Anda di halaman 1dari 20

BIMBINGAN OSCE PSIKIATRI

1. Aspek penilaian:

1. Anamnesis

Keluhan utama:
Anamnesis :
1. Riwayat Penyakit sekarang
2. Keluhan lain terkait keluhan utama
3. Hal-hal yang memperburuk keluhan
4. Riwayat pengobatan sekarang
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Faktor keturunan/riwayat keluarga
7. Faktor pencetus
8. Faktor organic
9. Faktor premorbid
10. Kebiasaan

2. Diagnosis dan diagnosis banding

3. Terapi non farmakologis


KIE :
1. Keluhan yang ada adalah karena gangguan neurotransmitter di saraf otak
2. Dapat terjadi karena berbagai sebab dan pencetus, misalnya berbagai penyakit
psikiatrik, juga berbagai kondisi psikis
3. Dapat diatasi dengan pemberian obat dan non obat, patuh pada aturan pemakaian obat,
bila diperlukan akan dilakukan penanganan non-obat
4. Akan dirujuk ke dokter spesialis jiwa bila: tidak ada perkembangan atau kemajuan
berarti dalam 3 bulan

4. Terapi farmakologis / Coping Mekanisme

5. Komunikasi
Kandidat menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan prinsip
berikut:
1. membina hubungan baik dengan pasien secara verbal, non-verbal (ramah,
terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah,
respon)
2. memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
3. melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik,
memberikan kesimpulan, pengarahan tentang
anamnesis/pemeriksaan/tindakan yang akan dilakukan, kelanjutan pengobatan
dan rujukan
6. Profesionalisme
1. Meminta izin menulis, menjaga kerahasiaan dan melakukan dibawah ini
secara lengkap
2. Melakukan anamnesis dengan berhati-hati dan teliti, respek, kasih, caring,
tanggung jawab, etika, sensitif terhadap kultur, usia, jenis kelamin dan
disabilitas
3. Memperhatikan kenyamanan pasien
4. Melakukan anamnesis/pemeriksaan/tindakan sesuai prioritas
5. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien

2. Baca soal dan perintah sebelum masuk ruang ujian


3. Baca sekali lagi soal dan perintah yang tertulis di meja
4. Di depan anda duduk seorang atau dua orang sebagai pasien
5. Perkenalkan nama anda sebagai dokter yang bertugas saat itu (“Selamat pagi/siang,
perkenalkan saya dr….yang saat ini sedang bertugas”) sambil mengulurkan tangan
untuk berjabat tangan dengan mengangguk menunjukkan rasa hormat kepada pasien.
6. Tanyakan siapa yang akan berobat jika ada lebih dari satu orang yang ada di depan
anda (mohon maaf diantara anda berdua siapa yang akan memeriksakan diri?)
7. Sampaikan bahwa dalam pemeriksaan, anda sebagai dokter akan mencatat beberapa
hal yang penting, akan tetapi semua ini adalah rahasia pemeriksa dan pasien (“selama
pemeriksaan ini, saya akan menulis beberapa hal yang penting, tetapi ini semua
menjadi rahasia kita saja, apakah diijinkan?)
8. Tanyakan identitas pasien: nama, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, sudah
menikah atau belum, jumlah anak
9. Tanyakan kepada pasien siapa yang mengantar pasien (dokter bisa diperkenalkan siapa
ini yang mengantar?)
10. Menanyakan keluhan utama (ada yang bisa saya bantu, keluhan apa yang membuat
anda memeriksakan diri?)
11. Sejak kapan keluhan itu timbul (sejak kapan yang gangguan ini muncul?)
12. Setelah pasien atau keluarga pasien mengatakan keluhan utama, gali informasi
selanjutnya yang berasal dari keluhan utama
a. Sulit tidur :
i. sulit mengawali tidur atau bisa tidur kemudian mudah terbangun dan
sulit untuk tidur kembali (depresi)
ii. sulit mengawali tidur karena mendengar suara-suara bisikan yang
menggangu (psikosa)
iii. sulit tidur karena berdebar-debar, keringat dingin, khawatir terhadap
sesuatu (cemas)
iv. sulit tidur tetapi beraktifitas dan keesokan harinya masih tetap fresh
(bipolar episode manik)
v. terbangun dari tidur karena mimpi buruk peristiwa yang pernah terjadi
(post traumatic stress disorder)
b. jika sulit tidur karena depresi, gali tanda depresi yang lain (afek depresi, hilang
minat, mudah lelah, merasa putus asa, nafsu makan menurun, konsentrasi
menurun. Ini semua ada maka depresi. Lanjutkan episode depresi yang mana,
apakah ada keluhan sakit di badan (jika ada dx: episode depresi sedang dengan
gejala somatik), lanjutkan apakah setelah itu juga mendengar suara-suara
bisikan yang tidak ada sumbernya (jika ada dx: episode depresi berat dengan
gejala psikotik).
c. Jangan hanya berhenti pada depresi tanyakan apakah selain itu pada waktu
yang bersamaan ada perasaan khawatir, was-was, berdebar-debar, keringat
dingin, seperti mau pingsan. Jika ada maka dx: gangguan campuran cemas dan
depresi
d. Jika tidak ada cemas, lanjutkan dengan eksplorasi, apakah di lain waktu justru
sebaliknya mengalami rasa penuh energi, tidak mudah lelah, sulit tidur tetapi
keesokan harinya tidak lelah (sulit tidur pada depresi paginya lelah) , banyak
ide-ide dalam pekerjaan, suka berbelanja, grandiosity. Maka diagnosanya
adalah Bipolar episode kini depresi
e. Jika gejala diatas tidak ada semua, hanya sulit tidur, pertajam lagi dengan
pertanyaan, apakah pernah ada riwayat pemakaian obat-obat terlarang,
alkohol, riwayat penyakit dahulu (hipertensi, diabetes melitus, stroke, trauma
kepala, kejang). Jika tidak ada maka dx: insomnia non organic

13.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL HAL YANG HARUS DIKERJAKAN
I. Deskripsi Umum
A. Penampilan (istilah yang biasa Mengamati bentuk tubuh, postur,
digunakan: tampak sehat, sakit, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut,
agak sakit, kelilhatn tua, kelihatan dan kuku, tanda kecemasan
muda, kusut, seperti anak-anak,
kacau, dsb).
Mengamati dan/atau memeriska cara
B. Perilaku dan aktivitas psikomotor
berjalan, gerakan dan aktivitas pasien
(termasuk disini adalah
saat wawancara
manerisme, tiks, gerakan
stereotipik, hiperaktivitas, agitasi, Mengamati dan merasakan sikap dan
retardasi, fleksibilitas, rigiditas, jawaban pasien saat wawancara
dll). psikiatrik
C. Sikap terhadap pemeriksa (bekerja
sama, bersahabat, menggoda,
apatis, bermusuhan, merendahkan,
dll).

II. Mood dan Afek


A. Mood (adalah emosi yang meresap Menanyakan tentang suasana perasaan
dan terus menerus mewarnai pasien.
persepsi seseorang terhadap dunia. “Bagaimana perasaan anda akhir-akhir
Digambarkan dengan depresi, ini?” (pertanyaan terbuka)
kecewa, mudah marah, cemas, “Apakah anda merasa sedih?”
(pertanyaan tertutup)
euforik, meluap-luap, ketakutan,
dsb.)
Mengamati variasi ekpresi wajah, irama
B. Afek (adalah respon emosional
pasien yang tampak, digambarkan dan nada suara, gerakan tangan, dan
sebagai meningat, normal, pergerakan tubuh.
menyempit, tumpul dan datar)
C. Keserasian (serasi afek atau tidak
serasi afek Mengamati keserasian respon emosional
(afek) terhadap masalah subjektif yang
didiskusikan pasien.
III. Pembicaraan
(digambarkan dalam kecepatan produksi Mengamati selama proses wawancara
bicara, dan kualitasnya, seperti banyak Logorrhea: bicara yang banyak sekali,
bicara, tertekan, lambat, gagap, bertalian dan logis
disprosodi, spontan, keras, monoton, Flight of idea: pembicaraan dengan
mutisme, dsb.) kata-kata yang cepat dan terdapata
loncatan dari satu ide ke ide yang lain,
ide-ide cenderung meloncat/ sulit
dihubungkan.
Asosiasi longgar: pergeseran gagasan-
gagasan dari satu subjek ke subjek lain
yang tidak berhubungan, jika berat,
pembicaraan menjadi kacau atau
membingungkan (inkoheren)
IV. Gangguan Persepsi
(halusinasi, ilusi, depersonalisasi, Menanyakan tentang gangguan persepsi
derealisasi) yang pernah atau sedang dirasakan oleh
pasien.
“Apakah anda pernah mendengar suara
atau bunyi lain yang tidak dapat didengar
oleh orang lain?”
“Apakah anda dapat atau pernah melihat
sesuatu yang tampaknya tidak dilihat
orang lain?”
V. Pikiran Menanyakan sesuatu permasalahan
A. Proses atau bentuk pikiran untuk menilai bentuk dan isi pikiran
(termasuk disini realistik, non pasien.
realistik, autistik, irasional, dll) Waham kejar: “Apakah anda merasa
B. Isi pikiran (termasuk waham, orang-orang memata-matai anda?”
prokupasi, obsesi, fobia, dsb.) Waham cemburu: “Apakah anda takut
pasangan anda tidak jujur?” “Bukti apa
yang anda miliki?”
Waham bersalah: “Apakah anda
merasa bahwa anda telah melakukan
kesalahan yang berat?” “Apakah anda
merasa pantas mendapat hukuman?”
Waham siar pikir: “Apakah anda
merasa pikiran anda disiarkan sehingga
orang lain dapat mendengarnya?”
Waham sisip pikir: “Apakah anda
merasa pikiran atau kepala anda telah
dimasuki oleh kekuatan atau sumber lain
di luar?”
Waham penarikan pikiran: “Apakah
anda merasa pikiran anda telah diambil
oleh kekuatan atau orang lain?”
VI. Sensorium dan kognitif
A. Kewaspadaan dan tingkat Pengamatan dan pemeriksaan secara
kesadaran (sadar, pengaburan, objektif (kuantitatif dengan glasgow
somnolen, stupor, koma, letargi, coma scale)
keadaan fugue/fugue state)
B. Orientasi (terhadap waktu, tempat, Menanyakan tentang waktu, tempat,
orang dan situasi.
orang dan situasi)
“Sekarang hari apa? Tanggal,
siang/malam? Jam berapa sekarang? Di
mana kita saat ini? Kerjanya apa?
“Siapa yang mengantar/menunggui
anda? Anda kenal mereka?
“Bagaimana suasana saat ini? Ramai?
C. Daya ingat (daya ingat jauh/remote
memory, daya ingat masa lalu yang Menilai daya ingat dengan menanyakan
belum lama/recent past memory, data masa anak-anak, peristiwa penting
daya ingat yang baru saja/recent yang terjadi pada masa muda.
memory serta penyimpanan dan Peristiwa beberapa bulan yang lalu,
daya ingat segera/ immediate perisitwa beberapa hari yang lalu, apa
retention and recall memory) yang dilakukan kemarin, apa yang
D. Konsentrasi dan perhatian dimakan untuk sarapan, makan siang,
dsb.
Meminta pasien untuk mengulangi enam
angka maju kemudian mundur.
Mengulang tiga kata, segera, dan tiga
sampai lima menit kemudian.
E. Kapasitas membaca dan menulis Pasien diminta mengurangi 7 secara
berurutan dari angka 100. Pasien diminta
F. Kemampuan visuospasial mengeja mundur suatu kata sederhana
Pasien diminta membaca dan mengikuti
G. Pikiran abstrak apa yang diperintahkan serta menulis
kalimat sederhana tapi lengkap
H. Sumber informasi dan kecerdasan Pasien diminta mencontoh suatu gambar,
seperti jam atau segi lima.
(dengan memperhitungkan tingkat
Menanyakan arti peribahasa sederhana,
pendidikan dan status sosial
persamaan dan perbedaan benda
ekonomi pasien)
Pasien diminta menghitung uang
kembalian setelah dibelanjakan, jarak
antar kota

VII. Pengendalian impuls Menanyakan tentang riwayat pasien


(impuls seksual, agresif, atau lainnya) sekarang dan mengamati perilaku pasien
selama wawancara
VIII. Pertimbangan dan tilikan
Derajat tilikan (kesadaran dan pengertian Menanyakan kemampuan pasien dalam
pasien bahwa mereka sakit): aspek pertimbangan sosial, misalnya saat
1. Penyangkalan penyakit sama terjadi kebakaran (pertimbangan).
sekali Menanyakan kesadaran dan pengertian
2. Agak menyadari tetapi sekaligus pasien tentang penyakitnya (tilikan)
menyangkal “Tahukah anda kenapa dibawa / datang
3. Menyadari tetapi melemparkan ke sini?”
“Apakah anda membutuhkan pengobatan
kesalahan pada orang lain
/ perawatan?”
4. Menyadari bahwa penyakitnya
“Apakah perawatan anda di Rumah Sakit
disebabkan oleh sesuatu yang tidak ini meruapakan kesalahan?”
diketahui pada diri pasien
5. Tilikan intelektual: menerima
bahwa pasien sakit dan disebabkan
oleh perasaan irasional atau
gangguan tertentu pada diri pasien
sendiri tanpa menerapkan
pengetahuan tersebut untuk
pengalaman mas depan
6. Tilikan emosional sesungguhnya:
kesadaran emosional tentang motif
dan perasaan dalam diri pasien dan
orang yang penting dalam
kehidupannya,

IX. KEMAUAN Menilai perawatan diri, ibadah, sosial,


pekerjaan
X. Global Assessment of Skala GAF mempunyai range dari 0-100,
Functioning (GAF) Scale yang setiap kelompok range tertentu
yang menunjukkan gejala atau apa yang
terjadi pada individu atau kelompok
100 – 91
Berfungsi secara optimal pada bidang
yang luas, masalah hidup dapat diatasi
sendiri dengan baik karena kualitas
dirinya positif. Tidak ada symptom
90 – 81
(Ada sedikit simptom, mis: sedikit cemas
menjelang ujian), berfungi secara baik
dalam semua bidang kehidupan,
berminat & terlibat dalam berbagai
aktivitas, efektif secara sosial, umummya
merasa puas terdapat hidupnya, masalah
tidak lebih dari permasalahan biasa
dalam kehidupan sehari-hari (misal: adu
argumentasi dengan anggota keluarga).
80 – 71
(Bila ada simptom merupakan reaksi
yang biasa timbul karena stresor
psikososial, misal: sulit konsentrasi
setelah adu argumentasi dalam
keluarga), ada sedikit gangguan dalam
kehidupan sosialnya, pekerjaan atau
sekolah (misal: kadang terlambat
mengumpulkan tugas sekolah)
70 – 61
(Beberapa simptom ringan & menetap,
misal: sedih dan insomnia ringat) ATAU
sedikit kesulitan dalam kehidupan sosial,
pekerjaan atau sekolah (misal: kadang
berbohong, mencuri di rumah) tetapi
fungsi secara umum cukup baik,
mempunyai hubungan interpersonal
yang cukup berarti.
60 – 51
(Beberapa simptom pada taraf sedang,
afek datar dan bicara ngelantur, kadang-
kadang serangan panik); ATAU
gangguan fungsi pada taraf sedang
dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau
sekolah (misal: tidak punya teman,
kehilangan pekerjaan).
50 – 41
(Simptom yang serius, misal keinginan
untuk bunuh didri, perilaku obsesif
cukup kuat, sering mengutil) ATAU
gangguan yang cukup serius pada fungsi
kehidupan sosial, pekerjaan, sekolah,
misal: tidak punya teman, kehilangan
pekerjaan).
40 – 31
(Beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita & komunikasi, disabilitas
berat dalam beberapa fungsi; misal:
bicara tidak logis, tidak bisa dimengerti /
tidak relevan, menyendiri, menolak
keluarga, tidak mampu bekerja)
30 – 21
Disabilitas berat dalam komunikasi &
daya nilai, tidak mampu berfungi hampir
semua bidang
20 – 11
Bahaya mencederai diri sendiri /
mengancam dan menyakiti orang lain
10 – 1
Secara persisten dan lebih serius
membahayakan dirinya dan orang lain
(misal tindakan kekerasan berulang-
ulang
0 Inadequate information

14. LATIHAN SOAL


1. Nama pasien : Nama PS sendiri
Rentang usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : pegawai Laboratorium
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat SMA
Agama : Islam

 Keluhan utama: terlalu lama di dalam kamar mandi karena berulang kali mencuci tangan
dan mukanya
 Riwayat Penyakit sekarang:
- Berulang kali mencuci tangan dan muka karena merasa banyak kuman
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
- Pikiran obsesi terhadap kontaminasi
- Keraguan mencucui tangan dan muka belum sempurna
- Pikiran dan dorongan yang mendesak berulang-ulang
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: waktu yang tersita untuk melakukan ritual mencuci
tangan dan muka
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang sakit seperti ini
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: melakukan sesuatu dengan hasil yang maksimal
Diagnosa utama: Gangguan Obsesif Kompulsif

Diagnosa banding:
1. Gangguan panik
2. Gangguan cemas menyeluruh
3. Night mare
4. Gangguan ansietas fobik
Terapi farmakologis
- Clomipramin 10 mg atau

- Fluoxetine 10-20 mg

2. Nama pasien : Nama PS sendiri


Rentang usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Desiner pakaian wanita
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat S2
Agama : Islam

 Keluhan utama: sulit tidur


 Riwayat Penyakit sekarang:
- Sejak 3 hari pasien sulit tidur, tidur pukul 2 kemudian bangun pukul 4
- Selama tidak tidur, pasien tidak merasa lelah, banyak menggambar desain mode pakaian
wanita, menjahit pesanan-pesanan pakaian, merasa ide-ide banyak muncul, membuka
website, jika pekerjaan sudah selesai, pasien banyak membenahi rumah, mencuci baju,
membersihkan kompor gas dll.
- Pagi harinya pasien tidak merasakan kelelahan, tetap bersemangat bekerja
- Suami pasien yang mengeluhkan tentang pasien karena setiap malam pasien tidak
beristirahat, suami pasien takut pasien menjadi sakit

 Keluhan lain terkait keluhan utama:


- Dalam suatu periode pasien justru pernah mengalami tidak ada rasa minat, malas
mengerjakan pekerjaan, merasa tidak berguna. Kalau kondisi seperti ini pasien lebih
banyak diam di dalam kamarnya. Menurut pasien, kondisi seperti ini suami pasien juga
bingung dengan sikap pasien
- Pernah suatu waktu pasien banyak berbelanja barang-barang terutama saat ada diskon,
dan kemudian membagi-bagikan kepada tetangga dekat maupun kawannya.
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: menambah aktivitas di saat tidak bisa tidur
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang sakit seperti ini
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: membuka website

Status Psikiatri
Status Psikiatri:
Kontak: +, verbal, relevan
Kesadaran: composmentis
M/A: manik
Persepsi: tidak ada gangguan
Proses Berpikir:
Bentuk: realistik, arus: flight of idea, isi: preokupasi
Kemauan: meningkat
Psikomotor: meningkat

Diagnosa utama: Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Diagnosa banding:
1. Episode Depresi sedang tanpa gejala somatik
2. Insomnia non organik
3. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
4. Gangguan Cemas Menyeluruh
Terapi farmakologis:
Obat Anti Mania: Lithium Carbonate 250-500 mg/hari, Haloperidol 4,5-15 mg/hari,
Carbamazepine 400-600 mg/hari, Valproic acid 3x250 mg/hari, Divalproex Na 3x250
mg/hari

3. Nama pasien : Nama PS sendiri


Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat S2
Agama : Islam

 Keluhan utama: Jantung berdebar, nyeri dada, keringat dingin, gemetar


 Riwayat Penyakit sekarang:
Mengalami serangan berkali-kali berupa kecemasan yang hebat tiba-tiba, memuncak
kurang lebih 20 menit, sangat ketakutan atau tidak nyaman yang disertai jantung
berdebar, nyeri dada, perasaan tercekik, berkeringat, gemetar, mual, pusing, perasaan
yang tidak riil, takut mati atau takut menjadi gila karena keluhan yang dirasakan
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
Takut bepergian sendiri, khawatir serangannya muncul kembali
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: melihat atau mendengar orang yang menderita sakit
berat dengan gejala yang sama dengan pasien
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang sakit seperti ini
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: pergi ke gym

Status Psikiatri
 Kontak: +, verbal, relevan
 Kesadaran: composmentis
 Orientasi WTO: tidak terganggu
 M/A: cemas
 Bentuk: realistik, arus: koheren, Isi: Preokupasi ketakutan akan kambuh
 Persepsi: tidak ada gangguan
 Kemauan: dbn
 Psikomotor: dbn

Diagnosa utama: Gangguan Panik

Diagnosa banding:
1.Gangguan cemas menyeluruh
2.Gangguan Mental dan Perilaku akibat zat psikoaktif
3.Gangguan ansietas fobik
4.Kondisi fisik yang dapat menimbulkan gejala ansietas

Terapi farmakologis
Clobazam 10 mg (I-0-I) atau Alprazolam 0,5 mg (I-0-I)

4. Nama pasien : Nama PS sendiri


Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : swasta
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat S2
Agama : Islam

 Keluhan utama: Meyakini menderita kanker payudara


 Riwayat Penyakit sekarang:
Seorang perempuan berusia 53 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan merasa sangat
yakin bahwa dirinya menderita kanker payudara. Pasien datang ke dokter meminta untuk
dilakukan pemeriksaan mamografi. Hasil mamografi normal, namun pasien tetap
bersikukuh bahwa dirinya menderita kanker payudara
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
Sudah melakukan pemeriksaan ke dokter penyakit dalam, dokter bedah dari hasil
pemeriksaan tidak ditemukan adanya kanker payudara
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: melihat atau mendengar orang yang menderita sakit
berat dengan gejala yang sama dengan pasien
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang sakit seperti ini
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: mencoba masakan resep baru

Status Psikiatri
Kontak: +, verbal,relevan
Orientasi WTO: dbn
Kesadaran: composmentis
M/A: cemas
Persepsi: tidak ada gangguan
Proses berpikir:
Bentuk: hampir non realistic, arus: koheren, isi: preokupasi terhadap sakit organic
Kemauan: dbn
Psikomotor: dbn

Diagnosa utama: Gangguan Hipokondriasis

Diagnosa banding:
1. Episode depresi
2. Gangguan Psikotik dengan waham hipokondrial
3. Gangguan cemas menyeluruh
4. Kondisi fisik yang dapat menimbulkan gejala ansietas

Terapi farmakologis
Amitriptiline 25 mg (0-0-I) atau
Fluoxetine 20 mg (I-0-0) atau
Sertraline 50 mg (I-0-0)
5. Nama pasien : Nama PS sendiri
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Akuntansi
Agama : Islam

 Keluhan utama: sulit tidur


 Riwayat Penyakit sekarang:
 mendengar orang lain membicarakan dirinya. Pasien juga mengaku sering mendengar
suara orang-orang yang mengomentari dirinya saat malam hari
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
- Untuk mandi dan makan pasien harus diingatkan. --- Pasien jarang makan karena
merasa dalam makanannya ada racunnya.
- Lebih banyak di dalam kamar karena merasa dikejar-kejar dan akan dibunuh oleh orang
yang membencinya.
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: keadaan seperti ini sejak satu tahun yang lalu
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: bibi pasien sering berbicara dan tertawa sendiri
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: suka menyendiri, tidak banyak kawan, menyelesaikan masalah sendiri
 Kebiasaan: melakukan aktifitas di dalam kamar
Status Psikiatri
 Status Psikiatri:
 Kontak: +, verbal, relevan
 Kesadaran: berubah
 M/A: inadekuat
 Persepsi: halusinasi auditori (+)
 Proses Berpikir:
 Bentuk: non realistik, arus: koheren, isi: waham curiga (+), waham kejar (+)
 Kemauan: menurun
 Psikomotor: meningkat

Diagnosa utama: Skizofrenia Paranoid

Diagnosa banding:
1. Gangguan mental organik
2. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
3. Gangguan afektif berat
5. Retardasi mental

Terapi farmakologis
Haloperidol 5 mg (I-0-I)

atau

Trifluoperazine 5 mg (I-0-I)
6. Nama pasien : Nama PS sendiri
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : swasta
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat S2
Agama : Islam

 Keluhan utama: sering terbangun saat tidur malam karena mimpi buruk dan mudah
terkejut
 Riwayat Penyakit sekarang:
- Saat tidur sering terbangun karena mimpi kejadian kecelakaan lalu lintas yang baru saja
terjadi
- Enam bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal ketika akan pergi
ke gym pasien melewati jalan licin, mobil tidak dapat direm, mobil sampai naik trotoar
dan berhenti ketika menabrak pot besar. Setelah berhenti pintu tidak dapat dibuka
karena mengalami kerusakan
- Setelah peristiwa tsb, pasien sering mimpi kejadian tsb, sangat takut melewati jalan
kejadian kecelakaan hingga pasien lebih baik memutar jalan lain, jika melihat trotoar
seakan pasien diingatkan akan kejadian tsb

 Keluhan lain terkait keluhan utama:


- Tidak ingin membicarakan masalah kecelakaan yang terjadi
- Mengurangi keterlibatan dalam pengalaman yang serupa (enggan menyetir mobil
sendiri)
- Jika ingat kejadian tersebut timbul keringat dingin, berdebar-debar, bingung
- Iritabel, mudah marah, sulit berkonsentrasi, respon berlebihan, kewaspadaan yang
berlebihan
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: ingatan akan kejadian
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang sakit seperti ini
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: pergi ke gym
Status Psikiatri:
 Kontak: +,verbal, relevan
 Orientasi WTO: dbn
 Kesadaran: composmentis
 M/A: depresi
 Persepsi: tidak ada gangguan
 Proses berpikir:
 Bentuk: realistik, arus: koheren, isi: preokupasi terhadap stressor yang katastropik
 Kemauan: menurun
 Psikomotor: dbn

Diagnosa utama: Gangguan Stress Pasca Trauma

Diagnosa banding:
1. Gangguan panik
2. Gangguan cemas menyeluruh
3. Night mare
4. Gangguan ansietas fobik

Terapi farmakologis
- Amitriptilin 25mg (0-0-I) atau

- Fluoxetine 20 mg (0-0-I) dan atau

- Clobazam 10 mg (0-0-I)

Nama pasien : Nama PS sendiri


Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Akuntansi
Agama : Islam

 Keluhan utama: sulit tidur


 Riwayat Penyakit sekarang:
 mendengar orang lain membicarakan dirinya. Pasien juga mengaku sering mendengar
suara orang-orang yang mengomentari dirinya saat malam hari
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
- Untuk mandi dan makan pasien harus diingatkan. --- Pasien jarang makan karena
merasa dalam makanannya ada racunnya.
- Lebih banyak di dalam kamar karena merasa dikejar-kejar dan akan dibunuh oleh orang
yang membencinya.
- Riwayat pemakaian alkohol dan obat-obatan
 Hal-hal yang memperburuk keluhan: keadaan seperti ini sejak satu tahun yang lalu
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid: suka menyendiri, tidak banyak kawan, menyelesaikan masalah sendiri
 Kebiasaan: minum alkohol dan obat-obatan
Status Psikiatri:
 Kontak: +, verbal, relevan
 Kesadaran: berubah
 M/A: inadekuat
 Persepsi: halusinasi auditori (+)
 Proses Berpikir:
 Bentuk: non realistik, arus: koheren, isi: waham curiga (+), waham kejar (+)
 Kemauan: menurun
 Psikomotor: meningkat
 Intelegensi dalam batas normal

Terapi farmakologis
Haloperidol 5 mg (I-0-I) atau

Trifluoperazine 5 mg (I-0-I) dan atau

Quetiapin 25 mg (0-0-I) atau (I-0-I)

7. Nama pasien : Nama PS sendiri


Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : swasta
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : tamat S2
Agama : Islam

 Keluhan utama: bicara melantur


 Riwayat Penyakit sekarang:
Seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS karena
berbicara melantur satu hari sebelumnya. Pasien juga tidak mengenali keluarganya, tidak
mengetahui sedang berada dimana. Pasien mengalami hal ini untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan penunjang didapatkan GDA 480 dL/gr.

 Keluhan lain terkait keluhan utama:


Pasien juga tidak mengenali keluarganya, tidak mengetahui sedang berada dimana. Pasien
mengalami hal ini untuk pertama kalinya
 Hal-hal yang memperburuk keluhan:
Pemeriksaan penunjang didapatkan GDA 480 dL/gr.

 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada


 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: Diabetes Melitus tidak terkontrol
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: DM
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: Hiperglikemi
 Faktor premorbid: cukup banyak kawan, ramah, suka menolong, terbuka, dalam
mengerjakan sesuatu selalu ingin mendapat hasil yang maksimal
 Kebiasaan: kuliner

Status Psikiatri
Status Psikiatri:
Kontak: +, verbal,irelevan, tidak lancar, pandangan mudah beralih, konsentrasi terganggu
Orientasi WTO: terganggu
Kesadaran: berfluktuasi
M/A: datar
Persepsi: halusinasi optic (+), halusinasi auditori (+)
Proses berpikir:
Bentuk: non realistik, arus: asosiasi longgar, isi: PTM (+)
Kemauan: dbn
Psikomotor: meningkat

Diagnosa utama: Gangguan Mental Organik

Diagnosa banding:
1. Psikotik akut
2.Gangguan afektif
3.Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
4.Demensia
Terapi farmakologis
Haloperidol 2x0,5 mg

8. Nama pasien : Nama PS sendiri


Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Akuntansi
Agama : Islam

 Keluhan utama: mengalami kebotakan


 Riwayat Penyakit sekarang:
Seorang perempuan berusia 58 tahun datang dengan keluhan mengalami kebotakan. Sudah
periksa ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin, dikatakan tidak ada kelainan
peradangan, jamur ataupun lainnya.
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
Pasien tidak dapat menahan diri terhadap keinginan untuk mencabut rambutnya karena
merasakan ketegangan yang memuncak jika tidak melakukan hal ini, selanjutnya menjadi
lega setelah berhasil mencabut rambutnya
 Hal-hal yang memperburuk keluhan:
Pikiran yang muncul berulang-ulang sehingga pasien menjadi sangat cemas.
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang, tidak ada
DM, HT
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien
 Faktor pencetus: tidak ada
 Faktor organik: tidak ada
 Faktor premorbid:
Jika mengerjakan sesuatu selalu menginginkan hasil yang maksimal
 Kebiasaan:
Melakukan kegiatan rumah tangga

Status Psikiatri
Status Psikiatri:
Kontak: +, verbal, relevan
Kesadaran: composmentis
M/A: cemas
Persepsi: tidak ada gangguan
Proses Berpikir:
Bentuk: realistik, arus: koheren, isi: preokupasi (+)
Kemauan: dalam batas normal
Psikomotor: meningkat
Intelegensi: dalam batas normal

Diagnosis dan diagnosis banding

Diagnosa utama: Trikotilomania

Diagnosa banding:
1. Gangguan obsesif kompulsif
2. Gangguan cemas menyeluruh
3. Gangguan buatan
4. Gangguan kebiasaan dan impuls
Terapi farmakologis:
Clobazam 1x10 mg dan atau Clomipramine 1x25 mg
9. Nama pasien : Nama PS sendiri
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : menikah
Alamat : Surabaya
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Akuntansi
Agama : Islam

 Keluhan utama: sulit tidur


 Riwayat Penyakit sekarang:
Pasien sudah bisa tidur akan tetapi mudah terbangun dan sulit untuk memulai tidur
kembali. Enam hari yang lalu pasien melahirkan anak ke-3. Anak ke-2 pasien sudah berusia
10 tahun.
 Keluhan lain terkait keluhan utama:
Pasien sering terbangun karena mendengar suara tangis anaknya. Pasien merasa sangat lelah,
tidak merespon suara tangis anaknya, sulit untuk menyusui

 Hal-hal yang memperburuk keluhan:


Sudah lama tidak merawat anak bayi, merasa tidak mampu merawat bayi
 Hal-hal yang mengurangi keluhan: tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang: belum pernah berobat
 Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah trauma kepala, tidak panas, tidak kejang, tidak ada
DM/HT
 Faktor keturunan/Riwayat keluarga: tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien
 Faktor pencetus: kelahiran anak ketiga
 Faktor organik: post partum
 Faktor premorbid:
Jika mengerjakan sesuatu selalu menginginkan hasil yang maksimal
 Kebiasaan:
Melakukan kegiatan rumah tangga
Status Psikiatri
Status Psikiatri:
Kontak: +, verbal, relevan
Kesadaran: composmentis
M/A: hipotimik
Persepsi: tidak ada gangguan
Proses Berpikir:
Bentuk: realistik, arus: koheren, isi: preokupasi (+)
Kemauan: menurun
Psikomotor: dalam batas normal
Intelegensi: dalam batas normal
Diagnosa utama: Baby Blues Syndrome

Diagnosa banding:
1. Depresi post partum
2. Gangguan afektif
3. Psikotik post partum
4. Gangguan campuran cemas dan depresi

Anda mungkin juga menyukai