Anggota kelompok
Murthada Abdillah (19174068)
Akbar Marsa (19174021)
Zia faradila (19174043)
Novera Rizka (19174046)
Putri Ayu Dewantari (19174026)
Bela Malika Yusuf (19174028)
Anita Wulan Tari (19174057)
M. Ryza Sah Putra (19174025)
Rila Mariefni (19174072)
Dina Fiddianti (19174073)
Trio Intan Purnama Selian (19174013)
Evaluasi Status Mental
1. Deskripsi Umum
a. penampilan 6. Sensorium dan Kognisi
b. perilaku dan aktivitas psikomotor a. kesadaran
c. sikap terhadap pemeriksa b. orientasi dan daya ingat
c. konsentrasi dan perhatian
2. Mood dan Afek d. kemampuan mebaca dan menulis
a. mood e. kemampuan visuospasial
b. afek f. pikiran abstrak
c. keserasian afek g. intelegensi dan kemampuan informasi
a. PENAMPILAN
• Dalam kategori ini, psikiater mendeskripsikan penampilan pasien dan kesan fisik keseluruhan
yang tercermin dari postur, pembawaan,pakaian, dan kerapihannya.
• Bila pasien secara khas tampak aneh,dokter dapat bertanya,’’Adakah orang yang
mengomentari penampilan anda?’’ “Bagaimana anda menggambarkan penampilan anda?’’
“Dapatkah anda membantu saya memahami pilihan anda dalam berpenampilan?’’
• Kategori ini merujuk kepada aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku motorik
pasien.Termasuk diantaranya adalah manerisme, tik, gerakan tubuh, kedutan, perilaku
stereotipik, ekopraksia, hiperaktivitas, agitasi, sikap melawan, fleksibilitas, rigiditas, gaya
berjalan, dan kegesitan.
• Gelisah, meremas-remas tangan, berjalan mondar-mandir, dan manifestasi fisik lain harus
dijelaskan.
• Retardasi psikomotor atau melambatnya pergerakan tubuh secara umum harus ditandai.
Semua aktivitas yang tidak bertujuan harus dideskripsikan.
A. Mood
• mood didefinisikan sebagai suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama,
yang mewarnai presepsi seseorsng terhadap kehidupannya.
• Pemeriksa dapat menilai suasana perasaan yang disampaikan pasien, dan ekspresi wajah,
prilaku motorik, atau bila perlu ditanyakan pada pasien tentang suasana perasaan yang
dialaminya.
• Mood dapat digambarkan dengan mod depresi putus asa, iritabel, cemas, marah, ekspansif,
euforia, kosong, bersalah, perasaan terpesona, sia-sia, ketakutan, kebingungan.
• Mood dapat labil, berfluktuasi, berubah ubah dengan cepat dan ekstrim (misalnya tertawa
keras dan kemudian pada saat tertentu berubah menangis dan putus asa).
lanjutan
B. Afek
• merupakan respon emosional saat sekarang, yang dinilai melalui ekspresi wajah,
pembicaraan, sikap dan gerak-gerik tubuh pasien.
• Afek mencerminkan situasi emosi sesaat, dapat bersesuaian dengan mood atau tidak.
• Penilaian terhadap afek dapat berupa afek normal dapat dilihat dari variasi ekspresi wajah,
intonasi sura, serta pergerakan tubuh. Ketika afek menjadi terbatas, maka luas dan intensitas
ekspresi pasien berkurang.
• Pada gambaran afek yang menumpul, terlihat intensitas ekspresi emosi berkurang lebih jauh.
Afek mendatar ditandai denga tidak adanya ekspresi afektif, intonasi bicara monoton, dan
ekspresi wajah datar.
lanjutan
C. Keserasian Afek
• Pemeriksa mempertimbangkan keserasian respons pasien terhadap topik yang sedang
didiskusikan dalam wawancara.
• Pasien mengekspresikan kemarahan atau ketakutan ketika menceritakan waham kejar, ini
menggambarkan afek serasi.
• Afek yang tidak serasi dapat terlihat contohnya pada seorang pasien skizofrenia yang
menceritakan tentang keinginan untuk membunuh dengan ekspresi afek yang datar.
Pembicaraan
• Pada bagian ini mendeskripsikan karakteristik gaya bicara pasien. Gaya bicara dapat
dideskripsikan berdasarkan kuantitas, laju produksi dan kualitasnya.
• Pasien dapat digambarkan sebagai banyak bicara, cerewet, fasih, pendiam, tidak spontan atau
terespon normal terhadap petunjuk dari pewawancara.
• Gaya bicara dapat berupa, Cepat, lambat, memaksa (pressure), ragu-ragu (hesitant), emosional,
monoton, keras, membisik (whispered), mencerca (slurred), komat- kamit (mumble), gagap,
ekolalia, intensitas, puncak (pitch), berkurang (ease), spontan, bergaya (manner), bersajak
(prosody). Gangguan bicara gagap,dimasukkan dalam bagian ini. Irama yang tidak biasa
(disprosodi) dan aksen apapun yang terdengar harus dicatat.
Persepsi
• Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi mengenai dirinya atau lingkungannya, dapat
dialami oleh seseorang.
• Sistem sensorik yang terlibat yaitu auditorik,visual dan olfaktorius/taktil, isi ilusi atau
halusinasi tersebut itu harus dijelaskan
• Situasi pada saat terjadinya pengalaman halusinasi penting diketahui : halusinasi hipnagonik
(terjadi pada saat pasien tdr) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat pasien terbangun)
merupakan jenis halusinasi yang tidak begitu penting dibandingkan tipe halusinasi lain.
• Halusinasi juga dapat terjadi pada saat stress tertentu oleh pasien secara individual.
Perasaan depersonalisasi dan derealisasi (perasaaan terlepas yang ekstrim dari diri atau
lingkungannya) merupakan contoh gangguan persepsi lain. Formikasi yaitu perasaan adanya
serangga yang merayap pada ayau di bawah kulit dapat ditemukan pada kokainisme.
lanjutan
Contoh pertanyaan yang digunakan untuk
menggali pengalaman halusinasi yaitu:
Pikiran yang normal adalah bertujuan terangkai dan berurutan dengan hubungan yang logis.
Penilaian gangguan bentuk pikiran didapat dari penilaian pembicaraan pasien selama
wawancara dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu gangguan asosiasi dan
gangguang kecepatan.
a. Kesadaran
• Kesadaran berkabut atau menumpul seringkali bukan merupakan suatu keadaan mental yang
menetap. Pasien biasanya menunjukkan fluktuasi tingkat kesiagaan terhadap lingkungan
sekitar. Pasien yang terganggu tingkat kesadarannya juga sering menunjukkan gangguan
orientasi meski sebaliknya tidak selalu benar.
• Beberapa istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kesadaran pasien adalah
berkabut, somnolen,stupor, koma, letargi, kesiagaan dan keadaan fugue
b. Orientasi dan daya ingat
Orientasi
• Gangguan orientasi biasanya di bagi berdasarkan waktu, tempat dan orang. Adanya
kelainan biasanya tampak sesuai urutan ini ( sensasi waktu lebih dahulu terganggu sebelum
sensasi tempat) demikian juga saat pasien membaik, gangguan menghilang dalam urutan
terbalik.
• Apabila pada pasien yg dirawat kita perlu menanyakan, apakah mereka tahu sudah berapa
lama di rawat?. Pada pertanyaan mengenai orientasi pasien terhadap tempat, tidak cukup
bila pasien hanya mampu menyebutkan nama dan lokasi rumah sakit, mereka juga harus
berlaku seolah mereka benar-benar tahu dimana mereka berada.
• Pada orientasi terhadap orang, pemeriksa harus menanyakan apakah pasien mengetahui
nama-nama orang sekitarnya dan apakah mereka memahami perannya dalam menjalani
hubungan dengan orang tersebut, dan juga perlu dtanyakan apakah ia mengetahui siapa
pemeriksa?. Apabila pada kasus yang parah, pasien dapat tidak mengenali dirinya sendiri.
lanjutan
Daya ingat
Fungsi ingatan dibagi 4 area : ingatan jangka panjang, menengah dan pendek, serta retensi
ingatan segera dan pengingatan (recall)
• Ingatan jangka pendek dapat diperiksa dengan menanyakan pasien mengenai selera makan
dan apa yang dimakan saat sarapan atau makan malam sebelumnya. Pada poin ini pasien
juga dapat dimintai untuk mengingat nama pemeriksa
• Untuk menguji retensi ingatan segera, dapat dilakukan dengan menyuruh pasien menyebut 6
angka secara berurutan dan kebalikannya.
• Ingatan jangka panjang diuji dengan menanyakan pada pasien ttg informasi masa kanak-
kanaknya yang dapat diuji kebenarannya kemudian.
• Pada ingatan menengah, diuji dengan meminta pasien untuk mengingat berita paling
terbaru selama beberapa bulan terakhir.
lanjutan
• Pada gangguan kognitif, sering kali ingatan jangka pendek yang terganggu lebih dulu dan
ingatan jangka panjang tergangu belakangan. Bila terdapat gangguan, adakah usaha yang
dilakukan untuk mengatasi atau menutupinya? Apakah digunakan penyangkalan,
kontabulasi, dan reaksi katasforik atau sirkumstansialitas untuk menutupi defisit ini?
• Reaksi terhadap kehilangan ingatan dapat memberi petunjuk penting tentang kelainan yang
mendasari sebagai mekanisme toping
• Sebagai contoh, seorang pasien yang tampak memiliki gangguan ingatan namun pada
kenyataanya sedang mengalami depresi, cenderung lebih memikirkan kehilangan ingatannya
daripada seseorang yang menderita hilang ingatan akibat demensia
lanjutan
• Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan, gangguan kognitif, ansietas,
depresi dan stimulus internal seperti halusinasi auditorik semuanya dapat berperan
menyebabkan ganguan konsentrasi.
• Untuk menilai konsetrasi pasien, dapat dinilai dengan kemampuan pasien mengurangkan 7
dari 100 dan terus menguranginya dengan kelipatan 7 ? Bila pasien tidak dpat mngurangi
dengan kelipatan 7 mampukah ias melakukannya dengan kelipatan 3? Dapatkan dia
mneyelesaikan tugas yang lbih mudah 4x9, 5x4?
• Perhatian (atensi) diperiksa dengan cara berhitung atau meminta pasien untuk mengeja kata
dunia (atau kata lain) secara terbalik. Pasien juga dapat diminta untuk menyebutkan 5 nama
benda yang dimulai dengan huruf tertentu
d. Kemampuan membaca dan menulis
• pasien harus diminta untuk membaca suatu kalimat (contohnya “pejamkan matamu”)
kemudian mengerjakan hal yang diperintahkan pada kalimat tersebut. Pasien juga diminta
untuk menulis kalimat sederhana tapi lengkap
e. Kemampuan visospasial
• pasien diminta untuk menyalin suatu gambar: misalnya bagian depan jam dinding atau
segilima bertumpuk
f. Pikiran abstrak
• ketepatan jawaban dan cara memberikan jawaban harus dicatat. Pada reaksi katarforik,
pasien dengan kerusakan otak menjadi sangat emosional dan tidak dapat berfikir secara
abstrak
lanjutan
• Intelegensi pasien berhubungan dengan kosa kata dan pengetahuan umum yang dimilikinya
seperti nama presiden saat ini dan informasi-informasi terkini.
• Pendidikan status ekonomi pasien juga perlu dicatat untuk penilaian ini. Kemampuan untuk
memahami konsep yang canggih juga merefleksikan kemampuan intelegensi, bahkan tanpa
adanya pendidikan formal atau sumber informasi yang luas. Sehingga psikiater memperkirakan
kemampuan intelektual dan kemampuan untuk berfungsi berdasarkan tingkat bakat dasar
pasien.
Pengendalian impuls
• Pemeriksaan pengendalian impuls penting dalam memastikan kesadaran pasien
tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang
kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain.
Selama berlangsungnya pencatatan riwayat, psikiater harus mampu mengkaji aspek kemampuan pasien
untuk melakukan penilian sosial.
✓ Apakah pasien memahami kemungkinan akibat perilakunya dan apakah pasien terpengaruh oleh
pemahaman tersebut?
✓ Dapatkah pasien meramalkan apa yang akan dilakukannya dalam suatu situasi imajiner? Contohnya,
apa yang akan dilakukan pasien ketika ia mencium asap dalam suatu gedung bioskop yang penuh
sesak?
Tilikan
• Tilikan (insight) adalah tingkat kesadaran dan pemahaman pasien akan penyakitnya. Pasien dapat
menunjukkan penyangkalan total akan penyakitnya atau mungkin menunjukkan sedikit kesadaran
kalau dirinya sakit namun menyalahkan orang lain, faktor eksternal, atau bahkan faktor organik.
• Mereka mungkin menyadari dirinya sakit, namun menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang
asing atau misterius di dalam dirinya.
lanjutan
Contoh kasus
Seorang pria berusia 18 tahun, datang ke UGD
dengan anggapan bahwa dirinya dikendalikan
oleh komputer pesawat ruang angkasa yang mirip
Enterprise, yang merupakan elaborasi dari serial
tv "Star Trek". Ia percaya bahwa semua pikiran,
tindakan, dan perasaannya telah dipogram di
dalam pesawat ruang angkasa tersebut, yang
jaraknya bertahun-tahun cahaya, oleh karena itu,
tidak dapat dideteksi oleh orang lain.
lanjutan
Tilikan intelektual tampak ketika pasien mampu mengakui bahwa dirinya sakit dan
menyadari bahwa kegagalan mereka untuk beradaptasi sebagian disebabkan oleh
perasaan mereka sendiri yang tidak rasional.
Tilikan emosional sejati muncul ketika kesadaran pasien akan motif dan perasaan
terdalamnya menyebabkan perubahan kepribadian atau pola perilaku.
lanjutan
Ringksana tilikan