Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan sekalian alam karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan
kuliah Masailul Fiqh Al-Haditsah yang berjudul Daging Hewan Halal yang
Disembelih Orang Non Muslim dalam Pandangan Fiqh Islam. Shalawat serta
salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,
beserta keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau dari dulu hingga akhir
zaman. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Penyembelihan............................................................................3
B. Pengertian Makanan......................................................................................5
A. Simpulan.....................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan yang sembelih bukan dengan nama Allah dan sebagainya. hukum tersebut
mengkonsumsi hewan, baik hewan yang ada dilaut maupun yang ada didarat, dan
tentunya kebolehan itu disertai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
dan halal. Karena selain merupakan suatu aturan pastinya juga terkandung
pemotongan, tata caranya, penyebutan (tasmiyah), niat serta hal- hal yang
1
yang bersifat etis. Perhatian ini dianggap perlu karena semakin banyak dan
kompleksnya jenis makanan yang menurut sebagian orang dianggap modern dan
memenuhi syarat kesehatan, tetapi tidak jelas halal-haramnya karena tidak jelas
tingkah laku orang tersebut. Hewan yang boleh dimakan dagingnya oleh manusia
tidak halal dimakan kecuali dengan penyembelihan secara syara’ atau dengan cara
yang semakna dengannya. Ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam
dari kategori bangkai yaitu belalang dan ikan dengan semua jenisnya dari berbagai
B. Rumusan Masalah
NonMuslim?
C. Tujuan Penulisan
1
Yanti Roslina Naithboho, Anton, Sumarninong Jubair, “Pelaksanaan Penyembelihan
Hewan”,Jurnal Elkatarie: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial, Vol. 4 No. 1 (Oktober 2021), h.573
2
3. Mengetahui Kategori Makanan yang Halal dan Makanan Bergizi
Muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyembelihan
bahwa asal kata dzukat dalam bahasa adalah tamam (penyempurnaan). Sedangkan
dalam syar’i, dzuka t adalah ungkapan untuk sebuah penumpahan darah yang
disertai dengan niat kepada Allah SWT. Pemotongan adalah sengaja memutus
saluran makanan, tenggorokan dan dua pembuluh darah hewan dengan alat yang
tajam selain kuku dan gigi. Pemotongan dilakukan untuk melepaskan nyawa
binatang dengan jalan paling mudah, yang kiranya meringankan dan tidak
menyakiti.
syara’ ialah menyembelih hewan yang terkendali dan halal dikonsumsi dengan
3
pendapat di kalangan madzhab-madzhab fiqih, sesuai dengan perbedaan mereka
memotong urat-urat kehidupan yang ada pada hewan itu, yaitu empat buah urat:
adalah bagian di antara labbah (bagian bawah leher) dengan lahyain (tempat
adalah tindakan menyembelih hewan tertentu yang boleh dimakan dengan cara
pemotongan itu bisa di bagian atas leher (al-halq) atau di bagian bawah leher
adalah melakukan penyembelihan di bagian atas leher, bagian bawah leher atau
nyawanya dengan jalan yang paling mudah, yang kiranya tidak menyiksa atau
menyakiti hewan dengan alat yang tajam selain kuku, tulang, dan gigi sehingga
teraniaya dan halal untuk dimakan, seperti yang dikemukakan Sayid Sabiq sebagai
4
berikut, “Walaupun hewan yang dihalalkan untuk dimakan, namun haram untuk
B. Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan
dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata “makanan” juga
bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti “makanan
untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara
antropometri.
berkebun ataupun beternak yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa
orang menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan
lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut
vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok
mereka.3
Bebas atau mengandung sedikit bahan pengawet yang aman bagi tubuh
2
Ibid, h.575-576
3
M Dwi Fidiqsa, “Makan Daging Yang Disembelih Oleh Nonmuslim”, Makalah,
(Surabaya: Fakultas Tarbiyah Surabaya, 2021), h. 2
5
Tidak mengandung zat yang berbahaya seperti pemanis buatan aspartam
Tidak kadaluarsa
tubuh
Asal dari semua makanan adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang
ٍ سمٰ ٰو
ۗت َ س ْب َع َ َس َم ۤا ِء ف
َ َّس ٰ ّوى ُهن ْ ض َج ِم ْي ًعا ثُ َّم ا
َّ ست ٰ َٓوى اِلَى ال ِ ق لَ ُك ْم َّما فِى ااْل َ ْر ْ ُه َو الَّ ِذ
َ َي َخل
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS.Al-
Baqarah: 29)
di bumi adalah nikmat dari Allah, maka ini menunjukkan bahwa hukum asalnya
adalah halal dan boleh, karena Allah tidaklah memberikan nikmat kecuali yang
اضطُ ِر ْرتُ ْم وما لَ ُكم اَاَّل تَْأ ُكلُوا مما ُذكر ا هّٰللا
َّ َس ُم ِ َعلَ ْي ِه َوقَ ْد ف
ْ ص َل لَ ُك ْم َّما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم اِاَّل َما ْ َ ِ َّ ِ ْ ْ َ َ
َضلُّ ْونَ ِبا َ ْه َو ۤا ِٕى ِه ْم بِ َغ ْي ِر ِع ْل ٍم ۗاِنَّ َربَّ َك ُه َو اَ ْعلَ ُم ِبا ْل ُم ْعتَ ِديْن
ِ ُاِلَ ْي ِه َۗواِنَّ َكثِي ًرا لَّي
diharamkan- Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”. (QS.
4
Ibid, h. 4-5
6
D. Hukum Memakan Daging Halal Disembelih Orang NonMuslim
Apa yang kita lakukan apabila dihidangkan kepada kita daging untuk
dimakan sedangkan kita tidak tahu apakah disembelih atas nama Allah atau tidak?
‘Alad Darbi sebagai berikut: Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari yang bersumber
dari ‘Aisyah ra: Bahwasanya ada suatu kaum yang berkata kepada Nabi
kepada kami dengan membawa daging, kami tidak tahu apakah disembelih atas
nama Allah ataukah tidak?” Maka beliau menjawab: “Sebutlah nama Allah oleh
kamu atasnya dan makanlah”. Aisyah menjawab: “Mereka pada saat itu masih
baru masuk Islam. Dan orang seperti mereka kadang-kadang tidak banyak
yang sudah lama tinggal bersama kaum Muslimin. Namun begitu Rasulullah Saw
oleh mereka sendiri, seraya bersabda: “Sebutlah nama Allah oleh kamu atasnya”,
yang maksudnya adalah: Bacalah bismillah atas makanan itu lalu makanlah.
Adapun apa yang dilakukan oleh orang lain selain anda, dari orang-orang
halseperti itu, maka kita telah mempersulit diri kita sendiri, karena adanya
7
kemungkinan setiap makanan yang diberikan kepada kita itu tidak mubah(tidak
boleh), padahal siapa saja yang mengajak anda untuk makan, maka boleh jadi
makanan itu adalah hasil ghashab (mengambil tanpa diketahui pemiliknya) atau
hasil curian, dan boleh jadi berasal dari uang yang haram,dan boleh jadi daging
sempurna hingga bersih dari dzimmah (beban) dan tidak perlu menimbulkan
Ini adalah merupakan hikmah dari Allah dan kemudahan dari Nya sebab jika
yang mereka terima, niscaya hal itu akan menimbulkan kesulitan dan membebani
diri sehingga menyebabkan syari’at ini menjadi syari’at yang sulit dan
memberatkan.
Adapun kalau hewan potong itu datang dari negara asing dan orang yang
seperti orang-orang majusi dan penyembah berhala serta orang-orang yang tidak
menganut ajaran agama (atheis), maka ia tidak boleh dimakan, sebab Allah SWT
kitab, yaitu yahudi dan nashrani. Apabila kita meragukan orang yang
8
menyembelihnya, apakah berasal dari orang yang halal sembelihannya ataukah
Mengenai daging import dan keju dari Negara non muslim, Syaikh
Penerbit Pustaka At-Tauhid, sebagai berikut: “Daging (import) ini ada dua
kemungkinan yaitu hewan yang boleh dimakan dan hewan yang tidak boleh
meragukanmu”.
Adapun mengenai keju maka tidak haram hukumnya, karena para sahabat
ra memakan keju yang mereka peroleh dari negeri Persia. Dan senyawa
penyusunan keju tersebut yang diambil dari hewan yang tidak disembelih
secara Islami, maka senyawa tersebut najis dan haram. Dan di sini tidak
9
perbuatan para sahabat yaitu memakan keju yang mereka peroleh dari
Persia membukakan suatu pintu (bab) fiqih bagi kita yang jarang dibahas
orang.5
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Daging-daging yang ditanyakan ini, jika diimpor dari negara Ahli Kitab
dan disembelih sesuai dengan tuntunan syariat, maka daging ini boleh
ini haram. Jika urusan itu masih samar pada anda, maka tinggalkan daging-daging
itu dan berahlihlah kepada yang tidak mengandung syubhat. Jika masih merasa
B. Saran
kekhilafan. Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan pemakalah.
5
Ibid, h. 5-9
10
Oleh karena itu kami sebagai pemakalah berharap akan kritik dan saran yang
11
DAFTAR PUSTAKA
12