Di Susun Oleh :
NIM : PO.62.20.1.19.411
A. Pengertian
Batu ginjal atau nefrolithiasis adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang
berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang
saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran kemih membawa urine dari ginjal menuju
kandung kemih), kandung kemih serta uretra (saluran kemih yang membawa urine ke luar
tubuh). Batu ginjal terbentuk dari limbah dalam darah yang berbentuk kristal dan
menumpuk di ginjal.
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (Nefrolithiasis) yang sudah dikenal sejak
zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan ditemukanya batu pada kandung kemih. Batu
saluran kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal,
pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya
statis urine seperti pada batu uretra yang terbentuk di dalam vertikel uretra. (Hasanah,
Uswatun 2016)
B. Etiologi
2. Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air (bila jumlah
air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet banyak purin,
oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam),
kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, dan jeroan), dan pekerjaan (kurang bergerak).
Berapa penyebab lain adalah :
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran
kencing.
c. Suhu
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
C. Patofisiologi
Batu ginjal merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan
yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat
dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan
akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi
saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium
yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Long. 1996 : 323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori ;
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya
kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal
kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal
sehingga menjadi batu.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satu batu
merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya
ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan batu
kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
D. Pathway
Penumpukan kristal
Pengendapan
Spasme batu saat turun Batu merusak Kencing tidak tuntas Ketidakpatuhan
dari ureter dinding setempat Regimen
Terapeutik
Hematuria Perubahan pola
Nyeri Kurang
Hb turun eliminasi urin Pengetahuan
Intoleransi Aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri
adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan.
Terutama timbul pada costoverteral.
2. Hematuria
Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang
disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik
3. Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi asistemik
yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4. Kencing panas dan nyeri
5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Urin
PH lebih dari 7,6
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2. Darah
Hb turun
Leukositosis
Urium krestinin
Kalsium, fosfor, asam urat
3. Radiologist
Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
4. USG abdomen
G. Penatalaksanaan
Menurut penatalaksanaan pada batu ginjal, yaitu:
1. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G. Terapi
simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum
mg/hr.
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut
nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, (alat gelombang kejut).
Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama. Namun demikian saat
ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi bedah diindikasikan jika batu
tersebut tidak berespon terhadap bentuk penanganan lain.. Jenis pembedahan yang
H. Komplikasi
1. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal in
menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
2. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
3. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
4. Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.
2. Pengkajian fisik
Hasanah Uswatun.2016. Mengenal Penyakit Batu GInjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol
15(28) PIISN : 1693-1137, EIISN : 2527-9041
Russari Intan.2016. system Pakar Diagnosa Penyakit Batu Ginjal Menggunakan Teorema
Bayes. Jurnal Riset Komputer ( JUNKOM), Vol 3 (1) ISSN: 2407-389X.
Alfianti,dkk.2019. Faktor Risiko Pola Minum dengan Penyakit Batu Ginjal di RSUD Dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang Madura.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Tindakan Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI