan demonstran ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja
melainkan juga beberapa penyair dan musisi yang mengadakan pertemuan
di University of Paris di Nanterre.

Latar sosial dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori sangat


berhubungan dengan masyarakat dan kehidupan yang melingkupi tokoh-
tokoh yang terdapat di dalamnya. Kehidupan yang digambarkan di dalam
novel adalah kehidupan sosial di kota Paris, Perancis yang masyarakatnya
hidup dengan penuh gaya dan sangat memperhatikan penampilan.

Bagi lelaki yang tak peduli dengan mode sepertiku- kecuali


itu berarti menutup tubuh agar tak kedinginan-Paris pada musim
apa saja adalah panggung mode terbesar di dunia. Mereka tak
merancangnya. Mereka memang terdiri dari warga perancang
sekaligus model. Mereka tidak berlagak seperti peragawati. Mereka
semua memang warga yang hidup penuh gaya. Menurutku, kosakata
haute couture hanyalah tipu daya industri yang berkonspirasi
dengan para desainer untuk mendapatkan duit berlipatganda. Tak
lebih. Jadi musim apa pun di Paris, kita tak akan bisa
membedakannya karena semua warga Parisisan terlihat begitu
modis dan luar biasa teliti dalam penampilan.87

Kutipan di atas merupakan penggambaran kehidupan sosial


masyarakat kota Paris, Perancis yang diungkapkan oleh Dimas ketika
berada di tengah kerumunan mahasiswa dan masyarakat Paris. Perancis
yang dikenal dengan kota mode dan fashion adalah bukan untuk seseorang
seperti Dimas yang tidak terlalu memperhatikan penampilan, baginya
penampilan terutama dalam hal berpakaian hanya alat untuk melindungi
tubuh.

3) Mei 1998
Pada akhir bagian bab dalam novel Pulang tertulis Mei 1998.
Bagian ini adalah reformasi besar-besaran dari mahasiswa yang menuntut
kepala negara pada saat itu yakni Presiden Soeharto untuk turun dari
jabatan. Tahun tersebut dapat dikatakan sebagai akhir dari masa Orde
Baru.
Senat Guru Besar UI yang dipimpin oleh Rektor pagi itu
menemui Presiden Soeharto di Cendana untuk menyampaikan
hasil symposium UI tentang reformasi. Isinya
meminta Presiden mundur. “Aku ingin tahu apa jawaban
Presiden.”88
18 Mei 1998
Di gedung DPR sudah penuh dengan mahasiswa dan
tokoh-tokoh yang sama seperti di kampus Trisakti beberapa hari
yang lalu.89
Tanggal 21 Mei, PresidenSoeharto mengucapkan pidato
pengunduran dirinya, kami semua menjerit. Restoran Tanah Air
hampir meledak karena teriakan kami terlalu keras.90

Lintang melihat Alam begitu gelisah menanti tanggapan Presiden


Soeharto seakan tidak sabar untuk segera menurunkan Presiden Soeharto
dari jabatannya. Di hari berikutnya massa dengan tokoh-tokoh lain
kembali berkumpul dengan agenda yang sama yakni mendesak Presiden
Soeharto untuk mengundurkan diri. Dan di hari yang sangat dinanti-nanti,
Presiden Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden
RI disambut antusias oleh Lintang dan Alam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Novel Pulang karya Leila S. Chudori merupakan sebuah novel yang memiliki
kesamaan dengan novel Pulang karya Toha Mohtar baik dari segi tema, tokoh, latar
dan amanat. Berdasarkan temuan dan hasil analisis terhadap kedua novel tersebut,
diketahui bahwa terdapat hubungan intertekstualitas. Isi cerita kedua novel tersebut
mengenai seseorang lelaki dewasa yang memiliki rasa cinta tanah air yang amat besar
walaupun dihadapkan oleh berbagai konflik yang rumit. Maka dari itu pentingnya rasa
nasionalis dan persatuan perlu ditanamkan sejak dini pada generasi- generasi penerus
bangsa agar terciptanya sebuah kesatuan. Adapun teks hipogram jika dilihat dari segi
tahun penulisan, novel Pulang karya Toha Mohtar merupakan hipogram dari novel
Pulang (2012). Sedangkan bentuk intertekstual dari kedua novel tersebut berupa
penerusan atau memperkuat tradisi (myth of concern) karena menceritakan konsep
yang sama yakni pentingnya menanamkan nilai dan sikap nasionalis sejak usia dini
agar generasi penerus bangsa dapat menciptakan kondisi negara yang aman dan
terhindar dari permasalahan yang datang dari dalam maupun luar.

Anda mungkin juga menyukai