PEMOTONGAN
HEWAN
SECARA HAlAl
Cetakan Ketiga
Halaman
Uku.ran Buku
: Juni 2010
: x + 90
: 16x 24 em
KA TA
PENGANT AR
inl sehingga dapai terblt kernball tepal pada waktunva. Semoga .Allah
SWT senantiasa mernberikan usaha baik kita semua Amiin
SA1\t\BUTAN
DIREKTUR JENDERAl
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM
Segala pujl bagi Allah 5""T, dengan rasa syukur dan bahagla saya
menyambut gembira dengan diterbukannva kembali buku 'Pedoman dan
Tata Cara PemQ(CNlganHewan Secara HaJaJ'.
Buku im rnemiliki makna yang cukup pentingdalam membangun
paradigma baru masyarakat, khususnya Lmat Islam untuk lebih krltls
menyikapi kebutuhan pentingnya kchalalan suatu produk yang akan
dikonsumsi, dlgunakan dan dipakai dalarn kehidupan sehari-hari. Kehalalan
produk hewan yang dikonsurnsi terbukti sccara signjfikan mampu
mempengaruhi pembentukan karakter umat khususnva Umatlslam baik
dari aspek gi.d dan keseimbangan mental, terutama bagi pertumbuhan di
usia dini
Buku im juga membahas fenomena yang berkembang lentanghalal
haramnya suatu produk hewan yang dikonsumsi. Hewan halal yang akan
dlkonsumsl dapat menjadi haram apabila prosesnya tidak sesuai dengan
rukun, syaraL >ert.!uta cara penyernbehhan sebagaimana diatur dalam AI
Qur'an dan Al-Hadits. Berkl?mbangny~ Ip.knik penvembelihan hewan
potong balk secara manual rnaupun didahulul dengan proses perningsanan
(stunn Ing) men untut pengetahuan khusus baei para produsen rurnah potong
hewan, tenaga penyembelih maupun rnasyarakat,
Konsumen muslim lebih berhatl-han dan selektif dalam menjual
maupun membeli hewan potong sehingga udak Il'ljadi lag; kasus-kasus
sebagaimana
ini. Penjualan
~clpi
glonggongan
sava
WassaJam
..-<;;==~Jakarta,Juni
VIII
2010
DAFTAR 151
KATAPENCANTAR
KATASAMBUTA.N
DAFT AR lSI
_...........................................
n
~.~ . "."
vii
'
ix
BAB I
17
19
24
26
26
28
DAB III
IX
37
"......
40
42
SO
55
BA81V
RERERAP-A KIATDAN ISTILAH UNSUR HARAM
DAlAM H'EWAN
A. Kiat Memilih Daging Halal
B. TIps Memilih Daging
C. Kiat MengcnaJi Daging
,'......................................
59
61
65
67
69
63
64
72
BAB II
Syarat Dan Tara Cara Pernotongan Hewan Potong
_ '73
BAB III
83
BAS IV
Penanganan Hasil lkutan Dan l.irnbah
86
87
89
BABI
PERSPEKTIFISl~
TENTANG MENGKONSUMSI
HEWAN HALAl
PERSPEKTIF ISLAM
TENTANG MENCKONSUMSI
HEWAN HALAL
A. Pentingnya MengkoRSumsi Hewan Halal
llah menciptakan manusia dengan segenap kelebihan dan
Icekurangannya.Allah juga telah menyediakan di muka bumi segala
kebutuha yang dlperlukan manusia. Untuk melengkapi .anugerab-Nva
kepada manusia, Allah telah menurankan tumutan dan aturan-aturan agar
h1d\Jp manusla lebih terarah dan bertujuan. Allah Iidak menginginkan
manusla berlaku seperti binatang, hidup sekadar hidup, tldak mempunyai
tujuan apapun selain mernpsrturutkan insting-instingnya. Aturan, walaupun
di satu slsl blsa membatasi Icebebasan, tetaplpadasisl lain sal)'galdlperlukan
rnencapai kesempurnaan. Apalagi ini adalah aturan yang berasal dan Allah.
Selaku pencipta manusia, tentu Dia sangat mengerrl segala apa yang
dibutuhkan manusia. Seliap aturan Allah mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang pad a akhirnva manusia juga yang merasakan manfaatnya
Termasuk aturan yang diberikan Allah bagi manusia adalah dalarn
hal makanan. Allah rnernerrntahkan aga( manusia hanva rnemakan
rnakanan yang halal dan baik, sebagairnana firman-Nya dalarn AI Qui'an:
~"I..
\ ~'14r
"'' ' '.
~,,~\~;1.
J~~~"'\i..:~'f.-:
.4Ul\~..)_)
~.~
"
\,,~Jilt,1
14
...~
-,
< "u..;}',>
I"!.'r'~"
u.J~ol;:;~.~,\
..
1IIio'....
~ ~ JrJ ~~ ,. ",
Artinya: "Maka maka.nlah yang ha/al lagi bark dar; rezki yang te/ah
diberi"kanAllah kepadamui dan syukurilah nikmatAliah ;ika kamu Irany~
kepada-N.ya seis menyembah". (QS. a/-Nahl (16J: 114).
3
MaC!lm-macam lagi bentuk berkah yang Allah berikan kepada orangorang yang selalu menjaga dirinya dari masuknya barang yang haram.
Pokoknya keberkahan ltu akan teresa sebagai sesuaru yang nikmat, enak,
1&.31,cukup, dan ranpa kekhawatiran akan habis atau cemas besok tidak
rnakan. Allah akan menambah rukmat-Nya kepada orang yang bersvukur,
Keempat, rnakanan yang halal dapat membentuk keluarga saki nah.
MengkonSlIml<i makanan yang halal erat kaitannya dengan pembentukan
keluarga saklnan.Suatu keluarga vang dibl;lri rnakan dari vang halal, rnaka
keberkahan Allah akan tercur.ah pacta keluarga itu. Orang tua akan mudah
B. Hewan Haram
Manusla diciptakan Allah untuk rnenjadi khalifah di muka bumi.
Manusia diberlkan kewenangan yang besar umuk mengurus! burni demi
kebalkannya sendiri. Oleh karena itu, segala apa yang terdapatdi bumi,
di udara, permukaan, maupun Ii dalamnya, dipenmtukkanbagt rnanusla,
Manusia boleh rnemanfaatkan semua itu untukkeperluan hidupnya dengan
sebaik-batknva.
Oemiklan pula bfnatang dlctprakan Allah untuk melayani
kepentingan manusia. Manusia boleh memaniaatkannya urituk keperluan
seperti membantu pekerjaan, menjadikannya kendaraan, sekadar
kesenangan, bahkan untuk dirnakan,
Ada empat krileria yang diharamkan pada binatang, sebagaimana
firman Allah dalam AI Qur'an surat al-Baqarah.avat 173:
r[jl~"'<eddlf~dam
IO,q,,,,,,rtJe,,"I!'<"''''''''' (fJ("Ut4/. ,&{au
Dalam ayal di alas, yang empat itu tetap disebuiken, dilaujutkan
dphgan enam macam lagi. yaitu binatang yang mali karenaiercekik, yang
mati karena dipukul, yang rnati karena Jatull, yang mati karena ditanduk,
yang mati karena diterkam binatang buas, dan binatang yang disembelih
untuk berhaJa.
Akan tetapl. kalau kna perhatikan, sebenarnya enam macarn
berlkurnya itu bukanlah tambahan dari yangemp.3t, rnelainkan penjelas
saia,
1, Bangkai
Bangkal ialah binatang yang mali dengan sendmnya tanpa ada
suatu usaha rnanusia, misalnya dengan 5eng;lja menyembelihnya atau
bangkai.
Mati karena terceklk (<1l-ll1ullkhaniqa/l) adalah terhimpitnya
<,. ,<,!u'>
".;//
."'~ j
,., .'
...,~.1
~GJ;3.fo:l\~:bj~1
,
@.-.;~Gf..t:."" ""''''''.9'@y"",,,,,,,-,,,",,,jW'(,,,,,,,.(fjJ(,,w,
jadi seoleb-clah.Altah tidak rela kepada seseorang unluk makan
sesuatu yang dioapai tanpa tujuan dan berpikir sebelumnya,
sebagaimana lialnya makan Qangkpi ini. BE;rb~pa dengan binatang
yang disernbelih dan yang diburu, bahwa keduanya itu tidak akan
dapat dicapai melainkan dengan tujuan, usaha dan perbuatan.
Ketiga, blnatang yang mali dengan sendirinya, pada umumnya
mari karena sesu.atu sebab: mun~ki n karerra penvakit yang'
dalarn Al-Qur'an.
Ke'/ima, supava manusia selalu memperhatikan binatangbinatang yang di rnilikinya, tidak membiarkan begiru ~aja bi natangnya
itu diserang olehsakit dan kelernahan sehingga mati. Tetapi dia harus
segera meniberikan pengobatan dli;lU lIlellgblirdhalkan,
Demikian di antaranya hikrnah .dlherernkannva bangkai
menurul Yusuf al-Oaradhawl, seorang ulama besar kontemporer.
2. Darah
Darah yall&. d i haramkan adal ah darah ya(lg men gal i r, bukan
darah yang merupakan organ dalarn binatang sepertrt'lafi dan llmpa.
Ibnu Abba~ I"t;rnahduanva tentang limpa (thiha/), maka [awab beliau:
IiMakanlah!' Orang-orang kernudian bertanva. 'Itu kan daraht" Maka
jawab Ibnu Abbas: HDarah yang diharamkan aras kamu hanyala~ darah
yang mengallr".
Darah dihararnkan karena kotor, ,yang tidak mungkin jiwa
manusia yang berslh suka kepadanya. Darah pun diduga berbahaya
bagi kesehatan, sebagairnana halnva bangkai. Oleh karena itu, dalarn
penyembel i han cara Islam, sedapat rnungkin darah b i natang yang
10
'@e>peF.p;/:(;!;IAIr.
dlharamkan,
Nya. Yang jelas, ada sebabnya atau tidak, kita sebagai orang Islam
tldak boleh menjadikannya makanan,
Meskipun derriikian, kita boleh-boleh sajam~nyel;,;likiapakah
gerangan yang mernbuar babi dihararnkan. Ada. pendapat yang
rnengatakan, babi dlharamkan karena babi binatang yang koror dan
ineilyukai rnakanan-makanan yang kotor dan najis. Tetapl jika itu
alasannya, seharusnva ikan lele durnbo yang duernakkan di dalam
pembuangan we pun haram karena hldup dari makanan yang kotor.
Ada pula kctcrangan ilmu kedokreran vang merwebutkcn bahwa di
dalain daging babi itu terdapat cadng pita yang sangat berbahaya
bagi kesehatan, Narnun jika kita meliha! kehidupan orang-orang nonIslam yang tidak panran'g makan bab]. mereka sehat-sehat saja, bahkan
banyak yang lebin cerdas daripada orang Islam. Sementara ulama
herflp.ndapar hahwa memhiasakan rnakan daging habi dapat
melemahkan perasaan cernburu rerhadap hal-hal yang terlarang.
Tetapi apapun alasannya, bahkan kalaupun tidak ada
alasannya, babi tetap haram karena dalilnya telah jelas dalam AI
Qur'an. Kila sebagal umat muslim tidak boleh memakannya.
4. Binatang yang Disernbelih untuk Selain Allah
Binatang yang disembeHh untuk berhala, sebagairnana
dlsebutkan dalarn surar al-Maidah avat 3, adalah penielasan dari
binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Kaum
11
pcnyernbah
berhala
(waLsaniyyin)
dahu Iu apabita hendak
menvembelih binatang rnereka sebut nama-nama berhalaseperf Latta
dan Uzza.
14
15
BAB II
PENYEMBELIHAN
HEWAN
PENYEMBElI HAN
HEWAN
A. Rukun Menyembelih
enyernbetlh ialah melenyapkan ruh binarang dengan cara
memotong leher kerongkongan dan tcnggorokan serta due ural
nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara lain yang
dibenarkan oleh syariat Islam. Binatang yang tidak disembelih, hukumnya
haram untuk dimakan karena status binatang itu sarna dengan bangkai.
Sementara itu, hewan yang disembelih harus binatang yang nalal
dan boleh untuk dirnakan, misalnya sapi, kerbau, kambing, dan ayam. [ika
binatang yang disembelih itu binatang haram, seperti babi maka rnesk lpun
disembclih dengan rnengatasnarnakan Allah, binatang itu tetap harem
hukumnya uotuk dimakan. Dengan kala 13r n, slatlJ~ hewan itu tidak berubah
menjadi halal meskipun telah dipotong dtdUdrsernbelih secara syar'iah.
Sebelum proses penyembclihan dilakukan, terlebih dahulu harus
kita harus tanu rukun-rukun dalam menyembelih.
Rukun-rukun
menyembclih ItU adalah sebagai berikut:
1. Penyemhelih
Syarat bagl penvernbelih hendaknya orang Islam arau ahll kitab
(orang-orang yang berpegang dengan kirab-kitab Allah, selaln AI-
19
2,
... "((.1\.$
U\I~,rt
>
~~~~~_j';~\:~
~3
...
\-.....
';,1,,;,1'" I
(16'lIV~.YI)
;::.-".
"/'
20
.' . /J\'
~.(~~;1\1
-:~~\\J~. : ,.\~/
~~--~
~y("":_"'.'\
",.#f.J_
0:
!.\:::,?-_-:J,!\~(
. ~ O-==-J~'Oj
3. AlaI Penyembelih
AlaI yangdigunakan untuk menyembelih hewan harus yang tajam
agardapal mempercepat proses kematian binatang iludan lidak lerlalu
menderita sewaktu disembelih. Rasulullah SAW bersabda:
21
F:;~~(~~J~J~itr.-?,~
,I
/'1
~\
1~''A~~:'
.......
~\\\.J
" ..J
.",~
d'
VI;.
~.,;
'>-"'" ~
~ ( .J
.~-:
,v.
.I,/'
< r'-'c~.-> . A -
->'j
..
\(
1/ ~\
:>OJ)J) ~
",,*'"
\'...
oOll.);.
! .,'\
.a.)
..."
r-r>:
~:.~~_J'S4
-,
~P~~0;U~ :us~j;.~t;
< ~J:5,,~\
\
cl.",,) .~.J'"
-:':'
Tujuan Pcnyembelihan
22
121).
Olen karena itu, saar menyernbelih, heudakrrya perryernbellh
membaca:
23
-:-.!~~..s.::!,L"~~~!
,&1u'~I'''-';l2-\
I",),,#' _
'"
\!.;3,
~..~r
~ 4..1_,0 "_",,
8. TataCara Penyembelihan
Adapun urutan cara menyernbelih hewan nu dapat diuraikan
sebagal berlkur.
1.
dlsernbelih.
Potonglah ural nadi dan kerongkongannya yang ada di kiri kanan
leher, sampat putus agat lekas mati. Ural kerongkongan ialah saluran
6.
Bagi binatang yang udak dapat disembclih Ichcmya karcna liar atau
jatuh datam Iubang seh ingga tidak dapat dlsembelih lehernya maka
1~....:.1c.~(\
.,,:....
r~~~ ~ ~-~i\:::''':'''~D'J~~
...~.)r::
r2:.J1f'
,,,,J/,,
~~/
...JC-.:"' ...j
...
....
",-'~\.
\. t;i-
./
,...,..,.
:J-b-'~!.0::"~~~
,;....~.,.
..
-.-
~ l::::.)~
...
"'"
J.__ . .;,~J'
l........
6'\\)"
/\ ~ \.:i. -: ...Ju{i
:J),
. ,~(.).r..__.,.J~_
~
.~cu~\:u~~\
~
< ~\}.\ 0'..1., )
...-:-,..,.
...
:~~Y
~.....
\~J\~
,;~
?!<"~~\J/\9/(~t'~
~\~.c_~~.SI
~:"~
", ~_J
_
C).;
... ;..if ~ ~:"c.,r
~~;.<~jJ~ ~~~~~'9(o~\
<
OJ,~.\01.v)
. !J\j._>.~
25
7.
C.
1.
secara
Mendengar:
Penielasan lisan dan kernudlan disusul tleng~fI tertulis dad
Pirnpinan PD Dharma Iava lentang cara-cara penyerrlbelihan hewan
dengan sistem mekanisasi pemingsanan yang menggarnbarkan:
26
t.
3.
Mengingat:
lakarta,
24
Syawal 1396 H.
18 Oktober 1976 M.
Komrsl Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Ketua,
Sekretaris,
H. AMIRUDDIN 51RfGAR
27
Lampiran.
1. Yans dimaksud dengan hewan dalam fatwa rni adalah hewan yang
hidup dan halal seperti sapi, kerbau. kamblng dan lain-lainnva,
Qurban
Menuru! bahasa, kala qurban herasal dan kata oaraba yang
berarti mendekatkan din. Dari makna tcrscbut ditetapkan suatu
pengertian bahwa yang dimaksud qurban adalah suatu upaya untuk
rnendekatkan diri kepada 1\lIah SWT dengan melakukan
penyembelihan hewan alas dasar keiakwaan dan kesabaran dal:tm
melaksanakan perintah Allah SWT dan rasul-Nya.
Firman Allah S\I\lT menyatakan:
"j,.~<s~l\~~@~\1i8:?))~t;.;;f~lj~d
< ..." ~t
\>
Arfinya. Daglng.<Jaging unra dan darahoya Itu sekaJl-ka/1tidak dapal
mencapai (keridhaan) Allah, lelapi keLJkwaar; dari kamulah yang
dapal mencapainya". (QS. AI-Hall: 37).
28
~J~\c'~~
~~\~J~j(;;;~~\J-
.(R..:::::::;;::~.....
~
~
!- ~
...-:-
~"""'J~~
29
Art/nva: 'Oart 8ara bin A.ib ill.berka!a; "Nab; SAW herdir; di antata
kami den bersabda: "Etnps: macam yang tidak bo/eh dipaka;
(dlgun;tkan) qurban; bUill. s.ebe(ahyang nvara bUtan),a dan )'ang
saRit nyata sakitnl!~ dan yang pincang nyata pincangnya sella yallg
tua yang tidak mempunyai sumsum". (HR. AhrMrlJ.
30
~C~9G\"
'"~~/' ";yi~ Y~~D\
~\~\,
--: :.-::()~
};,)t.!',J ~
.~,J'
~
,
l/""/ ~
"
~~\.u-,
No
JenisHewan
Unla
Sap!
K~mbing
Domba
Umur Hewan
5 ttlhunke alas
2 r.ohunke alas
1 lahunke atas
1 lahunk~atas
Belakuuntuk
10 orang
7 orang
I orang
1 orang
31
sebagal berikutr
32
(~.~
.>.!~';~i"o~j~)li;;';P';,~,
..
"
33
34
penyembelihan.
35
2. Aqiqah
Aqiqah ialah penyembelihandomballcambin~karena kelahlran
anak. Oisunahkan aqlqah lnl dilaksanakan pada han Icetujuh dari hari
kelahiran, Rasulullah SAW bersabda :
36
BAB III
PEDOMAN
BERPRODUKSI HEWAN HAlAl
PEOOMAN
BERPROOUKSI
HEWAN HALAl
39
A. Ketentuan
Umum Berproduksi
Halal
Perusahaan perlu memilikl persvaratan-persyaratan minimal untuk
40
Oleh karen., itu tidak perlu lagi adanya pernisahan IJdhdn baku,
permsahan line produksi, pemisahan gudang. pemlsahan distribusi dan
pemlsahan administtasi.
lika pihak perusahaan memaug rnem iI iki pangsa pasar khusus untuk
produk-produk non halal, hal itu masih dirnungkinxan dengan syarar-syarat
tertentu, Pengenian non halal ini ada dua. vanu;
a. Produk-produk yall!; benar-benar haram, seperti daging babi, hewan
yang lidak dlsembellh sesuai aturan Islam, rninuman keras dan lainlalu,
b.
a.
b.
Mwek produk yang halal dan non halal harus berbeda sarna sekall,
Bangunan tempal berproduks, gudang bahan baku, gudang produk
jadl dan sarana uansportasl baik untuc bahan balcu atau produk jadl
harus terpisah,
41
42
a.
c.
d.
43
44
45
a.
b.
atau nails,
c. Bangunan hams memiliki sistern pengamanan dad masuknya
binatang haram dan naj.s di linskungan p;lhrik.
d.
lingkungan pabrik harus memlliki sumber air yang sehai dan tidak
tercernar oleh barang-barang najis dan kotor,
Sedangkan mesin dan alat yang digunakan untuk berproduksi
haruslah dapat rnenjarnin kehalalan produk yang dihasilkan, Arunva
bahwa 111I::)i
.. produksi tersebut harus dapat menghindarl rcrjodinye
kontamlnas: produk dari bahan-bahan haram atau nails. Persyaratan
bagl mesm dan alai produksl tersebut adalah:
a. Mesin dan alar produksi harry" dlgunakan untuk memproduksi
barang-barang yang hatal saia,
b. Mesln dan alaI produksl harus memiliki sistem yangdapat rneruaga
produk yang dihasilkan darl bahan-bahan yang najls dan/atau
haram,
c. Mesin dan alat prodeksi harus mudah diberslhkan darl kotoran
dan najls yang melekat,
d. Mesin dan alat produksi harus berasal dari bahan-bahan yang
lidak dtharamkan (seperti tulang binatang, bulu babl dsb.).
3_ Sumberdaya M<lnusia Berkaitan dengan Kehalalan
Selain bangunan, peralatan dan sistcm administrasi yang balk,
untuk dapat berproduksi halal, perusahaan juga harus didukung oleh
46
@f~
f-i'i..,.~
f!!j{"... (j(J.t
e.
48
c.
d.
49
@""""uin @iJ.'pr.odul.,,4!(i,_.@(.lIiI.
Kebijakan Perusahaan
P.erusahaan perlu memil1ki sebuah komitmen yang kuat untuk
menghasilkan sembelihan yang halal. Komitmen perusabaan ini perlu
dijabarkan dalam bentuk kebijakan umum perusahaan. KebiJakan
perusahaan untuk rnernproduksi sembelihan
halal rnenuutut
konsekuensi -konsekuensi yang hams dipenuhL Selain rtukeputusan
tersebut Juga mengandung sanksl-sanksl yang akan dlterirna )ika eli
kernudlan hari diternukan adanya peoyimpangan dari aturan main
yang telah ditetapka, sebagaimana telah diaturdalam hukum posmt
di Indonesia.
Ketika pihak manajernen telah memutuskan bahwa sembelihan
Yang dlhasitkannya adalah halal, maka sel uruh proses y,rng 'terjadi,
mulai dan pemillban hewan, proses penyembelihan sarnpal penglrirnan
prod uk kepada pelanggan haruslah sesuai dengan aturan halal. Rumah
potong hewan (RPH) halal hanya diperunnikkan bagi hewan halel. RPH
tersebut tidak boleh menyelenggarakan penyembelihan
atau
penanganan hewan yang tidak halal, seperti babi, anjing dan sebagainya.
RPH halal juga harus terletak di lokasi yang terpisah samasekali dengan
tempat pemrosesan 'hewan yang tidak halal.
50
h.
Anjing
a.
Perningsanan
Da]am hal in; digunakan pIstol bolt untuk membuat sapl atau
binatang
besar
Peny.embelihan
memerlukan
4.
ProsesPenyembelihan Hewan
Dalam proses penyembelihan secara halal ada syarat-syarat
yang hams dipenuhi oleh RPH, sesuaidengan ketentuan Islam, yaitu:
52
"
b.
c.
berikut:
a. Penyembelihan dilakukan pada saat hinatang yang akan
disembelih masih hidup dan sehat,
b. Sebaiknya binatang y~ng akan disembelih disenang-senangkan
dulu, tidak stress dan ditempatl<an dl tempat penampungan dalam
waktu beberapa jam (tidak langsung turun dari kendaraan).
c. Proses penyembelihan hewan dilakukan dengan memotong tiga
saluran. yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan
pembuluh darah nadi,
d. Pada SOla!menyembelih hewan dibacakan Asma Allah, yaitu
dengan melafadzkan 8ismillahi AIIJhu Akbar,
menghadap kiblat,
r. Proses pamotongan hanya dilakukan dalam satu kali pengcrjaan,
tldak bisa diulang.ulang jika salah saiu saluran tersebu! belum
terputus,
g. Binatang harus benar-benar sudah rI.113mkeadaan mati sebelum
dilakukan proses lanjutan (peruberlan air panas, penghilangan
bulu, pembongkaran karkas, dan lain-lain).
Untuk membantu proses penyembp.lihM kadang-kadang RPH
rnenggunakan proses pem lngsanan (stuI101llg) terhadap hewan yang
akan disembelih. Proses pemlngsanan ltu antara lain dengan
menggunakan metoda;
a. Mcnggunakan pistol (captive boll pi5W/j
b. Menggunakan aliran IIWik
c. Menggunakan alat pemukul (hammer)
53
PMggunaan
metode
perningsanan
tersebut
masih diizinkan
b.
Co
d.
5.
54
b.
C.
d.
Kebijakan Perusahaan
56
pernbuatan
c.
e.
f.
g.
h.
5?
58
BABIV
',I..
MUI, setelah itu ada lembaga sertifikasi halal yang mengawasi di negara
pengekspor. ketika mas uk ke Indonesia juga akan dimintakan sertifikat
halalnya. Masalahnya, ada juga daging impor ilegal yang tidak teriamin
kehalalannya yang secara fisik sulit dibedakan dengan dagi ng impor yang
legal. Bisa jadi daging il"l)or ilegal iru dijuallebih murah dari harga ratarata daging lokal dan daging impor legal. Oleh karena itu, jika menemul
harga daging yang jauh leblh rnurah dari harga pasaran maka kita perlu
ekstra hali-hati, harus rnernpertanvakan asal daging tersebut. atau akan
lebih baik jika klta tldak membelinya.
Kadang-kadang terjadi pencampuran antara tlagfng sapi dan daging
babi dan dijual sebagai daging sa pi. Ka~tr~sepprti ini lelah berulang kali
terjadi di beberapa wHayah di Indonesia. Lagi-Iagi hargalah yang blsa
dijadikan acuan karena daging campuran ini harganya biasanya miring.
Secara fisik, tidak mudah bagi orang awam untuk rnengenali daging
campuran ini. Oleh karena itu, di samping jangan membeli daging yang
harganya jauh di bawah har!!.! pasaran, Juga belilah daging di tempai
yang sudan 1E'rpt'rcaya,jangan membeli dagingdi sembarang lam pal yang
kita tida\ yelkinakan jaminan kehalalan dagingnya.
Permasalahan besarditemui untuk daging ayam mengingat rumah
potong ayam itu jumlahnya sangat banyak dari yang hesar sampai kedl
dan iersebar dlrnana-rn ..na, Baru sediki! saja rumah potong ayam yang
telah mendaparkan seruflkat halal darl MUI, sedangkan yan'g lainnya tldak
ada pihak yang berwenang y:.ng menjamln kehalalan daglng ayam yang
dlpotongnya, Oleh karena Illl konsumen seharusnya memilih daging ayam
yang dihasilkan oleh rumah potong yang telah mendapatkan sertifikai
hal al, jika daging ayam tersebut udak tersedia, maka seharusnya bertanya
kepada penjual daging ayam dar] mana daging ayamnya, siapa yang
menyembelihnya dan bagaimana penyembelihannya, jika sudah diketahui
mana penjual daging ayam yang bisa dipercaya maka ternpat tersebutlah
klta membeli daging ayam.
Mengirrl;;i11
swalayan tidak biasa mencantumkan sertifikat halal dl
temparpenjualannya, maka konsumen muslim perlu menanyakan senifokat
halal yang mereka miliki dan perlu lelili karena btsa jadi pemasok daRIng
ke penjual rersebut tidak hanya satu pemasok dan si penjual hanya
menunjukkan senifikat halal darl saru pemasok saja. Tent.u s31a "ka SI
penjual rid;)k ma"lpu menunJukkan sertifikat hala.1 untuk da.ging y~ng
dijualrlya mak~ kila jangan mem~eli di swalayan tersebut karena !ldak
ada jaminan keh<)lalan lerhadap daging yang dijualnya.
62
63
3.
Untuk dagjng
4.
64
65
66
w-
68
SURAT KEPUTUSAN
MENTERI PERTANIAN
SURAT KEPUTUSAN
MENTERI PERTANIAN
NOMOR 413/Kpts/TN.ll0/7!1992
TENTANC
PEMOTONGAN HEWAN POTONG DAN
PENANGANAN DAGING SERTA HASlllKUTANNYA
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang
Mengingat
Memperhatikan:l.
Fatwa MaJelis Ulama Indonesia tentang Penyernbelihan Hewan Seeara Mekanisme rlp.ngiln Peming-
Menetapkan
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG
PEMOTONGAN
PENAN<:;ANAN
HEWAN
DAGING
POTONG
SERTA
DAN
HASll
IKUTANNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Sura! Keputusan illi yang dirnaksud dengan:
a, Hewan potong adalah sapi, kcrbau, kuda, karnblng, dan domba.
B. Pemotongan hewan potong adalah kegiatan untuk rnenghasilkan
dagi nil' yang terd i rl darl pemeri ksaan acre-mortem,
post'melrtem.
Co
d.
e.
f.
g.
h.
72
kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rongga perut dan
dada dikeluarkan.
i. Hasillkutanadalah hasilsampingdari pemotongan hewan potong
yang berupa darah, kulit, bulu. lemak, tanduk, rulang, dan kuku.
j. Limbah adalah buangan dad proses pemotongan hewan potong
dan hasil ikutannya yang ndak dlmanfaatkan.
k, Petugas pemeriksa adalah dokter hewan pemenmah yang ditunjuk
atau pelUgas lain yang berada di bawah pengawasan dan ~nggung
jawab dokter hewan dimaksud umuk melakukan pemenksaan
ame-mortem dan post-mortem dl rumah pemotongan hewan atau
tempat pemotongan hewan.
I. Penanganan daging adalah kegiatan yang melipun pelavuan,
pemotongan bagian-baglan dagins. pelepasnn tulang, pemanasan,
BAB II
SYARAT DAN TATA CARA PE.'v10TONCAN HEWAN POTONe
Pasal2
(1) Setiap hewan patens yang akan dipotong harus memenuhi syarat;
a. disertal sural perndikan:
b. discrtai bukli pembayaran relribusi/pajak patong; dan
c, memihki sural izin patong;
d. dilakukan pemeriksaan anle-mortem oleh petugas perneriksa yang
belwenang paling lambal24 jam sebelum penyembelihan dilakukan;
e. dlistlrahatkan paling sedikit 12 jam sebelurn penyembelihan
f.
dilakukan,
penvembelihannya dilakukan dl rurnah pemotongan hewan atau
73
di rumah
Pasal3
Penyembelihan darurat sebagairnana dlrnaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
dim avat (3) dilakukan dalam hal hewan potong .yang bersangkutan;
a. menderita kecelakaan yang membahayakan [iwanva,
b.
Pasal5
Pemeriksaan antem9rt~1'I) sebagairnana dimaksud PJs~1 2 ayat (1)
huruf d dilakukan di'tempatyang disedlakan untuk ltu, kecuali apabila
alas pertimbangan petugas pemerlksa yangberwenang, perneriksaon
tersebut harus di lakukan d i da lam kandang; kendaran pengangkut
atau alar pengangkur lain.
(2) Perneriksaan ante-mortem dilakukan dengan;
(1)
a.
74
psroiide,
dan inguinalis.
4) ada atau tidaknya tanda-tanda hewan potong telah disuntik
prerilpu/M;s
hormon.
b.
5) suhu badannya
mengadakan pengujian laboratoris apabila terdapat kecungcan
tentang adanya penyakit yang tidak daoat diketahui dalam
pengamatan.
Pasal6
unluk dlsembelihdengansyarat,
'1l1te-mOrWmternyata bahwa hewan
b. haemorhaglc septiemia.
c. piroplasmosis.
d.
surra
75
e.
influensa equowm.
f.
anhriLis.
hernia.
g.
h. (rakrura
;.
abces.
[.
epirhelimia.
k. actinomycosis.
I. actinobacillosis.
m. marilis.
n. seprichemia.
o. cachexia.
p. hydrops.
q. oedema.
r. brucellosis.
s.
tuberculosis
(5)
c. rabies.
d. pleuro pneumonia contagiosa bovum.
c. morbus I1Id<:ulosusequorum.
f.
rindefpe5c.
g.
variola ovina.
h. pestis bovina.
76
~,,,,- "-q.fA,cy....@N,""""1""qr......,@_@[J.i
o.
p.
colibaclllosis.
i,
j.
k,
I.
m.
n.
q. anthae epizzoticae.
f. txnutismc
s. listeriosis.
(.
toxoplasmosis akLiI.
Pasal7
(1) Penyembelihan dapat dilakukan dengan perningsanan atau tanpa
pemingsanan tertenrn dahulu.
(2) Menyembelih hewan POIOI)g dilakukan oleh juru sembellh Islam
menurutlata cara yanz sesuai dengan Fatwa M~jelis Ulama tndonesia
antara lai n:
a. mernutusjal an nafas (hu}qum)
1>.
c.
d.
Uiama lndonesia.
Pasal 8
Seielah hewan ",ulung y~ng disembelih tidak bergerak dan darahnya
berhenti mangalir, dilakukan penyelesaian penyembelihan sebagai berikut:
7]
a.
kepala sampai batas tulang lener dan kaki mlliai dari tarsuslkarpus
dipisahkan dari badan;
b. hewan digantung;
c. qikuliti:
d. isi perut dan dada dike] urkan; dan
e. karkas dib~lah mernanjang dengan ujung leher rnasih terpaut.
Pasal9
(1) Pemeriksaan posl-mortem dilakukan;
a. terhadap dagingdan bagian-bagian hewan potong lainnva secara
utuh;
Pasall0
Pemeriksaan posr-1I1'Qrlemdirnulai dengan pernerlksaan sederhana dan
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemeriksaan mendalam.
Pasal 11
(1) I>.emeriksaansederhana mehpuu:
a. pemeriksaan organolepuk yaftu terhadap bau, warna, konsistensis:
78
dan
b.
oesophagus.
2) larynx
3) lrachea
c.
d.
P..
Pasal12
(1) Pemeriksaan rnendalam dilakukan:
a.
79
b.
apabtla dalam
perneriksaan sederhana ternyata bahwa penyakit yang dlderitanya
rnerupakan penyaklt ringan yang bersifat lokal:
apabila berdasarkan pemeriksaan sederhana terdapatkelaian yang
dimaksud
c.
dalam
a.
b.
tlndakan-tindakan
sebagaf berikut:
c. uji
kesempurnaan pengeluaran
dareb:
d.
uji
e.
pemerlksaan mikrobiologi
f.
g.
pemeriksaan
dan parasitologi:
pemeriksaan
mendatam,
rnaka keputusan
bagran-bagian
yang
daging
pose-mortem,
petugas
pemeriksa
b.
dapat
diedarkan
peredaran:
80
untuk
konsurnsi
c.
atau
d.
(2) Daging sebagaimana dlrnaksud dalarn ayat (1) hurut a adalah daging
yang sehat dan aman bagi konsumsi manusia, yaitu.
a. daging dari hewan potong yang tidak menderua suatu penyakit;
b. daglng dari hewan potong yang men<,lerita penvakit a.rthritis,
hernia, ftaktum, abec, epithelimia, actinomycosis, actinobacillosis
dan maslitis serta penyakit lain bersifat setelab.bagian-bagian yang
layak untuk konsumsf mall usia dibuang.
(3) Dagingsebagatrnana dirnaksud dalam ayat (1) hurufb adalah daging
yang rnerupakan bagi~n dan hewan potongvang rnenderita ~nyakit
(ind~rpe5t.
'g.
variola ovina.
pestis bovina.
blue lOJ)gu~akut,
h.
i.
81
,.
tetanus.
k. radang limpa (anthrax}
I.
n. 5acharomy'~osis(selangkangan)
o. mycotoxicQsi.s baik. akut rnaupun khronis.
p. coJibacillosis.
q, anthae epizzoticae.
r. botulismus.
s. listeriosIs.
t.
toxop/~smo5i,akut.
Iuberculosisyang sjfatnva .ektensif;
v, Salmonellosis;
VII. Cysricercosis dengan infestasi berat;
x. Trhicinelbsis dengan infe~tasi berat;
y. Mengandung resldu pestisida, opal, hermon, atau Bahan kimia
(1)
daging.
82
BAB III
TATA CARA PENANGANAN
DAGING
Pasal16
Daging sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a
sebelum diedarkan harus dilayukan selama sekurang-kurangnya 8 jam
dengan cara menggantungkannya di dalam ruang oelavu yang sejuk,
cukup ventilasi. terpelihara baik dan hyglenls.
(2) Daging sebagairnana dimaksud delam Pasal14 ayat (1) huru] GIIClllya
boleh diedarkan setp.lah nikpnnbn pprl"kllan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (3) di rumah pernotongan bewan atau ternpat
pemotongan hewan yang bersangkutan atau rurnah pernotongan
hewan atau lempat pemotongan hewan lain, dengan ketentuan
ppmpnllh~n persyaratan Ietap menjadl tanggung jawab rumah
pemotongan
hewan atau tempat pemotongan
hewan yang
bersangkutan.
(3) Daging sebagaimana dimak.sud dalam Pasal14 ayat (1) huruf c hanya
boleh dtedarkan seielah dikenacan perlakuan sebagalmana tercamcm
dalam Pasal 14 ayal (4)
(4) Dagingsebagaimana dimaksud dalam PA~n114avat (1) huruf d harus
diternpatkan di tempat yang knusus dan dimusnahkan dengan cara
yang sesuai dengan petunluk oetugas perneriksa,
(1)
Pasal17
Terhadap daging yang diedarkan tidak boleh ditambahkan bahan atau zat
yang dapat mengubah warna asllnya,
Pasal18
Dalam penanganan daglOg harus dicegah kontak antara daging
tersebut dengan lantai dan dijaga agardaging tidak tetkontaminasi.
(2) Apabila diperlukan membagi karkas menjadi 4 (empat) bagian atau
kurang maka pembagian tersebut harus dilakukan dalam keadaan
tergantung dan apabila dlperlukan pemotongan lebih lanjut harus
drsedtakan meja khusus untuk ItU.
(3) Daging dalarn bent uk tanpa lulang harus didinginkan sampai suhu
to C atau kurang, atau di bekukan sampai suhu -15" C dan ha rus
dibungkus atau dikemas dengan balk.
(I)
83
Pasal19
(1) Dalam pemindahan karkas, isi rongga perut dan dada dari rumah
pemotongan hewan arau tp.mpal pemolongan hewan ke alar
pengangkinan dari alai pengangkutan ke rempat penyimpanan atau
ternpat penjualan daging harus dlhindarkan adanya kontaminasi.
(2) Daging yang sudah dilayukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat ('1) dapar dlangkut dalam bentuk karkas atau daging tanpa tulang.
(3) Dalarn pengangkuta karkas atau baglan karkas harus tetap dalam
keadaan tergantung dan lerpisah dari mngga peru! dan dada serta
bagian hewan porong lainnya.
(4) Selama dalam pengangkutan tidak diperkenankan seorang pun berada
di ruang daging dari kendaraan pengangkutan daging.
Pasal20
Setrap pengangkutan daging untuk tujuan Daerah Tingka! II, Daerah
Tingkat I atau negara lain, harus dilengkapi dengan Sural Keterangan
Kesehatan dan Asal Daging yang dlkeluarkan oleh petugas pemertksa
yang berwenang.
(2) Oalam hal pengaogkutan anrar pulau dan ekspor harus mernenuhi
persvaratan karantlna hewan yang berlaku.
(1)
Pasal 21
(1) Ruang daglng dari kendaraan pengangkutan daging tidak boleh
digunaken untuk tujuan lain daripada pangangkutan daging.
(2) Ruang daging sebagalrnana dalam avat (1) harus memenuhi syard!
sebagai berikut:
3. terbuai dari bahan anti karat, berlantai tidak licin, her~uclLlt
pertemuan anrar dlnding melengkung, dan mudah dlbersihkan:
b. dilengkapi dengan alat gantung dan lampe penerangan yang
orkup;
c. untuk pengangkutan daging yang memerl ukan waktu lebih dari 2
jan) harus bersuhu setinggl.1Inui nya 1()<lCdan waktu pengangkuran
daging heku bersuhu sellnggi.lingginya 15C.
(3) Selama dalam perjalanan ruang daglng harus ditutup.
84
Tempat
a.
b.
c.
d.
e.
Pasal22
penjualan daging di pasar harus:
terpisah dari tempat penjualan komodltl lain;
bangunannya permanen dengan lantai kedap air, ventilasi cukup,
langit-langit yang tidak mudah lepas bagian-bagiannya, dinding
tembok yang permukaannya licin, dan berwama terang atau yang
terbuat dar; persolin putih mempunyai loket yang bagian atasnya
d.lengkapi dengan kawat kasa atau alat lain untuk rnencegah
masuknya lalat atau serangga la;nnya serta dilengkapi dengan
lampu penerangan yang cukup;
disedlakan meja berlapis porselln putih dan tempat serta alat
1>'lr1~antung daging yang terbuat darl bahan yilASlidak karat;
selalu tersedia airbersih yang cukup untuk keperluan perubersihan
tempat pen] ualan dan tempat pencucian tangan;
selalu dalam keadaan bersih.
Pasal23
Daging beku dan daging dingin yang dirawarkan urnuk dijual di ioko
daging dan pasar swalayan harus dltempatkan di dalam:
a. alat pendlng;n;
b. kotak pamer berpendingin dengan suhu yang sesuai dengan suhu
daging y~ng dilcngkapi dengan lampu yang pantulan cahayanya
tidak merubah wama asli daging.
Pasal24
Daging yang dijual dengan menjajakannya keliling dari rumah ke rumah
harus ditempatkan di dalam wadah yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
.:I.
mcmpunyai tutup;
b. sedapat-dapatrwa berwarna putih;
c. bagian dalamnya dilapisi dengan bahan yang tidak karat.
115
BAB IV
PENANGANAN
Pasf!.12S
(1) Hasil
ikutan
konsurnsi
rnanusia,
bahkan baku, makanan ternah dan ikan, atau bahan baku industri.
(2) Penanganan hasil ikutan dilakukan sesua] dengan sasaran
pemanfaatannya.
(j) Hasil ikutan yang tidak dimanfaatkan rnerupakan limbah.
Pasal26
Penanganan limbah dilakukan sesual ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pengawasan
Pembangunan;
2.
3.
Menteri Kesehatan;
4.
5.
6.
7.
8,
Departeman Pertanlan;
9.
86
LAMPIRAN
I:
SURAT KEPUTUSAN
MENTER I PERTANIAN
Nomor
413iKptsrrN.310/7/1992
Tanggal
Tentang
25 lull 1992
Pemotongan Hewan potong dan PenangananOaging
serta Hasil Ikutannya.
N.
~
1
lent~ Penvaktt
2
Trlehlnell.sis
a. deftSlin In(tst4si
flngan
K.,
Perlakuan
3
YCL"&rlng.n
hlngs' Ijd.~
menl.Dl'bullc.an
ganggu.nylng
bet.'11
1,.I&an
d:Jging/ sh:riJlooli
Sl:el'iJi$iII41denSl'In pcnlanafoi\l\
.,.t-;\U pc:ma& .. t.... tl a_'''l';fr~1di aeas
Cy.ticcroli.
A d(l:ns.n Infea-t'25l
Selbtuh
PCI'UI
dlml.J$nok~J\
rln8n
b. dcnsan infest.1$l
yans rln&an
Hhl""4 tldak
org4lln
dalam auhu 10 CI C
OtlOlyur...an .tkur~r\8-kurangnya
serame 10 jam dati waktu
pemotongan
Selur-uh or.s~n
petur
dimu.s.nlkln
Oitcbus
'Fern otonSln
mtnimbulkan
,.n,&"I" yang
ber.r-ti
3
Coryz,)
Gangtaen051
bo\'um/Malig".ant
("'"tAnh_I
Flly,'r/~rYine
dna~u...k.n m_h,m
hOJri
M3Hsn""1
ca.t.ar1h~11rt!nyakit
InjSuCiOlU
H3emorhasl.
Bagian karkls
"plle.min
Influen..
yans le.tinftlcsi
Oirebus
dan scluruh
arg..n perut
di:mu.sn~k::an
87
No
I
leni. Penvakit
K.t
4
Perlakuan
Piroplasmosis/Ba
Dllayukan sekurang-kurangnya
Bagian korkn.
bestests
Surr./tryponoso
yang torinlok.i
don seluruh
organ perut
dimusnak"n
Ini.Q~is
S
9
10
Sareesperidiosls
denS"" inlestasi
rin8"n
Morbus Aujezkl
Brucellosis
Stttilisasi
DiJayu.kansckur."glmrangnya
selama 24 lam dari waktu
pen_10lo11ga.t1
11
Tuberculosis
Direbus
Scluruh o'8"n
perut, .mbing.
lymphogl.ntlul.
dan tulong horus
dlmusnakon
Selurug orgon
salwan
pemapasan dan
amblng
dJmusnakan
MENTERI PERTANIAN
ltd
Ir. WARDOYO
88
LAMPIRAN
Nomor
Tanggal
Tcntang
jenls Hewan
Potong
Sapi
Bentuk / Model
Bulat
N"
Ukuran
la.ri-Ian 5 em
Tengah
bawah
:2
Kerbau
Atas
Masing-rnasing
sisi 8 em
Tengah
bawah
3
Kuda
8A~
Masing-masing
sisl8em
bawah
4
Kambing
Bulat
At"
[ari-jar] 3 em
Tengah
bawah
89
PEMOTONGAN HEWAN
SECARA HALAL
~
Q1