Pembimbing :
dr. Kurniadi Notojoewono, SpJP
Disusun oleh:
Dwi Faida Agustina
20190420074
RSU HA JI SURABAYA
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2019
1
DEFINISI PERKI 2015
Gagal jantung
1. gejala tipikal (sesak, bengkak pergelangan kaki, dan fatigue/lelah)
2. Tanda-tanda (peningkatan JVP, rhonki paru dan edema perifer)
3. o.k. Abnormalitas jantung baik secara fungsional dan atau
struktural, mengakibatkan penurunan cardiac output dan atau
peningkatan tekanan intracardiac saat istirahat atau stress ?
2
Definisi
Gagal jantung akut
kejadian atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala gagal jantung.
Serangan yang cepat dari tanda dan gejala gagal jantung yang secara
bertahap atau cepat memburuk yang memerlukan terapi darurat.
Gagal jantung akut dapat berupa acute de novo (serangan baru dari gagal
jantung akut, tanpa ada kelainan jantung sebelumnya)
atau dekompensasi akut dari gagal jantung kronis (acute decompensated
heart failure).
3
Epidemiologi
Menurut WHO, 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat gangguan
kardiovaskular.
Menurut NCBI, satu hingga 2% populasi negara berkembang
diestimastikan menderita gagal jantung, dan prevalensi ini meningkat
sampai 10% pada populasi dengan usia 70 tahun atau lebih.
Menurut pusat data KEMENKES RI prevalensi penyakit gagal jantung
di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau 229.696 orang.
4
Etiologi (patofisiologi of Heart
Disease 2016)
5
Faktor pencetus
6
Gagal Jantung Kiri dan Kanan
CO menurun
Beban pada
atrium kiri
Gagal jantung (tekanan
Gagal jantung
kanan
kiri dan CHF meningkat)
kanan
7
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
8
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan kelainan strruktural Klasifikasi berdasarkan kapasitas fungsional
jantung (NYHA)
Stadium A Kelas I
-memiliki resiko tinggi berkembang menjadi gagal -tidak terdapat pembatasan aktivitas fisik
jantung -aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan
-tidak ada gangguan struktural maupun fungsional. kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
-tidak terdapat tanda dan gejala
Stadium B Kelas II
-telah terbentuk penyakit struktural jantung. -terdapat pembatasan aktivitas fisik ringan
-tidak terdapat tanda dan gejala -tidak ada keluhan saat istirahat
-aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan,
palpitasi atau sesak nafas.
Stadium C Kelas III
-terdapat tanda dan gejala gagal jantung, -terdapat pembatasan aktivitas fisik bermakna
berhubungan dengan penyakit struktural jantung -terdapat keluhan saat istirahat
yang mendasari -aktivitas fisik sehari-hari yang lebih ringan sudah
menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Stadium D Kelas IV
-penyakit jantung struktural fase lanjut -tidak dapat melakukan fisik
-gejala gagal jantung sangat bermakna saat istirahat -terdapat keluhan saat istirahat
meskipun sudah mendapat terapi medis yang -keluhan meningkat saat istirahat.
maksimal (refrakter).
9
Klasifikasi Kilip untuk IMA
Kilip adalah klasifikasi faktor resiko berdasarkan indikator klinis gagal jantung sebaga
komplikasi IMA dan untuk memperkirakan tingkat mortalitas dalam 30 hari
Dipergunakan sebagai klasifikasi pada acute decompensated heart failure pada IMA
10
Diagnosis (kriteria
Framingham)
Mayor Minor
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea Sesak pada aktivitas
Peningkatan vena jugularis >16 cm H20 Batuk malam hari
RonchiRefluks hepatojugular positif Edema ekstremitas
Kardiomegali Takikardia (>120x/menit)
Edema paru akut Kapasitas vital berkurang 1/3 dari
normal
Gallop bunyi jantung III Efusi pleura
orthopnue Hepatomegali
11
Pemeriksaan Penunjang
EKG
◦ Irama
◦ Frekuensi
◦ Gelombang Q
◦ Abnormalitas ST – T
◦ Hipertrofi ventrikel kiri, bundle branch block dan fibrilasi atrium
Foto thoraks
◦ Pembesaran jantung
◦ Kongesti vena pulmonalis
◦ Infeksi paru
Ekhocardigrafi
◦ Menilai fungsi sistol dan diastol, ukuran ventrikel kiri, kondisi katup dan gerakan dinding jantung
Biomarker : Brain Natrium Peptide (BNP) dan pro-BNP, Troponin I
Laboratorium
◦ GDA
◦ BGA
◦ Darah lengkap
◦ Urin lengkap
◦ Tes fungsi ginjal
◦ Tes fungsi hepar
◦ Albumin
12
penatalaksanaan
13
14
Dikutip ACLS menurut american heart association
15
16
17
Early stage
Latihan fisik
Meningkatkan efisiensi meningkatkan kemampuan dalam
memompa
Perubahan diet
Mengurangi konsumsi garam ↓ tekanan darahmenurukan
perubahan struktur
Obat-obatan
1. Ace Inhibitors Vasodilator
2. Hidralazine + nitrat ↓ tekanan darah
3. Beta Blocker ↓ heart rate
18
Late Stages
Diuretik
◦ Membuang kelebihan cairan
◦ Gejala kongestif ↓
◦ Tekanan darah ↓
Calcium Channel Blockers
◦ Menyebabkan arteri dilatasitekanan darah ↓ ↓ heart rate
Digoxin
◦ ↑ kekuatan kontraksi
◦ ↓ heart rate
Ace inhibitor + Beta blockers
◦ Mengontrol tekanan darah
19
Pasien dengan edema/kongesti paru tanpa syok
Loop diuretik (IV) untuk mengurangi sesak dan kongesti.
Oksigen dosis tinggi untuk pasien dengan saturasi <90% atau PaO2
<60 mmHg
Profilaksis tromboembli direkomendasikan untuk menurunkan
risiko deep vein trombosis dan emboli paru
Pemberian ventilasi non invasive (CPAP) pada pasien edema paru
dan pernafasan > 20x/menit, tetapi tidak dianjurkan pada tekanan
sistolik <85.
Pertimbangkan pemberian opium (IV)
Pertimbangkan pemberian nitrat
Infus sodium nitropusid
20
Pasien dengan hipotensi, hipoperfusi atau syok
21
Pasien dengan sindroma koroner akut
22
Pasien dengan atrial fibrilasi dan laju ventrikel yang
cepat
Antikoagulan (heparin)
Kardioversi elektrik direkomendasikan pada pasien dengan
hemodinamik tidak stabil
Amiodaron harus dipertimbangkan
23
24
25
26
Dikutip dari pedoman gagal jantung PERKI
27
Prognosis
Prognosis akan memburuk dengan meningkatnya klas fungsional NYHA
I 10-20
II 10-20
III 50-70
IV 70-90
28