DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
A. LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
B. PENGERTIAN ........................................................................................................... 1
BA II RAUNG LINGKUP..................................................................................................... 3
A. SKRINING PASIEN.................................................................................................. 5
B. KRITERIA SKRINING ............................................................................................ 6
C. TAHAP-TAHAP SKRINING ................................................................................... 8
D. LANGKAH-LANGKAH SKRINING...................................................................... 14
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH II KENDARI
Nomor :471/KEP/RSUAII/III/2019
TENTANG
PANDUAN SKRINING BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR
RSU ALIYAH II KENDARI
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
ALIYAH II KENDARI TENTANG PANDUAN SKRINING
BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR RSU ALIYAH II
KENDARI;
KESATU : Memberlakukan Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit
Umum Aliyah II Kendari ;
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan skrining pasien
di Rumah Sakit dilaksanakan oleh Direktur pelayanan medis
dan keperawatan Rumah Sakit;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terjadi perubahan dalam keputusan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 01 Maret 2019
Direktur RSU Aliyah II Kendari,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit RSU Aliyah II Kendari mempertimbangkan bahwa
pelayanan di Rumah Sakit merupakan bagian dari suatu pelayanan yang
terintegrasi dengan para profesional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat
pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan
tujuan adalah menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan
dengan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, mengkoordinasikan
pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya.
Hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi
penggunaan sumber daya yang tersedia tentang : kebutuhan pasien yang mana
dapat dilayani Rumah Sakit, pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien
serta transfer dan pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke pelayanan
lain.
Skrining bukan mendiagnosa penyakit, bagi yang dianggap positif
hasil skrining akan dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk
menentukan apakah benar-benar sakit atau tidak, dan bagi yang terdiagnosa
positif sakit akan diobati secara intensif agar tidak membahayakan diri ataupun
lingkungannya.
B. PENGERTIAN
1. Skrining adalah suatu cara atau metode yang di lakukan untuk
menyelaraskan kebutuhan pasien di bidang pelayanan kesehatan dengan
pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit. Informasi di perlukan untuk
membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan pasien yang mana dapat
di layani di Rumah Sakit, supaya tercipta peningkatan mutu pelayanan yang
sesuai dengan misi dan tujuan Rumah Sakit.
2. Pasien adalah orang seseorang yang menerima pelayanan medis, biasanya
pasien yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan.
3. Keluarga pasien adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
4. Rumah Sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan
memberikan layanan, pengobatan dan perawatan bagi penderita berbagai
penyakit yang di lengkapi dengan perlengkapan medis yang lengkap dengan
dokter dan perawatnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. IGD
2. Admisi
3. Laboratorium
4. IRJ
BAB III
KEBIJAKAN
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar Rumah Sakit.
2. Skrining dapat dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang.
3. Skrining dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.
4. Skrining dilakukan oleh tim ( dokter dan perawat ) berdasarkan buku panduan
praktek klinik.
5. Hasil skrining dijadikan dasar untuk menentukan pemberian pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit atau pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain.
6. Khusus untuk skrining HIV dilakukan oleh tim ( dokter dan perawat) yang
terlibat dalam tim PPI RSU Aliyah II Kendari.
BAB IV
TATALAKSANA
A. SKRINING PASIEN
Skrining dilakukan pada saat kontak pertama, dapat terjadi di sumber
rujukan, pada saat pasien ditransportasi emergensi atau apabila saat pasien tiba
di Rumah Sakit. Skrining dilakukan menyesuaikan dengan misi dan sumber
daya Rumah Sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan
pasien dan kondisinya. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untuk
memberikan pelayanan kesehatan, pengobatan, mengirim atau merujuk hanya
dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanya Rumah Sakit yang
mempunyai kemampuan untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan
konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat
inap atau rawat jalan dan rujukan kepelayanan kesehatan yang lain yang
mempunyai fasilitas kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan pasien.
a) Skrining di instalasi gawat darurat (IGD) dilaksanakan melalui kriteria
triase, evaluasi visual dan pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium klinik, atau pemeriksaan
diagnostic imaging sebelumnya. Instalasi gawat darurat (IGD) adalah
instalansi di Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu yang
melibatkan berbagai multidisiplin.
b) Skrining di rawat jalan, poliklinik, dilaksanakan hanya dengan evaluasi
visual dan pengamatan. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium,
diagnostic imaging dapat dilakukan setelah pasien mendapatkan
pemeriksaan fisik atau pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.
c) Peneriamaan pasien dilakukan sesuai kemampuan Rumah Sakit dan
kebutuhan pasien melalui proses skrining dan hasil pemeriksaan test
diagnostic yang diperlukan.
B. KRITERIA SKRINING
1. Skrining Pra-Rumah Sakit
Untuk skrining pra-Rumah Sakit dapat dilakukan di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) maupun Instalasi Rawat Jalan (IRJ) melalui interaksi
per telepon. Interaksi telepon bisa datang dari pasien atau keluarga pasien
yang mencari informasi dengan melakukan panggilan ke nomor Rumah
Sakit, atau dari fasilitas kesehatan luar Rumah Sakit yang berencana
merujuk pasien ke Rumah Sakit, akan di terima oleh operator yakni petugas
admisi atau tenaga medis dan paramedic yang ada di ruangan terkait
(IGD/IRJ) setelah disambungkan oleh operator.
2. Skrining Intra-Rumah Sakit
Skrining intra-Rumah Sakit dapat dilakukan di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) maupun area Rawat Jalan (IRJ). Langkah-langkah skrining
intra-Rumah Sakit antara lain :
b. Kepala Ruangan
1. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan berdasarkan
prioritas kegawatan.
2. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian khusus semisal
sakit berat, usia lanjut, handicap/berkebutuhan khusus.
3.Mengkoordinasi pembagian ruangan berdasarkan identifikasi
ketersedian kamar bagi pasien yang membutuhkan rawat inap.
b. IGD
1. Proses skrining dilakukan segera setelah pasien datang ke IGD.
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka dilanjutkan dengan
proses pelayanan lanjutan.
3. Dokter jaga/paramedis melakukan triage untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan pelayanan awal, untuk selanjutnya dikonsulkan ke DPJP
4. DPJP melakukan pelayanan medis, identifikasi kebutuhan pelayanan
khusus, menerima konsultasi dan penilaian pasien untuk di rawat inap,
dipulangkan atau dirujuk.
c. IRJ
1. Setiap tenaga medis dan paramedis wajib untuk segera mengidentifikasi
kebutuhan pelayanan bagi pasien yang membutuhkan, baik saat pasien
mendaftar di poliklinik maupun menunggu di ruang tunggu.
2. Dalam melakukan proses skrining bagi pasien yang membutuhkan
pelayanan emergensi, rawat inap dan rujukan keluar.
3. Skrining di Instalasi Rawat Jalan
Skrining rawat jalan dilakukan oleh dokter dan perawat di rawat
jalan. Skrining rawat jalan meliputi :
a. Kondisi umum pasien
- Kesadaran dinilai apakah pasien dalam kondisi sadar penuh,pasien
mengalami penurunan kesadaran .
- Jalan nafas dinilai apakah bebas dari sumbatan, adakah gangguan
ataukah ada kondisi potensial yang akan mengancam patensi jalan
nafas.
b. Penilain nyeri
Penilaian nyeri menggunakan wong baker face pain sating scale. Pasien
dengan nilai nyeri > 8 layak mendapatkan pelayanan IGD.
c. Skrining batuk
Pasien di wawancara sederhana apakah sedang batuk, berapa lama
pasein batuk, apakah sedang dalam pengobatan TBC atau tidak.Pasien
yang batuk semua diberikan masker wajah, sedangkan pasien yang
batuk > dua minggu diarahkan ke jalur fast track untuk mengurangi
resiko penularan infeksi air bone.
475/SPO/RSUAII//III/2019 00 1/3
RSU ALIYAH II
Ditetapkan Oleh:
476/SPO/RSUAII//III/2019 00 2/3
RSU ALIYAH II
Ditetapkan Oleh:
penilaian triase.
3. Dokter dan Perawat menciptakan suasana yang nyaman dan
menghindari tampak kelelahan pada pasien.
4. Dokter dan Perawat melakukan cuci tangan dan
menggunakan APD sebelum melakukan pemeriksaan.
5. Dokter dan Perawat menjelaskan tujuan melakukan
pemeriksaan fisik dan psikologi.
6. Pemeriksaan dilakukan di tempat tertutup atau di tempat yang
terhindar dari pandangan pasien lain atau oranag lain.
PROSEDUR
8. Dokter dan Perawat melakukan pemeriksaan dengan seksama,
teliti, tidak terburu-buru dan tidak kasar.
9. Dokter dan Perawat menyampaikan kepada pasien jika proses
pemeriksaan sudah selesai.
10.Dokter dan Perawat memberikan penjelasan tindakan
selanjutnya.
11.Dokter dan Perawat melepas APD dan mencuci tangan
setelah melakukan tindakan kepada pasien
SKRINING PASIEN
Ditetapkan oleh:
3. Admisi