Anda di halaman 1dari 3

Materi 7.

PENYAKIT ADDISON

Riska amalia

Rizkyanti tarigan

Rona uli sinaga

Pengertian Penyakit addsion

Penyakit Addison (Addisons disease) adalah kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan
korteks adrenalis memproduksi hormon kortisol dan aldosterone . Keadaan tersebut dapat
disebabkan oleh insufisiensi adrenal primer seperti autoimun, infeksi dan tumor adrenal atau
insufisiensi adrenal sekunder karena tumor atau infeksi, kurangnya aliran darah ke kelenjar
hipofisis, radiasi kelenjar hipofisis, atau pengangkatan bagian hipotalamus atau kelenjar
hipofisis.Hormon kortisol maupun aldosteron memiliki peran yang penting bagi tubuh.

Hormon kortisol berfungsi untuk menjaga tekanan darah, fungsi jantung, sistem kekebalan
tubuh, dan kadar gula darah. Sementara itu, hormon aldosteron berfungsi untuk membantu
ginjal mengatur jumlah garam dan air di dalam tubuh.
Umumnya, gejala yang timbul pada awal perkembangan penyakit cenderung ringan. Namun,
seiring bertambah parahnya kerusakan kelenjar adrenal, gejala dapat memberat bahkan
mengancam jiwa.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian dalam
(medula). Korteks kelenjar adrenal bertugas untuk menghasilkan kelompok hormon steroid,
termasuk hormon kortisol dan aldosteron.
Pada penyakit Addison, korteks kelenjar adrenal mengalami kerusakan, sehingga hormon
kortisol dan aldosteron tidak bisa diproduksi dalam jumlah yang cukup.
Penyebab
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada korteks kelenjar adrenal adalah:

o Penyakit autoimun
o Cedera atau perdarahan pada kelenjar adrenal
o Kanker yang menyebar dari organ lain ke kelenjar adrenal
o Amiloidosis
o Kelainan genetic
o Operasi pada kelenjar adrenal

Meski dapat dialami oleh siapa saja, penyakit Addison lebih berisiko terjadi pada seseorang
dengan faktor berikut ini:
o Berjenis kelamin wanita, berusia 30–50 tahun
o Konsumsi obat-obatan untuk menangani sindrom Cushing
o Memiliki penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1 atau vitiligo
o Menderita infeksi yang berlangsung lama, seperti tuberkulosis (TBC) atau HIV/AIDS
o Menderita anemia pernisiosa, misalnya karena kekurangan vitamin B12
o Menderita kanker
o Mengonsumsi obat golongan antikoagulan, kortikosteroid, atau obat golongan
antijamur
o Memiliki riwayat penyakit Addison dalam keluarga

Diagnosis Penyakit Addison


Untuk mendiagnosis penyakit Addison, awalnya dokter akan melakukan tanya jawab seputar
gejala, riwayat penyakit, dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan
kondisi kulit untuk mencari hiperpigmentasi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis dan mencari tahu penyebab penyakit Addison.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
o Tes darah
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula, natrium, kalium, hormon kortisol,
aldosteron, dan adrenokortikotropik (ACTH) dalam darah. Tes darah juga dilakukan
untuk mendeteksi antibodi yang dapat menyerang kelenjar adrenal.

o Tes stimulasi ACTH


Tes stimulasi ACTH dilakukan untuk mengetahui kadar hormon kortisol di dalam
darah sebelum dan sesudah ACTH sintetis disuntikkan. Pada penyakit Addison,
hormon kortisol akan tetap rendah setelah penyuntikan ACTH sintetis.

o Pemindaian
Pemindaian dapat dilakukan dengan CT scan atau MRI, untuk mendeteksi ukuran
kelenjar adrenal yang tidak normal, kelainan pada kelenjar pituitari, dan mengetahui
penyebab dari insufisiensi adrenal.

Pengobatan Penyakit Addison


Penyakit Addison dapat diatasi dengan terapi yang bertujuan untuk menggantikan jumlah
hormon steroid yang berkurang dan tidak bisa diproduksi oleh tubuh, di antaranya:

o Pemberian kortikosteroid tablet.


Obat yang digunakan untuk menggantikan hormon kortisol adalah prednison atau
metilprednisolon. Sementara itu, fludrokortison digunakan untuk menggantikan
aldosteron.
o Pemberian kortikosteroid suntik.
Obat kortikosteroid suntik biasanya diberikan pada pasien yang mengalami gejala
muntah dan tidak bisa meminum kortikosteroid tablet.

Selain itu, kondisi yang mendasari terjadinya kerusakan kelenjar adrenal juga perlu diatasi.
Misalnya, pemberian antibiotik setidaknya selama 6 bulan, jika kerusakan kelenjar adrenal
disebabkan oleh tuberkulosis.
Selama masa pengobatan, pasien akan disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin tiap 6
bulan atau 1 tahun sekali agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi. Pasien juga
perlu berkonsultasi ke dokter untuk menyesuaikan dosis obat jika:

o Mengalami infeksi, yang ditandai dengan demam tinggi


o Mengalami kecelakaan, seperti kecelakaan mobil
o Menjalani operasi, seperti operasi gigi, penambalan gigi, atau endoskopi
o Menjalani olahraga atau aktivitas yang berat

Pencegahan Penyakit Addison


Penyakit Addison tidak dapat dicegah. Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejalanya,
segera periksakan diri ke dokter, terlebih jika Anda juga memiliki faktor risiko penyakit
Addison. Deteksi dan penanganan dini dapat menghambat perkembangan penyakit dan
mencegah komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai