Anda di halaman 1dari 16

@ @@


@ 

  

p  
p 
  
 Reformasi organisasi sektor publik telah menjadi kajian
yang menarik bagi kalangan akademisi dan praktisi
dibidang administrasi publik.
 Studi dan penelitian tentang reformasi organisasi banyak
diwarnai oleh disiplin lain. Saat ini, kajian reformasi
organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh disiplin psikologi,
politik, dan manajemen (Isnaini Muallidin,2011).
 Reformasi organisasi publik dari masa ke masa
mengalami perubahan. Era1960-an reformasi organisasi
lebih merujuk pada dimensi rasionalisasi dan
demokratisasi. Sedangkan sejak 1980-an dan 1990-an,
dimensi reformasi organisasi lebih di dominasi oleh
manajerialisme

@  !
 Reformasi atau ¦ ¦ berasal dari kata latin ¦ ¦¦ yang
berarti mengganti, mendapatkan kembali, memperbaharui.
  uah (1976) mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses
untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap
serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas
birokrasi dan tujuan pembangunan nasionaL.
 Sektor publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan hak publik.
 Brunsson dan Olsen dalam bukunya O  ¦

¦
  (dalam Amstrong,1997) mengemukakan bahwa
reformasi organisasi terjadi ketika gap antara kinerja
organisasi dan harapan dapat diselaraskan supaya menjadi
lebih nyata
"!@
 Menurut Antonius Tarigan Model Reformasi Organisasi ada 2
Model:
1. Model government yang terfokus pada interaksi dan
kerjasama di dalam organisasi pemerintah yang dibangun
melalui hierarki dan komando.
2. Model Governance ini menghadirkan pola organisasi yang
lebih efisien, menciptakan fleksibilitas organisasi,
menghindari adanya standarisasi dalam organisasi,
mengembangkan pola pelayanan yang variatif, memperkuat
desentralisasi tanggungjawab kegiatan dan anggaran
ketingkat yang paling bawah, pergeseran pola manajemen
dari sistem hierarki menuju sistem Î ¦ Î
 dan
memberikan perhatian pada membangun jaringan kerja
( ¦
) dengan organisasi lain di luar pemerintah.
"!@

#$%&&&$'%
i   
 i     

Dimensi Kebijakan dan Budaya Manajemen
Berpusat pada organisasi à  ¦     Berpusat pada        Î
  ¦
  ¦     ¦
Kekuasaan yang menentukan  ¦  Kepemimpinan yang partisipatif  ¦       
      ¦    
 ¦ 
Berpusat pada aturan ¦ ¦ ¦  Berpusat pada masyarakat à  ¦    ¦
Î ¦  
Bertindak secara independen     Bertindak secara kolektif    ¦    ¦ 
 ¦    ¦ 
Berorientasi status quo à
  ¦¦   Berorientasi pada perubahan !  ¦ 
  ¦  
    ¦" ¦
Berorientasi pada proses       Berorientasi pada hasil       
¦ 
Dimensi Struktur
Tersentralisasi r ¦ ¦  ¦ ¦  esentralisasi #  ¦   
  ¦
Bentuk departemental $  ¦  ¦
¦  ¦  Bentuk Non-departemental %¦
¦  ¦ 

   ¦ 
 ¦ Î " Î    
Dimensi Pasar
Berpusat pada Anggaran  
¦
¦  Berpusat pada Pendapatan  
¦
¦   
 
 ¦  ¦ ¦   ¦

¦   ¦    ¦ Φ Î ¦


Monopolistik à   ¦    ¦  Kompetitif  
 ¦      ¦ 
     
   @ @@ 
 Implementasi reformasi organisasi sektor publik dapat dilihat
dalam dua metode, yaitu    ¦ dan  ¦ (Waldersee and
Griffiths,2004; 425)
1. Unilateral adalah lebih bersifat memberikan petunjuk
(preskriptif), kontrol, dan urusan teknis didasarkan pada
kewenangan untuk mengubah secara obyektif aspek
formal dari suatu instansi.
2. metode  ¦ yang lebih menitikberatkan pada penguatan
partisipatif, menggunakan teknik konsultatif yang secara
langsung mempunyai target nilai, sikap, keahlian dari
anggota organisasi.
 Moon (1999;33-35) melihat efektifitas implementasi reformasi
organisasi sektor publik sangat tergantung dengan
pengembangan karakteristik dari organisasi publik itu sendiri.

(
@ @@ 
 6ostello (dalam Hoque and Moll, 2000) melihat ada tiga reformasi
organisasi dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.
1. evelopmental adalah perbaikan organisasi secara praktis
seperti membangun tim untuk mempersiapkan diri masuk
dalam mekanisme pasar atau mencoba menerapkan
teknologi baru.
2. Transtitional   perubahan yangmerujuk kepada
implementasi struktur baru atau metode baru dengan
memasukkan teknik, metode, dan prosedur atau produk dari
pelayanan publik.
3. Transformational, merujuk kepada memperkenalkan struktur
baru yang merupakan hasil dari proses perubahan yang
dikaitkan dengan visi dan strategi pelayanan publik
@ @@  
  
 Miftah Thoha membagi tiga periode reformasi
Organisasi Publik di Indonesia.
1. Zaman Orba dengan mengadopsi organisasi
sektor publik model Belanda
2. Zaman Orba dengan sistem organisasi yang
Sentralistik.
3. Zaman Reformasi dengan sistem organisasi
yang bersifat desentralistik
  ) @@ @@ 
  
 Peraturan Pemerintah (PP) No. 44/1974 tentang Pokok-
Pokok Organisasi epartemen
 Undang-Undang (UU) Nomor 32/2004 tentang
Pemerintah aerah
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 08/2003 tentang
Pedoman Organisasi Perangkat aerah.
 Pemerintah Pemerintah (PP) Nomor 4/2007 tentang
Organisasi Perangkat aerah
 Peraturan Menteri alam Negeri (Permendagri) Nomor
57/2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat aerah.
   @ @@ 
@ 
  
 Muklir, dkk (2004) yang mengkaji proses reformasi struktur
organisasi dikaitkan dengan adanya perubahan sikap dan
perilaku aparatur Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dalam
menyikapi otonomi khusus melalui pendekatan kualitatif.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi yang
telah dibentuk lebih diarahkan pada budaya lokal. engan
adanya perubahan struktur dan   ¦organisasi
mencerminkan semakin tingginya tingkat kompleksitas,
formalisasi, dan sentralisasi.
 Sedangkan perubahan sikap dan perilaku aparatur dalam
menyikapi otonomi khusus dari aspek atensi, pemahaman, dan
retensi ternyata hanya terjadi pada tingkat pimpinan di atas.
itingkat menengah hanya sebatas atensi, pemahaman, dan
penerimaan dan belum diwujudkan dalam bentuk retensi.
itingkat bawah, retensi, pemahaman, dan penerimaan masih
belum optimal yang tercermin dari rendahnya perubahan sikap.
   @ @@ 
@ 
  

 Weningsih (2004) yang melihat reformasi organisasi dari


perspektif politik dengan melakukan Studi Evaluasi
Pelaksanaan Struktur Organisasi dan Tata Kerja inas
di Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun
struktur organisasi dan tata kerja tidak hanya sekedar
persoalan administratif, tetapi cenderung mengarah
pada persoalan politis karena untuk menyusun struktur
organisasi dan tata kerja tersebut, peran ewan
Perwakilan Rakyat aerah (PR) sangatlah besar.
   @ @@ 
@ 
  
 Isnaini Muallidin (2011) yang mengkaji reformasi organisasi
inas Perizinan yang lebih menitikberatkan pada upaya
melakukan reformasi organisasi dari aspek formalisasi,
sentralisasi, spesialisasi sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan publik
 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa formalisasi dikaitkan
dengan adanya penataan prosedural perizinan yang telah
diatur dalam Perda. Sehingga lebih leluasa untuk mengatur
dan menindak. Sentralisasi dilakukan dengan melimpahkan
sebagian kewenangan tugas kepada bawahan sehingga
pelayanan terhadap publik semakin cepat dan singkat.
Sedangkan untuk spesialisasi dengan sumberdaya terbatas,
namun upaya strategis yang dilakukan oleh pimpinan untuk
melakukan    ¦  
dan cacity building terhadap
staf agar lebih kompeten dan profesional dalam
memberikan pelayanan kepada publik.
 @ @
 Amstrong, Jim. 1997. ³Reason and Passion in Public Sector Reform´.
#Î %  ¦%¦  ¦ ¦%& ¦ 
 ¦ '  ¦
 Andersen, Jon Aarum. 2002. ³Organization esign: Two Lessons To
Learn Before Reorganizing´. !  ¦  '¦  ¦
  
O ¦ $ ¦( )*+,-.+-+"+)/
 Antonius.Tarigan. 2003. ³Transformasi Model ³New Governance´
Sebagai Kunci Menuju Optimalisasi Pelayanan Publik di Indonesia´.
j  *O !!0 ¦ ¦./"+-
 Hermes, Tor. 2005. ³Four Ideal Type Organizatioal Response to New
Public Management Reforms and Some 6onsequences´.
!  ¦     ¦  Î Î (122.)"21
 Isnaini Muallidin. 2011. ³Reformasi Organisasi Perizinan untuk
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik inas Perizinan Kota
Yogyakarta. Tesis pada Sekola Pasca Sarjana Ilmu Administrasi
Negara, UGM.
 Karnaghan, Kenneth. 2000. ´The Post-Bureaucratic Organization
and Public Service Values´. !  ¦     ¦ 
Î Î (.2"2-.
 Miftah Thoha,. 2005.  ¦  %   ¦  $¦¦ 
 !   raft Buku.
 Muklir, Ismani, dan Ribawanto, 2005. ³Restrukturisasi Organisasi
alam Rangka Reformasi Administrasi Pemerintah aerah´.
'¦  !  ¦  %((*2   ¦-"
0 ¦ ¦)
  uah, J.S.T., 1976, µAdministrative Reform: A 6onceptual
Analysis¶, Philippine Journal of Public Administration, Vol. 20, No.
1, pp. 50-67.
 Muluk, M.R. Khairul. 2006. ³New Public Sevice dan Pemerintahan Lokal Partisipatif´.
'¦  !  ¦  %((!*2   ¦)"0 ¦ ¦
 avid Osborne-Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government)
Mentransformasi Semangat Wirausaha Ke alam Sektor Publik (PT Pustaka
Binaman Pressindo,1999) p.29-113
  uah, J.S.T., 1976, µAdministrative Reform: A 6onceptual Analysis¶, Philippine Journal
of Public Administration, Vol. 20, No. 1, pp. 50-67.
 Toonen, Theo A.J., Raadschelders, Jos 6.N. 1997. ³Public Sector Reform in Western
Europe´. %  ¦%¦       ¦ Î   ¦   ¦Î  
Î %Î 3 ¦    ¦%3!  j  ¦$
 
!*April 5-8.
 Waldersee, Robert and Griffiths, Andrew. 2004. ³Implementing 6hange: Matching
Implementation Methods and 6hange Type´. O &  ¦ , ¦
  
#   '¦ ()*)
 Wediningsih, Sri. 2004. ³Evaluasi Pelaksanaan Struktur Organisasi dan Tatakerja
inas Pemerintah Kabupaten Banyumas´. '¦   !   (2-*2
à ¦ .2"2-

   @


Anda mungkin juga menyukai