ENVIROMENTAL HEALTH
First session
Mrs. Rhodiyah membawa anaknya laki-laki Pebi 5 tahun ke puskesmas, dia mengkhawatirkan
perkembangan anaknya yang sulit mengikuti aktivitas belajar di TK, 1 minggu yang lalu Pebi ke
sekolah, dan gurunya mengatakan bahwa Pebi sulit berkonsentrasi, terlihat impulsif, dan nakal.
Pebi juga sering mengganggu temannya, menjatuhkan barang dari papan mainan. Pebi terlihat
seperti anak hiperaktif, tidak pernah memperhatikan perintah guru, tidak bisa duduk diam di
kelas, dia suka bergerak dan berlari.
Halaman 2 Sesi 1
Riwayat penyakit sekarang :
Mrs. Rhodiyah menjelaskan bahwa Pebi selalu terlihat resah dan mudah teralihkan
perhatiannya. Selain itu, ada juga keluhan nyeri abdomen intermiten dan konstipasi. Mrs.
Rhodiyah menduga bahwa perubahan sifatnya di TK memiliki peran pada peningkatan
keluhannya.
Halaman 3 Sesi 1
Riwayat pengobatan :
Pebi sudah dibawa ke dokter, dan dokter mengatakan bahwa Pebi memiliki masalah
penyesuaian diri dan memberikan vitamin kepada Pebi.
Halaman 4 Sesi 1
Riwayat Keluarga :
Kakak perempuannya berusia 8 tahun, didiagnosis ADHD (Attention Deficit Hyperactive
Disorder) dan mengulang kelas 1 SD.
Halaman 5 Sesi 1
Riwayat Sosial :
Pebi tinggal bersama dengan ayahnya, ibu, kakak, dan kakek. Mereka tinggal di desa nelayan.
Kakeknya merupakan seorang nelayan yang suka mencari kerang. Kerang yang didapatkan akan
dijual dan dikonsumsi oleh mereka. Pebi suka makan kerang, hampir setiap hari. Ayah Pebi
adalah seorang pekerja di industri rumah yang mendaur ulang aki yang sudah terpakai.
1
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
a. Hiperaktif
b. Defisit atensi (Attention deficit)
c. Impulsif
d. Sulit konsentrasi
2. Apa hipotesisnya ?
a. Gangguan sistem saraf pusat
b. Gangguan perilaku
c. Autism
d. Keracunan logam berat
Halaman 6 Sesi 1
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum
Pebi terlihat pucat. Rentang perhatiannya sangat pendek, membuatnya menjadi resah,
dan sulit untuk mengikuti instruksi sederhana. Kecuali untuk skil sosial dan bahasa yang sedikit
terlambat, Pebi sudah mencapai tahap-tahap perkembangan yang penting.
Vital sign : normal
Thoraks dan abdomen : normal
ENT : normal
Oral : Burton’s line di gusi (gum) “+”
Pemeriksaan Lab :
Hb : 10,3 mg/dl
Hematokrit : 30%
Blood smear : hypochromia dan microcytosis, basophilic stippling (granul basofil) di eritrosit “+”
Hasil lab : anemia kekurangan besi yang ringan
Dokter mendiagnosis Pebi menderita Attention Deficit Disorder dan anemia kekurangan besi
yang ringan. Dokter melakukan anamnesis ulang ke Mrs. Rodiyah untuk meyakinkan penyebab
masalah kesehatan Pebi.
4. Apakah informasi ini mengubah hipotesis ? Apa informasi tambahan yang dibutuhkan ?
Page 7 session 1
Ibu Rodiah menjelaskan bahwa anak tetangga mereka ( umurnya sekitar 6 tahun ) mempunyai
keluhan dan gejala yang sama dengan Pebi. Seluruh penduduk, termasuk suaminya adalah
pekerja industri rumah tangga yang mendaur ulang Lead acid battery ( AKI ) bekas. Tempat
2
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
industri rumah tangganya terletak 100 meter dari rumah mereka. Tidak ada pakaian khusus
untuk para pekerja, semua pekerja memakai pakaian yang dikenakan dari rumah untuk bekerja.
Dari informasi Ibu Rodiyah, dokter menduga Pebi menderita keracunan timbal dan melakukan
tes darah pada Pebi.
Hasil, Blood Lead Level (BLL) / ( kadar timbal dalam darah ): 12 πg/dL
Timbal adalah logam berat, dengan tingkat leleh yang rendah, berwarna abu kebiruan
yang terjadi secara alami pada kerak bumi.
Timbal terbentuk secara alami pada kerak bumi dan secara alami tersebar di alam dalam
jumlah kecil .
timbal terakumulasi dalam lingkungan, tidak dapat terurai oleh bakteri dan toksisitasnya
tidak akan hilang seiring waktu.
Timbal Anorganik. Ini adalah bentuk timbal yang dapat ditemukan pada cat bekas,
tanah, debu, dan berbagai macam produk. Warnanya beragam, tergantung pada
bentukan kimianya , yang paling umum adalah timbal putih ( timbal dengan senyawa
3
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
karbonat ), Timbal kuning ( Timbal kromat, timbal monoksida) atau Timbal merah
( Timbal Tetraoksida ). Dan Timbal asetat yang mempunyai rasa agak manis.
Timbal Organik. Timbal Tetra-etil adalah bentuk timbal yang digunakan dalam bensin
yang mengandung timbal. Timbal dengan bentuk organik sangat berbahaya karena
dapat diserap lewat kulit dan sangat beracun pada otak dan SSP, jauh lebih beracun
dibandingkan timbal anorganik. Pembakaran timbal organik terjadi ketika timbal
ditambahkan ke dalam bensin sebagai aditif bahan bakar, yang menghasilkan pelepasan
timah ke atmosfer.
Timbal terjadi secara alami di lingkungan. Namun, kebanyakan tingkat timbal yang tinggi
ditemukan melalui lingkungan yang keluar dari aktivitas manusia. Tingkat timbal di
lingkungan meningkat lebih dari 1000 kali lipat selama 3 abad lalu karena hasil dari
aktivitas manusia. Peningkatan yang terbesar terjadi antara 1950 dan 2000, dan
disebabkan oleh peningkatan penggunaan bensin timbal seluruh dunia.
Timbal dapat masuk ke lingkungan melalui pelepasan dari penambangan timbal dan
logam lainnya, dan dari pabrik yang membuat/menggunakan timbal, campuran timbal,
atau bahan timbal. Timbal dikeluarkan ke udara melalui pemakaran batu arang, minyak,
atau limbah.
Sebelum 1950, timbal digunakan dalam pestisida untuk digunakan pada kebun buah-
buahan. Sekali timbal menguap ke atmosfer, timbal dapat menempuh jarak yang
panjang jika partikel timbal sangat kecil. Timbal akan menghilang di udara saat hujan,
dan partikel yang jatuh di tanah atau ke permukaan air.
4
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
k. Kontaminasi limbah, seperti warisan sejarah yang terkontaminasi dari bekas situs
industri
Sistem saraf dan pencernaan anak masih dalam tahap berkembang. Mereka akan lebih
rentan dalam menguptake timbal (Pb). Lebih dari 50% Pb diabsorbsi dalam tubuh,
sedangkan pada dewasa hanya 10-15%. Anak2 mendapatkan dosis 3 kali lebih banyak
5
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
daripada dewasa karena mereka memiliki permukaan yang lebih besar dibanding rasio
volumenya.
Anak2 mempunyai kecenderungan terkontaminasi pb yang ada di alam melalui mulut.
Pb yang ada di udara bercampur debu dan menyebar ke lingkungan rumah, debu
menempel pada mainan ataupun tangan anak dan debunya bisa tertelan oleh anak
atau masuk ke dalam mulut saat anak menghisap jari-jari tangan (terutama jempol)
atau memasukkan benda-benda lain kedalam mulutnya. Biasanya anak2 dapat
menghirup 200 mg Pb per hari bila hidup di kota yang dekat dengan jalanan yg ramai.
Ada juga anak yang memiliki kelainan bawaan seperti hand to mouth behaviour
(kebiasaan menghisab tangan atau jari secara berlebihan selain untuk makan) atau pica
(bentuk ekstrem dari hand to mouth behaviour).
Tambahan, fetus juga bisa terpapar melalui darah ibu yang terkontaminasi saat masa
kecil dahulu. Karena Pb bisa tersimpan dalam tubuh selama >20 tahun. Dan bisa dilepas
saat hamil sehingga membahayakan fetus (karena Pb bisa masuk melewati placenta
dengan mudah).
6
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
a. Gejala
Sistem saraf pusat: konsentrasi buruk, nyeri kepala, kelelahan, lemas, hambatan
pada bicara dan bahasa, gangguan perilaku
Efek kronis lain: postur tubuh pendek, berat badan menurun, rasa lemah
b. Pemeriksaan Fisik
Hipertensi
c. Laboratorium
BLL meningkat
Darah: anemia hipokromik, sel darah merah dengan stippling basofilik, kadar
protoporphyrin meningkat (erythropoietic protoporphyria / EPP) atau kadar zinc
protoporphyrin meningkat (ZPP)
Anemia merupakan manifestasi klinis klasik dari keracunan timbal pada darah. Anemia
akibat timbal disebabkan secara primer oleh gangguan biosintesis heme, tetapi
peningkatan laju penghancuran eritrosit juga dapat terjadi.
15. Sebutkan mengenai efek toksik dari timbal (Pb) terhadap tubuh!
7
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
a. Paparan timbal dosis tinggi dan intens dapat menyebabkan keracunan simptomatik
akut, yang dikarakteristikkan dengan kolik, anemia, dan depresi sistem saraf pusat yang
dapat mengakibatkan terjadinya koma, kejang, dan kematian. Keracunan timbal akut
simptomatik masih terjadi hingga hari ini dan paling sering ditemukan pada anak anak di
negara berpenghasilan rendah dan populasi pesisir atau pada anak anak yang tinggal di
daerah yang terpolusi oleh timbal.
b. Kadar timbal darah (BLL) yang dulu dianggap aman sekarang diketahui dapat
mengganggu kesehatan dan merusak beberapa organ, meski tidak adanya gejala yang
mencolok. Akibat yang paling penting dari keracunan timbal dengan kadar rendah
pada ibu hamil dan pada anak anak adalah kerusakan pada otak yang masih
berkembang dan sistem saraf. Sistem imun, reproduksi, dan kardiovaskular juga dapat
terganggu oleh paparan dosis rendah dari timbal – yaitu kurang dari 10 µg/dl.
c. Konsekuensi dari kerusakan otak akibat paparan timbal pada masa – masa awal
kehidupan antara lain berkurangnya kepintaran, berkurangnya perhatian dan
gangguan perilaku. Oleh karena otak manusia memiliki kapasitas untuk memperbaiki
diri yang hanya sedikit, efek – efek ini tidak dapat diobati dan irreversibel. Hal ini
menyebabkan pengurangan fungsi otak dan penurunan kemampuan yang bertahan
seumur hidup.
Pada sistem saraf perifer, axon motor adalah target utama toksisitas timbal. timbal
menginduksi perubahan pathologis pada sabut ini termasuk demyelinisasi segmental
dan degenerasi akson. Palsy otot ekstensor dengan kelemahan pergelangan tangan dan
pergelangan kaki dikenali sebagai gejala klinis klasik toksisitas timbal neurologis perifer,
tapi, biasanya hanya muncul pada toksisitas timbal kronis dan jarang ditemukan pada
paparan akut timbal.
Pada sistem saraf pusat, timbal menyebabkan gangguan asimptomatis dari fungsi
neurobehavioral pada anak pada dosis yang tidak cukup untuk menyebabkan
encephalopathy klinis. Pada penelitian hubungan antara timbal dan IQ pada tahun 1970,
menunjukkan secara klinis anak-anak asimptomatis dengan kandungan timbal dalam
tubuh menyebabkan deficit 4-5 point pada score IQ dibandingkan dengan anak-anak
dari komunitas sama dengan kandungan timbal tubuh lebih rendah. Sekarang,
berdasarkan beberapa penelitian di sejumlah Negara, kira-kira sebanyak seperempat
hingga setengah point IQ berkurang tiap 1ug/dl peningkatan kandungan timbal daalm
darah selama prasekolah bagi anak-anak yang memiliki kandungan timbal darah 10-20
ug/dl
17. Efek neuropathologis pada keracunan timbal!
8
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
Satu dari mekanisme penyebab neurotoksisitas timbal yaitu kemampuannya untuk
menganggtikan kation polyvalent lainnya (terutama kation divalent, seperti calcium dan zinc
pada sistem molecular organisme hidup. Dalam kebanyakan kasus, karakteristik timbah
menyebabkannya berikatan dengan afinitas lebih kuat daripada ion kalsium dan zinc pada
protein binding sites. Interkasi ini menyebabkan timbal mempengaruhi proses signifikan yang
berbeda sec.biologis, termasuk pengangkutan metal, metabolism energy, apoptosis, konduksi
ionic, adhesi sel, sinyal interceluler dan intraceluler, proses pemecahan enzymatic, maturasi
protein, regulasi genetic. Chanel ion membran dan molekul sinyal merupakan 1 target molecular
paling relevant yang menyebabkan neurotoksisitas timbal, dan sistem saraf pusat dapat menjadi
rentan.
ENVIRONMENTAL HEALTH
Second session
9
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
2. Jelaskan definisi limbah B3 (UU RI no 32 th 2009 ttg perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup)
Bahan berbahaya dan beracun yg selanjutnya disingkat B3 adl zat, energy, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tdk langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hisup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk idup lain
3. Sebutkan definisi tentang kontaminasi lingkungan (Pencemaran lingkungan) UU RI No. 32
tahun 2009
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
4. Sebutkan tentang usaha kesehatan lingkungan (Undang undang nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan, bab XI pasal 162)
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
5. Sebutkan tentang kesehatan lingkungan ( UU no 36 2009 tentang keseharan, bab XI pasal
163 ayat 3)
Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e. Binatang pembawa penyakit;
f. Zat kimia yang berbahaya;
g. Kebisingan yang melebihi ambang batas
h. Radiasi sinar pengion dan non pengion
i. Air yang tercemar
j. Udara yang tercemar, dan
k. Makanan yang terkontaminasi
Page 2 sesi 2
Setelah menerima laporan dari dokter puskesmas, dinas kesehatan daerah megirim tim
investigator epidemiologi (terdiri dari ahli neurologis, epidemiologi lapangan, microbiologis,
kimia dan toksikologis, sanitarian dan kesehatan lingkungan). Tim mengumpulkan data dari
semua anak (termasuk pola makan, sampel darah, saliva, urin feses dan rambut) juga tanah,
debu, air, limbah air disekitar rumah mereka dan dari pabrik dan kerang dari pantai.
10
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
Hasil investigasi :
Sampel darah dari semu anak mengandung Timbal (Pb) yang sagat tinggi dengan rentang 8-
25µg/dl
Semua tanah, debu, air, sampel limbah air dan kerang mengandung timbal dengan konsentrasi
tinggi terutama sampel dari pabrik
Kesimpulan :
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
11
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
8. Jelaskan tentang yang dimuat dokumen AMDAL (UU RI No 32 Tahun 2009 Bab V Pasal 25)
c. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan;
d. prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika rencana
usaha dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan;
e. evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi untuk menentukan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup; dan
ENVIRONMENTAL HEALTH
Third session
Investigasi epidemiologi telah selesai, setelah pertemuan dengan tim investigator untuk
mendiskusikan analisis akhir, kantor Dinas Kesehatan mengeluarkan pernyataan tentang kasus
dari ‘’Desa Nelayan’’. Penyakitnya adalah keracunan timbal, dikarenakan memakan makanan
yang terkontaminasi timbal dari lingkungan. Home industry daur ulang timbal batrai membuang
limbah cair diselokan sekitarnya terbukti sebagai sumber polusi timbal di ‘’Desa Nelayan’’.
Berkerja daur ulang timbal batrai membawa polusi timbal kerumah mereka dengan
menggunakan pakaian dan sepatu setalah berkerja. Pemerintah lokal melarang perusahaan
tersebut untuk beraktivitas atau produksi. Pemerintah lokal dan LSM menyiapkan penegakkan
hukum untuk kompensasi hukum korban dan perbaikan lingkungan.
Kewajiban
12
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
Pasal 67 UU RI No 32 Tahun 2009
Larangan
13
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
serius terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi
tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan.
Pasal 98 UU No 32 Tahun 2009
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp
3.000.000.000(tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000 (sepuluh
miliar rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka
dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling
sedikit Rp 4.000.000.000 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp 12.000.000.000
(dua belas miliar rupiah.
(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka
berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 5.000.000.000 (lima
miliar rupiah) dan paling banyak Rp 15.000.000.000 (lima belas miliar rupiah).
Pasal 99 UU No 32 Tahun 2009
(1) Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (tahun) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka
dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit
2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp
2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp 6.000.000.000,00 (enam
miliar rupiah).
(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka
berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga
miliar rupiah) dan paling banyak Rp 9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).
Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
14
BLOK COMMED CASE 2 | SAPHIR
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Halaman 2 sesi 3
Semua anak yang terkena racun timbal dirujuk ke rumah sakit. Setelah pemeriksaan
lengkap, mereka akan dijadwalkan untuk terapi chelasi.
c. Penicillamine
15