oleh:
Dicky Andriansyah, S.Kep
NIM 112311101027
LEMBAR PENGESAHAN
Juni 2016
Jember,
Juni 2016
Mahasiswa
Pembimbing Akademik
................................................
................................................
A.
A. Kasus
APB (Antepartum Bleeding)
perdarahan pada saat yang lebih dini dapat merupakan indikasi dari dua
penyebab utama pedarahan anterpatum yaitu;
a. Plasenta previa
Pada keaadaan normal plasenta berimplantasi atau terletak di bagian
fundus uterus. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal
yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutup sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir. (Hanafiah W. 2011)
b. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian
dalam sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian,
dan merupakan komplikasi kehamilan yang serius namun jarang
terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi serta oksigen pada
janin yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di dalam
rahim selama masa kehamilan. (Biescher, NA, Mackay, EV. 2013)
2. Penyebab
Pendarahan antepartum dapat disebabkan oleh :
a. Bersumber dari kelainan plasenta
1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (osteum
uteri internal). Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3 :
a) Plasenta previa totalis : seluruhnya ostium internus ditutupi
plasenta.
b) Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup
oleh plasenta.
c) Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium
terdapat jaringan plasenta.
Plasenta previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
a) Endometrium yang kurang baik
b) Chorion leave yang peresisten
c) Korpus luteum yang berreaksi lambat
2) Solusi plasenta
Solusi plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya dihitung kehamilan 28 minggu. Solusi plasenta dapat
diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan tingkat gejala klinik antara
lain :
a) Solusi plasenta ringan
menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak
mempu untuk lebih berkontraksi menghentikan pendarahannya. Akibatnya,
hematom retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan
akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.
4. Tanda & Gejala
Plasenta previa
a. Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada trimester III
b. Sering terjadi pada malam hari saat pembentukan S.B.R
c. Perdarahan dapat terjadi sedikit atau banyak sehingga menimbulkan
gejala
d. Perdarahan berwarna merah segar
e. Letak janin abnormal
Solusi plasenta
a. Perdarahan disertai rasa sakit
b. Jalan asfiksia ringan sampai kematian intrauterin
c. Gejala kardiovaskuler ringan sampai berat
d. Abdomen menjadi tegang
b. Perdarahan berwarna kehitaman
c. Sakit perut terus menerus
(Biescher, NA, Mackay, EV. 2013)
5. Komplikasi
Plasenta previa
a. Prolaps tali pusat
b. Prolaps plasenta
b. Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kerokan
c. Robekan-robekan jalan lahir
d. Perdarahan post partum
e. Infeksi karena perdarahan yang banyak
Perdarahan
2)
Infeksi
3)
Couvelair
uterus
kontraksi
tak
baik,
menyebabkan
partum
3)
4)
6. Penanganan
Plasenta previa
a. Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show
(perdarahan inisial harus dikirim ke rumah sakit tanpa melakukan
suatu manipulasi apapun baik rectal apalagi vaginal)
b. Apabila ada penilaian yang baik, perdarahan sedikt janin masih
hidup, belum inpartus. Kehamilan belum cukup 37 minggu atau
berat badan janin di bawah 2500 gr. Kehamilan dapat ditunda dengan
istirahat.
Berikan
obat-obatan
spasmolitika,
progestin
atau
C. Pohon Masalah
Berdasarkan sumber
kelainan plasenta
Plasenta
Solusio
Plasenta yang
bertumbuh di
segmen bawah
uterus akibat
penurunan
vaskularisasi
Pendarahan
pada
pembuluh
darah
Plasenta dpt
melebar dan
menipis sehingga
menutupi ostium
Otot uterus
mergang:
otot tidak
mampu
Kelainan serviks
dan vagina
(erosin, polip,
varices yang
pecah)
Riwayat trauma,
HT,
multiparitas, tali
pusat yang
pendek, pend
Plasenta
Kurang
pengetah
uan
Defisit
Pengetahu
Dianjurkan
mengurangi
aktivitas untuk
mencegah
kontraksi segmen
Berkurangnya
pemenuhan
kebutuhan
Defisit Perawatan
Endometrium
yang tipis
memudahkan
trofoblas
menginvasi
Retensio plasenta
(plasenta akreta
dan inkreta
Resiko
Segmen bawah
uterus melebar
sejak trimester III
Plasenta yang
berimplantasi
mengalami
laserasi
Terjadi
perdarahan
intervilus: darah
keluar merah
segar dari vagina
Resiko Infeksi
Solusio plasenta
sedang - berat
Darah
masuk ke
selaput
ketuban :
Keluar
Darah
menembus
selaput
ketuban:
masuk ke
Darah
terekstravasa
si diantara
serabut
uterus
Kelainan letak
plasenta
Laserasi
Perdarahan
terus
Beresiko
melahirkan
Resiko
kekurangan
cairan
Resiko
gangguan
hubungan ibu
Adanya
perdarahan
yang ccukup
Muncul
ketakutan/
kecemasan
Ansietas
Volume cairan
intravaskuler menurun
Eritrosit menurun
Hb menurun <12
PK: Anemia
Mekanisme
hipovolemi: TD,
Nadi menurun
Resiko Syok
Permukaan
uterus
berwarna
biru/ungu
Terasa sangat
tegang dan
nyeri
Nyeri Akut
d.
e.
b.
a.
b.
Khusus
a. Tinggi fundus uteri
b. Posisi dan persentasi janin
c. Panggul dan janin lahir
d. Denyut jantung janin
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan inspekulo
b. Pemeriksaan radio isotopic
c. Ultrasonografi
d. Pemeriksaan dalam
E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan behubungan dengan adanya perdarahan.
2. Resiko terjadi distress janin behubungan dengan terlepasnya placenta.
3. Risiko shock hipovolemik behubungan dengan adanya perdarahan.
4. Defisit perawatan diri behubungan dengan aktivitas yang terbatas.
5. Ansietas behubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan
yang bermasalah.
perdarahan.
a. Kaji tentang banyaknya pengeluaran caiaran (perdarahan).
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan dan monitor perdarahan.
d. Pantau kadar elektrolit darah.
e. Periksa golongan darah untuk antisipasi transfusi.
f. Jelaskan pada klien untuk mempertahankan cairan yang masuk
dengan banyak minum.
g. Kolaborasi dengan dokter sehubungan dengan letak placenta.
2.
3.
4.
c. Beri sarana penunjang atau mandikan klien bila klien masih harus
bedrest
5.
yang bermasalah..
a. Beri dukungan dan pendidikan untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan pemahaman dan kerja sama dengan tetap memberikan
informasi tentang status janin, mendengar dengan penuh perhatian,
mempertahankan kontak mata dan berkomunikasi dengan tenang,
hangat dan empati yang tepat.
b. Pertahankan hubungan saling percaya dengan komunikasi terbuka.
Hubungan rasa saling percaya terjalin antara perawat dan klien akan
membuat klien mudah mengungkapkan perasaannya dan mau
bekerja sama.
c. Jelaskan tentang proses perawatan dan prognosa penyakit secara
bertahap. Dengan mengerti tentang proses perawatan dan prognosa
penyakit akan memberikan rasa tenang.
(Hanafiah W. 2011)
G. Daftar Pustaka
Biescher, NA, Mackay, EV. 2013. Obstetrics and the Newborn, an Illustrated
Teexbook (12 nd Ed). Sidney: WB Saunders Comp
Hapsari, A.. 2012. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hanafiah W. 2011. Ilmu Kebidanan Bagian Ilmu Kebidanan FKUI-RSCM.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Legt, Copper. 2014. Recent Advances in Obstetrics and Gynecology and
Gynecology. London: Churchill Livingstone
Irene M. Boback, ea tl. 2012. Maternity Nursing St Louis Baltimore. Fourth
Edition Mosby