Anda di halaman 1dari 44

KEDARURATAN

PSIKIATRIK
Batasan

 Kedaruratan psikiatrik:
 Gangguan alam fikiran, perasaan atau perilaku yang
membutuhkan intervensi terapeutik segera

 Penyebab:
 Bertambahnya tindak kekerasan, perubahan perilaku dan
jiwa akibat penyakit organik, serta epidemi dari gangguan
penggunaan zat seperti alkoholisme dsb.
Pertimbangan Diagnostik dan Terapi

 Diagnosis
 Tdk diharapkan sbg upaya sempurna, tetapi harus
mengarah pada beberapa hal yg penting.

 Px. Toksikologik, ro. Thoraks, EKG dan px. Lab. – harus


segera

 Status os lama, dan info dari sumber lain, seperti


keluarga, polisi dll – harus dikumpulkan sebelum
membuat keputusan tindakan
Pertimbangan Diagnostik dan Terapi

 Terapi
 Bila pengobatan atau pengekangan harus dilakukan
–segera lakukan sesuai dengan asas
penanggulangan yang maksimum dengan sedasi
minimal.

 Tujuan:
▪ Pemulihan kemampuan pengendalian diri, meringankan
nyeri, dan mempermudah pelaksanaan evaluasi hingga
selesai.
Pertimbangan Diagnostik dan Terapi

 Terapi
 Antipsikotik dosis rendah dengan potensi tinggi
kerja cepat dan batas keamanan yg besar.
 Benzodiazepin IM memiliki daya kerja pendek.
Kombinasi keduanya sangat efektif.
 Pemberian IV – RISIKO 

 Tindakan hati-hati – PENTING


Pertimbangan Diagnostik dan Terapi

 Terapi
 Kesalahan medikasi (sering terjadi):
▪ Medikasi terlalu kuat (potensi kuat atau dosis tinggi) –
tertundanya penilaian dan tindakan lanjutan
▪ Medikasi inadekuat (potensi lemah atau dosis rendah) –
os menjadi agitatif atau disrutif
▪ Penggantian medikasi terlalu dini
Wawancara
Kajian Umum dalam Evaluasi Pasien
I. Melindungi diri
Ketahui sebanyak mungkin informasi os sebelum menemui,
Serahkan tindakan fiksasi pada tim yg terlatih, waspada perilaku kekerasan, perhatikan
keamanan fisik sekitar (pintu keluar, peralatan ruang), bila perlu ketika wawancara
ditemani,
Ciptakan suasana persahabatan (jangan mendesak atau mengancam os dengan psikosis
paranoid)
II. Mencegah cedera
Cegahlah cedera-diri dan bunuh diri
Cegahlah tindakan kekerasan terhadap orang lain
III. Singkirkan kemungkinan GMO
IV. Singkirkan kemungkinan timbulnya psikosis
 Evaluasi tanda, riwayat dan gejala dari risiko bunuh diri
 Riwayat percobaan atau gagasan bunuh diri; ansietas, depresi, dan anergi; situasi
yang mendukung kearah bunuh diri; prihatin akibat bunuh diri anggota keluarga;
gagasan bunuh diri yang diucapkan; mempersiapkan surat wasiat, menarik diri
setelah depresi agitatif; krisis hidup yang berat, seperti berkabung, atau menghadapi
pembedahan; riwayat bunuh diri pada keluarga; pesimisme atau keputus-asaan yang
meluas

 Evaluasi (nilai dan ramalkan) tindak kekerasan


 Tanda ancaman: tindakan kekerasan yang baru terjadi; ancaman verbal maupun
fisik; membawa sajam atau benda lain; agitasi psikomotor meningkat; intoksikasi
alkohol atau zat; gambaran paranoid pada os psikotik; halusinasi auditorik tindak
kekerasan; GMO; os gaduh katatonik; mania; depresi agitatif; gangguan kepribadian
(mudah marah, tindak kekerasan atau impuls tidak terkendali)
 Nilai risiko tindak ancaman: gagasan, demografika, riwayat dan stressor yang
berat
Riwayat Psikiatrik

 Identifikasi demografik singkat

 Keluhan utama

 Riwayat penyakit sekarang

 Penyakit sebelumnya

 Riwayat pribadi sebelumnya (premorbid)

 Riwayat keluarga
Pemeriksaan Status Mental

I. Gambaran umum
a. Penampakan
b. Perilaku dan kegiatan psikomotor
c. Sikap terhadap pemeriksa
II. Emosi dan afek
a. Emosi
b. Afek
c. Keserasian
III. Bicara
IV. Gangguan persepsi
a. Proses atau bentuk fikir
b. Isi fikir
V. Alam pikiran
VI. Sensorium dan daya kognitif
a. Kesiagaan dan taraf kesadaran
b. Orientasi
c. Daya ingat
d. Konsentrasi
e. Pikiran abstrak
f. Luasnya informasi dan intelegensia
VII. Pengendalian impuls
VIII.Insight (daya mempertimbangkan dan tilikin diri)
IX. Kesimpulan (kejujuran dan penyangkalan os)
Gambaran Umum

1. Penampakan
 Gambaran penampilan os, kemampuan merawat/penelantaran diri
serta kesan menyeluruh
2. Perilaku dan kegiatan psikomotor
 Aspek kuantitatif dan kualitatif
 Contoh: hiperaktif, agitasi, agresif, meremas-remas tangan, mondar-
mandir, retardasi psikomotor, mutisme
3. Sikap terhadap pemeriksa
 Contoh: tidak kooperatif, bersahabat, merayu, defensif, mengelak,
ragu.
Emosi dan Afek

1. Emosi
 Alam perasaan yang bertahan dan meresapi suasana hati yang
mewarnai persepsi tentang dunia luarnya
 Contoh: depresi, putus asa, mudah tersinggung, cemas, marah,
ekspansif, euforik, kosong, takut, labil
2. Afek
 Manifestasi eksternal dari daya respons emosi
 Dapat serasi atau tidak serasi dengan emosi. Dapat normal, sempit,
tumpul atau datar
3. Keserasian
 Hubungan respons emosi os dengan masalah yang sedang dibahas
Bicara

 Arus bicara bisa cepat, lambat, bertubi-tubi, ragu, dramatik,


monoton, nada keras, berbisik, pelo, terputus-putus atau
berguman
Gangguan Persepsi

 Halusinasi dan ilusi terhadap diri dan lingkungan

 Sistem sensorik yang terlibat (auditorik, visual, taktil atau


olfaktorik), serta
 Isi halusinasi  harus dicatat
Alam Pikiran

Proses atau bentuk pikir Isi pikir


 Asosiasi longgar (loosening of  Waham (delusi)
associations) atau pikiran  Paranoia
menyimpang (derailment)  Preokupasi (berhubungan dengan
 Flight of ideas penyakit pasien)
 Tangensialitas  Obsesi dan kompulsi
 Sirkumstansialitas  Fobia
 Inkoheren (word salad)  Suicide or homicide ideas
 Neologisma (kata baru oleh pasien)  Miskin isi pikir
 Clang association (asosiasi suara),
association by rhyming
 Punning (bermain kata-kata),
association by double meaning
 Thought blocking (pikiran terhenti)
 Vague thought (pikiran samar)
Sensorium dan Daya Kognitif

1. Kesiagaan dan taraf kesadaran


2. Orientasi
3. Daya ingat
4. Konsentrasi
5. Pikiran abstrak
6. Luasnya informasi dan intelegensi
Pengendalian Impuls

 Pengendalian impuls seksual, agresif dan lainnya


Daya mempertimbangkan dan
tilikan diri
 Daya mempertimbangkan
 Kemampuan pasien untuk membuat pertimbanan sosial
 Apakah os menyadari akibat perilakunya dan apakah os terpengaruh
oleh keadaan tersebut

 Daya tilikan diri


 Taraf kesadaran dan pengertian pasien terhadap alasan dan terjadinya
peristiwa yang menimpanya saat ini
Pemeriksaan Neurologik Dasar

I. Fungsi korteks tertinggi

II. Fungsi motor, sensorik, dan refleks

III. Saraf kranial dan pasca-indera


Fungsi Korteks Tertinggi
 Pengamatan
 Perilaku, emosi dan afek, bicara dan bahasa, mutu artikulasi, pilihan
kata, koherensi pikir, daya perhatian, waktu memberi respons, daya
ingat untuk berbagai peristiwa

 Pemeriksaan spesifik
 Orientasi (time, place, n person)
 Daya perhatian, konsentrasi n daya ingat
 Daya ingat spesifik
 Bicara dan bahasa, pilihan kata, n artikulasi
 Visual-spatial n visual motor
Fungsi Motor, Sensorik, dan Refleks

 Pengamatan
 Cara jalan, cara berdiri, ada/tidak tremor, gerakan tak berkehendak,
abnormalitas tonus otot,

 Pemeriksaan spesifik
 Angkat dan luruskan kedua lengan, gerakan ulang yang cepat,
menyentuh hidung dan jari tangan pemeriksa, mengancing baju,
membuka dan mengunci peniti, berdiri di atas telapak/tumit kaki,
refleks: biceps, triceps, supinator, patela, akiles, plantar
Saraf Kranial dan Pasca-Indera
 Pengamatan
 Simetri otot wajah, ekspresi wajah, gerakan lidah-mulut-dagu-mata-
wajah, gerak bola mata dan ukuran pupil, mampu dengar ucapan
dan suara, serta menghirup bau yang umum

 Pemeriksaan spesifik
 Hirup: bau sabun, kopi, tembakau, vanila
 Lihat: lap. pandang, pupil, gerakan bola mata, fundus optikus
 Dengar: garpu tala, audiogram
 Wajah: sensasi dan muskular
 Lidah: perubahan warna, hilang papil, atrofi, fasikulasi
 Dagu: refleks hisap dsb
Gambaran Klinis Kemungkinan Gangguan Organik
1. Onset akut (jam-menit, gejala lain menonjol)
2. Episode pertama
3. Usia lanjut
4. Penyakit atau cedera yg sedang diderita
5. Penggunaan zat cukup banyak
6. Gangguan persepsi non-auditorik
7. Gejala neurologik – pingsan, kejang, cedera kepala, perubahan pola nyeri kepala,
perubahan peglihatan
8. Tanda status mental klasik – menurunnya kesiagaan, disorientasi, gangguan daya ingat,
gangguan konsentrasi dan perhatian, diskalkulia, kebulatan gagasan
9. Tanda status mental lain – daya bicara, gerak atau cara jalan
10. Apraksia konstitusional – kesulitan menggambar sebuah jam, kubus, pentagon
bertumpu
11. Gambaran katatonik – telanjang, negatifisme, siap untuk berkelahi (agresif), kaku,
mannerisme, fleksibiltas serea, ekopraksia, ekolalia, senyum-senyum sendiri, mutisme
Kondisi organik yang sering datang
ke UGD Psikiatrik
 Hipertiroidime  AIDS
 Hipotiroidisme  Cedera ambulatorik
 Hipoglikemia  Hiponatremia
 Hiperglikemia  Ca pankreas
 Neoplasma otak  Cushing’s syndrome
 Tumor otak lobus frontalis,  Insufisiensi adreno-kortikal
parietal, oksipital, atau  Gangguan kejang
temporal  SLE
 Tumor serebeli  Ensefalopati hepatikum
 Trauma kepala  dll
Evaluasi Pasien
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Infestasi ginjal Anemia


Ekskoriasi kulit akibat infeksi sekunder
Dehidrasi Anemia
Gangguan elektrolit
HIV (+)
VDRL (+)
CXR, PPD (+)
Selulitis Demam

Gangren Peningkatan eritrosit

Batuk Demam

Sesak nafas CXR, PPD (+)


HIV (+)
Nafas bau alkohol Abnormalitas LFT

Spider nevi Peningkatan tensi dan nadi

Halusinasi visual & taktil Demam


Peningkatan alkohol darah
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Intoksikasi zat

Perubahan pupil Pemeriksaan urin (+)


Somnolensi atau agitasi Tensi, nadi dan suhu labil
Diorientasi
Labilitas emosi dan afek
Halusinasi visual dan taktil
Intoksikasi antikolinergik

Keringat banyak Tekanan darah, nadi meningkat


Pupil melebar Demam
Wajah memerah Suara usus menghilang
Mulut kering
Disorientasi dan agitasi
Halusinasi visual dan auditorik
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Demensia HIV (+)


VDRL (+)
LFT abnormal
CT scan abnormal
LP abnormal
B12/folat abnormal
Urobilinogen abnormal
Disorientasi Toksikologi urin (+)
HIV (+)
TFT abnormal
LFT abnormal
Gula darah abnormal
Nilai toksik litium
Gangguan elektrolit
Tensi dan nadi meningkat
Demam
Gangguan CBC
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Somnolens, stupor dan koma Reaksi cepat dengan nalokson


Reaksi cepat dengan infus glukosa
Gula darah abnormal
Toksikologi zat (+)
CT scan abnormal
LP abnormal
Nilai toksik litium
Nilai toksik antidepresan
Gangguan elektrolit
LFT abnormal
CPK meningkat
Reaksi distonik Awal penggunaan atau meningkatnya dosis
Akitisia antipsikotik
Pesudoparkinsonisme
Note:
BUN: blood urea nitrogen CXR: chest X-ray
CBC: complete blood count ECG: elelctrocardiography
CR: creatinine HIV: human imunnodeficiency virus
CT: computed tomography LFT: liver function test
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Sindroma neuroleptik maligna

Rigiditas otot hebat Tensi labil


Palpitasi Demam
Diaforesis Nadi meningkat
Agitasi CPK meningkat
Disorientasi (kemungkinan) Mioglobinuria
Gagal nafas (kemungkinan) Gagal ginjal
Stupor dan koma Embolisasi paru-paru
Toksisitas litium

Tremor UA, BUN dan CR abnormal


Ataksia Gangguan elektrolit
Muntah Leukositosis
Diare hebat TFT abnormal
Kejang ECG abnormal
Disorientasi
Hiperrefleksia
Diartria
Koma
Gejala yang sering ditemukan pada pasien darurat psikitrik

Tanda dan Gejala Penemuan Terkait

Kejang Nilai toksik litium


Nilai toksik antidepresan
Dosis antipsikotik tinggi
Toksikologi urin (+)
HIV (+)
Gula darah abnormal
CT scan abnormal
LP abnormal
Demam
Pusing (dizzines) Hipertensi ortostatik
Nilai antidepresan meningkat
Nilai CPZ meningkat
Nilai litium meningkat
Anemia
Gangguan elektrolit
Note:
LP: lumbar puncture UA: urinalysis
PPD: purified protein derivate of tuberculine VDRL: veneral disease research laboratory
TFT: thyroid function test WBC: white blood count
Terapi farmakologi jangka pendek terhadap tindak
kekerasan pada anak dan remaja

Obat Dosis anak (6-12 tahun) Dosis remaja dan dewasa


(> 12 tahun)
Haloperidol 0,5-1 mg oral 1-5 mg oral
IM tidak dianjurkan 2-5 mg IM, boleh diulang
dalam 1 jam
Klorpromazin 0,25 mg/kg oral 50-100 mg oral
0,5 mg/kb IM 25 mg IM, boleh diulang
dalam 1 jam
Flufenazin Tidak dianjurkan 1-5 mg oral
2-5 mg IM
Lorazepam Tidak dianjurkan 1-2 mg oral, boleh diulang
dalam 1 jam
2-4 mg IM, boleh diulang
dalam 1 jam
Natrium amobarbital Tidak dianjurkan 250 mg IMb
ANSIETAS
SKIZOFRENIA KATATONIK
 Tipe skizofrenia dengan ketegangan otot (katatonia),
negatifisme, dan stupor atau gaduh

 Gambaran klinis: mutisme, gaduh, fleksibilitas serea,


stupor, stupor-furor, negatifisme, manerisme dan
stereotipik.

 Diagnosis banding: koma e.c. organik, psikosis toksik,


spastisitas (kekakuan) dan akinesia e.c. antipsikotika,
gangguan konversi, keadaan disosiatif, berpura-pura
(malingering), dan gangguan buatan (factitious disorder)
Kriteria Diagnostik Skizofrenia Katatonik – DSM-III-R
Satu tipe skizofrenia yang secara klinis didominasi oleh salah satu gejala di bawah ini:
1. Stupor katatonik: penurunan yang mencolok dalam reaksi terhadap
lingkungan dan/atau pengurangan dari gerakan spontan atau aktivitas) atau
mutisme
2. Negatifisme katatonik: perlawanan tanpa motif terhadap perintah atau usaha
untuk menggerakkan
3. Kekakuan katatonik: mempertahankan suatu postur kaku terhadap semua
usaha untuk menggerakkan
4. Gaduh katatonik: gerakan motorik hebat, tidak bertujuan dan tidak disebabkan
oleh rangsangan luar
5. Postur katatonik: mempertahankan dengan sengaja satu kedudukan tubuh
tidak wajar atau aneh (bizzare)
 Terapi obat
 Antipsikotika:
▪ Flufenazin (Prolixinin, Anatensol) 2-5mg IM,
▪ Haloperidol (Haldol) 2-5mg IM,
▪ Tiotiksen (Navane) 5mg IM, atau
▪ Trifluoperazine (Stelazine) 5mg IM
 Lorazepam (Ativan) 1-2mg IM tiap 4-6 jam
bermanfaat untuk katatonia

Anda mungkin juga menyukai