BATU GINJAL
1. Definisi
batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan
sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter,
buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun
bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta keseluruh
kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal
2. Etiologi
seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan asam urat meningkat. Batu juga
yang secara normal mencegah kritalisasi dalam urin. Kondisi lain yang
2002).
terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik.
a. Faktor intrinsik
1) Faktor genetik
diturunkan.
3) Usia
4) Jenis kelamin
wanita. Karena saluran kemih pria yang lebih sempit. Juga karena
b. Faktor Ekstrinsik
kemih.
5) Geografi
6) Diet
Menurut Brunner dan Suddath (2002), ada beberapa faktor yang dapat
1) Infeksi
2) Stasis urin
metabolism kalsium)
urin tinggi).
3. Patofisiologi
bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada
a. Teori nukleasi
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu
b. Teori matriks
batu.
c. Penghambat kristalisasi
kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan
bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada
urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-
bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan
urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah
Batu asam urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin yang
asam.Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin yang
kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil dan batu yang besar. Batu
trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin. Sedangkan
menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin
dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal.
pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena
ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal. Maka dapat terjadi
dalam urin yang asam, tetapi sukar larut pada urin yang alkalis. Jadi, fosfat
baru bisa hanya ditemukan pada urin yang alkalis. Sebaliknya, asam urat
lebih mudah larut jika terdisosiasi dari pada yang tidak terdisosiasi, dan
asam urat baru lebih cepat terbentuk pada urin yang asam. Jika
asam urat. Faktor lain yang juga penting adalah beberapa lama sebenarnya
kristal yang telak terbentuk tetap berada di dalam urin yang sangat jenuh.
Lama waktu bergantung pada diuresis dan kondisi aliran dari saluran kemih
4. Manifestasi Klinis
tanda dan gejala yang dapat ditemukan dan dirasakan pada pasien batu
ginjal yaitu :
a. Nyeri
Nyeri mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri
saluran kemih.
karena batu.
d. Demam
Salah satu fungsi ginjal adalah membuat air kencing (urin) ,apabila
buang air kecil.mungkin buang air kecil lebih sering dan lebih banyak
dari pada biasanya dengan warna urin yang pucat. Dan mungkin buang
air kecil dalam jumlah sedikit dari biasanya dengan urin yang
berwarna gelap.
oksigen tadi berkurang sehingga otot dan otak tubuh menjadi cepat
lelah. Kondisi ini disebut juga sebagai anemia. Oleh karena itu,
karena adanya gagal ginjal dapat membuat rasa tidak enak dalam
kasus ada juga yang merasa bau mulutnya seperti meminum cairan
besi.
dan selalu ingin muntah. Gejala ini muncul disebabkan karena uremia
5. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling
sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat
Selain itu IVU dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu
non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos perut. Jika IVU
pielografi retrograde.
c. Ultrasonografi (USG)
yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG
ginjal.
Diagnosis dapat juga ditegaakan dengan uji kimia darah dan urin
Riwayat diet dan medikasi serta riwayat adanya batu ginjal dalam
6. Komplikasi
obstruksi.
d. Obstruksi
e. Hidronephrosis.
7. Penatalaksanaan
yaitu :
a. Medikamentosa
kurang dari 5 mm, karna diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi
oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu
ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan
dan hematuria.
c. Endourologi
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan
melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses
d. Bedah Laparoskopi
ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu
ureter.
e. Bedah terbuka
8. Prognosis
terdiagnosa batu ginjal untuk umur di atas 15 tahun adalah sebesar 0,6
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat Keperawatan
kemih.
c. Fungsional Gordon
3) Pola eliminasi
1) Aktivitas/istirahat:
Gejala:
banyak duduk.
Tanda:
3) Eliminasi
Gejala :
d) Diare
Tanda:
4) Nutrisi
Gejala:
Tanda:
b) Muntah
Gejala:
konstan)
Tanda:
6) Keamanan:
Gejala:
a) Penggunaan alkohol
b) Demam/menggigil
7) Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
hiperparatiroidisme
vitamin.
Pasien juga dikaji akan adanya gejala yang berhubungan seperti mual,
jumlah urin sedikit, oliguria, atau anuria). Selain itu, urin diobsevrasi akan
adanya darah dan disaring untuk kemungkinan adanya batu atau kerikil.
pada sumsum tulang,atau diet tinggi kalsium atau purine. Faktor yang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
dari 3 bulan.
e. Ansietas
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
- Kortikosteroid
Irama napas
4. Awasi tanda vital. 3.Mempertahankan
Kekuatan otot keseimbangan cairan
untuk homeostasis, juga
Keseimbangan Cairan
5. Timbang berat badan setiap hari. dimaksudkan sebagai
Klien diharapkan mampu untuk: upaya membilas batu
keluar.
Tekanan darah 6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht
dan elektrolit. 4.Indikator hiddrasi/volume
Tekanan arteri sirkulasi dan kebutuhan
7. Berikan cairan infus sesuai intervensi.
Tekanan vena sentral
program terapi.
Palpasi nadi perifer 5.Peningkatan BB yang
8. Kolaborasi pemberian diet sesuai cepat mungkin
Kesimbangan intake & output keadaan klien. berhubungan dengan
retensi.
(24jam)
Keringat
Memonitor faktor resiko dari tingkah untuk mencuci tangan saat kontaminasi pasien dengan
berkunjung dan setelah berkunjung
selanjutnya
memperkuat sistem
imunitas tubuh
6. Mencegah terjadinya
infeksi
berkurangnya kecemasan
Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. 2013. Nursing Outcame Clasification.
Mosby. Philadelphia
Mubin, Halim. 2013. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Muttaqin Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan keperawatan gangguan sistem
perkemihan. Salemba medika. Jakarta.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Tim Pokja SDKI PPNI.
Jakarta