Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN NEFROPATI DIABETIK


DI RUANG HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 31 Oktober – 2 November 2019

Oleh:
Senna Virgandiri, S. Kep
NIM. 1930913320026

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Senna Virgandiri, S.Kep

NIM : 1930913320026

JUDUL : Laporan Pendahuluan Nefropati Diabetik

Banjarmasin, Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rismia Agustina,S.Kep.,Ns.,M.Kep Asmadiannor,S. Kep.,Ns


NIP. 19840812 201404 2 001 NIP. 19761116 199603 1 001
HEMODIALISA

DEFINISI KONTRA INDIKASI


Hemodialisa adalah suatu proses pembersihan/ 1. Hipotensi
pengeluaran darah dari tubuh dan beredar 2. Penyakit stadium terminal
menggunakan alat pengganti dialyzer untuk 3. Keganasan
menggantikan fungsi ginjal. Hemodialisa dilakukan 4. Maligna stadium lanjut
2 kali seminggu 5. Akses vaskular sulit

TUJUAN KOMPLIKASI

1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi 1. Hipotensi Intradialisis. Penurunan tekanan darah
(membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, sistolik dan diastolik saat proses hemodialis. Hal ini
seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme disebabkan oleh penurunan volume plsama,
yang lain), disfungsi otonom, vasodilatasi karena energi panas
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan atau obat anti hipertensi.
2. Kram otot. Umumnya terjadi pada separuh waktu
cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai
berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu
urin saat ginjal sehat berakhirnya hemodialisa.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang 3. Pusing/ sakit kepala. Dua tipe penyebab yang sering
menderita penurunan fungsi ginjal. dialami pasien hemodialisa adalah migren akibat
gangguan vaskuler dan tension headache
4. Gangguan pencernaan. Umumnya mual dan muntah
INDIKASI yang disebabkan karena hipoglikemia.
1. GFR <30mL/menit/1,73m2
2. BUN : 100-120 mg
3. Kegagalan terapi konservatif
4. Sindroma uremia
NEFROPATI DIABETIK
DEFINISI KLASIFIKASI
Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan dari Berdasarkan jumlah albumin yang hilang pada ginjal:
komplikasi diabetes mellitus yang dapat berakhir sebagai 1. Mikroalbuminuria : Terjadi kehilangan albumin dalam
gagal ginjal. urine sebesar 30-300 mg/hari.
2. Proteinuri : Terjadi bila terjadi kehilangan albumin dalam
TAHAP PERKEMBANGAN urine lebih dari 300mg/hari.
1. Tahap 1: LFG meningkat hingga 40% di atas normal
disertai pembesaran ukuran ginjal. Albuminuria belum MANIFESTASI KLINIS
nyata dan tekanan darah biasanya normal. Tahap ini masih
Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia,
reversible, berlangsung 0 – 5 tahun sejak awal diagnosis mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati
DM perifer, pruritus, uremic frost, pericarditis.
2. Tahap 2: Terjadi setelah 5 -10 tahun diagnosis DM tegak,
saat perubaan struktur ginjal berlanjut, dan LFG masih tetap PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
meningkat. Albuminuria hanya akan meningkat setelah
1. Pemeriksaan Lab darah dan urin
kendali metabolik yang memburuk
2. Pemeriksaan USG ginjal
3. Tahap 3: Tahap awal nefropati (insipient diabetic
nephropathy), saat mikroalbuminuria telah nyata. Biasanya
terjadi 10-15 tahun diagnosis DM tegak. LFG masih tetap PENATALAKSANAAN
tinggi dan tekanan darah masih tetap ada dan mulai 1. Terapi Non Farmakologis
meningkat. Keadaan ini dapat bertahan bertahun-tahun dan - Perencanaan makan : diet rendah protein penting untuk
progresivitas masih mungkin dicegah dengan kendali mengurangi progesivitas nefropati.
glukosa dan tekanan darah yang kuat. 2. Terapi Farmakologis
4. Tahap 4: Nefropati diabetik bermanifestasi secara klinis - Pengendalian DM
dengan proteinuria yang nyata dengan pemeriksaan biasa, - Pengendalian Tekanan Darah
- Penanganan Gagal Ginjal : dilakukan hemodialisis /
tekanan darah sering meningkat secara LFG yang sudah
cangkok ginjal.
menurun di bawah normal
5. Tahap 5: Tahap gagal ginjal, saat LFG sudah sedemikian
rendah sehingga penderita menunjukkan tanda-tanda KOMPLIKASI
sindrom uremik, dan memerlukan tindakan khusus yaitu
terapi pengganti, dialisis maupun cangkok ginjal. Anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik,
dan gangguan keseimbangan elektrolit.
PATHWAY NEFROPATI DIABETIK

Hipertensi Diabetes Mellitus

↑ tekanan darah arteri Trauma


Darah menjadi kental

Merusak pembuluh ↑ tekanan dalam


darah nefron kapiler

GFR menurun
Peningkatan BUN
Peningkatan tekanan kapiler dan kreatinin
dan aliran darah glomerulus

Hemodialisa
Penurunan fungsi glomerulus
progresif
Insersi penusukan pada
arteri
Penurunan fungsi ginjal
Nyeri Akut
Sekresi protein terganggu

Sindrom uremia

Pruritis Pembengkakan Gangguan keseimbangan asam basa


pergelangan
kaki, tangan
Gangguan ↑ asam lambung
Rasa Nyaman
Kelebihan
Mual
Volume Cairan

Anoreksia

Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang dari
kebutuhan tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosa Keperawatan


1. Identitas
2. Keluhan Utama 1. Gangguan Rasa Nyaman
3. Riwayat Penyakit 2. Kelebihan Volume Cairan
4. Pemeriksaan laboratorium 3. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang
5. Pemeriksaan Fisik dari kebutuhan tubuh
6. Pemeriksaan diagnostik 4. Nyeri akut

Gangguan Rasa Nyaman Kelebihan Volume Cairan Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Nyeri akut
Kebutuhan Tubuh
NOC : Comfort Status: Physical NOC : Keseimbangan NOC: Pain Control
Setelah dilakukan tindakan Cairan NOC : Nutritional Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit
keperawatan selama 2 x 60 menit Setelah dilakukan tindakan nyeri klien akan berkurang dengan kriteria hasil klien akan:
masalah gangguan rasa nyaman keperawatan selama 1x24 jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 1. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan hal
pasien teratasi dengan kriteria masalah klien teratasi dengan x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien yang memperberat nyeri)
hasil: kriteria hasil : terpenuhi dengan kriteria hasil : 2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
1. Klien dapat mengontrol 1. Turgor kulit klien dalam menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
1. Intake nutrisi adekuat
gejala keadaan normal nyeri)
2. Intake asupan makanan adekuat
2. Relaksasi dari otot klien 2. Membran mukosa dalam 3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
keadaan lembab
NIC : Nutrition Management
NIC : Pruritus Management 1. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi NIC: Pain Management
1. Menentukan penyebab dari NIC : Monitor Cairan 1. Kaji tingkat nyeri pada pasien dengan menggunakan alat
1. Monitor asupan dan 2. Pastikan diet tinggi asupan serat agar
rasa gatal yang ditimbulkan self-report pasien yang valid dan reliable, seperti skala
pengeluaran mencegah konstipasi
2. Menggunakan krim dan tingkat nyeri numerik 0-10.
lotion anti pruritis sesuai 2. Periksa turgor kulit pasien 3. Monitor kalori dan asupan makanan
Tentukan jumlah dan jenis
2. Kaji nyeri pasien secara rutin dengan interval waktu yang
dengan anjuran 4. Berikan pilihan makanan sambil menawarkan konsisten bersama dengan pengukuran vital sign.
3. Menginstruksikan klien untuk intake bimbingan terhadap pilihan makanan yang 3. Ajarkan intervensi nonfarmakologi
menghindari keringat dengan sehat.
menghindari cuaca panas dan
4. Sebagai tambahan pemberian analgesik, dukung klien untuk
aktivitas yg berlebihan menggunakan metode nonfarmakologi untuk membantu
mengontrol nyeri, seperti distraksi, imagery, relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2018. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2018-2020. Oxford: Wiley
Blackwell.

Mansur, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media


Aesculapius

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby
Inc.

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Volume 2.
Edisi 6. Jakarta: EGC
Price, S. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai