Anda di halaman 1dari 22

1

PANDUAN
High alert
Medication
RSU APRILLIA
CILACAP
2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam pelayanan farmasi sasaran keselamatan pasien adalah Peningkatan


Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (high-alert ).Untuk memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) dengan mendorong
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) merupakan obat-
obat yang memiliki risiko lebih tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan /
kesalahan serius ( sentinel event ), komplikasi, bahaya, dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) / efek samping seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM), atau Look
Alike Sound Alike LASA).Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik
dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya
kesalahan.
Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
1. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications;
2. Membatasi akses terhadap high alert medications;
3. Menggunakan label dan penanda “peringatan” untuk high alert medications dan
prosedur pengecekan ganda untuk obat tertentu
4. Menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medications

B. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk RSU Aprillia Cilacap mengenai kebijakan manajemen
dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori high alert medications
(obat-obat dengan pengawasan).
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap
pasien.
3

C. Definisi
High alert medications merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
memiliki risiko lebih untuk menyebabkan/menimnbulkan adanya komplikasi/
membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis,
interval dan pemilihannya).

D. Kategori High alert medications


Sediaan yng tersedia
BENTUK
NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK Dalam Formularium
SEDIAAN
RSU Aprillia Cilacap
Kalium Klorida 7,46 % KCL 7,46% INJ 25 ML Injeksi
1 Elektrolit Pekat

magnesium sulfate MgSO4 40 %Inj 25 Ml Injeksi


MEYLON 8,4 % AMP 25
Natrium Bikarbonat ML Injeksi
2 Elektrolite Balance 8,4% 25 Ml
Kalsium Intravena Ca Gluconas Injeksi
Desflurane -
Anestesi Umum (Inhalasi
3 & IV) Propofol Recofol, Proanes Injeksi
Isolurane - Injeksi
Aerrane Injeksi
KTM, Ketamin, Hameln,
Injeksi
Ketamine Ketalar
Dexmedetomidine - Injeksi
Moderate sedations Midazolam Fortanes Injeksi
4 agents Chloral Hydrate - Oral
Epidural or Intratechal Bupivacain
Medications
Injeksi
5 Bunascan spinal
Antineoplastik Semua Jenis Obat
Injeksi
6 (Parenteral & Oral) Tersebut -
Anti Thrombin II - Injeksi
Ateplase,
reteplase, Injeksi
tenecteplase -
Obat yang
Enoksaparin Natrium - Injeksi
7 mempengaruhi Darah
Fondaparinux - Injeksi
Injeksi (
Vial 5000
Internati
onal
Unit/ml 5
Heparin Natrium - ml)
Nadroparin - Injeksi
Parnaparin - Injeksi
4

Streptokinase - Injeksi
Urokinase - Injeksi
Warfarin - Tablet
Insulin Novo rapid Injeksi
8 Antidiabetik Parenteral injeksi
injeksi
injeksi
injeksi
injeksi
Glibenclamid Glibenclamid Tablet
Metformin Metformin, Glocophage Tablet
Glimepirid Glimepirid, metrix Tablet
Acarbose - Tablet
9 Hypoglicemic oral Pioglitason - Tablet
10 Agonist Adrenergic Epinefrin Ephineprin injeksi
Norepinefrin - injeksi
Bitartrat - injeksi
Atrakurium Besilat Tramus injeksi
Pankorium Bromida - injeksi
Penghambat Rokutonium Bromida - injeksi
11 Neuromuskular Vekuronium Bromida
- injeksi
succinylcholine, - injeksi
rocuronium, - injeksi
digoxin, - injeksi
12 Inotropik Medications Milrinone -
lidocaine, Lidocain injeksi
Pehacain
13 Anti aritmics agent IV Amiodarone - injeksi
Opium Tincture -
Morphin Inkesi
Oral
Morphin MST Tablet
14 Opioed /narcotics Fenthanyl Fenthanyl Injeksi
Petidin Petidin injeksi
Tramadol Tramadol injeksi
Codein Codein Tablet
analtram Tramadol Tablet
Dialysis Solutions, Natrium bicarbonat - Infus
peritoneal dna
15 hemodialysys Asam Asetat - Infus
Liposomal form of drugs
and Conventional Mfoterisin B
16 Counterparts desoxycholate -
Parenteral Nutrions
17 Preparations - - Infus
5

Sterile water For


Injection, Inhalation and
Irigation in containers of
18 100 ml or more Aqua Irigasi - Infus
19 Anti konvulsan Benzodiazepin - Injeksi
Iopamiro Injeksi
20 Radiocontrast agents IV Injeksi

Obat –Obat Spesifik


No Kelas terapi Nama Generik Sediaan Tersedia Bentuk sediaan
1 Magnesium Sulfat Magnesium sulfat MgSO4 40%injeksi Injeksi (plabotle)
Injeksi 25 ml Otsuka
2 Oxytocin IV Oksitosin Induxin, Syntocinon Injeksi
3 Potasium chloride Potasium chloride KCL 7,46% 25 ml Injeksi

E. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di unit
b. Mengurangi Konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin.
2. Lakukan pengecekan ganda (double ceck)
3. Mimilasisai konsekuensi kesalahan:
a. Pisahkan obat-obatan dengan nama atau label yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c. Batasi akses terhadap high alert medications
d. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdasarkan berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan.
4. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Tim Farmasi dan Terapi.
5. Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl ) tidak boleh disimpan di
lingkup atau area perawatan pasien.
6. Obat-obatan yang digunakan dalam emergency medis (misalnya kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti pedoman dan
prosedur penggunaan obat high alert medications
6

F. Prosedur
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications
b. Instruksi ini harus mencakup minimal:
1) Nama pasien dan nomor rekam medis (RM)
2) Tanggal dan waktu instruksi dibuat
3) Nama Obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap
obat
4) Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medications secara tertulis
d. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi
dengan menggunakan intruksi tercetak.

2. Persiapan dan Penyiapan


a. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam troli atau cabinet yag
memiliki kunci atau tersimpan dengan aman.
b. High alert medications yang disimpan di satelit farmasi pada almari / rak yang
sesuai berdasarkan bentuk sediaan, secara alphabetis dan di beri lis / bingkai
merah dan diberi label merah “high alert doubel check”.
c. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya.
d. Jika high alert medications harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah
tempat penyimpanan dengan diberikan label peringatan” high alert double
check” pada tutup luar tempat penyimpanan.
e. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications,
berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar pengasuh / perawat pasien
menjadi waspada dan berhati-hati dengan high alert medications . Setiap kotak /
tempat yang berisi high alert medications harus diberi label.
f. Infus intravena high alert medications harus diberi label yang jelas dnegan
menggunakan huruf/ tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
7

3. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (doubel check) terhadap
semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
b. Pengecekan ganda terhadap high alert medications
1) Tujuan : Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum
memberikan obat sehingga akan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
2) Kebijakan:
a) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu / spesifik dan disaat pelaporan pergantian jaga atau
saat melakukan transfer pasien.
b) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian medikasi pasien.
c) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan atau memberikan obat-obatan antara lain,
dokter, farmasis, perawat.
d) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi,
atau perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama.
e) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda / verifikasi oleh
orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
f) Setiap akan memberikan obat injeksi
g) Untuk infus:
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Saat terjadi perubahan dosis obat
 Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter.
h) Berikut adalah high alert medications yang diperlukan pengecekan
ganda:
OBAT-OBATAN
1 Insulin
8

2 Infus Magnesium Sulfat pada pasien obstetric


3 Infus kateter syaraf epidural dan perifer
4 Kalium Klorida 8 gm / 1000 ml infus untuk CRRT
‘* Obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong
infuse / vial
i) Berikut adalah obat-obatan yang diperlukan pengecekan ganda jika
ada perubahan kantong infus:
OBAT-OBATAN
1 Infus opioide

j) Berikut adalah obat-obatan yang diperlukan pengecekan ganda jika


ada perubahan dosis / kecepatan pemberian:
OBAT-OBATAN
1 Infus opioid
2 Heparin

4. Prosedur:
a. Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
1) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal dibawah ini untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua:
2) Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
3) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi
4) pasien, atau resep / instruksi tertulis dokter
5) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
6) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
a) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
b) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan
telah sesuai dengan instruksi dokter.
c) Obat memenuhi 5 persyaratan.
d) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk memverifikasi
kelima persyaratan ini:
 Obat tepat
9

 Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan ganda mengenai


penghitungan dan verifikasi pompa infuse
 Rute pemberian tepat
 Frekuensi / interval tepat
 Diberikan kepada pasien yang tepat
7) Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan / vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya:
dosis insulin
8) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua
petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam
medis / catatan pemberian medikasi pasien.
9) Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi dengan nama pengecek.
10) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
11) Pastikan infuse obat berada pada jalur / selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infuse mulai dari larutan cairan infuse, pompa, hingga
tempat insersi selang
12) Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
termasuk ketepatan data berat badan pasien

b. Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:


Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
1) Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan.
2) Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada perawat
sebelumnya untuk memverifikasi kelima persyaratan (seperti yang telah
disebutkan di atas).
3) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan oleh perawat’ di
rekam medis pasien
c. Sesaat sebelum memberikan obat perawat mengecek nama pasien
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan
tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika menungkinkan).

d. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien
10

risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load). Setiap selang infuse
harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan
pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan)

e. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana
segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien

f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi / apotek, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat
yang belum diberikan

g. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra

BAB II
11

HIGH ALERT MEDICATIONS

1. Pemberian obat melalui intratekal


a. Lakukan pengecekan ganda setelah persiapan dosis obat intratekal untuk
memastikan obat dan pelabelan benar.
b. Pelabelan meliputi peringatan:
1) ‘perhatian: hanya untuk penggunaan intratekal’
2) ‘perlu pengecekan ganda’
c. Obat-obatan kemoterapi intratekal akan disimpan dan disiapkan dalam sediaan
spuit 10 ml atau lebih kecil.
d. Lakukan pengecekan ganda

2. Agonis Adrenergik IV (epinefrin)


a. Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’.
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinu:
Epineprin 4mg/250ml
d. Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infuse yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infuse harus diberi label ‘konsentrasi yang digunakan
adalah ….’
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan vena
sentral
3. Dopamine dan dobutamin
a. Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip,
konsentrasi yang mirip, dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat
membedakan nama obat (misalnya: DOBUTamin, DOPamin)
b. Gunakan konsentrasi standar
c. Beri label pada pompa dan botol infuse berupa ‘nama obat dan dosisnya’

4. Kalsium Intravena (sebagai gluceptate, gluconate, atau chloride)9


a. CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif terhadap
jaringan
12

b. Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah kadar
fosfor serum dan albumin serum
c. Efek samping yang dapat terjadi:
1) Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan
bradiaritmia, terutama pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)
2) Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan tekanan
darah
3) Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang tidak
efisien
4) Rasio kalsium-fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan menyebabkan
presipitasi dan kerusakan organ
5) Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
6) Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram.
7) Lakukan pengecekan ganda

5. Insulin IV9
a. Singkatan‘u’ untuk ‘unit’ tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan singkatan.
b. Infuse insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ‘high alert’
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka.
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis UI di dalam spuit 1 cc, selalu
gunakan spuit insulin (khusus)
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin/
i. Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
1) Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
2) Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi
jarum suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk pertama kali
harus dicatat pada vial
13

6. Konsentrat elektrolit: injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi Kalium (klorida) ≥ 0,4
Eq/ml10
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat ( misalnya pada kecepatan melebihi 10 mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung.
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai IV push / bolus.
c. Hanya disimpan di apotek dan kamar operasi
d. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500ml.
e. Berikan label pada botol infuse: ‘larutan natrium hipertonik 3%’ (Tulisan
berwarna merah)
f. Protokol untuk KCl:
1) Indikasi infuse KCl
2) Kecepatan maksimal infuse
3) Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
4) Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
5) Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
6) Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
mendapat infuse KCl di jalur IV lainnya)
7) Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl IV, jika
diperlukan
8) Lakukan pengecekan ganda

7. Infuse narkose / opiat, termasuk infuse narkose epidural11


a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang
terkunci di apotik / unit farmasi dan di ruang perawatan pasien.
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia dalam
meresepkan obat.
c. Berikan label ‘high alert’: untuk infuse kontinu dengan konsentrasi non-standar
yang diberikan /diantarkan ke unit rawat, jika dperlukan sewaktu-waktu
d. Konsentrasi standar
1) Fentanil: 10 mcg/ml
e. Konsentrasi tinggi: (berikan label ‘konsentrasi tinggi’)
1) Fentanil (penggunaan ICU): 50 mcg/ml
f. Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti Kebijakan Titrasi.
14

g. Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area yang terdapat


kemungkinan menggunakan morfin
h. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
i. Hanya gunakan nama generik
j. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggungjawab
k. Lakukan pengecekan ganda

8. Agen sedasi IV (midazolam, propofol)


a. Setiap infuse obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
1) Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak: 5-10 menit
2) Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi

9. Infus Magnesium Sulfat13


a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi
standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam 100 ml larutan
isotonic / normal saline).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan
pompainfuse)

10. Agen blok neuromuscular (atrakurium)


a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti: kamar operasi, Ruang Rawat
Intensif (Pediatric Intensive Care Unit / Neonates Intensive Care Unit / Intensive
Care Unit), IGD, Cath Lab.
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat-obatan lainnya.
Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat di luar
kamar operasi.
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya, misalnya dengan kotak
berwarna, penyekatan, dan sebagainya.
d. Semua infuse agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan:
1) ‘peringatan: agen paralisis’
2) ‘dapat menyebabkan henti napas’
e. Lakukan pengecekan ganda
15

f. Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi (misalnya: vial,
spuit, dan sebagainya), pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas
direkam medis pasien.
g. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infuse dan
pengaturan pompa infuse
h. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia
i. Instruksi juga harus menyatakan ‘Pasien harus terpasang ventilator’
j. Jangan pernah menganggap obat-obatan ini sebagai ‘relaksan’
k. Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di-ekstubasi dan tidak
menggunakan ventilator lagi

11. Garam fosfat (natrium dan kalium)


a. Sebisa mungkin, berikan terapi pengganti fosfat melalui jalur oral
b. Berikan dalam bentuk natrium fostat, kapanpun memungkinkan
c. Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level / kadar fosfat inorganic pasien
dan faktor klinis lainnya.
d. Dosis normal kalium fosfat: tidak melebihi 0,32 mmol/kgBB dalam 12 jam. Dosis
dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl.
e. Selalu berikan via pompa infuse

12. PEMBERIAN HIGH ALERT MEDICATIONS PADA PEDIATRIK DAN


NEONATUS
a. High alert medications pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat-obatan
pada dewasa, dan obat-obatan di bawah ini :
1) Regicide (semua jalur pemberian)
2) Chloral hydrate (semua jalur pemberian)
3) Insulin (semua jalur pemberian)
4) Digoksin (oral dan IV)
5) Infuse dopamine, dobutamin, epinefrin, norepinefrin
b. Pemberian chloral hydrate untuk sedasi:

1) Kesalahan yang sering terjadi:


a) Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan: 250 mg/5ml dan 500 mg/5ml.
16

b) Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml), dan bukan dalam dosis
mg.
c) Pasien agitasi sering mendapat dosis multipel sebelum dosis yang pertama
mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan terjadinya overdosis.
2) Tidak boleh untuk penggunaan di rumah
3) Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif
sebelum dan setelah prosedur dilakukan. buatlah rencana resusitasi dan
pastikan tersedianya peralatan resusitasi.

c. Prosedur pemberian obat:


1) Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang berkualitas
(perawat, dokter, ahli farmasi)
2) Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara
kontinu infuse intravena untuk semua pasien pediatric yang dirawat. Berikan
label ‘konsentrasi …….’ untuk spuit atau botol infuse dengan konsentrasi
modifikasi.
3) Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan
memberikan obat
4) Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi
a) Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh
menggunakan satuan milliliter Jangan menginstruksikan penggunaan obat-
obatan ini sebagai rutinitas / jika perlu. Jika diperlukan pemberian obat
secara pro re nata (jika perlu), tentukan dosis maksimal yang masih
diperbolehkan (misalnya: dosis maksimal 500 mg perhari).
17

Tabel Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric,

Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3


KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100ml) (20 mEq/100ml),
hanya untuk infus vena sentral

Spesifik untuk pediatric / PICU


Dopamin 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml
(400 mcg/250ml) (800 mcg/250ml)

Dobutamin 200 mcg/ml 4000 mcg/ml


(500 mcg/250ml) (1 mg g/250ml)

Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml


(4 mg/250ml) (16 mg/250ml)

Norepinefrin 16 mcg/ml 32 mcg/ml 64 mcg/ml


(4 mg/250ml) (8 mg/250ml) (16 mg/250ml)

Insulin, regular 0,5 unit/ml 1 unit/ml


Spesifik untuk NICU
Dopamine 400 mcg/ml 800 mcg/ml 1600 mcg/ml
Dobutamin 500 mcg/ml 1000 mcg/ml 2000 mcg/ml
Epinefrin 20 mcg/ml 40 mcg/ml
Insulin, regular 0,1 unit/ml 0,5 unit/ml
Fentanil 4 mcg/ml 12,5 mcg/ml
18

BAB IV

DOKUMENTASI
Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (high-alert) salah satu langkah yang
harus dijalankan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, oleh karena
itu pelaksanaan penyimpanan dan penggunaaan obat high-alert harus dapat
dimengerti dan di jalankan oleh setiap pegawai yang terkait.
Dokumen yang terkait:
1. Panduan High alert
2. SPO Pendandaan dan penyimpanan obat-obatan dengan pengawasan high alert
medication
3. SPO Pendandaan dan penyimpanan obat-obatan dengan pengawasan lasa /norum (like
alook sound alike / nama obat rupa mirip).
4. SPO Pemberian obat-obatan dengan pengawasan high alert medication kepada pasien.
5. SPO Penyimpanan perbekalan farmasi di logistik farmasi.
6. SPO Penyimpanan larutan elektrolit dan konsentrat
7. SPO Penyimpanan Perbekalan Farmasi Di Unit Perawatan
8. SPO Supervisi Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Unit Perawatan
9. SPO Aturan penulisan resep.
19

REFERENSI

1. Wisconsin Patient Safety Institute. Model high-alert medications policy &


procedures.Wisconsin: WPSI; 2004.

2. Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high-alert


medications.ISMP; 2012.

3. The University of Kansas Hospital. High alert medication double-check.


Dalam:Medication management. Corporate Policy Manual. Volume 2. Kansas; 2010.

4. John Dempsey Hospital-Department of Pharmacy. High alert medications.


Dalam:Pharmacy practice manual. Connecticut: University of Connecticut Health
Center; 2008.

5. Cohen M, Kilo C. High-alert medications: safeguarding against errors. Dalam: Cohen M,


peny. Medication errors. USA: American Hospital Association, Health Research &
Educational Trust, Institute for Safe Medication Practices; 2002.

6. Regional Pharmacy Nursing Committee. Regional high-alert medication safety practices.


Regional Pharmacy and Terapeutic Committee; 2010.

7. Koczmara C. High alert medications: no room for errors. Kanada: ISMP; 2003.

8. Graham S, Clopp MP, Kostek NE, Crawford B. Implementation of a high-alert


medication program. The Permanente Journal. 2008;12:15-22.

9. Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO). High-alert


medications and patient safety. Int J Qual Health Care. 2001;13:339-40.

10. Cabral K, Wendler L. High alert medications, polypharmacy & avoidable


hospitalizations: Practice Improvement Series Meeting (PRISM). 2011.

11. Kane J. High alert medications policy. The University of Toledo Medical Center. 2011.

12. Colorado Foundation for Medical Care. Campaign intervention fact sheet: high alert
medications.

13. Medication Use Quality Committee. High alert medications: identification, double-check
and labeling. Saskatoon Health Region; 2009.
20

DAFTAR OBAT LASA IFRS RSU APRILLIA

NO NAMA OBAT LASA


1 AMLODIPIN 5 MG AMLODIPIN 10 MG
2 ALLOPURINOL 100 MG ALLOPURINOL 300 MG
3 ALPRAZOLAM 0.25 MG ALPRAZOLAM 0.5 MG
4 AMINOPHYLIN 100 MG AMINOPHYLIN 200 MG
5 AMOXICILLIN 125 DRY SYR AMOXICILLIN 125 DRY SYR
6 AMOXAN 125 SYR AMOXAN FORTE SYR
7 ATORVASTATIN 10 MG ATORVASTATIN 20 MG
8 BISOLVON SOLUTION BISOLVON ELIXIR
9 BUSCOPAN BUSCOPAN PLUS
10 CANDESARTAN 8MG CANDESARTAN 16MG
11 CAPTOPRIL 12.5 MG CAPTOPRIL 25 MG
12 CEFADROXIL 125 DRY SYR CEFADROXIL 250 DRY SYR (FORTE)
13 CEFILA 100 MG CEFILA 200 MG
14 CEFIXIM 100 MG CEFIXIM 200 MG
15 CEFSPAN 100MG CEFSPAN 200 MG
16 DIVASK 5 MG DIVASK 10 MG
17 ETHAMBUTOL 250 MG ETHAMBUTOL 500MG
18 GLIMEPIRID 1MG, 2MG GLIMEPIRID 3MG,4MG
19 IMUNOS SYR IMUNOS PLUS SYR
20 IMUNOS TAB IMUNOS PLUS TAB
21 INH 100 MG INH 300 MG
22 IRBESARTAN 150MG IRBESARTAN 300MG
23 LASAL SYR LASAL SYR (EXP)
24 LAPIBAL 250 MG LAPIBAL 500 MG
25 LAPICEF DRY SYR LAPICEF FORTE DRY SYR
26 LAPIFED SYR LAPIFED SYR (EXP)
27 LAPIFED SYR LAPIFED SYR (DM)
28 LAPIMOX 125 SYR LAPIMOX FORTE SYR
29 LIPITOR 10 MG LIPITOR 20 MG
30 L-BIO CAPSUL L-BIO SACHET
31 MAINTATE 2.5 MG MAINTATE 5 MG
32 MELOXICAM 7.5MG MELOXICAM 15 MG
33 METHYLPREDNISOLON 4MG METHYLPREDNISOLON 8 MG
34 METRIX 1MG,2MG METRIX 3MG
35 MERIMAC 450MG MERIMAC 600MG
36 MUCERA SYR MUCERA FORTE SYR
37 NEUROHAX TAB NEUROHAX 5000
38 PLANTACID SYR PLANTACID FORTE
21

39 PRORIS SYR PRORIS FORTE SYR


40 RIFAMPICIN 300MG RIFAMPICIN 450MG,600MG
41 SALBUTAMOL 2MG SALBUTAMOL 4MG
42 SANADRIL SYR EXP SANADRIL SYR DMP
43 SANMOL TAB SANMOL FORTE
44 SIMVASTATIN 10 MG SIMVASTATIN 20 MG
45 TAMOLIV 500 TAMOLIV 1000
46 THYAMICIN SYR THYAMICIN FORTE SYR

NO DAFTAR OBAT LASA (KEMASAN/RUPA MIRIP)


1 L-ZINC SYR LAPISIV SYR
2 LASAL SYR LACOPHEN SYR
3 LACOPHEN SYR LACOLDIN SYR
4 MUCERA SYR OPILAX SYR
5 INDEXON INJ PIRALEN INJ
6 LASIX INJ NOVALGIN
7 DEXAMETASON INJ ETASON INJ
8 DYPHENHIDRAMIN INJ INDEXON INJ
9 METRONIDAZOL INF LEVOFLOXACIN INF
10 RL INF SANBE NS INF SANBE
11 RL INF SANBE D5% INF SANBE

NO DAFTAR OBAT LASA (PENGUCAPAN MIRIP)


1 ASAM MEFENAMAT ASAM TRANEXAMAT
2 LAPICEF LAPIFED
3 THISLACOL TISMAZOL
4 LACTAFAR LACTAMOR
5
6
7
8
9
10
11
22

DAFTAR OBAT HIGH ALERT

NO NAMA OBAT
1 DIGOXIN
2 LIDOCAIN INJ
3 EPHINEPRIN INJ
4 CALCII GLUCONAS INJ
5 VASODRIN INJ
6 SYNTOCINON INJ
7 BUNASCAN INJ
8
9
10
11

Anda mungkin juga menyukai