Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai
factor, antara lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra
uterine. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran
yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin
juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti tentang
adanya.
Disproporsi Fetopelvik baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis oleh
sebab itu tenaga kesehatan sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi secara dini
penyulit- penyulit yang akan terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, dan janin. Terutama kasus
malposisi dan malpesentasi, agar tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dapat
melakukan penanganan yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Presentasi Puncak Kepala?
2. Apa penyebab letak muka ?
3. Bagaimana Mekanisme Persalinan Pada Presentasi Puncak Kepala?
4. Apa Etiologi, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Penanganan Dari Malposisi Dan
Malpresentasi Puncak Kepala?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Presentasi Puncak Kepala.
2. Mengetahui Penyebab Letak Muka
3. Mengetahui Mekanisme Persalinan Pada Presentasi Puncak Kepala.
4. Mengetahui Etiologi, Patofisiologi, Diagnosis, Dan Penanganan Dari Malposisi Dan
Malpresentasi Puncak Kepala.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Dapat di jadikan pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam memperkaya bahan materi dalam asuhan kebidanan pada
ibu bersalin.
3. Bagi tempat pelayanan
Dapat membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai dengan standar
terhadap ibu bersalin.

BAB II
TINJAUAN TEORI

Letak kepala yang biasa (terbanyak) saat persalinan adalah letak ubun-ubun kecil. Jika
letak kepalanya tidak normal maka disebut malposisi. Salah satunya adalah letak muka. Pada
letak muka, kepala dan leher janin hiperekstensi (tengadah) sehingga menyebabkan ubun-ubun
kecil bayi mendekati/menyentuh punggungnya.
Bagian terbawah janin adalah wajah antara dagu dan jidat bagian atas. Sebagai penunjuk
letak muka adalah dagu. Sehingga saat dilakukan pemeriksaan dalam, pemeriksa akan mencari di
mana posisi dagu (sesuai posisi angka jam). Letak muka terjadi 1 dalam setiap 250-690 kelahiran
hidup, rata-rata 0.2% atau 1 dalam 500 kelahiran hidup secara keseluruhan. Faktor-faktor
penyebab letak muka sama dengan penyebab kelainan letak secara umum serta hal-hal yang
menyebabkan fleksi kepala (menunduk). Saat dilakukan pemeriksaan dengan Leopold manuver,
penonjolan kepala berada pada sisi yang sama dengan punggung janin serta adanya indentasi
(cekung) diantara kedua bagian tersebut. Labih mudah lagi mendiagnosisnya saat persalinan
dengan pemeriksaan dalam, teraba bagian-bagian muka seperti: mulut, hidung, tulang orbita.
Tetapi bagi pemeriksa yang belum berpengalaman kadang bisa keliru dengan letak bokong
(sungsang), karena mulut bisa mirip dengan anus serta tulang sekitar mata (orbita) bisa keliru
dengan perabaan sakrum (tulang ekor). Untuk itu kadang diperlukan pemeriksaan USG.
Gerakan persalinan pada letak muka tidak mirip sepenuhnya dengan persalinan letak
belakang kepala. Janin letak muka memulai persalinan dengan posisi alis terlebih dahulu. Saat
turun ke rongga panggul, maka kepala bisa fleksi atau ekstensi. Gerakan selanjutnya mirip
dengan persalinan normal.

A. Pengertian Letak muka


Presentasi muka ialah keadaan di mana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah
menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi sejak masa
kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan. Angka-angka
kejadian di beberapa rumah sakit dengan jumlah persalinan yang banyak di Indonesia
sukar dibandingkan, karena perbandingan antara kasus-kasus terdaftar dengan kasus-
kasus tidak terdaftar berbeda-beda antara rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnya.
Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput mengenai
punggung dan muka terarah ke bawah. Punggung terdapat dalam lordose dan biasanya
terdapat di belakang.

B. Penyebab Letak Muka


Sebab yang terpenting ialah panggul sempit, anak yang besar, dan terjadinya
ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi.
Secara lengkap sebab-sebab dapat dibagi dalam 2 golongan:
a. Letak muka primer yang disebabkan oleh kelainan anak dan tak dapat diperbaiki
seperti:
1. Struma congenitahs.
2. Kelainan tulang leher.
3. Lilitan tali pusat yang banyak.
4. Meningocele.
5. Anencephal

b. Letak muka sekunder : dapat diperbaiki, anak normal:


1. Panggul picak.
2. Anak besar.
3. Dinding perut kendor, hingga rahim jatuh ke depan.
4. Bagian-bagian yang menumbung.
5. Hydramnion.

Mungkin juga letak defleksi dapat terjadi karena tonus otot-otot extensor anak lebih kuat
dari tonus otot-otot fleksor.

C. KELAINAN DEFLEKSI
1. Pada presentasi muka terjadi hiperekstensi kepala sehingga oksiput menempel
pada punggung janin sehingga yang merupakan bagian terendah janin adalah
dagu.

2. Presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior dalam
kaitannya dengan symphisis pubis.

a. Presentasi muka mento posterior (dagu berada di belakang)


Pada janin atrem dengan presentasi muka mento posterior pervaginam terhalang
akibat bregma atau dahi tertahan oleh bagian belakang symphisis pubis dalam
keadaan ini fleksi kepala terhalang dan kepala janin tidak menyesuaikan diri dengan
jalan lahir maka tidak dapat lahir pervaginam.
b. Presentasi muka mento anterior
Bila dagu berada di anterior persalinan kepala dapat berlangsung pervaginam
melalui gerakan fleksi kepala, pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior,
dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut.
D. Diagnosa
Diagnose presentasi muka ditegakkan melalui pemeriksaan VT, dengan meraba
adanya mulut hidung tulang rahang atas dan orbital ridges. Kadang perlu dibedakan
dengan presentasi bokong dimana dapat teraba adanya anus dan tuber isciadika yang
sering keliru dengan mulut dan tulang rahang atas. Pemeriksaan radiologis dapat
menampakkan gambaran hiperekstensi kepala yang jelas dan tulang muka diatas pintu
atas panggul.

1. Dalam kehamilan.
Letak muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan kalau :

a. Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan antara belakang kepala dan
punggung teraba sudut yang runcing (sudut Fabre); tonjolan kepala ini juga
bertentangan dengan pihak bagian - bagian kecil.

b. Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian kecil. Atas penemuan
tersebut di atas dibuat foto Rntgen.

2. Dalam persalinan.

Dengan pemeriksaan dalam pada pembukaan yang cukup besar teraba: orbita,
hidung, tulang pipi, mulut dan dagu. Karena muka agak lunak harus dibedakan dari
bokong. Letak muka dagu kiri depan. Dagu menjadi petunjuk dagu ki depan, dagu ka
depan, dagu ka belakang.
Penatalaksanaan :
1. Periksa untuk memastikan tidak ada kelainan pada panggul.
2. Observasi Detak Jantung Janin dilakukan dengan monitor eksternal.
3. Dapat dicoba prasat Schatz untuk memperbaiki letak defleksi, yaitu:

a) Kepala anak dimobilisasi dan diletakkan pada fossa iliaca pada pihak punggung
anak.
b) Penolong berdiri pada pihak perutanak, satu tangan menarik bokong sedangkan
tangan satunya dikepalkan dan menolak dada anak.
c) Sesudah lordose berkurang maka tangan yang tadinya menolak dada memegang
daerah belakang kepala dan mendekatkannya dengan bokong.
d) Dalam persalinan asal tidak ada kelainan panggul, terapi bersifat konservatif
mengingat bahwa letak muka dapat lahir spontan.
e) Jika dagu terdapat sebelah belakang masih ada kemungkinan bahwa dagu
memutar kedepan dan persalinan berlangsung spontan.
f) Jika ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan maka forcep hanya
dipergunakan jika:
1. Kepala sudah sampai di H IV
2. Dagu terdapat disebelah depan.
Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi lebih baik dilakukan SC.

E. Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan-keadaan
yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi
terjadinya fleksi kepala oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan pada panggul
sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor yang
memudahkan terjadinya presentasi muka. Selain itu kelainan janin seperti anensefalus
dan tumor di leher bagian depan dapat mengakibatkan presentasi muka. Kadang-kadang
presentasi muka juga dapat terjadi pada kematian janin intrauterin, akibat otot-otot janin
yang telah kehilangan tonusnya.

F. Prognosa
Letak muka dapat lahir spontan. Pada umumnya partus lebih lama, yang
meninggikan angka kematian janin. Kemungkinan ruptura perinei lebih besar.

G. Mekanisme Persalinan
1. Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia trakelo -Parietalis
dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul
terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu memutar ke depan dan berada di
bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai hipomoklion kepala lahir
dengan gerakan fleksi sehingga dahi, ubun - ubun besar, dan belakang kepala lahir
melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin
lahir seperti pada presentasi belakang kepala. Kalau dagu berada di belakang,
pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya
dapat berada di depan. Kadang - kadang dagu tidak dapat berputar ke depan,
dantetap berada di belakang (kira-kira 10%). Keadaan ini dinamakan- posisimento
-poterior persistens, dan janin tidak dapat lahir spontan, kecuali bila janin kecil
atau mati. Kesulitan kelahiran pada presentasi muka dengan posisimento posterior
ini disebabkan karena kepala sudah berada dalam defleksi maksimal dan tidak
mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepaladan bahu terjepit dalam
panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh karena itu bila dijumpai presentasi
muka dengan dagu di belakang perlu segeradilakukan tindakan untuk menolong
persalinan.
2. Pada permulaan defleksi ringan saja, tetapi dengan turunnya kepala defleksi
bertambah, hingga dagu menjadi bagian yang terendah. Ini disebabkan karena
jarak dari foramen magnum ke belakang kepala lebih besar dari jarak dan foramen
magnum ke dagu. Distantia submento bregmatica melalui jalan lahir (9 cm).
Karena dagu merupakan bagian yang terendah dagulah yang paling dulu
mengalam irintangan dan otot-otot dasar panggul, hingga memutar ke depan ke
arahsymphyse. Putaran paksi ini baru terjadi pada dasar panggul. Dalam vulva
terdahulu nampak mulut. Kepala lahir dengan gerakan fleksi dan tulang lidah
menjadi hypomochlion; berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi, ubun-ubun
besar dan akhirnya tulang belakang kepala. Vulva diregang oleh diameter
submento-occipitalis (11 cm). Caput succedaneum terbentuk di daerah mulut
hingga muka anak muncung.

H. Penatalaksanaan:
1. Dagu anterior
a. Bila pembukaan lengkap
1. Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam.
2. Bila kemajuan persalinan lambat lakukan oksitosin drip.
3. Bila kurang lancar, lakukan forcep.
b. Bila pembukaan belum lengkap
Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi
persalinan sama dengan persalinan vertex
2. Dagu Posterior
1. Bila pembukaan lengkap maka SC.

2. Bila pembukaan maka lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan
persalinan, jika macet maka SC.

3. Jika janin mati maka Kraniotomi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada keadaan malpresentasi,Persalinan spontan bisa dilakukan Jika pintu bawah
panggul luas dan muara vagina serta perineum cukup longgar akibat persalinan
pervaginam sebelumnya, persalinan berikutnya bisa lebih mudah dilakukan dengan
persalinan pervaginam tentunya dengan pertimbangan bahwa bayinya tidak terlalu
besar dan masih memungkinkan untuk bisa melewati pintu atas panggul untuk dapat
dilahirkan.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa membuat pembaca lebih banyak mengerti tentang
Persentasi Muka Sehingga bagi calon pendidik ataupun mahasiswa
dapat memudahkan dalam proses pembelajaran baik menampilkan dalam bentuk
diskusi maupun sebagai bahan ajar.
Daftar pustaka
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Oleh
Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba

Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan

Mayes Midwifery, 12 th edition, 2000

Varneys H., 1997, Midwifery, UK, Jones and Bartlett publisher

Mochtar R., 1998, Sinopsis Obstetri jilid I, Jakarta

Hanifa, dkk, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP

Arias. Fernando, 1992, Practical guide to high risk Pregnancy andDelivery, Second Edition,
Boston, Mosby Year Book

Benette VR., Brown LK., 1993, myles Text book for Midwives, Great britain Bath Press Colour
Book Glasgow

Pusdiknakes JHPIEGO, modul 2, Pedoman Mengajar Dosen AKBID, 1999

Linda V., Walsh, Midwifery, 2001

Debora Bick, 2002, Portuatal care, Evidonce and Guide Lines for Managemen Livingstone

Anda mungkin juga menyukai