Anda di halaman 1dari 47

Cara Membaca Hasil Tes Laboratorium

Posted on Februari 27, 2012 by nanikartinah

41

Untuk mengetahui kondisi tubuh kita, sebaiknya kita melakukan tes laboratorium secara
rutin. Namun hasil tes yang kita peroleh boleh jadi tidak sama setiap waktu. Seharusnya
hasil tes yang diperoleh menunjukkan nilai normal, namun karena beberapa kondisi
hasil tes kita menjadi diatas/dibawah nilai normal. Hal ini disebabkan beberapa faktor
diantaranya yaitu :

1. Waktu pengambilan sampel (darah atau urine)


2. Makanan. Untuk beberapa tes tertentu, pengambilan cairan harus dalam keadaan
perut kosong sehingga kita harus melakukan puasa terlebih dahulu sebelum
melakukan tes.
3. Kehamilan.

Meskipun untuk menganalisa hasil tes lab memang dilakukan oleh dokter, namun tidak
ada salahnya jika kita juga bisa membaca hasil tes lab. Jadi saat berkonsultasi dengan
dokter kita bisa mencari informasi yang lebih lengkap tentang kondisi penyakit kita.

Hasil Tes Darah

Parameter Satuan Nilai Normal


Eritrosit (sel darah merah) Juta/µL 4 – 5 (P)

4,5 – 5,5 (L)


Hemoglobin (Hb) g/dL 12 – 14 (P)

13 – 15 (L)
Hematokrit % 40 – 50 (P)

45 – 55 (L)
Basofil % 0–1
Eosinofil % 1–3
Neutrofil/granophil % 50 – 75
Limfosit % 20 – 40
Monosit % 2–8
Laju Endap Darah (LED) mm/jam < 15 (P)

< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih) µL 5000 – 10.000
MCH/HER pg 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit µL 150.000 – 400.000

Hasil Tes Fungsi Hati :

Parameter Satuan Nilai Normal


ALT (SGPT) U/L < 23 (P)

< 30 (L)
AST (SGOT) U/L < 21 (P)

< 23 (L)
Alkaline Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 8 – 61
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1
Bilirubin Langsung mg/dL 0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

Hasil Tes Fungsi Ginjal :

Parameter Satuan Nilai Normal


Kreatinin Darah U/L 60 – 150 (P)

70 – 160 (L)
Urea mg/dL 8 – 25
Natrium mmol/L 135 – 145
Klorida mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 0

Hasil Tes Profil Lipid :

Parameter Satuan Nilai Normal


Kolesterol Total mg/dL 150 – 200
HDL mg/dL 45 – 65 (P)

35 – 55 (L)
LDL mg/dL < 100 (direct)
Trigliserid mg/dL 120 – 190

Hasil Tes Pemeriksaan Lainnya :

Parameter Satuan Nilai Normal


Glukosa (puasa) mg/dL 70 – 100
Amilase U/L 30 – 100
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)

3,4 – 7 (L)
Waktu Protrombin Kontrol mg/dL 10,7 – 14,3

10,9 – 15,5
HbsAg < 1 S/CO atau < 1 COI
(negatif)
Anti HAV Ig M < 1 COI (negatif)

≥ 1 COI (positif)
Anti HCV < 1 S/CO atau < 1 COI
(negatif)

Hasil Tes Pemeriksaan Urine :

Parameter Satuan Nilai Normal


Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Keton mg/dL <5
Berat Jenis 1,001 – 1,035
pH 4,6 – 8
Protein mg/dL < 30
Urobilinogen EU/dL <1
Nitrit Negatif
Blood Negatif
Leukosit Negatif
Sedimen :
Sel Epitel Negatif
Leukosit < 5 LPB
Eritrosit < 5 LPB
Silinder, Kristal, dan Bakteri Negatif
Pemeriksaan Tes Darah Lengkap
Posted on Februari 27, 2012 by nanikartinah

Pemeriksaan darah lengkap terdiri dari


beberapa parameter yaitu :

1. Eritrosit

Eritrosit berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan oksigen keseluruh tubuh.


Eritrosit tinggi umumnya terjadi pada kondisi : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), Gagal Jantung Kongestif, Perokok, Pre-eklamsia, Diabetes gestasional

Eritrosit rendah umumnya terjadi pada kondisi : Anemia kecuali Thalasemia, Leukimia,
Hipertyroid, Penyakit Hati Kronik, Penyakit Kanker, Lupus, Sarcoidosis.

Indeks eritrosit terdiri dari :

a. Mean Corpuscular Volume (MCV)

MCV merupakan volume rata-rata eritrosit yang diketahui melalui pengukuran langsung
atau dengan cara perhitungan.

MCV diatas normal menunjukkan kondisi Anemia Makrositik (ukuran sel diatas sel
normal). Biasanya dijumpai pada penderita Anemia Pernisiosa, Pecandu Alkohol,
Defisiensi Asam Folat, HIV.

MCV dibawah normal menunjukkan kondisi Anemia Mikrositik (ukuran sel dibawah
sel normal). Biasanya dijumpai pada penderita Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia,
Keracunan Timah

b. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

MCH merupakan jumlah rata-rata hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.

c. Mean Corpuscular Hemoglobulin Concentration (MCHC)


MCHC merupakan konsentrasi rata-rata hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.

2. Hemoglobin

Hb merupakan protein di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Hb
tinggi ditemukan pada kondisi PPOK, Gagal Jantung Kongestif, Perokok, Pre-eklamsia.
Sedangkan Hb rendah ditemukan pada kondisi Penyakit Hati Kronik, Anemia,
Hipertyroid, Kanker, Lupus.

3. Hematokrit

Hematokrit adalah perbandingan sel darah merah dan volume darah secara
keseluruhan. Jika hematokrit < 36% berarti menderita anemia.

4. Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Nilai
trombosit dibawah nilai normal (trombositopenia) biasanya terjadi pada kondisi Demam
Berdarah Dengue (DBD), Immunologic Thrombocytopenia Purpurae (ITP),
Pendarahan, dll. Sedangkan nilai trombosit diatas normal biasanya terjadi pada kondisi
infeksi.

5. Platelet Distribution Widht (PDW)

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. PDW tinggi ditemukan pada sikle
cell disease dan trombositosis, sedagkan PDW rendah berarti trombosit mempunyai
variasi ukuran yang kecil.

6. Mean Platelet Volume (MPV)

MPV merupakan volume rata-rata trombosit. MPV rendah terjadi pada trombositopenia,
sedangkan MPV tinggi dapat digunakan sebagai indikator trombosit megakariosit.

7. Red Cell Distribution Widht (RDW)

RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. Untuk mengetahui nilai normal
dari pemeriksaan (klik disini). RDW tinggi mengindikasikan ukuran eritrosit yang
heterogen, keadaan ini disebut anisositosis, ditemukan pada anemia defisiensi besi,
defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. RDW rendah artinya eritrosit
mempunyai variasi ukuran kecil.

8. Hemoglobin Distribution Widht (RDW)

HDW merupakan koefisien variasi hemoglobin pada setiap eritrosit. HDW bermanfaat
untuk memperkirakan anisokromasia.

9. Leukosit
Hitung sel darah putih menunjukkan jumlah sel darah putih per mikroliter darah.
Peningkatan leukosit dapat ditemukan pada berbagai kondisi, seperti :

• Penyakit infeksi bakteri

• Perdarahan akut

• Disfungsi endotel

• Leukimia

• Terpapar bahan beracun

• Gagal ginjal (nefritis)

• Penyakit inflamasi kronis

• Reaksi stres, olahraga, panas, dingin, anestesi, merokok sigaret

• Pengobatan dengan quinine, adrenalin, steroid dll

Penurunan leukosit dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :

• Penyakit infeksi virus

• Penyakit sumsum tulang

• Depresi sumsum tulang

• Pemakaian quinolon

Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

May 4, 2010 by Fransisca Dewi Kumala

Tes Hematologi Rutin

Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap –DPL- (complete blood
count/full blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan
informasi tentang sel-sel darah pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling
umum dilakukan. HDL digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa
gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.

HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi:

 Jumlah sel darah putih


 Jumlah sel darah merah
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Indeks eritrosit
 jumlah dan volume trombosit

Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal

parameter Laki-Laki Perempuan

Hitung sel darah putih (x 103/μL) 7.8 (4.4–11.3)

Hitung sel darah merah (x 106/μL) 5.21 (4.52–5.90) 4.60 (4.10–5.10)

Hemoglobin (g/dl) 15.7 (14.0–17.5) 13.8 (12.3–15.3)

Hematokrit (%) 46 (42–50) 40 (36–45)

MCV (fL) 88.0 (80.0–96.1)

MCH (pg) 30.4 (27.5–33.2)

MCHC 34.4 (33.4–35.5)

RDW (%) 13.1 (11.5–14.5)

Hitung trombosit (x 103/μL) 311 (172–450)

Spesimen

Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk
meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu
pengambilan, serta kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga
perlu diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak
mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta penggunaan antikoagulan (EDTA,
sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.

Hemoglobin

Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida
globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb
dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141
molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama
dan delta.

Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering
dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan
fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik,
karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya
karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk
pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang
dapat dicapai hanya ±10%.

 Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar


hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya
stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur
kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
 Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil
sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin
tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin
lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar antara 13,6 – 19, 6 g/dl.
Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar
paling rendah yaitu 9,5 – 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar
hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa
yaitu berkisar antara 11,5 – 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin
berkisar antara 13 – 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa antara 12 – 14
g/dl.
 Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan
ditentukan 10 g/dl.
 Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal,
pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh
obat seperti: Antibiotik, aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin,
sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion.
 Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal
jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb
adalah metildopa dan gentamicin.
 Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat
tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi
dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri,
berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).

Hematokrit

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.

Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada
2, yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.

Nilai normal HMT:

Anak : 33-38%
Laki-laki Dewasa : 40-50%

Perempuan Dewasa : 36-44%

Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut,
anemia, leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal
kronik, sirosis hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis
reumatoid, dan ulkus peptikum.

Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat,
asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan
luka bakar.

Hitung Eritrosit

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti
hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual
dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang
digunakan adalah:

 Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25
g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux,
aglutinasi.
 Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest
200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
 Natrium klorid 0.85 %

Nilai Rujukan

 Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)


 Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
 Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
 Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
 Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
 Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis,


mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi
berlebihan

Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi,


penyakit kardiovaskuler
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:

Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)

MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)

Normal 80-96 fl

Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)

MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)

Normal 27-33 pg

Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin


eritrosit rata-rata (KHER)

MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)

Normal 33-36 g/dL

Red Blood Cell Distribution Width (RDW)

RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna


memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi
gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam
folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm,
semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.

RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100

Nilai normal rujukan 11-15%

Hitung Trombosit

Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi
utama dalam proses pembekuan darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ µL
berpotensi untuk terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.

Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL

Hitung Leukosit

Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter
darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda
asing, mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain.
Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/μl. Jumlah leukosit
tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /μl. Setelah itu jumlah
leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara
4500- 11.000/μl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara
5000 — 10.000/μl. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang
sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/μl. Peningkatan jumlah leukosit di atas normal
disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah leukosit di bawah normal disebut
lekopenia.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara
automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara
manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.

Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu
yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada
cara manual kesalahannya sampai ± 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat
mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di
Indonesia yang memakai alat ini.

Nilai normal leukosit:

Dewasa : 4000-10.000/ µL

Bayi / anak : 9000-12.000/ µL

Bayi baru lahir : 9000-30.000/ µL

Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut
leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik.
Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi,
kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.

Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut,
misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga
terjadi miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen,
anemia hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan
ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan,
misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamide, haparin,
digitalis, epinefrin, litium, dan antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin,
metisilin, tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.

Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Karena
pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir
selalu leukopenia disebabkan netropenia.

Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus,
malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik,
anemia perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama
saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika,
antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan
antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)

Hitung Jenis Leukosit

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus
dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan
basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai
infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif
dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing
jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl).

Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang
diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah
mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel
darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan
persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.

Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit

Jenis Nilai normal Melebihi nilai normal Kurang dari nilai


normal

Basofil 0,4-1% inflamasi, leukemia, stress, reaksi


tahap penyembuhan hipersensitivitas,
40-100/µL infeksi atau inflamasi kehamilan,
hipertiroidisme

Eosinofil 1-3% Umumnya pada keadaan stress, luka bakar, syok,


atopi/ alergi dan infeksi hiperfungsi
100-300/µL parasit adrenokortikal.

Neutrofil 55-70% Inflamasi, kerusakan Infeksi virus,


jaringan, peyakit autoimun/idiopatik,
(2500-7000/µL) Hodgkin, leukemia pengaruh obat-obatan
mielositik, hemolytic
Bayi Baru Lahir disease of newborn,
61%
kolesistitis akut,
Umur 1 tahun 2% apendisitis, pancreatitis
akut, pengaruh obat
Segmen 50-65%
(2500-6500/µL)
Batang 0-5% (0-
500/µL)
Limfosit 20-40% infeksi kronis dan virus kanker, leukemia, gagal
ginjal, SLE, pemberian
1700-3500/µL steroid yang berlebihan

BBL 34%

1 th 60%

6 th 42%

12 th 38%
Monosit 2-8% Infeksi virus, parasit, Leukemia limfositik,
anemia hemolitik, SLE< anemia aplastik
200-600/µL RA

Anak 4-9%

Laju Endap Darah

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi
eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan
uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan
Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut
sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi
jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang
menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu
disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe.
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan
untuk menggunakan metode Westergreen.

Prosedur pemeriksaan LED yaitu:

1. Metode Westergreen

 o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel


darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau
darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA
+ 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
 o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
 o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran
maupun sinar matahari langsung.
 o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.

1. Metode Wintrobe

 o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium


oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
 o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur
sampai tanda 0.
 o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
 o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
Nilai Rujukan

1. Metode Westergreen:

 Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
 Perempuan : 0 – 20 mm/jam

1. Metode Wintrobe :

 Laki-laki : 0 – 9 mm/jam
 Perempuan 0 – 15 mm/jam

Referensi

Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin.


Cermin Dunia Kedokteran. 1983; 30: 28-31.

Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.

Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor :
Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta:
EGC; 2004.

Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta:


Amara Books; 2008. hal. 17-35.

Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and


clinical diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.

Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In:
Henry’s clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor:
McPherson RA, Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.
Teknik Kesehatan Alami
http://naturalhealthtechniques.com/basicsofhealthlab_result_meaning1.htm

Online Intuitif Medis Terbaik

Arti Hasil Uji Lab


Apa Arti Hasil Uji Lab Saya?

Interpretasikan hasil lab Anda di sini.

 MEMBAHAS HASIL UJI LAB :


o ALT (Alanine)
o Albumin/Globulin
o Alkaline Phosphatase (Alk Phos)
o AST (Aspartate aminotransferase)
o Bilirubin
o BUN (Blood Urea Nitrogen)
o C-Peptide
o Calcium
o Cholesterol (Total, HDL, LDL, VLDL)
o Creatinine (CK or CPK)
o GGT (Gamma glutamyltransferase)
o LDH (Lactate dehydrogenase)
o Phosphorus
o Kalium
o Natrium
o Total Protein
o Triglycerides
o Uric Acid
o Bile Acids
o CBC (Complete Blood Count)
o WBC (White Blood Count)
o Neutrophils
o Lymphocytes (including T and B cells)
o Monocytes
o Eosinophils
o Basophils
o Platelet Count (Thrombocyte count)
o RBC (Red Blood Cell Count)
o Hgb (Hemoblobin)
o HCT (Hematocrit or PCV or Pack Cell Volume)
o MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin)
o MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Content)
o RDW (Red cell Distribution Width)
o Blood Gasses (Oxygen, Carbon Dioxide, Bicarbonate)
o Cardiac Risk Factors
o Homocysteine
o Lipoprotein
o Thyroid Tests (TSH, Total and Free T3 & T4, Free Thyroxine Index, T3 Resin
Uptake, Thyroid Antibody test, Reverse T3, Cortisol levels, Copper levels)
o Diabetes dan tes Gula Darah (Glucose, Glycohemoglobin, IGF-1, Insulin,
HOMA-IR)
o Urinalysis (Volume, pH, Specific Gravity, Glucose, Protein, Blood, Bilirubin,
Nitrate, Leukocytes and Sediment)
o Tes Profil Hormon Sex (Estrogen, Estradiol, Estriol, Progesterone,
Testosterone)
o Pengujian Untuk Penyakit Menular Seksual (Herpes)
o FAQ?s about Lab Work

Hasil Uji Lab Darah (Darah untuk pendek):

Referensi ? Normal ? rentang dan pengukuran satuan dapat bervariasi dari laboratorium ke
laboratorium (kadang-kadang perbedaan sampai 30%). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
hasil tes meliputi, preferensi diet, jenis kelamin, usia, ras, jenis, siklus menstruasi, jumlah
latihan, penggunaan obat non-resep (aspirin, obat flu, vitamin, dll), obat resep, konsumsi
alkohol, pengumpulan dan penanganan spesimen. Untuk perbandingan terbaik hasil lab, tes
harus dilakukan di laboratorium yang sama. Selalu gunakan kisaran normal dicetak pada
laporan hasil uji laboratorium itu sampel tertentu .

Tes darah dapat memiliki positif dan negatif palsu. Interpretasi tes darah mengambil
pengetahuan tentang proses penyakit yang mendasari dan pengalaman. Jika hasil lab Anda
berada di luar kisaran normal, kami menyarankan Anda mendiskusikannya dengan dokter
Anda. Seringkali bukan hasil akhir, tetapi perubahan dari tes sebelumnya yang sangat
membantu dalam mencoba untuk menempatkan diagnosis suatu kondisi.

Beberapa biaya tes lebih mahal dari yang lain. Jika Anda dapat membantu dokter memahami
mengapa tes tertentu penting untuk Anda dan mereka dapat membenarkannya dalam pikiran
mereka, Anda mungkin mendapatkan diagnosis Anda lebih cepat dan asuransi Anda dapat
membayar untuk tes menghemat waktu, uang, dan kejengkelan.

Ketika seorang dokter mengevaluasi hasil tes laboratorium , mereka mencoba untuk mencari
tahu apakah semua penyebab bisa kemudian dikesampingkan orang yang tampaknya tidak
cocok setelah Anda menambahkan semua tanda-tanda dan gejala lain ke dalam gambar. Ini
jauh seperti menempatkan puzzle bersama dan mencari penempatan yang tepat dari potongan-
potongan teka-teki. Kegiatan Sherlock Holmes ini adalah salah satu favorit saya karena saya
bisa menambahkan begitu banyak berita menarik informasi lain bahwa sistem medis tidak
punya waktu untuk bertanya dalam membuat penilaian akhir ? teka-teki jigsaw ?. Berikut adalah
daftar yang aturan terpisah untuk kedua tingkat tinggi dan rendah. Anda akan melihat dokter
hewan berkobar untuk ini seperti telah saya masukkan ke dalam aturan terpisah untuk hewan
juga. Saya telah menyertakan istilah medis di bawah setiap kelainan dalam tanda kurung. Saya
juga mencoba menjelaskan dalam istilah laymans berarti banyak jargon ilmiah.

Untuk membaca lebih lanjut tentang Peraturan Tersendiri dan apa arti istilah ini, pergi ke :
http://naturalhealthtechniques.com/BasicsofHealth/what_is_a_rule_out.htm

Panel Dasar Kimia Darah(Juga disebut Panel, panel Serum Kimia, Layar Kimia, BMP atau
panel Dasar Metabolik): Untuk tes laboratorium ini, darah diambil dari pasien yang telah puasa
12 jam atau lebih. Tiga tabung darah biasanya diambil dari pembuluh darah di lengan
(manusia) atau leher (hewan).

_________________________

Alanine (ALT, Alanin aminotransferase Sebelumnya dikenal sebagai


SGPT ).

ALT adalah enzim yang terkandung dalam bagian cairan dari setiap sel hati. Semakin besar
jumlah sel yang rusak, semakin tinggi angka. Tes laboratorium ini merupakan indikator yang
baik dari penyakit akut (penyakit datang dengan cepat), tetapi tidak untuk penyakit hati kronis
seperti sirosis di mana sel-sel mati dan digantikan oleh jaringan fibrosa. ALT tetap dalam aliran
darah selama sekitar 60 jam. Karena itu, kadang-kadang dokter Anda akan mengulang tes lab
darah untuk melacak bagaimana tubuh merespons.

ALT Terlalu Tinggi (enzim hati tinggi) : Menandakan penyakit hepatoseluler (sel hati) seperti
kanker, perlemakan hati, kematian sel akibat bakteri / virus / hepatitis atau racun, sirosis, ikterus
obstruktif, dan infeksi mononukleosis.

ALT Terlalu Rendah : Menandakan defisiensi pyridoxine (Vitamin B6)

Albumin dan Globulin

Uji lab ni mengukur jumlah dan jenis protein dalam darah Anda. Albumin dan globulin adalah
indeks umum dari keseluruhan kesehatan dan nutrisi. Globulin adalah ? antibodi ? protein
penting untuk memerangi penyakit diproduksi oleh sel darah putih. Albumin mengandung hal-
hal seperti faktor pembekuan, fibrin dan mengikat protein (seperti putih telur) dan memberikan
darah yang lebih substansi.

Albumin / Globulin Terlalu Tinggi : Menandakan dehidrasi, diabetes insipidus (Gula darah
rendah penderita diabetes yang tidak mendapatkan cukup air), respon antigen, infeksi, dan
gammopathies seperti lymphosarcoma, multiple myeloma, dan FIP Feline Infectious Peritonitis

Albumin / Globulin Terlalu Rendah: Menandakan malnutrisi, overhydration, penyakit hati


lanjut, kanker, perdarahan akut atau kronis, penyakit ginjal (nefrosis), luka bakar, multiple
myeloma, karsinoma metastasis, penyakit jantung, kehilangan darah atau protein ke dalam
rongga tubuh, malabsorpsi, parasit dan atrofi pankreas.

Positif Palsu:. Peningkatan Palsu dalam tes laboratorium dapat terjadi dengan kerusakan sel
darah merah dalam sampel (hemolisis) dan lipemia (lemak dalam darah)

Alkaline Phosphatase (Alk. Phos.)

Alkaline fosfatase adalah enzim yang ditemukan terutama di tulang dan hati, tetapi juga dapat
ditemukan dalam jaringan tubuh yang lain seperti usus, ginjal, plasenta dan sel darah putih.
Diperkirakan enzim ini meningkat dalam tubuh hanya ketika secara aktif ada pertumbuhan sel-
sel baru yang dihasilkan. Enzim alkali fosfatase dapat dipecah lebih lanjut untuk mencari tahu di
mana mereka secara khusus diproduksi menggunakan proses yang disebut elektroforesis (tes
khusus tidak termasuk dalam panel darah rutin). Enzim alkali fosfatase bersirkulasi dalam tubuh
selama sekitar tiga hari sebelum mulai rusak, jadi jika tes darah Anda berulang kali tinggi di
daerah ini, ada sel aktif tumbuh.

Alkaline Phosphatase Terlalu Tinggi: Menandakan termasuk batu empedu, kerusakan tulang,
Penyakit Paget (gangguan kronis dari kerangka dewasa di mana daerah lokal tulang hiperaktif
diganti oleh struktur osseus melunak dan membesar), rakhitis, penyembuhan patah tulang,
hiperparatiroidisme, infark paru, gagal jantung, penyakit hati dengan terlalu banyak sel-sel
tumbuh (seperti kanker), obstruksi dalam hati atau hati tidak mendapatkan apa yang dibutuhkan
karena sesuatu terhambat di luar hati, pankreatitis, anemia berat, kekurangan oksigen sampai
ke hati, penyakit Cushing, obat-obatan seperti glukokortikoid (steroid), primidone, fenobarbital
(obat anti-kejang). Sebuah alkaline phosphatase tinggi adalah normal dalam pertumbuhan anak
dan wanita hamil.

Alkaline Phosphatase Terlalu Rendah:


pernisiosa anemia, hipoparatiroidisme, hypophosphatasia dan mungkin darah diambil dari
tabung koleksi yang memiliki pengawet EDTA di dalamnya.

AST (Aspartat aminotransferase ? Sebelumnya dikenal sebagai


SGOT):

AST adalah enzim yang terkandung dalam semua sel tubuh, tetapi digunakan sebagai
�penanda diagnostik untuk hati dan kerusakan otot. Waktu paruhnya adalah sekitar 12 jam.

AST Terlalu Tinggi : Menandakan penyakit hati (kematian sel dan kanker), penyakit otot
rangka, (myositis dan distrofi otot), trauma, pankreatitis, infark ginjal, eklampsia (demam susu),
kanker, kerusakan otak, kejang, alkohol, penyakit jaringan jantung (serangan jantung,
perikarditis), infeksi dalam aliran darah (septikemia), suntikan intramuskular, obat-obatan
seperti kortikosteroid, primidone, antibiotik dan obat lain yang diproses melalui hati. Hemolisis
(sel darah merah pecah dari penanganan yang tidak tepat dari darah) juga bisa meningkatkan
kadar AST.

AST Terlalu Rendah : Menandakan defisiensi pyridoxine (Vitamin B6), dan tahap terminal
penyakit hati

Bilirubin (Bilirubinemia):

Kebanyakan bilirubin (80%) adalah komponen dari kerusakan sel darah merah mati. Bilirubin
juga dalam makrofag limpa dan hati, sumsum tulang dan non-heme porfirin. Perjalanan Bilirubin
melalui aliran darah di bagian plasma darah dikelilingi oleh albumin, globulin dan protein lain.
Karena terdapat di hati melalui sistem darah, ia terpisah dari protein ini dan hati menerimanya
ke dalam sel itu sendiri dengan mengikat (konjugasi) asam glukuronat. Konjugasi ini membuat
larut dalam air. Dari sini bilirubin masuk ke empedu dan kemudian keluar ke dalam usus kecil,
akhirnya keluar lewat kotoran setelah perubahan bentuk sekali lagi. Beberapa bilirubin ini
menyelinap kembali ke dalam aliran darah dan diserap ke dalam darah. Hal ini terjadi berulang
kali. Kadang-kadang bilirubin berakhir dikeluarkan melalui ginjal dan keluar ke dalam urin.
Ketika ini terjadi, itu menunjukkan kadar abnormal dalam darah dan mungkin juga muncul
dalam tes laboratorium urinalisis pada tes dipstick.

Dipstick urin untuk tes urinalisis laboratorium

Bilirubin lab uji Terlalu Tinggi (Hiperbilirubinemia): Menandakan termasuk anemia


hemolitik, paru infark, sindrom Gilbert (hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan), sindrom
Dublin-Johnson ( gejala genetik penyakit kuning ringan), penyakit kuning neonatal, serapan hati
tidak memadai atau konjugasi cacat, perdarahan internal besar-besaran, obstruksi empedu
dalam hati atau di luar hati,sekresi rusak, hepatitis akut atau kronis, fibrosis hati dan kanker
hati. Hal ini dapat juga meningkat palsu ketika ada terlalu banyak lemak dalam aliran darah.
Jika sedikit tinggi di atas rentang yang diharapkan, tetapi dengan semua enzim lain (LDH, GOT,
GPT, GGT) dalam nilai yang diharapkan, itu mungkin kondisi yang dikenal sebagai sindrom
Gilbert dan tidak signifikan.

Bilirubin juga diukur dalam urin . Kadang-kadang dokter akan menjalankan tes untuk
memeriksa bilubin konjugasi dan tidak konjugasi untuk membantu mereka menentukan dimana
tambahan itu berasal.

Mereka ingin tahu apakah hati diblokir atau sel darah telah rusak (perdarahan). Ketika hati
benar-benar diblokir tinja juga akan abu-abu atau keputihan (acholic). Ketika peningkatan
bilirubin disebabkan karena perdarahan tinja akan hampir berwarna oranye. Anda harus
memberitahu dokter Anda informasi ini karena mereka tidak mungkin bertanya.

Bilirubin lab uji Terlalu Rendah: Nilai yang rendah tidak ada perhatian. Sinar matahari dan
lampu neon menurunkan sampel karena bilirubin sangat rapuh bila terkena cahaya.

BUN (Blood Urea Nitrogen, Urea Nitrogen):

nilai BUN yang tinggi dalam tes laboratorium mungkin berarti bahwa ginjal tidak bekerja dengan
baik dan harus membersihkan pencernaan produk pemecahan protein. Produk utama
pemecahan protein yang Anda makan adalah urea, yang pertama kali dibentuk di hati. Urea
mengandung nitrogen dan bersama-sama, lebih kuantitas, keduanya beracun bagi tubuh dan
harus dikeluarkan. Ginjal biasanya melakukan pekerjaan yang sangat baik mengeluarkan urea,
tetapi ketika mereka mulai gagal, komponen urin mendapatkan semua dukungan dalam sistem
dan konsentrasi urea dalam darah mulai meningkat. Jika Anda mencium bau nafas, basi, bau
sakit-sakitan (lihat selebarang saya pada penyebab Halitosis untuk karakteristik lain dari bau
mulut:;http://naturalhealthtechniques.com/specificdiseasesbad_breath_causes_%20and_%20re
medies.htm ) The reference range (or range within which most normal people?s test values fall)
for BUN is 10-20 mg/dl.

Tes laboratorium BUN Terlalu Tinggi (Uremia, azotemia atau Asidosis uremik):
Menandakan dehidrasi (terlalu sedikit air dalam jaringan), terlalu banyak latihan, shock karena
terlalu banyak darah yang hilang (syok hemoragik), pankreatitis, benda asing usus, insufisiensi
korteks adrenal (Kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon itu misalkan untuk
memproduksi), atau kondisi apapun yang mengurangi aliran darah ke ginjal, glomerulonefritis
(tubulus kecil yang membuat urin dalam ginjal bengkak dan tidak bekerja dengan baik),
amiloidosis (jaringan ginjal digantikan dengan beberapa jenis protein alami), pielonefritis
(radang / infeksi ginjal di mana kolam urin sebelum dump keluar ke ureter), nephrosis (kondisi
dari ginjal), kalsium nefropati juga disebut lymphosarcoma (Kanker ginjal di mana jaringan
digantikan oleh kalsium sehingga urine tidak bisa keluar), kanker ginjal, obstruksi urin yang
keluar dari ginjal, leukemia, gagal jantung, pecah dari urin membawa bagian (Ginjal, ureter,
kandung kemih, uretra, tubulus ginjal), terlalu banyak protein dalam diet, perdarahan dalam
usus, dan obat-obatan seperti amfoterisin B. Seringkali, tes tambahan dilakukan untuk
mengukur kreatinin .

tes laboratorium BUN Terlalu Rendah: penyakit hati yang berat, hati shunt vena (shunt portal
kava), anoreksia selama beberapa hari (kelaparan, tidak makan, puasa), kehamilan.

Rasio BUN / Kreatinin: Tes ini digunakan untuk membedakan penyakit ginjal dari masalah
metabolisme protein. Dianggap Bersama-sama, BUN, kreatinin darah dan rasionya
memberikan bukti yang sangat baik dari fungsi penyaringan ginjal dan ukuran tingkat hidrasi
tubuh. Rasio BUN: kreatinin biasanya 10:1
.

Rasio BUN / Kreatinin Terlalu Tinggi: Menandakan dehidrasi (jika rasio 20:1 atau bahkan
lebih tinggi), beberapa jenis penyakit ginjal, kerusakan darah dalam saluran usus, peningkatan
protein , dan setiap keadaan klinis di mana darah tidak cukup mengalir melalui pembuluh darah
ke ginjal (Seperti gagal jantung atau penyakit arteri ginjal) ..

Rasio BUN / Kreatinin Terlalu Rendah : Menandakan beberapa jenis penyakit ginjal, penyakit
hati, kekurangan gizi dan Sickle Cell Anemia

C-Peptida (lihat di bawah Glukosa)

Kalsium:

Kalsium dikendalikan dalam darah oleh kelenjar paratiroid dan ginjal. Kalsium kebanyakan
ditemukan dalam tulang dan penting untuk pembekuan darah, saraf, dan aktivitas sel. Kalsium
juga ditemukan dalam aliran darah.

Tingkat uji laboratorium Kalsium Terlalu Tinggi (Hiperkalsemia) : Menandakan Tingginya


karena obat-obatan seperti diuretik tipe thiazide, gangguan penanganan kalsium dalam ginjal
yang diwariskan, diet yang mengandung kalsium terlalu banyak, terlalu banyak suplemen
kalsium, terlalu banyak vitamin D, multiple myeloma (kanker sel induk dalam tulang yang
bertanggung jawab untuk memproduksi semua jenis sel darah merah dan putih), kanker tulang,
sarkoid, terlalu banyak protein dalam darah, terlalu banyak albumin dalam darah, lemak dalam
darah (lipemia), aktivitas kelenjar paratiroid berlebihan seperti hiperparatiroidisme primer
(Kelenjar tiroid memiliki beberapa jenis tumor atau kanker yang menyebabkan kadar kalsium
menjadi tinggi), dan pseudohyperparathyroidism (kanker dari sistem limfatik).

Tingkat Uji Laboratorium Kalsium Terlalu Rendah (Hypocalcemia): Menandakan obat-


obatan tertentu seperti Fosamax dan furosemide-jenis diuretik, tidak cukup makanan kalsium,
tidak cukup makanan Vitamin D, overhydration, malabsorpsi, hipoparatiroidisme sekunder gizi,
hypercalcitoninism, eklampsia (demam susu ? Bayi atau kontraksi otot selama kelahiran telah
menggunakan terlalu banyak dari kalsium), pankreatitis dengan nekrosis lemak (infeksi pada
pankreas yang telah mempengaruhi semua lemak ekstra dalam tubuh menyebabkan ia mati
karena kekurangan sirkulasi dan nutrisi), dan tidak cukup protein atau albumin dalam darah.
Kalsium terikat protein darah jenis tertentu yang disebut albumin dalam darah, sehingga kadar
albumin rendah akan menyebabkan tingkat total kalsium dalam darah turun secara
proporsional.

Kolesterol:

Ada dua jenis kolesterol, yang diperoleh dari diet (eksogen) dan diproduksi dalam tubuh
(Endogen). Sebagian besar kolesterol endogen dibentuk oleh hati, tetapi setiap sel juga
menghasilkan sedikit juga yang membentuk bagian dari membran selular. Dengan hanya
modifikasi kecil, kolesterol dapat digunakan sebagaimana dibutuhkan tubuh seperti steroid dan
asam kolat. Asam kolat menggunakan sekitar 80% dari kolesterol tubuh, yang diubah menjadi
empedu zat yang membantu kita mencerna lemak. Memotong lemak jenuh dari diet Anda dapat
menurunkan kadar kolesterol Anda dari 15-25%. Makan lebih banyak lemak tak jenuh (minyak,
kacang-kacangan, biji) dapat mengurangi kolesterol Anda. Lemak jenuh dan tak jenuh berjuang
untuk tempat reseptor yang sama pada sel. Lemak jenuh membuat membran sel lamban
�(Sehingga Anda mendapatkan arthritis dan penyakit degeneratif lainnya) dan lemak tak jenuh
membuat membran lebih likuid sehingga tubuh bekerja lebih baik . (Lihat selebaran
eicosanoid : http://naturalhealthtechniques.com/Diet_Nutrition/eicosinoid_survey.htm ) Lack of
insulin and thyroid hormones will also increase the cholesterol levels.

Kolesterol selanjutnya dirinci sebagai berikut:

Kolesterol Total: kolesterol tinggi dalam tes laboratorium darah merupakan faktor resiko utama
untuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Kolesterol itu sendiri tidak semuanya buruk.
Bahkan, tubuh kita memerlukan sejumlah zat ini untuk berfungsi dengan baik. Namun, ketika
tingkat terlalu tinggi, penyakit pembuluh darah dapat terjadi. Kolesterol total kurang dari 200,
dan Kolesterol LDL dari 100 atau kurang dianggap optimal oleh National Heart, Lung, dan
Blood Institute. Sebagai tingkat kolesterol darah meningkat, demikian juga kemungkinan
memasukkan arteri karena kolesterol membangun plak. Ini disebut pengerasan pembuluh
darah atau aterosklerosis . Ketika terpasang di jantung, serangan jantung dapat terjadi. Jika
arteri yang menuju ke otak, stroke terjadi.

Ada tiga jenis utama dari kolesterol, High Density Lipoprotein (HDL), Low Density
Lipoprotein (LDL), dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Semakin rendah kepadatan
kolesterol, semakin banyak molekul kolesterol yang ada.

HDL ( High Density Lipoprotein ) kolesterol adalah ? baik kolesterol ? karena melindungi
terhadap penyakit jantung dengan membantu menghilangkan kelebihan kolesterol disimpan
dalam arteri. Tingkat tinggi dalam uji laboratorium tampaknya dikaitkan dengan rendah insiden
penyakit jantung koroner.

Kolesterol LDL ( Low Density Lipoprotein ) dianggap kolesterol jahat karena terbentuk dalam
arteri ketika tingkat LDL yang tinggi. Disarankan Kadar LDL kurang dari 130. 100 adalah
optimal dan lebih besar dari 160 dianggap beresiko tinggi. Orang-orang yang mengidap
penyakit koroner atau pembuluh darah mungkin diminta oleh dokter untuk menurunkan
kolesterol LDL di bawah 100. Anda harus bertanya kepada dokter Anda yang menargetkan LDL
yang dia inginkan untuk Anda-tetapi Anda melakukan beberapa penelitian Anda juga.

Ada dua cara untuk melaporkan LDL. Yang paling umum adalah perkiraan yang dihitung dari
hasil Kolesterol total, HDL, dan trigliserida. Ini dapat dibaca ? LDL Calc ? pada hasil tes lab.
Sebuah kolesterol LDL diukur secara langsung biasanya lebih akurat, tetapi lebih mahal dan
mungkin akan meminta dokter Anda menentukan uji LDL Langsung .

VLDL (Very Low Density Lipoprotein : adalah satu-satunya lipoprotein awalnya terbentuk di
hati dan berisi sebagian besar trigliserida dan sangat sedikit fosfolipid dan kolesterol. Karena
mereka mengalir melalui pembuluh darah mereka cepat rusak dan digunakan sebagai energi
atau disimpan sebagai lemak

Tes Kolesterol Laboratorium Terlalu Tinggi : Menandakan hipotiroidisme, penyakit kuning


obstruktif, penyakit hati, nephrosis, diabetes mellitus, keluarga, pankreatitis,
hyperadrenocorticism, diet, mempertahankan kemarahan dan kebencian

Kolesterol Terlalu Rendah:. Menandakan hipertiroidisme, infeksi, kekurangan gizi, gagal


jantung, keganasan, diet rendah lemak, malabsorpsi usus dan insufisiensi hati
Kreatinin. ( Juga dikenal sebagai creatine phosphokinase , CK dan
CPK )

CPK adalah enzim yang sangat berguna untuk mendiagnosa penyakit jantung dan otot rangka.
Enzim ini adalah yang pertama yang akan diangkat setelah serangan jantung. Jika CPK tinggi
tanpa adanya cedera otot jantung, merupakan indikasi kuat penyakit otot rangka. Kebanyakan
kreatinin diproduksi di otot, jantung dan otak. Kreatinin adalah produk limbah larut dalam air
sebagian dari kerusakan otot yang diekskresikan melalui tubulus ginjal. Kreatinin tidak
terpengaruh oleh jumlah urin yang diproduksi dan dikeluarkan. Ketika kreatinin rusak itu
memberi kita energi karena bertindak sebagai enzim penting dalam proses pembentukan ATP
(bahwa proses yang sangat dasar yang memberi kita energi).

Menandakan untuk kadar kreatinin terlalu tinggi dan terlalu rendah dalam tes
laboratorium yang sama seperti untuk BUN (Blood Urea Nitrogen): Jika ginjal tidak berfungsi
dengan baik, konsentrasi kreatinin dan nitrogen urea darah akan meningkat dalam darah.
Laboratorium menggunakan nitrogen urea darah (BUN) dan kadar kreatinin untuk menilai fungsi
ginjal. Selain itu, urine yang digunakan untuk mengukur fungsi output ginjal dan kesehatan
sistem pengumpulan (Bagian bawah ginjal, ureter dan kandung kemih).

Kreatinin tes laboratorium Terlalu Tinggi: Menandakan dehidrasi, terlalu banyak latihan,
syok hemoragik (syok akibat terlalu banyak darah yang hilang), pankreatitis, benda asing usus,
terlalu banyak protein dalam diet, perdarahan dalam usus, obat-obatan seperti amfoterisin B,
hipertiroidisme (manusia) dan hipotiroidisme (kadang Hewan), insufisiensi adrenal korteks
(kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon misalkan untuk memproduksi), kondisi
apapun yang mengurangi aliran darah ke ginjal seperti glomerulonefritis (Tubulus kecil yang
membuat urin dalam ginjal bengkak dan tidak bekerja dengan baik), amiloidosis (Jaringan ginjal
digantikan dengan beberapa jenis protein alami), pielonefritis (Radang / infeksi pada ginjal
dimana kolam urin sebelum membuang keluar ke ureter), nephrosis (kondisi ginjal), kalsium
nefropati ? juga disebut lymphosarcoma (Kanker ginjal di mana jaringan digantikan oleh kalsium
sehingga urine tidak bisa keluar dan menumpuk di tubuh ), kanker ginjal, obstruksi urin yang
keluar dari ginjal, pecah dari urin membawa bagian (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra,
tubulus ginjal).

Test Kreatinin Laboratorium Terlalu Rendah: Menandakan penyakit hati yang berat, hati
pirau vena (Shunt portal kava), anoreksia selama beberapa hari (kelaparan, tidak makan,
puasa), dan kehamilan.

GGT (Gamma glutamyltransferase or Gamma glutamyl


transpeptidase)

GGT adalah enzim yang tingkat tinggi yang khususnya dalam sel tubulus ginjal dan empedu
memproduksi sel-sel hati. Ketika muncul dalam kadar tinggi dalam serum darah, itu berasal dari
hati. Jika dari ginjal, tes khusus perlu dijalankan untuk melihat, jadi yang satu ini dapat luput
karena bukan bagian dari pekerjaan darah rutin.

GGT Terlalu Tinggi: Menandakan penyakit hati, terutama dengan obstruksi saluran empedu
(kolestasis) dan nekrosis hati akut (sel hati mati dan membusuk sangat cepat). Tidak seperti
alkali fosfatase tidak meningkat dengan pertumbuhan tulang atau kerusakan.

C-peptida:

C-Peptide adalah fragmen membelah mati dari prekursor insulin (pro-insulin) ketika insulin
diproduksi di pankreas. Tingkat C-peptida biasanya berkorelasi dengan tingkat insulin, kecuali
ketika orang mengambil suntikan insulin. Ketika seorang pasien hipoglikemik, tes ini mungkin
berguna untuk menentukan apakah tingkat insulin tinggi karena pelepasan insulin pankreas
berlebihan, atau dari suntikan insulin

LDH (Lactate Dehydrogenase)

LDH adalah enzim hadir di semua sel tubuh. Apa pun yang merusak sel, termasuk darah itu
sendiri, akan meningkatkan jumlah dalam darah. Jika darah tidak diproses segera dan benar,
tingkat tinggi dapat terjadi.

Laktat Dehidrogenase Terlalu Tinggi: Menandakan serangan jantung, infark paru, anemia
hemolitik, anemia pernisiosa, leukemia, limfoma, keganasan, infark ginjal, kejang, kerusakan
otak, trauma, sariawan (gangguan usus kronis malabsorpsi yang disebabkan oleh intoleransi
gluten), lymphosarcoma, lipemia (lemak dalam aliran darah), sampel penanganan yang tidak
tepat (sel rusak), nekrosis (kematian jaringan) hati, otot rangka, ginjal, pankreas dan
miokardium dan menggunakan sampel darah yang lama untuk menjalankan tes.

Catatan: Jika semua nilai kecuali LDH berada dalam rentang yang diharapkan, itu mungkin
kesalahan pengolahan dan tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Laktat Dehidrogenase Terlalu Rendah: Klinis Tidak Signifikan.

Fosfor:

Fosfor adalah mineral sebagian besar disimpan dalam tulang dan diatur oleh ginjal

Fosfor Terlalu Tinggi (Hyperphosphatemia) : Menandakan penyakit ginjal, normal pada


hewan muda, diet protein tinggi, terlalu banyak vitamin D, hipoparatiroidisme, asidosis diabetes,
acromegaly, penyakit Addison, kalsium nefropati, lymphosarcoma (jika BUN juga meningkat),
dan tidak memungkinkan tabung darah untuk membeku sebelum memisahkan serum dari
sampel sebelum pengiriman.

Fosfor Terlalu Rendah (Hypophosphatemia) : Menandakan diet yang tidak memadai,


malabsorpsi, kondisi paratiroid seperti hiperparatiroidisme primer dan
pseudohyperparathyroidism, kekurangan vitamin D, osteomalacia, rakhitis, sindrom Fanconi,
sirosis, hipokalemia, kelebihan glukosa IV, terlalu banyak insulin dalam sistem (baik dari
suntikan atau kanker pankreas). Ketika tingkat fosfor rendah terlihat dengan kalsium tingkat
tinggi ini menunjukkan penyakit paratiroid.

Kalium:

Kalium merupakan mineral penting dikontrol sangat hati-hati oleh ginjal. Hal ini penting untuk
berfungsinya saraf dan otot, terutama jantung. Setiap nilai di luar kisaran yang diharapkan,
tinggi atau rendah, memerlukan evaluasi medis. Hal ini terutama penting jika Anda mengambil
diuretik (pil air) atau pil jantung (Digitalis, Lanoxin, dll).

Kalium Terlalu Tinggi (Hiperkalemia) : Menandakan penyakit Addison (Insufisiensi korteks


adrenal), dehidrasi, aritmia jantung, penyakit ginjal berat, asidosis hyperkalemic, asidosis
diabetes, hypoadrenalism, hiperkalemia turun-temurun, asidosis metabolik (seperti diabetes
mellitus).

Catatan: Darah Hemolisa juga akan menyebabkan sedikit peningkatan dalam Kalium karena
85% dari semua Kalium dalam tubuh disimpan dalam sel. Darah Hemolisa bisa terjadi ketika
sampel tersebut rusak dan sel-sel darah yang telah rusak dalam proses baik mengumpulkan
sampel atau dalam menangani botol selama transportasi ke laboratorium. Saya juga melihat itu
terjadi ketika jarum suntik ditarik kembali terlalu cepat atau terlalu jauh menyebabkan pembuluh
darah runtuh (ketidaksabaran). Ini tidak sering terjadi pada manusia karena jarum dimasukkan
ke dalam pembuluh darah lengan dan tabung didorong ke jarum. Dengan cara ini darah tidak
mengisap ke dalam tabung terlalu cepat dan sampel tetap utuh (Hewan tidak kooperatif,
sehingga cerita lain).

Kalium Terlalu Rendah (Hipokalemia): Menandakan sirosis, kekurangan gizi, alkalosis


metabolik, nephrosis, hyperadrenalism, paralisis periodik familial (perlu tes DNA untuk ini),
overhydration dengan cairan rendah kalium, diare, muntah, obstruksi usus, malabsorpsi,
penyakit Cushing, perawatan insulin menggerakkan Kalium ke dalam sel, obat-obatan seperti
diuretik lincah dan hidroklorotiazid (Obat tekanan darah).

Natrium:

Natrium merupakan mineral penting yang diatur oleh ginjal dan kelenjar adrenal dan hadir
dalam setiap sel tubuh kita.

Natrium Terlalu Tinggi (Hipernatremia) : Menandakan dehidrasi, penyakit jantung, keracunan


garam, terlalu banyak makan makanan asin, pelembut air rusak pembuangan terlalu banyak
garam ke dalam air, dan diabetes insipidus.

Natrium Terlalu Rendah (Hiponatremia) : Menandakan penyakit Addison (insufisiensi adrenal


kortikal), diare, hidrasi berlebihan dengan cairan yang tidak mengandung garam, malabsorpsi,
asidosis diabetes, penyakit ginjal berat, pecah atau terhambat sistem urin, overdosis obat-
obatan tertentu seperti diuretik dan obat tekanan darah (seperti hidroklorotiazid), kelebihan
hormon antidiuretik, nephrosis, hypoadrenalism, myxedema, gagal jantung kongestif, muntah,
asidosis diabetes, dan asupan air yang berlebihan pada pasien dengan jantung atau penyakit
hati.

Total Protein (TP):

Total Protein dalam darah termasuk faktor pembekuan, enzim, antibodi, zat transportasi,
albumin dan sebagian besar alpha dan beta globulin. Jumlah protein diukur dalam gram /
desiliter dengan alat yang disebut refraktometer. Refraktometer adalah sebuah mesin yang
dapat mengukur seberapa banyak cahaya melewati melalui suatu zat.

Protein Terlalu Tinggi (hyperproteinemia): Menandakan dehidrasi, terlalu banyak albumin


dan fibrin, globulin meningkat dari cedera jaringan, peradangan, penyakit hati aktif, strongylosis
(Cacing gelang kutu), penyakit kekebalan-dimediasi, neoplasma limfoid, dan myelomas (kanker
tulang). Faktor-faktor yang memberikan peningkatan palsu termasuk konsentrasi tinggi
abnormal glukosa, urea, Natrium, klorida ataulipid. Hemolisis (tapi bukan ikterus) juga
menyebabkan peningkatan ringan.

Protein Terlalu Rendah (Hypoproteinemia): Menandakan penurunan produksi, malabsorpsi


usus, malnutrisi, eksokrin insufisiensi pankreas , penyakit hati kronis, percepatan kehilangan
protein, perdarahan, penyakit ginjal (proteinuria), protein kehilangan enteropathies, penyakit
kulit eksudatif parah, luka bakar, efusi tinggi protein, insufisiensi hati, kolostrum kekurangan,
dikombinasikan immunodeficiency (anak kuda), agammaglobulinemia, defisiensi IgM selektif,
sementara hypogammaglobulinemia, dan diseminata Koagulasi intravaskular (DIC).

Trigliserida (juga disebut Lemak Netral):

Trigliserida (bersama dengan karbohidrat) adalah lemak dalam darah yang digunakan dalam
tubuh terutama untuk menyediakan energi untuk proses metabolisme yang berbeda. Mereka
yang tidak digunakan untuk energi dengan cepat disimpan sebagai lemak.

Trigliserida Terlalu Tinggi: Menandakan post-prandial (setelah makan mereka pergi), penyakit
jantung (peningkatan berat), endokrin, hati, pankreas dan penyakit ginjal, diet tinggi lemak,
insulin rendah, hipotiroid, suntikan heparin, diabetes mellitus, dan kortikosteroid eksogen.

Asam Urat:

Asam Urat adalah produk pemecahan asam nukleat biasanya dikeluarkan dalam urin. Asam
nukleat membentuk komponen DNA dan RNA di dalam tubuh kita.

Asam Urat Terlalu Tinggi : Menandakan encok , radang sendi, masalah ginjal leukemia,
limfoma, polisitemia, asidosis, psoriasis, hipotiroidisme, eklampsia, multiple myeloma, merusak
anemia, nekrosis jaringan, peradangan, dan penggunaan beberapa diuretik.

Asam Urat Terlalu Rendah: Menandakan obat uricosuric (obat yang memecah asam urat dan
membantu untuk meninggalkan melalui urin ? tanyakan apoteker untuk ini ), terlalu banyak
allopurinol (obat yang digunakan dalam pengobatan asam urat), Penyakit Wilson (penyakit
genetik hati yang memungkinkan tembaga untuk membangun ke tingkat racun), dan dosis
besar Vitamin C.

Asam Empedu:

Asam empedu diproduksi oleh sel-sel hati. Mereka terikat oleh asam amino glisin atau taurin
dan kemudian dibuang ke dalam empedu. Asam empedu membantu kita untuk mencerna
makanan kita ? terutama yang berlemak. Kadang-kadang saya melihat orang-orang (dan
kucing) yang memiliki masalah penglihatan dan hati membesar yang diperiksa mengalami
kekurangan taurin jadi mungkin ada hubungan. Saya tidak tahu pasti.

Asam empedu Terlalu Tinggi (Peningkatan asam empedu): Menandakan saluran empedu
diblokir (batu empedu ?), nekrosis hati beracun akut, penyakit hati anicturic, penyakit hati
alkoholik, atresia bilier, kimia dan obat diinduksi luka hati, sirosis, kolestasis, cystic fibrosis,
umum pruritus (Gatal-gatal di seluruh tubuh), hepatoma, mual dan muntah yang berhubungan
dengan kehamilan, hepatitis neonatal, diare berkepanjangan pada bayi, sindrom Reye, dan
virus hepatitis.

Asam empedu Terlalu Rendah : secara klinis Tidak signifikan.

Perhitungan Darah Lengkap (CBC):

Ketika semua komponen seluler darah dilihat dan ditandai untuk jumlah mereka ini disebut
Perhitungan Darah Lengkap atau CBC. Dalam CBC sel darah putih, sel darah merah dan
trombosit dihitung. Perhitungan sel darah putih disebut WBC (White Blood Cell Count) dan
perhitungan sel darah merah disebut RBC (Red Blood Cell Count ). CBC biasanya memiliki
beberapa parameter yang dibuat dan dievaluasi dengan menggunakan counter sel otomatis. Ini
yang paling relevan:
WBC (White Blood Count)

Sel darah putih bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menghancurkan penyakit yang
masuk ke dalam tubuh kita. Ada beberapa cara untuk mengukur sel darah putih. Sel darah
putih juga dipecah dalam kategori individu dari jenis sel yang melawan hal yang berbeda. Ini
termasuk Neutrofil, Limfosit , Monosit , Eosinofil , dan Basofil. Sering kali sel-sel ini dihitung
dengan otomatisasi (mesin), tapi kadang-kadang dokter ingin melihat karakter dari sel-sel untuk
mendeteksi perbedaan bahwa mesin tidak dapat mendeteksi dengan mekanisme itu, jadi
hitungan tangan dilakukan dan kelainan dicatat.

Perhitungan Darah Putih Terlalu Tinggi: Menandakan infeksi dan leukemia.

Perhitungan Darah Putih Terlalu Rendah: Menandakan penyakit sumsum tulang atau
pembesaran limpa, penyatuan sel-sel dalam tubuh (seperti di pyometra), HIV (Catatan:
Sebagian besar jumlah WBC rendah dalam populasi kami TIDAK terkait HIV.)

Neutrofil:

Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang beredar di jaringan dan darah. Mereka bertindak
seperti sedikit ? Pac Man ? dalam jaringan menemukan bakteri dan mengunyah mereka.
Setelah mereka berpindah dari sirkulasi ke dalam jaringan, mereka tidak kembali. Mereka
diganti dua kali atau lebih setiap hari, sehingga Anda dapat melihat bahwa sel-sel benar-benar
dapat berkembang biak ketika ada masalah.

Neutrofil Terlalu Tinggi pada tes CBC laboratorium : Menandakan stres, sakit, suhu tubuh
sangat tinggi atau sangat rendah (yang menyebabkan kortisol akan dilepas dari sistem), obat-
obatan seperti kortison, olahraga berat, infeksi bakteri ( abses gigitan kucing adalah ini
representasi menakjubkan !), peningkatan denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Ketika
neutrofil meningkat dengan stres (Disebut leukogram stres), jumlah neutrofil naik dan jumlah
leukosit menurun pada waktu yang sama.

Untuk Membaca tentang Encok pergi ke:


http://naturalhealthtechniques.com/SpecificDiseases/gout1.htm

Limfosit:

Limfosit hidup dalam jaringan kaya kekebalan tubuh seperti kelenjar getah bening, limpa,
tonsil, timus, jaringan limfoid gastrointestinal, jaringan limfoid bronkial, sumsum tulang dan
darah. Ada banyak kelenjar getah bening di payudara, di bawah lengan, belakang lutut, di leher,
dan di daerah pangkal paha. Limfosit secara khusus tertarik pada virus, serbuk sari dan sel
yang memiliki sesuatu yang salah pada mereka diluar sel (ini disebut kekebalan mediasi sel ).
Mereka hidup lebih lama (berminggu-minggu) dibandingkan neutrofil dan DO sirkulasi ulang
dari jaringan ke darah dan kembali. Mereka pergi ke mana mereka dibutuhkan. Limfosit
selanjutnya dipecah menjadi sel-T, dan sel-B, tapi pengujian khusus diperlukan untuk
menentukan berapa banyak masing-masing yang kita miliki.

Sel-T:

Sel-T memiliki kemampuan untuk tidak pernah memaafkan dan tidak pernah lupa. Ketika
mereka mendeteksi sesuatu yang buruk dalam sistem mereka menyerang. Jika sel T tertentu
diprogram untuk menyerang virus kanker, itu akan selalu menyerang virus kanker (dan tidak
banyak lagi). Kadang-kadang sel darah putih menyerang kanker tertentu disebut ? sel
Pembunuh ?. Kita merangsang sistem kekebalan tubuh kita untuk melatih sel-T dengan
menggunakan vaksin, nosodes homeopati, dan mengekspos diri untuk agen infeksius. Hal ini
membuat sistem kekebalan tubuh kita kuat.

Sel-B:

Sel-B menunggu orderan. Mereka akan berubah menjadi sel T jika perlu, tapi sering kali
pekerjaan mereka adalah untuk menghasilkan antibodi. Antibodi glom ke benda asing yang
masuk ke dalam tubuh dan mereka mengeluarkannya. Ketika antibodi mendapatkan perintah
salah (seperti ketika seseorang yang sangat alergi terhadap sengatan lebah), sel B terkadang
bereaksi berlebihan atau bereaksi terlalu cepat menyebabkan shock anafilaksis.

Limfosit:

Limfosit Terlalu Rendah (limfopenia) : Menandakan kortikosteroid, stres, nyeri, infeksi


sistemik akut (virus dan bakteri), mengakuisisi defisiensi limfosit T (infeksi neonatal), obat
imunosupresif, iradiasi, hilangnya getah bening, efusi chylous dada (duktus toraks pecah),
lymphosarcoma, neoplasma enterik, granulomatosa enteritis, penyakit Johne (ternak), protein
kehilangan enteropathies, enteritis ulseratif, kanker getah bening menghancurkan kelenjar
getah bening, dan defisiensi sel T turun-temurun.

Monosit:

Monosit dapat ditingkatkan ( monositosis ) dalam menanggapi kortikosteroid, dengan kondisi


nanah (abses), nekrosis, keganasan, hemolisis, perdarahan, mononucleosis, cedera kekebalan
tubuh, penyakit pyogranulomatous, dan dalam penyakit tahap akut dan kronis.

Eosinofil:

Eosinofil yang ditingkatkan ( eosinofilia ) dengan infestasi parasit, alergi, myositis, anjing dan
eosinophilic granuloma kucing kompleks, eosinophilic gastroenteritis, panosteitis, sensitivitas
susu (sapi), stafilokokus kucing atau infeksi streptokokus dan neoplasia sel mast.

Basofil:

Basofil adalah yang paling banyak dari sel-sel darah putih. Mengamati bahkan beberapa sel
pada hapusan darah biasanya menarik perhatian.

Basofil Terlalu Tinggi (basophilia) : Menandakan parasit, hipersensitivitas, heartworm (Tanpa


mikrofilaria dalam darah), metabolisme lipoprotein plasma diubah menyebabkan penyakit
endokrin, sindrom nefrotik, penyakit hati kronis, hyperlipoproteinemias genetik, dan
mastocytomas (Sel Mast terlalu mirip basofil).

Perhitungan Trombosit (PLT atau thrombosyte count):

Trombosit adalah sel yang menyumbat lubang di pembuluh darah dan mencegah perdarahan.
Tes ini mengukur jumlah trombosit dalam setetes (mikroliter) darah. Nilai normal berkisar dari
150.000 sampai 400.000 trombosit per mikroliter. Sebuah hitungan di bawah 50.000 dapat
mengakibatkan perdarahan spontan; di bawah 5.000, pasien berada pada risiko perdarahan
parah yang mengancam jiwa.
Perhitungan Trombosit Terlalu Tinggi (Thrombosis) : Menandakan perdarahan, merokok,
kelebihan produksi oleh sumsum tulang, aktivitas berat, gangguan myeloproliferative, infeksi,
peradangan, kanker, dan ketika limpa telah diangkat.

Perhitungan trombosit Terlalu Rendah (Trombositopenia): Menandakan kerusakan dini


seperti sistem imun trombositopenia, kehilangan darah akut, efek obat (seperti heparin), infeksi
dengan sepsis, penjeratan trombosit di pembesaran limpa, atau kegagalan sumsum tulang dari
penyakit seperti myelofibrosis atau leukemia. Jumlah trombosit menurun sebelum menstruasi.
Jika ada tidak cukup trombosit dalam darah Anda, Anda mungkin melihat tanda-tanda
pendarahan seperti mimisan, memar, perdarahan berkepanjangan dari luka, tinja berwarna
hitam atau berdarah, urin coklat atau merah, atau pinpoint ukuran bintik-bintik merah atau ungu
kecil pada kulit Anda, di bawah kuku Anda atau gusi Anda (perdarahan petekie). Rendah
trombosit juga dapat terjadi dari penggumpalan trombosit dalam tabung lavender-top. Anda
mungkin perlu mengulang tes laboratorium dengan top tube hijau dalam kasus ini.

RBC (Red Blood Count)

Hemoglobin (Hgb):

Hemoglobin adalah jumlah protein pembawa oksigen yang terkandung dalam sel-sel darah
merah.

Hemoglobin Terlalu Tinggi: Menandakan penyakit paru-paru, hidup di tempat yang tinggi,
produksi sel darah merah sumsum tulang yang berlebihan, tumor ginjal, hepatoma (tumor hati),
leiomyomas rahim, hemangioblastomas cerebellar, dan anemia sel sabit.

Hemoglobin Terlalu Rendah: Menandakan anemia karena kekurangan gizi, kehilangan darah,
penghancuran sel darah internal, atau kegagalan untuk memproduksi darah di sumsum tulang

Hematocrit (HCT, Packed Cell Volume or PCV):

hematokrit adalah persentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Pria memiliki
persentase hematokrit sedikit lebih tinggi daripada perempuan karena perempuan kehilangan
sedikit darah setiap bulan selama siklus menstruasi mereka.

Hematokrit Terlalu Tinggi: Menandakan merokok (karena terlalu banyak paparan karbon
dioksida), ketinggian tinggi, penyakit paru-paru kronis, dan sindrom bayi.

Hematokrit Terlalu Rendah: Menandakan anemia karena kekurangan gizi, kehilangan darah,
dan penghancuran sel darah internal, atau kegagalan untuk memproduksi darah di sumsum
tulang.

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin or Mean Corpuscular Volume


(MCV):

Tes MCH membantu mendiagnosis jenis anemia.

MCH Terlalu Tinggi: Menandakan Kekurangan Vitamin B12, kekurangan folat, produksi tidak
efektif dalam sumsum tulang, atau kehilangan darah dengan penggantian lebih baru (dan lebih
besar) sel reticulocytic dari sumsum tulang, dan hemolisis in vitro atau in vivo.

MCH Terlalu Rendah dalam tes laboratorium : Menandakan kekurangan besi.


MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Content or concentration):

MCHC menunjukkan volume dan karakter hemoglobin dan yang paling akurat dari indeks sel
darah merah.

MCHC Terlalu Tinggi: Menandakan sferositosis (sel-sel yang tua dan tidak sering diganti g),
dan hemolisis in vitro atau in vivo.

MCHC Terlalu Rendah : Menandakan retikulosit (terlalu banyak sel darah merah muda), dan
kekurangan besi.

RDW (Red cell Distribution Width):

RDW tes mengukur berbagai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. RDW penting karena
semakin luas permukaan sel darah merah, semakin baik dapat menghubungkan ke dan
transportasi oksigen melalui sistem.

RDW dan MCV Terlalu Tinggi: Menandakan penyakit hati, anemia hemolitik, Kekurangan
vitamin B12, kekurangan asam folat.

RDW Terlalu Tinggi, tetapi MCV Terlalu Rendah : Menandakan anemia kekurangan besi,
thalassemia intermedia (hemoglobin rusak), sel terfragmentasi.

RDW Terlalu Tinggi, tetapi MCV normal: Menandakan kurang Vitamin B12 atau asam folat,
anemia kekurangan besi (tahap awal)

RDW Terlalu Rendah: Menandakan anemia makrositik (sel darah merah terlalu besar), anemia
mikrositik (sel darah merah terlalu kecil). Ketika sel-sel semua ukuran sama, tingkat RDW akan
rendah.

Catatan: Salah satu cara sederhana untuk mengetahui apakah Anda mengalami anemia
adalah dengan melihat pipi dan dagu di cermin. Jika terlihat memiliki bercak berwarna coklat,
Anda anemia dan akan muncul pada tes dalam waktu dua minggu. Rekomendasi saya adalah
untuk mengambil sekitar 3/4 teh blackstrap molase setiap hari selama beberapa bulan. Ketika
anemia hilang, bercak akan hilang. Baca artikel ini jika Anda memiliki gejala ini
http://naturalhealthtechniques.com/SpecificDiseases/anemiatanchin.htm

Gas Darah

Gas Darah mengukur seberapa besar pengaruh oksigen, karbon dioksida dan konsentrasi ion
hidrogen (pH) yang dimiliki tubuh kita. Sampel uji laboratorium ini harus diambil dari arteri untuk
mengukur kandungan oksigen secara akurat. Sampel darah lainnya yang diambil dari vena dan
kedua pH dan CO2 dapat diukur dengan menggunakan darah vena. Gas darah hasil uji lab
harus dievaluasi segera.

Oksigen (O2):

O2-total konsentrasi oksigen tergantung pada hemoglobin total, kemampuan oksigen pembawa
hemoglobin, suhu tubuh, pH darah, enzim darah tertentu dan O2 sendiri.

Oksigen hasil tes laboratorium Terlalu Tinggi : Menandakan gas dengan kandungan
oksigen tinggi (kandang oksigen dan mesin anestesi).
Oksigen Terlalu Rendah (Hipoksia) : Menandakan gangguan pernapasan, heart shunt, atau
kerusakan otak.

Karbon Dioksida (CO2):

Tingkat CO2 mencerminkan status asam darah dan merupakan ukuran dari pertukaran oksigen
antara alveoli paru-paru.

Karbon Dioksida hasil tes laboratorium Terlalu Tinggi : Menandakan peningkatan ventilasi.

Karbon Dioksida Terlalu Rendah : Menandakan ventilasi menurun, peningkatan keasaman


dari diabetes yang tidak terkontrol, penyakit ginjal, heart shunt, dan gangguan metabolisme.

Bikarbonat (HCO3):

Bikarbonat dipertahankan dalam kesehatan dengan konservasi dan produksi oleh tubulus
ginjal, sehingga jika terjadi penyakit ginjal dari beberapa jenis, nilai-nilai mungkin abnormal.

Faktor Resiko Jantung

C Reactive Protein (CRP):

C Reactive Protein merupakan penanda untuk peradangan.

C Reactive Protein laboratorium hasil tes Terlalu Tinggi: Menandakan inflamasi sebagai
respon terhadap infeksi, penyakit pembuluh darah, serangan jantung atau stroke.

Homosistein: Homosistein adalah asam amino yang biasanya ditemukan dalam jumlah kecil
dalam darah. Tingkat yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko serangan
jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya. Pria cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi.

Homosistein Terlalu Tinggi:

Menandakan kekurangan asam folat, kekurangan vitamin B12, faktor keturunan, penuaan,
penyakit ginjal, dan obat-obatan tertentu.

Lipoprotein or Lp:

Lipoprotein adalah kombinasi dari protein yang larut dalam air yang mengandung kolesterol dan
trigliserida dan hadir dalam darah. Lipoprotein dalam tes ini memecah lipoprotein ke bentuk
alpha atau beta dan menentukan volume masing-masing. ( lihat Juga Kolesterol diatas )

Lipoprotein juga terkandung dalam kolesterol densitas tinggi (HDL ), densitas rendah (LDL ),
dan densitas sangat rendah ( VLDL ) lipoprotein yang merupakan faktor-faktor dalam penyakit
jantung dan kadar kolesterol. Ini telah dibahas dalam kategori kolesterol masing-masing di atas.

Lipoprotein hasil tes laboratorium Terlalu Tinggi: Menandakan penyakit jantung koroner dini
(CHD) dan link genetik untuk penyakit jantung. Orang dengan diabetes dan tingkat Lp tinggi
tampaknya memiliki peningkatan risiko penyakit koroner asimtomatik.
Tiroid Pengujian Labaratorium:

Untuk mengevaluasi tiroid dokter akan mengambil darah untuk menjalankan Fungsi Tiroid
Panel Darah, yang akan mencakup banyak tes di bawah ini tergantung pada pendidikan dokter
dan tes yang tersedia di laboratorium. Hal ini penting untuk memahami setiap tes karena ada
banyak kebingungan di antara dokter, perawat, teknisi laboratorium, dan pasien sebagai mana
yang dites. Secara khusus, Jumlah T3, Bebas T3 dan tes Serapan T3 sangat membingungkan,
dan bukan tes yang sama.

Anda akan ingin memiliki beberapa faktor tiroid yang dievaluasi dari berikut ini:

TSH (Thyroid Stimulating Hormone, sTSH):

Tes TSH menentukan apakah otak Anda menghasilkan petunjuk bagi tubuh untuk merespon
dengan memproduksi T4. Hormon Perangsang Tiroid adalah disekresikan oleh kelenjar
hipofisis dan mengatur kelenjar tiroid.

TSH hasil tes Lab Terlalu Tinggi: Menandakan hipotiroidisme.

TSH hasil tes LabTerlalu Rendah: Menandakan hipertiroidisme.

Total T4:

Total T4 mengukur protein pembawa T4 bebas dan T4 terikat yang beredar dalam darah.

Free T4 (Thyroxine, FT4):

Tes T4 Bebas adalah molekul dasar tiroid yang beredar di sekitar tubuh sebelum diaktifkan
untuk T3. T4 Bebas langsung mengukur T4 bebas dalam darah. Ini adalah lebih dapat
diandalkan, tapi sedikit lebih mahal daripada Total T4. Beberapa laboratorium sekarang
melakukan T4 Bebas rutin daripada Total T4.

T4 Bebas Hasil Tes Lab Terlalu Tinggi: Menandakan hipertiroidisme, namun artefak teknis
terjadi ketika tingkat estrogen yang lebih tinggi dari kehamilan, pil KB atau terapi pengganti
estrogen.

Indeks Tiroksin Bebas (Indeks T4 Bebas, FTI atau T7 ):

Indeks Tiroksin Bebas merupakan perhitungan matematis memungkinkan laboratorium untuk


memperkirakan indeks tiroksin bebas dari tes Serapan T4 dan T3. Hasilnya memberitahu kita
berapa banyak hormon tiroid bebas dalam aliran darah yang bekerja pada tubuh. Berbeda
dengan T4 saja, tidak terpengaruh oleh tingkat estrogen.

Total T3 (Triiodothyronine):

Total T3 tes laboratorium biasanya tidak diminta seperti tes skrining, melainkan ketika penyakit
tiroid sedang dievaluasi. T3 adalah lebih kuat, aktif, dan hidup lebih pendek versi hormon tiroid.
Beberapa orang dengan kadar tiroid tinggi mengeluarkan T3 lebih daripada T4. Dalam kasus
hipertiroid T4 bisa normal, T3 tinggi, dan TSH rendah. Total T3 melaporkan jumlah total T3
dalam aliran darah, termasuk T3 terikat dengan protein pembawa ditambah T3 bebas beredar.
T3 Bebas (Triiodothyronine):

Tes Laboratorium T3 Bebas menentukan apakah T4 sedang dikonversi menjadi bentuk aktifnya
oleh hati. Tes ini mengukur T3 mengambang bebas dalam tubuh.

T3 Resin Serapan atau Tiroid Serapan .

Tes Laboratorium T3 Resin Serapan membingungkan dokter, perawat, dan pasien. Pertama, ini
adalah bukan tes tiroid , tapi tes pada protein yang membawa tiroid di dalam aliran darah Anda.
Tidak hanya itu, sejumlah tes yang tinggi dapat menunjukkan rendahnya tingkat protein!
Metode pelaporan bervariasi dari laboratorium ke laboratorium.

Serapan T3 Resin digunakan untuk menilai kapasitas pengikatan serum untuk hormon tiroid.
Uji T3 Resin hanya berguna dalam hubungannya dengan total T4 atau Total T3. Jika pasien
memiliki tinggi total T4, mungkin karena kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) atau kelebihan
salah satu protein yang mengikat tiroid, biasanya Thyroid Binding Globulin (TBG). Jika tinggi
Total T4 adalah sekunder untuk TBG tinggi, T3 Resin akan rendah; jika tidak maka akan normal
atau meningkat. Jadi, jika total T4 atau total T3 menyimpang dari normal dalam satu arah dan
Serapan T3 Resin menyimpang dalam arah yang berlawanan, maka kelainan ini disebabkan
perubahan kapasitas mengikat. Jika tidak, maka dapat dikaitkan dengan perubahan sejati
dalam fungsi tiroid (yaitu hipertiroidisme atau hipotiroidisme ). Estrogen meningkatkan kapasitas
mengikat dan menurunkan kedua hormon berlabel bebas dan penyerapan T3 Resin.

(Wah, saya bisa melihat mengapa hal itu sangat membingungkan!)

Tes antibodi tiroid :

Tes laboratorium antibodi tiroid digunakan untuk menentukan penyakit hipertiroidisme autoimun
termasuk penyakit Hashimoto (tiroiditis autoimun) dan penyakit Graves (goiter difus toksik).

Reverse T3 (isomer dari T3:

Uji Lab Reverse T3 (RT3) terbentuk ketika T4 deiodinasi pada posisi 5 (T3 terbentuk dari
deiodinasi dari posisi 5). RT3 memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas biologis dan berfungsi
sebagai jalur pembuangan T4. Selama periode kelaparan atau stres fisik yang parah, tingkat
RT3 meningkat sementara tingkat T3 turun. Dalam hipotiroidisme kedua tingkat RT3 dan T3
menurun. Dengan demikian RT3 dapat digunakan untuk membantu membedakan antara
hipotiroidisme dan perubahan fungsi tiroid yang berhubungan dengan penyakit akut (Euthyroid
Sick Syndrome ).

Kortisol:

Kadar kortisol diuji untuk melihat bagaimana Anda menangani stres. Stres menekan tiroid.

Tingkat Tembaga:

Tingkat Tembaga dijalankan untuk menentukan Penyakit Wilson dan gangguan logam berat.
Tembaga menghambat TRH (Thyroid Releasing Hormone) di hipotalamus dan di kasus
Sindrom Wilson, menumpuk di hati mencegah konversi T4 ke T3. TRH adalah utusan yang
melacak berapa banyak dan hormon tiroid yang diperlukan.
Catatan: Untuk membaca lebih lanjut tentang fungsi tiroid, peran yodium, dan bagaimana
membangun kesehatan dengan menggunakan metode alami kunjungi:
http://naturalhealthtechniques.com/SpecificDiseases/thyroid_disease.htm

MANAJEMEN TES LAB UNTUK DIABETES DAN GULA DARAH:

kurva Glukosa Darah:

Kurva glukosa darah diciptakan oleh serangkaian tes laboratorium glukosa darah yang diambil
dengan menarik darah dari kateter sebelum dimasukkan atau dengan menempel jari dengan
pisau bedah di banyak interval waktu yang berbeda, biasanya dalam waktu 1-3 hari. Tujuannya
adalah untuk mengetahui berapa banyak unit insulin yang diperlukan untuk mempertahankan
kadar glukosa darah yang tepat pada pasien.

Glukosa:

Glukosa adalah ukuran tingkat gula dalam darah. Kisaran normal untuk glukosa puasa adalah
60 -109 mg / dl. Menurut tahun 1999 kriteria Asosiasi Diabetik Amerika, diabetes didiagnosis
dengan puasa kadar glukosa plasma dari 126 atau lebih. Sebuah prekursor, Gangguan
Glukosa Puasa (IFG) didefinisikan sebagai glukosa puasa 110 - 125 mg / dl. Terkadang uji
toleransi glukosa , yang tercakup memberikan Anda minuman manis diikuti oleh beberapa tes
glukosa darah, perlu untuk memilah benar normal IFG dari diabetes. Variasi normal lab ada.

Eropa cenderung menggunakan 2 jam setelah makan mendefinisi diabetes daripada glukosa
puasa. Menggunakan standar Eropa cenderung meningkatkan jumlah orang yang
diklasifikasikan sebagai memiliki diabetes. Untuk membedakan masalah tetap dari yang
sementara, sampel glukosa darah kedua harus diambil dalam waktu 24 jam.

Glukosa Uji Lab Terlalu Tinggi (Hiperglikemia) : menandakan makan sebelum ujian, glukosa
IV, diabetes, glukokortikoid, tiazid, pheochromocytoma, sindrom Cushing, akromegali,
kerusakan otak, penyakit hati, nephrosis, hyperadrenocorticism, hyperglucagonemia, amonia
toksikosis (sapi), demam susu (sapi), insulin dosis terlalu kecil, hipertiroidisme, nyeri diinduksi
katekolamin dan pelepasan glukokortikoid, listeriosis (domba), transportasi tetani (domba), dan
pankreatitis.

Glukosa Terlalu Rendah (Hipoglikemia) : Menandakan penyakit Addison (insufisiensi


adrenocortical), myxedema, aflatoxicosis (penyakit pada kuda di mana mereka makan terlalu
banyak gandum yang terinfeksi dengan cetakan), banyak latihan juga, penyakit penyimpanan
glikogen, septikemia, insufisiensi hati gram negatif atau kegagalan, hiperinsulinisme dari
overdosis insulin atau insulinoma, hypopituitarism, hipoglikemia remaja (Mainan dan ras anjing
miniatur), ketosis (sapi), malabsorpsi, hipoglikemia neonatal, kanker, kehamilan toksemia
(domba), kelaparan, dan malabsorpsi.

Glycohemoglobin (Hemoglobin A1C atau A1, HbA1C) :

Glycohemoglobin mengukur jumlah glukosa kimia melekat pada sel-sel darah merah. Karena
sel darah hidup sekitar 3 bulan, ia memberitahu kita glukosa rata-rata selama 6 - 8 minggu.
Tingkat tinggi menunjukkan kontrol diabetes yang buruk.

Insulin-Like Growth Factor I (IGF-1):

Test Laboratorium IGF-1 yang digunakan untuk menentukan acromegaly, di mana


somatomedin-C (Sm-C) dan faktor pertumbuhan (GH) meningkat. Hal ini juga digunakan untuk
mengevaluasi hypopituitarism. Sm-C adalah hormon polipeptida yang diproduksi oleh hati dan
jaringan lain, dengan efek pada pertumbuhan mempromosikan aktivitas dan metabolisme
glukosa (seperti aktivitas insulin). Sm-C diangkut dalam darah terikat dengan protein pembawa,
yang memperpanjang separuh hidup. Karena itu tingkatnya lebih konstan daripada hormon
pertumbuhan.

IGF-1 Terlalu Rendah: Menandakan penuaan, hypopituitarism, malnutrisi, diabetes mellitus,


Laron dwarfisme, hipotiroidisme, sindrom ibu kekurangan, keterlambatan pubertas, sirosis,
hepatoma, nonfunctioning tumor hipofisis dengan keterlambatan konstitusional pertumbuhan,
dan anoreksia nervosa.

IGF-1 Terlalu Tinggi: Menandakan remaja, pubertas dini sejati, kehamilan, obesitas, hipofisis
gigantisme, Akromegali dan retinopati diabetes. Karena Sm-C menurun dengan gizi buruk,
konsentrasi memberikan indeks yang dapat digunakan untuk memonitor terapi untuk
kekurangan makanan.

Insulin:

Insulin disekresi oleh pankreas dalam menanggapi makan atau gula darah tinggi. Kadar insulin
bervariasi dari orang ke orang tergantung pada sensitivitas insulin individu (Atau sebaliknya,
resistensi insulin mereka) dan ketika makanan terakhir terjadi. Insulin, bila diukur dengan
sendirinya, pada waktu acak, jarang berguna.

Test Lab Insulin Terlalu Rendah: Menandakan diabetes. Insulin adalah kekurangan pada
orang dengan diabetes tipe 1 (diabates tergantung insulin), dan batas kekurangan pada orang
dengan diabetes tipe 2. Evolusi alami diabetes tipe 2 menyebabkan tingkat insulin jatuh dari
tingkat tinggi ke tingkat rendah selama perjalanan tahun .

Insulin Terlalu banyak : Menandakan hipoglikemia.

HOMA-IR (the Homeostasis Model of Insulin Resistance):

HOMA-IR adalah ukuran insulin. Resistensi insulin merupakan faktor risiko untuk penyakit
koroner sehingga menilai resistensi insulin individu mungkin memiliki beberapa nilai. Penyakit
lain yang berhubungan dengan peningkatan tes HOMA-IR adalah AIDS dan sindrom ovarium
polikistik (PCOS). Wanita ovarium polikistik memiliki resistensi insulin independen obesitas.

URINALISIS:

Urinalisis tes laboratorium mengukur kehadiran dan Jumlah dari sejumlah bahan kimia dalam
urin, yang mencerminkan banyak tentang kesehatan ginjal, bersama dengan sel-sel yang
mungkin ada dalam urin (Misalnya, sel-sel darah merah, sel darah putih, atau kelompok ini
yang disebut ? Gips ? ). Juga, laboratorium mencari kristal, bakteri, dan organisme lain dalam
sedimen urin. Masing-masing elemen memberikan petunjuk fungsi ginjal, tubulus ginjal, ureter
(Tabung kecil yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih), dan kandung kemih.

tes laboratorium urin biasanya dievaluasi dengan sepotong bahan reaksi yang dicelupkan
sebentar ke dalam sampel urin. Teknisi membaca warna dari tiap pengujian dan
membandingkannya dengan grafik referensi. Urin tersebut kemudian diputar ke bawah dan
sedimen diperiksa untuk sel, ragi, bakteri, kristal, dan gips (Kelompok sel-sel mati yang
menunjukkan kerusakan tubulus ginjal). Untuk lebih dalam penafsiran mendalam dengan
gambar pergi ke: http://naturalhealthtechniques.com/urinalysis-interpretation.htm

Berikut adalah beberapa tips tentang pengumpulan sampel urine untuk tes laboratorium:
Jika Anda melakukan bebas menangkap sampel, itu bagus untuk memiliki beberapa urin
tertangkap di awal, tengah dan akhir dari proses buang air kecil. Mengapa ? Fraksi pertama
keluar sel flushes, ragi dan bakteri dari daerah vulva atau preputium dan uretra (tabung yang
menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar). Fraksi tengah adalah gambaran yang
lebih baik dari apa yang telah disimpan dalam kandung kemih. akhir sampel memberikan ide
yang lebih baik tentang bagaimana ginjal terlihat.

pilihan pribadi saya sebagai dokter hewan adalah untuk tetap jarum panjang langsung ke dalam
kandung kemih jadi saya tidak perlu menebak jika bakteri, ragi dan sel-sel mati dari uretra atau
kandung kemih. Ini tidak terlalu sakit dan membantu meringankan kontaminasi sampel. Dengan
cara itu saya bisa mengobati penyebab inti bukan infeksi sekunder dari beberapa jenis. Dokter
kadang-kadang memasukkan kateter ke dalam kandung kemih untuk alasan ini.

Jika Anda mencoba untuk mendapatkan sampel dari hewan peliharaan Anda di rumah, salah
satu cara mudah untuk melakukannya adalah dengan rekaman secangkir kecil ke bagian
bawah penguasa. Sebagai hewan peliharaan kencing, Anda dapat menyelipkan cangkir bawah
mereka tanpa membungkuk dan mengejutkan mereka. Label sampel dengan tanggal dan waktu
itu dikumpulkan kemudian mendapatkan sampel ke dokter hewan segera untuk pengujian
laboratorium.

Volume Urin:

Peningkatan (Poliuria): Menandakan penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronis, diabetes
mellitus, gagal hati, hyperadrenocorticism, hiperkalsemia, hiperparatiroidisme (Kucing dan
manusia), nephrogenic diabetes insipidus, diabetes insipidus hipofisis, diuresis post obstruktif,
primer ginjal glikosuria, psikogenik polidipsia, pielonefritis, dan pyometra.

Penurunan (Oliguria): Menandakan gagal ginjal akut, dehidrasi, shock, penyakit ginjal kronik
terminal, dan obstruksi saluran kemih.

pH :

pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen (Keasaman atau alkalinitas) dari urin. Sampel
segar yang diperlukan untuk pembacaan tes laboratorium akurat karena urin menjadi basa
ketika tua karena karbondioksida lolos dan bakteri dalam urin mengkonversi urea ke amonia
yang sangat alkali. pH normal urin manusia kurang dari 7 adalah sehat.

Terlalu Tinggi (Alkaline): Menandaka diet tinggi sayuran dan infeksi saluran kemih (Bakteri
mengubah urin menjadi amonia). Catatan: Ini adalah satu-satunya contoh di mana saya
memberitahu orang-orang untuk makan banyak protein dan junk food selama 2-3 hari

Terlalu Rendah (Acid): Menandakan diet tinggi protein dan karbohidrat olahan, anoreksia, dan
kelaparan.

Berat Jenis (SG):

Berat Jenis mengukur seberapa encer urin Anda. Berat Jenis memperhitungkan berat urin dan
ukuran partikel. Air akan memiliki berat jenis 1.000 Kebanyakan urin manusia sekitar 1.010,
tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada ketika Anda minum cairan terakhir, atau jika
Anda dehidrasi.
Glukosa dalam urin:

Biasanya tidak ada glukosa dalam urin.

Terdeteksi Glukosa (Glukosuria): Menandakan diabetes, penyakit ginjal (Penurunan tubular


reabsorpsi), akromegali, hyperpituitarism, demam susu sapi, penyakit neurologis sapi, dosis
insulin yang berlebihan, ketakutan atau catacholamine rilis exertional, sindrom seperti Fanconi,
binatang yang hampir mati, domba endotoksemia, dan obat-obatan seperti ACTH,
glukokortikoid, cairan, ketamin, morfin, fenotiazin, dan xylazine. Sejumlah kecil orang memiliki
glukosa dalam urin mereka dengan kadar glukosa darah normal, namun ada glukosa dalam
urin akan meningkatkan kemungkinan diabetes atau intoleransi glukosa.

Protein dalam Urin ini:

Protein (proteinuria) : Ketika Anda buang air kecil dan melihat busa dalam toilet, ini dapat
menunjukkan baik gula atau protein dan tidak normal. Urinalisis dan darah bekerja digunakan
untuk menentukan apa masalahnya. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda melihat ini.
Biasanya tidak ada protein terdeteksi pada strip urine.

Terdeteksi Protein: Menandakan kerusakan ginjal, peningkatan permeabilitas glomerulus


(Demam, penyakit jantung, penyakit sistem saraf pusat, shock, pengerahan tenaga otot), darah
dalam urin, peradangan, kanker, infeksi. Konsentrasi tinggi protein sangat kecil juga dapat
muncul dalam urin seperti protein Bence Jones, monomer hemoglobin, dan mioglobin. Sampai
dengan 10% dari anak-anak dapat memiliki protein dalam urin mereka. Kadang-kadang ini
karena antibodi colostral.

Penyakit tertentu memerlukan penggunaan tes khusus, lebih sensitif (dan lebih mahal) untuk
protein yang disebut tes microalbumin . Sebuah tes microalbumin sangat berguna dalam
skrining untuk kerusakan awal pada ginjal dari diabetes.

Penyebab Positif Palsu: menandakan urin terlalu basa.

Darah dalam Urin:

Darah (Hematuria) : Biasanya tidak ada darah dalam urin tes laboratorium.

Terdeteksi Darah : Menandakan infeksi, batu ginjal, trauma, dan perdarahan dari kandung
kemih atau tumor ginjal. Teknisi dapat menunjukkan apakah darah hemolisa (darah terlarut)
atau non-hemolisa (sel darah merah utuh). Perhatikan bahwa darah juga terjadi ketika seorang
wanita mengalami menstruasi atau dalam anjing saat dia dalam panas sehingga bisa normal.
Ajukan pertanyaan jika Anda melihat darah dalam urin.

Penyebab Positif Palsu: Jarang, cedera otot dapat menyebabkan mioglobin muncul dalam
urin yang juga menyebabkan padto reagen palsu mengindikasikan darah. Mensus pada
manusia atau hewan dalam panas juga akan memiliki darah dalam urin mereka sebagai
kejadian normal.

Bilirubin dalam Urin:

Bilirubin (bilirubinuria): Biasanya tidak ada bilirubin atau urobilinogen dalam urin. Ini adalah
pigmen yang dibersihkan oleh hati.
Terdeteksi Bilirubin: Menandakan hati atau penyakit kandung empedu, obstruksi aliran
empedu, hemolisis intravaskular, hemoglobinuria, dan konjugasi sel tubular bilirubin bebas.

Salah positif: warna urin dapat mengganggu pembacaan tes laboratorium ini.

Nitrat:

Biasanya negatif, kehadiran nitrat biasanya menunjukkan infeksi saluran kemih yang
disebabkan dari nitrat mengurangi bakteri termasuk veillonellae, haemophili, staphylococci,
corynebacteria, lactobacilli, flavobacteria dan fusobacteria.

Leukosit (esterase leukosit):

Biasanya negatif. Leukosit adalah sel darah putih (atau sel nanah).

Leukosit terdeteksi: Menandakan infeksi saluran kemih.

Sedimen dalam Urin:

Sedimen: Di sini dokter, perawat, atau teknisi laboratorium melihat di bawah mikroskop pada
bagian urin Anda yang telah berputar dalam centrifuge. Barang-barang seperti sel-sel mukosa
dan skuamosa yang biasa terlihat. Temuan abnormal akan mencakup lebih dari 0-2 sel darah
merah, lebih dari 0-2 sel darah putih, kristal, gips, sel tubulus ginjal, ragi atau bakteri. (Bakteri
dan jamur dapat hadir jika ada kontaminasi pada saat pengumpulan). pH urin menentukan apa
jenis kristal akan terbentuk.

Untuk BANYAK info lebih lanjut tentang sedimen urin lihat selebaran berikut:
http://naturalhealthtechniques.com/SpecificDiseases/bladder_kidney_stones.htm

Tes Lab Profil Hormon Sex :

tes hormon seks yang populer hari ini dan dapat dilakukan di rumah melalui air liur atau tes
urine atau dilakukan di kantor dokter menggunakan darah.

Estrogen:

Estrogen diuji untuk mengevaluasi Status menstruasi dan kematangan seksual. Estrogen
bertanggung jawab untuk proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spesifik dan bertanggung jawab
untuk pengembangan yang paling karakteristik seksual sekunder pada wanita. Tiga jenis
estrogen yang hadir dalam jumlah yang signifikan dalam uji laboratorium darah, estradiol,
estrone, dan estriol .

Estrogen Terlalu Tinggi: Menandakan ginekomastia (sindrom feminisasi) dan dipengaruhi


estrogen tumor ovarium.

Estradiol:

Estradiol adalah jenis yang paling umum dari estrogen dan estrogen yang paling penting dalam
mengevaluasi kesuburan perempuan karena diproduksi hampir semata-mata oleh ovarium.
Pada wanita estradiol bervariasi sesuai dengan umur, siklus menstruasi normal, minum pil KB
atau penggantian estrogen.
Estriol (E3):

Estriol merupakan estrogen utama pada wanita hamil yang diproduksi oleh plasenta. Ekskresi
estriol meningkat sekitar delapan minggu usia kehamilan dan terus meningkat sampai sesaat
sebelum kelahiran. Studi Serial Urin dan darah dari hormon ini digunakan untuk menilai fungsi
plasenta dan janin normal pada kehamilan berisiko tinggi. Nilai jatuh selama kehamilan
menunjukkan kerusakan fetoplasenta dan membutuhkan penilaian ulang cepat kehamilan,
termasuk kemungkinan kelahiran awal.

Progesteron:

Progesteron yang diproduksi di indung telur selama paruh kedua siklus menstruasi, oleh
plasenta selama kehamilan, dan dalam jumlah kecil dari kelenjar adrenal dan testis.
Progesteron mempersiapkan rahim untuk implantasi janin dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan ASI dalam persiapan untuk menyusui. Ini adalah hormon penting untuk evaluasi
untuk mengevaluasi kesuburan perempuan.

Setelah ovulasi, peningkatan hormon progesteron menyebabkan lapisan rahim menebal dalam
persiapan untuk implantasi telur yang dibuahi. Jika acara ini tidak terjadi, tingkat progesteron
dan estrogen menurun, mengakibatkan penumpahan lapisan rahim. Progesteron sangat
penting selama kehamilan, tidak hanya memastikan fungsi normal dari plasenta, tetapi melewati
ke dalam sirkulasi bayi berkembang, di mana ia diubah dalam kelenjar adrenal untuk hormon
kortikosteroid.

Testosteron:

Testosteron adalah yang paling penting dari hormon seks laki-laki. Ia bertanggung jawab untuk
merangsang pertumbuhan tulang dan otot, dan perkembangan seksual. Ia dihasilkan oleh testis
dan dalam jumlah yang sangat kecil oleh indung telur pada wanita. Kebanyakan tes testosteron
mengukur jumlah testosteron. Testosteron merangsang produksi sperma (spermatogenesis),
dan mempengaruhi perkembangan karakteristik seks sekunder laki-laki.

Testosteron Terlalu Tinggi: Kelebihan testosteron disebabkan oleh tumor testis, adrenal,
hipofisis atau pada pria muda dapat menyebabkan dewasa sebelum waktunya (awal) pubertas.
Kelebihan produksi testosteron pada wanita, disebabkan oleh tumor ovarium dan adrenal,
dapat mengakibatkan maskulinisasi, gejala yang meliputi penghentian siklus menstruasi
(amenorrhea) dan pertumbuhan berlebihan dari rambut tubuh (hirsutisme).

Testosteron Terlalu Rendah: Saat menurunnya tingkat testosteron pada pria menunjukkan
aktivitas di bawah testis (hipogonadisme), tes stimulasi testosteron mungkin diminta.

Pengujian Penyakit Menular Seksual:

Herpes Serologi

(Herpes simplex virus, HSV): Sebuah tes lab darah untuk herpes sekarang tersedia. Sebuah
tes darah hanya memberitahu apakah Anda telah terinfeksi dengan virus herpes. Herpes
serologi tidak dapat mengetahui bahwa anda terinfeksi, bagian tubuh apa akan terpengaruh,
apakah Anda akan mengembangkan gejala herpes atau jika gejala Anda disebabkan herpes.
Sebuah usap lesi aktif adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi virus itu sendiri. Ini mungkin
memakan waktu antara enam dan delapan minggu untuk mendeteksi antibodi dalam tes darah
herpes setelah pertama kali terinfeksi HSV. Juga, antibodi bisa hilang dengan waktu, terutama
jika orang tersebut memiliki kekambuhan jarang herpes jerawat.
Herpes Genital ini disebabkan oleh Herpes Simplex Virus tipe I (HSV-1) atau Herpes
Simplex Virus tipe II (HSV-2) . Herpes Simplex Virus II (HSV-2) adalah penyebab biasa
serangan berulang-ulang dari herpes genital dan HSV-1 biasanya tipe yang bertanggung jawab
untuk luka dingin (herpes mulut).

positif dan negatif palsu : Semua lab tes sesekali memberikan hasil yang salah. Herpes tes
bisa positif palsu 5% dari waktu dan hasil negatif palsu 15% dari waktu ? jadi sebelum
perkawinan tergembos keluar terjadi ? ulangi uji dengan menggunakan laboratorium yang
berbeda.

Catatan: Saya tidak tahu tentang herpes vagina, tapi herpes mulut biasanya hilang ketika Anda
berhenti memegang lidah Anda ? Jadi berbicara kebenaran Anda dan luka dingin itu akan
menghilang dalam 1-3 hari. Saya telah melihat ini sebagai pengobatan yang efektif BERKALI-
kali. Oh, dan lebih banyak orang daripada yang dapat Anda bayangkan yang terinfeksi dengan
herpes vagina, jadi jika Anda lajang, jangan biarkan hal itu membuat Anda lajang untuk hidup.
Kebenaran akan membebaskan Anda. Memaafkan diri sendiri dan melanjutkan. Hanya menjadi
arif tentang siapa Anda bicara tentang hal itu dan tidak melakukan hubungan seks dengan
mereka yang tidak menyadari Anda memilikinya. Ada obat-obatan dan homeopati tetes yang
membantu mengendalikan wabah aktif.

Sering Diajukan tentang Hasil Lab Test:

Mengapa saya harus memiliki perut kosong selama setidaknya 12 jam sebelum mereka
mengambil darah saya untuk tes laboratorium ? Ketika kita makan, lemak masuk ke aliran
darah kita dan dapat mempengaruhi tes memberikan hasil positif keliru atau negatif keliru.
Lemak dalam aliran darah memberi serum berawan dan instrumen ilmiah yang mereka
gunakan untuk menguji tingkat darah yang berbeda tidak dapat melihat melalui kekeruhan.

Mengapa mereka menempatkan darah di beberapa tabung masing-masing dengan warna


yang berbeda di bagian atas tabung ? Setiap tabung sampel Anda diletakkan dalam sesuatu
yang berbeda untuk sampel. Beberapa memiliki pengawet di dalamnya, beberapa memiliki
antikoagulan, dan beberapa tidak memiliki apa-apa. Pengawet dapat mencegah kerusakan
enzim tertentu sehingga darah dapat disimpan hingga sampai ke laboratorium untuk diuji.
Antikoagulan mencegah darah dari menggumpal sehingga sel pembeku dapat dihitung dan
dilihat dengan peralatan laboratorium. Ketika tabung tidak memiliki apa-apa di dalamnya
(tabung atasnya merah) kita ingin darah untuk membeku sehingga kami dapat mengumpulkan
serum dan bukan sel darah merah atau putih. Dengan cara ini kita dapat menjalankan tes darah
yang berbeda untuk melihat semua aspek tentang bagaimana tubuh Anda berfungsi atau tidak
berfungsi.

Link Bermanfaat dan Referensi untuk Hasil Uji Lab:


 Veterinary Laboratory Medicine Clinical Pathology, 2nd Edition by J. Robert Duncan, DVM,
Ph.D. and Keither W. Prasse, DVM, Ph.D.

 What is a Rule Out? http://naturalhealthtechniques.com/whats-a-rule-out.htm

 The Urinalysis Lab Test: http://naturalhealthtechniques.com/urinalysis-interpretation.htm<

? 2005-2012 oleh Dr. Denice M. Moffat

Hanya untuk tujuan pendidikan. Izin untuk membuat salinan oleh Anda untuk Anda dan teman-
teman Anda dikabulkan. Jika Anda menemukan situs ini bernilai, sumbangan dari setiap jenis
atau jumlah akan sangat dihargai. Beberapa ide sumbangan meliputi mendaftar untuk
newsletter kami, membuat janji, rujukan, menghubungkan ke situs dari situs Anda pada
halaman yang sesuai dan mengirim uang atau doa adalah semua energi sumbangan yang
dapat diterima. Saya percaya kita perlu untuk mendukung hal-hal yang menyehatkan kita
dengan cara apapun jika kita ingin melihat mereka di sekitar dalam masa depan! Anda
dianjurkan untuk berkonsultasi dengan praktisi berpengetahuan sebelum menggunakan setiap
informasi dalam situs ini. Saya bersedia untuk konsultasi telepon hanya pada saat ini. Saya
suka bekerja di situs saya dan berharap bahwa Anda mendapatkan kenikmatan dan
penyembuhan dari itu. Namaste. Dr Denice Moffat

Hubungi Kami:
Dr. Denice Moffat
1069 Elk Meadow Lane
Deary, Idaho 83823 U.S.A.
(208) 877-1222 Waktu Pasifik (Pertanyaan Umum)
(208) 877-1969 Jalur Konsultasi Telepon Kami berdedikasi untuk Klien Berkonsultasi
Email Me

***********************

The following table gives some examples as to what the results of a differential may indicate:

Possible Causes of High and Low WBC Differential Results

Type of Examples of causes of a high Examples of causes of a low


Abbreviations
WBC count count

Neu, Polys,
Known as neutrophilia Known as neutropenia
PMNs, ANC
 Acute bacterial infections and
% Neu also some infections caused by  Myelodysplastic syndrome
viruses and fungi
 Inflammation (e.g., · Severe, overwhelming
inflammatory bowel disease, infection (e.g., sepsis--neutrophils
rheumatoid arthritis) are used up)
Neutrophils
(Absolute · Tissue death (necrosis) caused  Reaction to drugs (e.g.,
neutrophil by trauma, major surgery, heart penicillin, ibuprofen, phenytoin,
count, percent attack, burns etc.)
neutrophils)
 Physiological (stress, rigorous
· Autoimmune disorder
exercise)
 Smoking  Chemotherapy
· Pregnancy�last trimester or  Cancer that spreads to the
during labor bone marrow
· Chronic leukemia (e.g.,
· Aplastic anemia
myelogenous leukemia)
Lymphs, lym, Known as lymphopenia or
Known as lymphocytosis
ly, ALC lymphocytopenia

 Acute viral infections (e.g.,


hepatitis, chicken pox, · Autoimmune disorders (e.g.,
% lymphs
cytomegalovirus (CMV), Epstein- lupus, rheumatoid arthritis)
Lymphocytes
Barr virus (EBV), herpes, rubella)
(Absolute
lymphocyte
count, percent  Certain bacterial infections
 Infections (e.g., HIV, TB,
lymphocytes (e.g., pertussis (whooping cough),
hepatitis, influenza)
tuberculosis (TB))
 Bone marrow damage (e.g.,
 Lymphocytic leukemia chemotherapy, radiation
therapy)
· Lymphoma  Immune deficiency

Monos, AMC Known as monocytosis Known as monocytopenia

 Chronic infections (e.g., Usually, one low count is not


% monos
tuberculosis, fungal infection) medically significant.

 Infection within the heart Repeated low counts can


(bacterial endocarditis) indicate:
Monocytes
(Absolute  Collagen vascular diseases
 Bone marrow damage or
monocyte (e.g., lupus, scleroderma,
count, percent failure
rheumatoid arthritis, vasculitis)
monocytes)
 Inflammatory bowel disease  Hairy-cell leukemia

 Myelogenous leukemia
 Chronic myelomonocytic
leukemia
 Juvenile myelomonocytic
leukemia

Eosinophils
(Absolute
eosinophil Eos, AEC Known as eosinophilia Known as eosinopenia
count, percent
eosinophils)
This is often difficult to
determine because numbers are
 Asthma, allergies such as hay normally low in the blood. One
% eos
fever or an occasional low number is
usually not medically
significant.

 Drug reactions

 Inflammation of the skin (e.g.,


eczema, dermatitis)

· Parasitic infections

· Inflammatory disorders (e.g.,


celiac disease, inflammatory bowel
disease)

 Certain malignancies/cancers

Baso, ABC Known as basophilia Known as basopenia

As with eosinophils, numbers


Basophils  Rare allergic reactions (e.g., are normally low in the blood;
% baso
(Absolute hives, food allergy) usually not medically
basophil significant.
count, percent
basophils)
 Inflammation (rheumatoid
arthritis, ulcerative colitis)

 Some leukemias
Visual Examination

Overview

During the visual examination of the urine, the laboratorian observes the urine's
color and clarity. These can be signs of what substances may be present in the
urine. They are interpreted in conjunction with results obtained during the
chemical and microscopic examinations to confirm what substances are present.
(See The Chemical Examination and The Microscopic Examination for details).

 Urine color

Urine can be a variety of colors, most often shades of yellow, from very pale or
colorless to very dark or amber. Unusual or abnormal urine colors can be the
result of a disease process, several medications (e.g., multivitamins can turn
urine bright yellow), or the result of eating certain foods. For example, some
people can have red-colored urine after eating beets; the color is from the natural
pigment of beets and is not a cause for worry. However, red-colored urine can
also occur when blood is present in the urine and can be an indicator of disease
or damage to some part of the urinary system. Another example is yellow-brown
or greenish-brown urine that may be a sign of bilirubin in the urine (see The
Chemical Examination section).

 Urine clarity

Urine clarity refers to how clear the urine is. Usually, laboratorians report the
clarity of the urine using one of the following terms: clear, slightly cloudy,
cloudy, or turbid. "Normal" urine can be clear or cloudy. Substances that cause
cloudiness but that are not considered unhealthy include mucus, sperm and
prostatic fluid, cells from the skin, normal urine crystals, and contaminants such
as body lotions and powders. Other substances that can make urine cloudy, like
red blood cells, white blood cells, or bacteria, indicate a condition that requires
attention.

Chemical Examination

 Specific gravity

Urine specific gravity is a measure of urine concentration. This test simply


indicates how concentrated the urine is. Specific gravity measurements are a
comparison of the amount of substances dissolved in urine as compared to pure
water. If there were no substances present, the specific gravity of the urine
would be 1.000 (the same as pure water). Since all urine has some substances in
it, a urine SG of 1.000 is not possible. If a person drinks excessive quantities of
water in a short period of time or gets an intravenous (IV) infusion of large
volumes of fluid, then the urine specific gravity may be very close to that of
water. The upper limit of the test pad, a specific gravity of 1.035, indicates
concentrated urine, one with many substances in a limited amount of water.
Knowing the urine concentration helps healthcare practitioners understand
whether a urine specimen they are evaluating is the best one to detect a
particular substance. For example, if they are looking for very small amounts of
protein, a concentrated morning urine specimen would be the best sample.

 pH

As with specific gravity, there are typical but not "abnormal" urine pH values. The urine
is usually slightly acidic, about pH 6, but can range from 4.5-8. The kidneys play an
important role in maintaining the acid-base balance of the body. Therefore, any
condition that produces acids or bases in the body, such as acidosis or alkalosis, or the
ingestion of acidic or basic foods can directly affect urine pH.

Some of the substances dissolved in urine will precipitate out to form crystals when the
urine is acidic; others will form crystals when the urine is basic. If crystals form while
the urine is being produced in the kidneys, a kidney stone or "calculus" can develop. By
modifying urine pH through diet or medications, the formation of these crystals can be
reduced or eliminated. (For additional information, see the articles on Kidney Stone
Analysis and Kidney Stone Risk Panel.)

 Protein

The protein test pad provides a rough estimate of the amount of albumin in the urine.
Albumin makes up about 60% of the total protein in the blood. Normally, there will be
no protein or a small amount of protein in the urine. When urine protein is elevated, a
person has a condition called proteinuria.

Proteinuria may occasionally be seen in healthy individuals. Healthy people can have
temporary or persistent proteinuria due to stress, exercise, fever, aspirin therapy, or
exposure to cold, for example. Repeat testing may be done once these conditions have
resolved to determine whether the proteinuria is persistent.

If trace amounts of protein are detected, and depending on the person's signs, symptoms
and medical history, a repeat urinalysis and dipstick protein may be performed at a later
time to see if there is still protein in the urine or if it has dropped back to undetectable
levels.

If a large amount of protein is detected on a urinalysis and/or if the protein persists in


repeated tests, a 24-hour urine protein test may be used as a follow-up test. Since the
dipstick primarily measures albumin, the 24-hour urine protein test also may be ordered
if a healthcare practitioner suspects that proteins other than albumin are being released
into the urine.

Protein in the urine may be a sign of kidney disease. Small amounts of albumin may be
found in the urine when kidney dysfunction begins to develop. A different test called
a urine albumin test detects and measures small amounts of albumin in the urine. The
urine albumin test is more sensitive than a dipstick urinalysis and is routinely used to
screen people with chronic conditions that put them at risk for kidney disease, such
as diabetes and high blood pressure. (See the article on Urine Albumin.)

Proteinuria may also be associated with many other diseases and conditions. A
healthcare practitioner may order other types of follow-up tests to help determine the
cause of protein in the urine. For more information, see the articles
on Proteinuria and Kidney Disease.

 Glucose

Glucose is normally not present in urine. When glucose is present, the condition is
called glucosuria. It results from either:

1. An excessively high glucose level in the blood, such as may be seen with people
who have uncontrolled diabetes
2. A reduction in the "renal threshold;" when blood glucose levels reach a certain
concentration, the kidneys begin to eliminate glucose into the urine to decrease
blood concentrations. Sometimes the threshold concentration is reduced and
glucose enters the urine sooner, at a lower blood glucose concentration.

Some other conditions that can cause glucosuria include hormonal disorders, liver
disease, medications, and pregnancy. When glucosuria occurs, other tests such as a
fasting blood glucose are usually performed to further identify the specific cause.

 RBCs (Red Blood Cells)

Normally, a few RBCs are present in urine sediment (0-5 RBCs per high power field,
HPF). A positive chemical test for hemoglobin and an increase in the number of RBCs
seen under the microscope indicates that there is blood in the urine. However, this test
cannot be used to identify where the blood is coming from. For instance, contamination
of urine with blood from hemorrhoids or vaginal bleeding cannot be distinguished from
a bleed in the urinary tract. This is why it is important to collect a urine specimen
correctly and for women to tell their healthcare provider that they are menstruating
when asked to collect a urine specimen.

Blood in the urine is not a normal finding, but it is not uncommon and is not necessarily
a cause for alarm. Hematuria is a sign or an indicator that prompts a healthcare
practitioner to investigate further to try to determine the underlying cause of the blood.
As part of the investigation, a healthcare practitioner will evaluate an individual's
medical history, physical examination, and accompanying signs and symptoms.
Additional urine and blood tests may be done to help determine the source.

Some of the underlying causes of hematuria are benign, temporary states that do no
lasting harm and resolve with little or no specific treatment. If there is blood in the urine
along with white blood cells and bacteria, it may be caused by a urinary tract
infection that can be easily treated with antibiotics. Some causes of hematuria, however,
may be critical conditions or represent a chronic condition that requires treatment and
monitoring.
For more detailed information on causes and tests, read the article on Hematuria.

 WBCs (white Blood Cells)

The number of WBCs in urine sediment is normally low (0-5 WBCs per high power
field, HPF). WBCs can be a contaminant, such as those from vaginal secretions.

An increased number of WBCs seen in the urine under a microscope and/or positive test
for leukocyte esterase may indicate an infection or inflammation somewhere in the
urinary tract. If also seen with bacteria (see below), they indicate a likely urinary tract
infection.

 Epithelial cells

Epithelial cells are usually reported as "few," "moderate," or "many" present per low power field
(LPF). Normally, in men and women, a few epithelial cells can be found in the urine sediment. In
urinary tract conditions such as infections, inflammation, and malignancies, an increased number of
epithelial cells are present. Determining the kinds of cells present may sometimes help to identify
certain conditions. For example, epithelial cells containing large amounts of broken-down
hemoglobin (called hemosiderin) may indicate that there were red blood cells or hemoglobin in the
urine recently, even if there are none now.

 Bacterias, yeast, paracities

In healthy people, the urinary tract is sterile and, if the urine sample is collected as a
"clean-catch" sample, there will be no microbes seen in the urine sediment under the
microscope. Special care must be taken during specimen collection, particularly in
women, to prevent bacteria that normally live on the skin or in vaginal secretions from
contaminating the urine sample.

If microbes are seen, they are usually reported as "few," "moderate," or "many" present
per high power field (HPF).

 Bacteria from the surrounding skin can enter the urinary tract at the urethra and
move up to the bladder, causing a urinary tract infection (UTI). If the infection is
not treated, it can eventually move to the kidneys and cause kidney infection
(pyelonephritis). If a person has an uncomplicated lower urinary tract infection,
then the person may be treated without need for a urine culture. However, if the
person has had recurrent UTIs, suspected complicated infection, or is
hospitalized, a urine culture and susceptibility testing may be performed to help
guide treatment. (See the article on Urine Culture for details.)
 In women (and rarely in men), yeast can also be present in urine. They are most
often present in women who have a vaginal yeast infection because the urine has
been contaminated with vaginal secretions during collection. If yeast are
observed in urine, then the person may be treated for a yeast infection.
 Trichomonas vaginalis is a parasite that may be found in the urine of women, or
rarely, men. As with yeast, T. vaginalisinfects the vaginal canal and their
presence in urine is due to contamination during sample collection. If these are
found during a urinalysis, then Trichomonas testing may be performed to look
for a vaginal infection.

Anda mungkin juga menyukai