Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i

BAB 8...........................................................................................................................................i

Mampu Mendeteksi Adanya Komplikasi dan Penyulit Persalinan Kala II.........................1

Tujuan pembelajaran.................................................................................................................1

A. Komplikasi dan Penyulit pada Kala II.................................................................................1

1. Kelainan Presentasi Muka Dan Presentasi Dahi...............................................................2

2. Kelainan Posisi Oksipito Posterior Dan Posisi Oksipito Transversal Persistence.........4

3. Kelainan Letak Lintang.......................................................................................................9

4. Kelainan Distosia Bahu Dan Letak Sunsang......................................................................10

5. Gemelli...................................................................................................................................13

i
Mampu Mendeteksi Adanya Komplikasi dan
Penyulit Persalinan Kala II

Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bab ini,diharapkan mahasiswa :

1. Mampu menjelaskan tentang kelainan presentasi muka dan presentasi dahi


2. Mampu menjelaskan tentang kelainan posisi oksipito posterior dan posisi
oksipito transversal Persistence
3. Mampu menjelaskan tentang kelainan letak lintang
4. Mampu menjelaskan tentang distosia bahu dan letak sunsang
5. Mampu menjelaskan tentang gemelli

Deteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Serta


Cara Mengatasinya
A. Komplikasi dan Penyulit pada Kala II

Kontraksi yang tidak efektif, upaya maternal yang kurang, dan tidak adanya
keinginan untuk mengejan akibat anelgesia epidural dapat memanjangnya kala dua
persalinan. Kandung kemih atau rektum yang penuh juga menghambat kemajuan
persalinan. Janin yang besar, malpresentasi atau malposisi juga dapat menyebabkan
penyulit persalinan kala II. Untuk itu, mungkin diperlukan kelahiran dengan bantuan.

Malposisi adalah kepala janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai
titik referensi, atau malposisi merupakan abnormal dari vertek kepala janin (dengan
ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Dalam keadaan malposisi
dapat terjadi partus macet atau partus lama. Penilaian posisi normal apabila kepala
dalam keadaan fleksi, bila fleksi baik maka kedudukan oksiput lebih rendah dari
pada sinsiput, keadaan ini disebut posisi oksiput transversal atau anterior. Sedangkan
keadaan dimana oksiput berada di atas posterior dari diameter transversal pelvis
adalah suatu malposisi.

1. Kelainan Presentasi

2
a. Presentasi Muka

1) Diagnosis

 Pemeriksaan abdominal: lekukan akan.teraba antara daerah oksiput dan.


punggung (sudut fabre).
 Pemeriksaan dalam (VT): muka dengan mudah teraba, bagian rahang dengan
mudah teraba, teraba mulut, tulang pipi, dan tukang orbita, serta kepala janin
dalam posisi defleksi maksimal.
 Pemeriksaan auskultasi: DJJ terdengar sepihak dengan bagian kecil janin.

2) Penatalaksanaan

a) Posisi dagu anterior:

Jika pembukaan lengkap, maka janin dilahirkan dengan persalinan. spontan


pervaginam. Apabila penurunan kepala janin kurang lancar, maka lakukan
persalinan dengan bantuan ekstraksi forcep. Jika pembukaan belum lengkap. dan
tidak ada kemajuan. pembukaan dan penurunan kepala janin, maka lakukan
rujukan untuk dilakukan tindakan seksio sesarea. .

b) Posisi dagu posterior:

Jika pembukaan lengkap, maka janin dilahirkan dengan tindakan seksio


sesarea. Jika pembukaan belum lengkap dan tidak ada tanda kemajuan persalinan
atau penurunan kepala janin, maka lakukan rujukan untuk dilakukan tindakan
seksio sesarea. Pada presentasi muka, tidak boleh dilakukan ekstraksi vacum..

3) Komplikasi

a) Meningkatnya morbiditas pada ibu bayi

b) Mortalitas persalinan dengan presentasi muka adalah 2,5-5%.

Gambar : Presentasi Muka

b. Presetasi dahi

3
Presentasi dahi adalah posisi kepala antara fleksi dan defleksi, sehingga dahi
merupakan bagian teredah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka
atau belakang kepala. Kepala menusuk panggul dengan dahi melintang/miring pada
waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan dan berada di bawah alkus pubis,
kemudian terjadi fleksi sehingga belakang kepala terlahir melewati perineum lalu
terjadi defleksi sehingga lahirlah dagu.

Etiologi :

1) Panggul sempit

2) Janin besar

3) Multiparitas

4) Kelainan janin

5) Kematian janin intra uterin

Diagnosa :

Pemeriksaan luar : dada teraba seperti punggung, denyut jantung janin terdengar
lebih jelas di bagian dada, yaitu pada sisi yang sama dengan bagian-bagian kecil.

Pemeriksaan dalam : teraba sutura frontalis, yang bila diikuti, teraba ubun-ubun
besar pada ujung yang satu dan pangkal hidung dan lingkaran orbita pada ujung
yang lain

Penanganan :

Persentase dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak dapat lahir
spontan pervaginam, jadi lakukan SC.

Komplikasi :

1) Pada Ibu Partus lama dan lebat sulit, bisa terjadi robekan yang hebat

2) Pada Anak Mortalitas janin tinggi

Gambar : presentasi dahi

4
2. Kelainan Posisi

a. Persentasi occipito posterior

Pada persalinan persentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui Pintu
Atas Panggul dengan sutura sagitaris melintang/miring, sehingga Ubun Ubun Kecil
dapat berada di kiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri
belakang atau kanan belakang. Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke
depan, sehingga tetap dibelakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior
persisten. Satu bentuk kelainan putar paksi dalam ( internal rotation ) pada proses
persalinan.Pada 10% kehamilan, kepala masuk PAP dengan oksiput berada pada
segmen posterior panggul

Salah satu penyebab terjadinya POPP adalah kesulitan dalam penyesuaian


kepala dalam usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul,
misalnya pada panggul dengan diameter anteroposterior lebih panjang daripada
diameter transversal seperti pada panggul Anthropoid, atau segmen depan yang
menyempit seperti pada panggul Android. Maka UUK akan mengalami kesulitan
memutar ke depan. Sebab-sebab lain seperti otot-otot dasar panggul yang sudah
lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tidak ada
paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar ke depan.Tanda GejalaUUk
pada pemeriksaan dalam teraba dibelakang, putar paksi terhalang atau tidak terjadi

Gambar : Presentasi occipito posterior

3
Etiologi :

1) Diameter antero posterior panggul lebih panjang dari diameter tranvesa

2) Segmen depan menyempit

3) Otot - otot dasar panggul yang lembek pada multipara

4) Kepala janin yang kecil dan bulat

Diagnosis :

 Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP
dengan sutura sagitalis melintang/miring, sehingga ubun ubun kecil dapat berada
dikiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang/kanan
belakang..
 Dalam keadaan flexi bagian yang pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput.
Occiput akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus levator aninya
membentuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput.

Penanganan :

1) Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir spontan

2) Tindakan baru dilakukan jika kala II terlalu lama/ada tanda bahaya terhadap janin

Pada persalinan dapat terjadi robekan peremium yang teratur atau extensi dari
episiotomi :

1) Periksa ketuban bila intake, pecah ketuban

2) Bila penurunan kepala 3/5 diatas PAP atau diatas 2 SC

3) Bila pembukaan belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, beri oksitosin drip.

4) Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi
apakah ada obstruksi. Bila tidak ada tanda abstruksi oksitosin drip

5) Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5 atau o
ekstraksi vaccum atau forseps

6) Bila ada tanda obstruksi/gawat janin lakukan Secio Cesaria


4
b. Posisi Oksipito Transversal Persistence

a). Definisi

Posisi oksiput posterior atau frontoanterior merupakan presentasi belakang


posterior sacroiliac kepala dengan ubun-ubun kecil (UUK) berada dibelakang
sacroiliac atau secara langsung berada diatas sacrum. Posisi oksiput posterior
merupakan suatu ketidaknormalan posisi janin (malposisi).3,4,10 Posisi Oksiput
Posterior Persisten (POPP) merupakan abnormalitas posisi atau malposisi janin saat
terjadi kegagalan atau tidak terjadi rotasi UUK ke arah anterior simfisis (pada
normoposisi) saat kepala janin sudah melebihi hodge 3 atau dengan kata lain posisi
oksiput kepala janin tetap berada di posisi.

b). Epidemiologi dan faktor risiko

Dua hingga sepuluh persen (2-10%) kehamilan tunggal terjadi dengan posisi
oksiput posterior.9-11 Insidensi persalinan spontan pervaginam pada POPP sekitar
46% dan hanya 9% dilanjutkan dengan persalinan perabdominal. Predisposisi
malposisi oksiput posterior disebabkan oleh beberapa hal seperti analgesia epidural,
nullipara,berat badan janin besar, riwayat persalinan dengan posisi oksiput posterior
sebelumnya, dan bentuk panggul ibu terutama jenis anthropoid.

c). Etiopatogenesis

Penyebab terbanyak terjadinya malposisi oksiput posterior belum banyak


diketahui. Beberapa kemungkinan penyebabnya seperti kelainan bentuk panggul ibu,
faktor janin atau faktor uterus, yang diuraikan seperti berikut :

 Bentuk panggul ibu sekitar 50% terjadi pada panggul tipe anthropoid atau
android
 Factor janin: kondisi defleksi kepala janin ke arah posterior yang diakibatkan
oleh inklinasi pada panggul atas, implantasi plasenta pada dinding anterior
uterus, atau brachycephalic primer.

Diameter kepala janin yang terpenting meliputi diameter


suboksipitobregmatika, anteroposterior dan mentooksipital. Diameter kepala janin
memasuki panggul melalui diameter transversalnya yaitu biparietal (9 1(9,5cm) dan
diameter omya yaitu suboccipitofrontal (10 anteroposteriomya cm) atau
occipitofrontal (11,5 cm)." 110-13 Keadaan ut dapat gagal berputar. Penyebabnya
tertentu, oksiput da adalah defleksi kepala berlebihan, kontraksi rahim yang lemah,
bentuk panggul dengan sacrum yang datar, spina ischiadica yang menonjol atau
dinding samping panggul konvergen, dan otot dasar panggul yang lemah. Posisi ini
disebut sebagai posisi occipitosacral, atau Posisi Occipitoposterior Persisten (POP)
dari presentasi belakang kepala (vertex). Occipitoposterior persisten merupakan

5
mekanisme abnormal dari posisi occipitoposterior di mana ada malrotasi oksiput ke
posterior terhadap ruang sacrum (posisi occipitosacral).

Gambar 1 : Rotasi yang tepat dan tidak tepat pada posisi oksipitoposterior

Diameter anteroposterior pada posisi FA lebih besar daripada subokcipitobregmatic


pada posisi OA (Gambar 6b). Kagaglan rotasi ini menyebabkan posisi frontoanterior
(FA).

Gambar 2 : Sikap janin dan diameter terbesar janin a. Suboksipitobregmatica (presentasi oksipital,
fleksi), b. frontooksipital (presentasi bregamtika, slight defleksi), c. mentooksipital (presentasi dahi,
ektensi) d. submentobregmatika (presentasi wajah, extreme extension

Gambar 3 : Posisi oksipitoanterior dan oksipitoposterior/ OP (frontoanterior)a. Posisi diameter


terbesar kepala janin pada OA dan OP (tampak samping), b. Posisi diameter terbesar kepala janin
pada OA dan OP (tampak depan)"

The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) tidak


membedakan antara posisi frontoanterior (FA) dan occipitoposterior (OP), pada
kenyataannya, terdapat perbedaan diantara kedua hal ini. Hal pertama adalah
6
kelainan rotasi dimana sinciput berputar secara anterior sementara kepala janin
dalam posisi sedikit. defleksi. Hal kedua adalah kepala janin dalam fleksi maksimal
dengan oksiput berputar ke posterior.

d). Diagnosis

Penegakan diagnosis posisi oksiput posterior persisten dapat melalui


pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan abdomen tampak lebih datar di daerah bawah umbilicus, ektremitas janin
akan lebih mudah dipalpasi dibagian tengah atau anterior, punggung janin akan
teraba menjauhi bagian posterior atau sulit diraba, detak jantung janin (DJJ) akan
lebih terdengar pada area pinggul (samping) dan sulit dilokalisasi.

Gambar 4 Inspeksi abdomen pada a OA dan b. OP

Pemeriksaan genitalia akan didapatkan sutura sagitalis berada pada diameter


oblik panggul ibu. Fontanella kecil terdapat pada sisi posterior, baik di kanan (ROP)
atau kiri (LOP). Fontanel anterior dan bregma berada di kuadran yang berlawanan
dengan panggul ibu. Karena kegagalan fleksi internal terjadi bersamaan dengan
posisi oksipitoposterior persisten, fontanela biasanya berada pada ketinggian yang
sama di panggul. Pada posisi oksipitoposterior, pembentukan molding verteks
menyebabkan pemendekan diameter oksipito frontal dan pemanjangan diameter
mentobregmatika seiring dengan pemanjangan verteks. Diagnosis posisi pada
pemeriksaan vaginal toucher dapat dipersulit dengan adanya pembentukan molding
dan kaput yang menutupi permukaan tulang kepala janin,

7
Gambar 5 : Pemeriksaan dalam pada a. posisi oksipitoanterior, kepala fleksi dengan petunjuk fontanel posterior
dan b. oksipitoposterior, kepala defleksi dengan petunjuk fontanel anterior

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghindari persalianan dengan POPP,


yaitu pertama dengan pemeriksaan pencitraan atau ultrasonograafi untuk
mengidentifikasi posisi kepala janin dan digunakan untuk meningkatkan akurasi
dalam identifikasi posisi janin.

Gambar 6. Transabdominal ultrasound (USG)

f). Tatalaksana

Tatalaksana dalam kasus posisi oksipitoposterior yaitu sebelum persalinan,


selama fase aktif sebelum pembukaan lengkap, awal kala II, dan saat persalinan ketika
tidak terjadinya penurunan kepala janin (arrest of decenst) atau non reassuring fetal
status pada kala II. Tiga pilihan persalinan yang pertama diindikasikan bagi kasus
posisi oksiput posterior, sedangkan pilihan yang terakhir diindikasikan untuk kasus
posisi oksipitoposterior persisten yaitu penatalaksanaan penggunaan forceps.

8
3. Kelainan Letak : Letak Lintang

a. Definisi

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang itu membentuk sudut
lancip, disebut letak lintang oblik, yang biasanya sementara karena kemudian akan
berubah menjadi posisi longitudinal pada persalinan. Pada letak lintang, bahu berada
di atas pintu atas panggul. Kepala berada di salah satu fosa iliaka dan bokong pada
fosa iliaka yang lain.

Pada keadaan ini, janin biasanya berada pada presentasi bahu/ akromion.
Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior). belakang (dorsoposterior),
atas (dorsosuperior), atau bawah (dorsoinferior). Bila persalinan dibiarkan tanpa
pertolongan, bahu akan masuk ke dalam panggul sehingga rongga panggul
seluruhnya terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih
lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Bila janin kecil, sudah mati, dan menjadi
lembek, kadang kadang persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir dalam
keadaan terlipat melalui jalan lahir (konduplikasio korpore) atau lahir dengan
evolusio spontanea menurut cara Denman atau Douglas.

b.Etiologi

Relaksasi berlebih dinding abdomen akibat multiparitas, uterus abnormal


(uterus arkuatus atau subseptus), panggul sempit, tumor daerah panggul, pendulum
dari dinding abdomen, plasenta previa, insersi plasenta di fundus, bayi prematur,
hidramnion, kehamilan ganda.

c. Diagnosis

Pemeriksaan luar : uterus lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah, tidak
sesuai dengan umur kehamilan. Fundus uteri kosong, kepala janin berada di
samping. Di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam
panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus.

Pemeriksaan dalam : teraba bahu dan tulang-tulang iga/ ketiak/punggung (teraba


skapula dan ruas tulang belakang)/ dada (teraba klavikula). Kadang-kadang teraba
tali pusat yang menumbung

9
d.Komplikasi

Cedera tali pusat, timbul sepsis setelah ketuban pecah dan lengan menumbung
melalui vagina, kemmatian janin, ruptur uteri.

e. Penatalaksanaan

Lakukan versi luar bila syarat versi luar terpenuhi. Ibu diharuskan masuk
rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan. Pada permulaan persalinan masih
dapat diusahakan untuk melakukan versi luar asalkan pembukaan masih kurang dari
4 cm dan ketuban belum pecah. Pada primigravida, bila versi luar tidak berhasil,
segera lakukan seksio sesarea. Pada multigravida, bila riwayat obstetri baik, tidak
ada kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi
sampai pembukaan serviks lengkap, kemudian dilakukan versi ekstraksi. Pada letak
lintang kasep, bila janin masih hidup, segera lakukan seksio sesarea. Bila janin sudah
mati, lahirkan pervaginam dengan dekapitasi.

f. Prognosis

Bila terjadi ruptur uteri spontan atau ruptur traumatik akibat versi dan ekstraksi
yang buruk/ terlambat, dapat terjadi kematian. Bila diagnosis berhasil ditegakkan
secara dini dan penanganannya tepat, prognosis baik.

4. Distosia Bahu dan Letak Sunsang

a. Distosia Bahu

Distosia bahu atau bahu macet Adalah gagalnya bahu melewati pelvis secara
spontan setelah pelahiran kepala. Bahu anterior terperangkap dibelakang atau pada
simfisis pubis, sementara bahu posterior berada di lubang sakrum atau tinggi di atas
promontorium sakrum.

 Diagnosis :
dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, USG, atau respons terhadap
augmentasi persalinan.Tidak terdapat tes laboratorium khusus yang bisa membantu

10
dalam mendeteksi dystocia. Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter umumnya akan
melakukan pemeriksaan dengan melihat besar bukaan dan durasi kontraksi serta
bukaan jalan lahir saat pasien sudah mulai masuk waktu persalinan.Pemeriksaan lain
yang bisa dilakukan adalah dengan memerhatikan pola kontraksi rahim untuk
melihat kualitas kontraksi yang terjadi dengan menggunakan kateter tekan
intrauterin. Satu lagi pemeriksaan yang penting adalah dengan terus melacak detak
jantung janin selama proses persalinan

a) Faktor resiko

Pada periode antenatal, faktor resiko distosia bahu antara lain kehamilan lebih
bulan, paritas tinggi, usia ibu lebih dari 35 tahun, dan ibu obesitas (berat badan lebih
dari 90 kg saat pelahiran), hasil USG mengindikasi adanya makrosomia/janin besar.
Dengan ditemukannya diameter biakromial pada bahu lebih besar daripada diameter
kepala, ibu dengan diabetes maternal dan diabetes gestasional. Pada periode
persalinan, faktor resiko yang secara konsisten berkaitan dengan distosia bahu
meliputi augmentasi oksitosin, persalinan lama, kala dua lama, dan pelahiran
operatif.

b) Komplikasi distosia bahu pada janin :

1) Terjadi peningkatan insiden kesakitan dan kematian intrapartum. Pada saat


persalinan melahirkan bahu beresiko anoksia sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan otak.
2) Kerusakan syaraf. Kerusakan atau kelumpuhan pleksus brakhial (Erb's) dan
keretakan bahkan sampai fraktur tulang klavikula.

Gambar : tulang klavikula

c) Komplikasi distosia bahu pada ibu

1) Laserasi daerah perineum dan vagina yang luas


2) Gangguan psikologis sebagai dampak dari pengalaman persalinan yang traumatik
3) Depresi jika janin cacat atau meninggal.

11
d) Penatakasanaan distosia bahu

1) Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril


2) Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului dengan anestesi lokal
3) Mengatur posisi ibu manuver MC Robert

a. Pada posisi berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh mungkin ke
arah dadanya dan diupayakan lurus
b. Lakukan penekanan ke bawah dengan mantap i atas simfisis pubis untuk
menggerakan bahu anterior diatas simfisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong
fundus simfisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus pubis,uteri, beresiko
terjadinya ruptur uteri.

Ganti i posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada diatas:
1) Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan
2) Tekan kepala janin mantap ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.

b. Bayi Letak Sungsang

a. Definisi

Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-turut lahir

12
bagian-bagian yang makin lama makin besar dimulai dari lahirnya bokong, bahu,
kemudian kepala.

b. Etiologi

Multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus,


anensefalus, plasenta previa, panggul sempit, kelainan uterus dan kelainan bentuk
uterus, implantasi plasenta di komu fundus uteri.

c. Diagnosis

Anamnesis : kehamilan terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak
di bagian bawah.

Pemeriksaan luar : di bagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negatif,
teraba kepala di fundus uteri. denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit
lebih tinggi daripada umbilikus.

Pemeriksaan dalam : setelah ketuban pecah teraba sakrum, kedua tuberositas iskii,
dan anus. Bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan.

d. Penatalaksanaan

Lakukan versi luar pada kehamilan 34-38 minggu bila syarat versi luar
terpenuhi. Bila pada persalinan masih letak sungsang singkirkan indikasi untuk
seksio sesarea. Lahirkan janin dengan perasat Bracht. Bila bahu dan kepala tidak
dapat dilahirkan dengan perasat Bracht, lakukan manual aid atau dibantu cunam.

e. Prognosis

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi


dibandingkan dengan letak kepala menurut Eastman sebesar 12-14%.

Untuk persalinan bisa ditolong oleh bidan jika benar-benar fisiologi. Bidan tidak
boleh menangani kondisi patologi. Posisi bayi sungsang termasuk patologi dan
bukan wewenang bidan, kecuali ada kerjasama dengan dokter kandungan, Kalau ada
tanda-tanda preeklampsia berat, sungsang, ketuban pecah dini, ibu darah tinggi,
bidan tidak bisa menanganinya. Tapi, mungkin bisa kolaborasi dengan dokter
kandungan kalau ada izin praktik dengan dokter.

5. Gemelli (Kehamilan Ganda)

13
a. Definisi

Gemeli merupakan istilah medis dari kehamilan kembar atau lebih dari satu
janin. Jumlah janin yang dikandung bisa dua, tiga, bahkan empat janin sekaligus atau
lebih.Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Angka
perbandingan kehamilan kembar dan tunggal (Hukum Hellin) adalah 1:89, untuk
triplet 1:892, untuk kuadruplet 1:893, dst.

b. Jenis Kehamilan Kembar

 Kembar Monozigotik

Monozigotik atau identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing masing dengan
potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Karena berasal
dari satu ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin sama,
wajah mirip, golongan darah sama, cap tangan dan kaki sama.
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
1. Apabila pembelahan terjadi 72 jam pertama setelah pembuahan, maka 2
embrio, 2amnion serta 2 chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di
chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu
plasenta tunggal yang menyatu.
2. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka 2 embrio akan
terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah atau 2 amnion, dengan
chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar
diamnionik, monochorionik.
3. Apabila terjadi sekitar 8-13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2 embrio dengan kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.

14
4. Apabila pembuahan terjadi setelah hari ke-13, yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk
kembar yang menyatu atau kembar siam.

 Kembar Dizigot

Dizigotik atau fraternal yaitu kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang
terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar
monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras,
riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian
besar kehamilan kembar dizigotikmempunyai ciri ciri yaitu jenis kelamin mungkin
berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan tangan tidak sama, dan
dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.

c. Etiolog

Faktor Prodisposisi

Kehamilan dizigotik: bangsa, herediter, umur, paritas, obat klomid dan hormon
gonadotropin yang merangsang ovulasi. Semakin tinggi umur makin tinggi
frekuensinya. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas
ibu.Kehamilan monozigotik: faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi
sebelum blastula terbentuk.

d. Diagnosis

Tanda tidak pasti: besarnya uterus melebihi besar yang sesuai dengan lamanya
amenore, uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang,
penambahan berat badan ibu secara mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas, banyak bagian kecil teraba, teraba 3 bagian besar janin, teraba 2
balotemen.

Tanda pasti: teraba 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung; terdengar dua
denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan beda kecepatan paling sedikit 10
denyut permenit, USG, foto polos abdomen.

 Diagnosis Banding
15
Hidramion atau kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovarii.

e. Komplikasi

Kehamilan ganda memiliki resiko seperti pada kehamilan tunggal, namun


resiko tersebut bertambah pada kehamilan ganda. Komplikasi yang mungkin timbul
pada kehamilan ganda yaitu:

1) Komplikasi pada Ibu

Gejala ketidaknyamanan yang terjadi pada setiap fase kehamilan akan


meningkat, meningkatnya kejadian hiperemesis gravidarum, meningkatnya angka
kejadian abortus, Anemia, persalinan preterm, Hipertensi pada kehamilan
(preeklamsia-eklamsia), Perdarahan antepartum, Polihidramnion, Persalinan dengan
section secarica,Perdarahan postpartum

2) Komplikasi pada janin

Stillbirth dan kematian neonatal meningkat, Prematuritas,Malpsosisi/malpresentasi,


Asfiksia,PJT.

f. Penatalaksanaan

 Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur disediakan.


Golongan darah ibu sudah ditentukan dan persediaan darah diadakan mengingat
kemungkinan perdarahan pascapersalinan lebih besar.
 Rujuk pasien ke rumah sakit bila janin pertama letak lintang, terjadi prolaps
funikuli, plasenta previa, dan interlocking. Perlakukan kala | seperti biasa bila
letak anak pertama memanjang. Batasi pemakaian sedatif karena pada sebagian
besar persalinan kembar, janin lahir prematur. Episiotomi mediolateral dikerjakan
untuk memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala
bayi.
 Setelah bayi pertama lahir, segera lakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk
mengetahui letak dan keadaan janin kedua Bila janin dalam letak memanjang,
pecahkan selaput ketubar dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk
menghindari prolapsus funikuli. Penderita dianjurkan meneran atau di tekanan
terkendali pada fundus uterus agar bagian bawah janin masuk dalam panggul.
 Bila janin kedua dalam letak lintang, denyut jantung janin tidak teratur, terjadi
prolapsus funikuli, atau solusio plasenta, atau bila persalinan spontan tidak terjadi
dalam 15 menit, lahirkan janin dengan tindakan obstetrik. Dicoba untuk
melakukan versi luar. Bila tidak berhasil, segera lakukan versi ekstraksi tanpa
narkosis. Bila letak janin memanjang, dapat dilakukan ekstraksi cunam. Pada
letak sungsang, lakukan ekstaksi kaki.

16
 Seksio sesarea pada kehamilan kembar atas indikasi janin pertama letak lintang,
prolapsus funikuli, plasenta previa, dll.
 Bila dua bagian besar kedua janin masuk pada panggul luas,kepala atau bokong
janin yang belum masuk benar dalam rongga panggul dapat didorong ke atas
untuk memungkinkan janin yang lain lahir lebih dahulu.
 Bila terjadi interlocking janin pertama letak sungsang dan janin kedua presentasi
kepala, dengan dahu janin pertama tersangkut pada leher dan dagu janin kedua,
setelah bokong lahir, lepaskan sangkutan dagu janin. Bila tidak berhasil, lakukan
dekapitasi atau seksio sesarea menurut keadaan janin.
 Segera setelah anak kedua lahir, penderita disuntik 10 unit oksitosin dan tinggi
fundus uteri diawasi. Bila tampak tanda tanda plasenta lepas, lahirkan plasenta

17
DAFTAR PUSTAKA

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebiclanan persalinan dan Bayi Baru lahir Jakarta Selatan.
Pusdik SDM Kesehatan

Sukarni Iesmi dan Sudarti. 2014. PATOLOGI Kehamilan,


Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta.Nuha Medika.

Irianti B,Halida EM,Duhita F,dkk.2015.Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti,Paradigma Baru


Dalam Asuhan Kebidanan.Jakarta.Sagung Seto

putri Aditama Lidia. 2019. Obstetri dan Ginekologi. Indonesia.Guepedia

18
Soal
Pada pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan I terhadap Ny. D teraba ubun –ubun
besar pada bagian terendah . dan berputar ke depan kemudian lahir didapaticaput di daerah
UUB.

1.Dari kasus di atas janin mengalami kelainan presentasi …


a.Muka
b.Dahi
c.Puncak kepala
d.Bokonge
e. Oksiput posterior persistens

2.Penanganan yang dapat di lakukan pada kasus di atas adalah…


a.!eksio sesarea
b.Persalinan spontan pervaginam
c.!impisiotomi
d.vokum
e.forseps

Ibu berusia 25 tahun G1P0A0, 20 minggu, mengalami kelainan pada defleksi kepala pada
presentasi muka

3. Pada presentasi muka terjadi hiperektensi maksimum kepala sehingga oksiput menempel
dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan bagian terendah janin
adalah…
a. Kepala
b. Bokong
c. Mentum.
d. Glabela
e. Kaki

4. Dalam kaitanya dengan simpisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi dengan….
a. Mento
b. Mento anterior/mento posterior
c. Mentum
d. Bregma (dahi)
e. Dagu

19
5. Mekanisme dalam presentasi muka jarang ditemukan diatas pintu atas…
a. Panggul
b. Kepala
c. Bregma (dahi)
d. Dagu
e. Mento

6. Etiologi penyebab presentasi muka umumnya berasal dari factor apapun yang
menyebabkan ekstensi/ mengalami fleksi …
a. Dahi
b. Kepala
c. Dagu
d. Bregma (dahi)
e. mento

7 Ibu Berti, 29 tahun G2P1A0, pada permulaan persalinan dahi sulit ditegakan Pemeriksaan
luar memberikan hasil seperti pada presentasi muka, tetapi bagian kepala tidak seberapa
menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas terdengar di bagian dada yaitu di sebelah
yang sama dengan bagian-bagian kecil, diagnosis diatas termasuk kedalam presentasi…
a. Presentasi muka
b. Presentasi puncak kepala
c. Presentasi dahi
d. Presentasi letak lintang
e. Presentasi sungsang

8. Ibu Nyoman Umur 27 tahun, G1POAO, partus spontan dengan presentasi muka sudah
terjadi sejak masa kehamilan, disebut dengan presentasi muka
a. Sekunder
b. Primer
c. Tersier
d. Primer-sekunder
e. Tersier-primer

9. Ibu Ratna umur 27 th, G2P1A0 partus dengan presentasi dahi lalah keadaan dimana
kedudukan kepala diantara…
a. Defleksi maximal
b. Defeksi minimal
c. Fleksi minimal dan deleksi maksimal
20
d. fleksi maksimal dan defleksl maksimal
e. fleksi minimal dan defleksi minima

21
10.Ibu Fitri umur 26 th, G1P0A0. Pada akhir kata 1 kepala belum masuk ke dalarongga
panggul, dapat diusahakan dengan menggunakak prasat…
a thorn
b. klasik
c mauricoau
d. kondukplikasio korpore
e Loovsot

KUNCI JAWABAN

1.A
2.B
3.C
4.B
5.A
6.B
7.C
8.B
9.D
10.A

Anda mungkin juga menyukai