A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan
pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang
ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra
dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal
buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine kelingkungan luar tubuh.
Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3
cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang
dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram
di dalam saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari
substansi ekskresi di dalam urin. Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau
adalah kalsium oksalat dan kalsium phospat meskipun juga yang lain urin acid
Kalsium oksalat dan kalsium fosfat (Mirmozaffari, 2019). Studi dalam beberapa
kardiovaskular, dan patah tulang pada anak-anak dan orang dewasa. (Ang et al.,
2020)
2. Etiologi
a. Faktor dari dalam (intrinsik), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia
30-50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
b. Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air (bila
jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet
banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, dan jeroan), dan
2
Berapa penyebab lain adalah :
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
saluran kencing.
d. Suhu
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
3. Manifestasi Klinis
dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria. Jika terjadi obstruksi pada leher
kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi
ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien. Jika sudah terjadi
(nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi
3
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Urine
1) pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat
2) Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan
batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
4) Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekskresi.
b. Darah
c. Radiologis
1) Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
2) Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan
4
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
5. WOC
Penumpukan kristal
Pengendapan
Nyeri
6. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
5
rekurensi
10 mg/hr.
f. Terapi mekanik
Terapi pembedahan
1) Uteroskopi
mana dengan alat inilah dokter akan mengangkat batu ginjal dan
urine biasanya akan melewati uretra sebagai jalur terakhir yang datang dari
2) Bedah Terbuka
Ciri-ciri batu ginjal mulai parah, maka bedah terbuka ini bisa menjadi
solusinya meski memang ini lebih dimanfaatkan pada zaman dulu. Di zaman
sekarang sudah tergolong jarang, tapi tetap bisa digunakan untuk pengangkatan
batu ginjal yang ukurannya cukup besar. Disesuaikan dengan namanya, dokter
6
3) ESWL atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
prosesnya dilakukan oleh dokter supaya batu ginjal yang sudah berukuran cukup
besar dapat menjadi serpihan-serpihan kecil dan dapat dikeluarkan secara lebih
gampang. Maka solusi ini memang diperlukan ketika batu ginjal sudah parah.
sayatan kecil pada permukaan kulit yang letaknya dekat dengan organ ginjal.
1. Definisi
Fase pre operasi merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang
dimulai ketika pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika
pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan operasi. Pada fase
7
ini lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup
pre operatif dan menyiapkan pasien anestesi yang diberikan pada saat operasi.
psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena takut akan
perasaan sakit, narcosa atau hasilnya dan keeadaan sosial ekonomi dari
keluarga. Maka hal ini dapat diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk
pengobatan setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk, latihan kaki,
2) Persiapan Fisiologi
a) Diet (puasa), pada operasi dengan anaesthesi umum, 8 jam menjelang operasi
operasi.
8
c) Persiapan Kulit, Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut
d) Hasil Pemeriksaan, hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-
lain.
e) Persetujuan Operasi atau Informed Consent yaitu Izin tertulis dari pasien atau
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini
perawat scrub atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi dengan
posisi karena posisi yang diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman
pasien dan keadaan psikologis pasien. Faktor yang penting untuk diperhatikan
dalam pengaturan posisi pasien adalah : 1) Letak bagian tubuh yang akan
dioperasi. 2) Umur dan ukuran tubuh pasien. 3) Tipe anaesthesia yang digunakan.
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
posisi yang nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan
dibedah dan kakinya ditutup dengan duk. Anggota tim asuhan pasien intra operatif
biasanya di bagi dalam dua bagian. Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota
9
steril dan tidak steril : 1) Anggota steril, terdiri dari : ahli bedah utama / operator,
asisten ahli bedah, Scrub Nurse / Perawat Instrumen 2) Anggota tim yang tidak
steril, terdiri dari : ahli atau pelaksana anaesthesi, perawat sirkulasi dan anggota
Fase Post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operasi dan
intra operasi yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan (recovery
room) pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan
klinik atau di rumah. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup
rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian
meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah
komplikasi.
pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang
drain dan selang drainase. Selama perjalanan transportasi dari kamar operasi
dengan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus
10
merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan
di ruang pulih sadar (recovery room : RR) atau unit perawatan pasca anastesi
(PACU: post anasthesia care unit) sampai kondisi pasien stabil, tidak
akses bagi pasien untuk: a) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca
operatif (perawat anastesi). b) Ahli anastesi dan ahli bedah. c) Alat monitoring
tingkatan, yaitu :
24-30 jam. Contoh: infeksi kandung kemih akut, batu ginjal atau batu pada
uretra.
11
c. Diperlukan, pasien harus menjalani operasi. Operasi dapat direncanakan
d. Elektif, Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi operasi, bila tidak
b. Mayor, menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius.
a. Syok
Syok yang terjadi pada pasien operasi biasanya berupa syok hipovolemik.
Tanda-tanda syok adalah: Pucat , Kulit dingin, basah, pernafasan cepat, sianosis
pada bibir, gusi dan lidah, nadi cepat, lemah dan bergetar, penurunan tekanan
darah, urine pekat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi
dengan dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat, terapi
b. Perdarahan
12
Penatalaksanaannya pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai
kaki membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur sementara lutut harus dijaga
tetap lurus. Kaji penyebab perdarahan, luka bedah harus selalu diinspeksi terhadap
perdarahan.
darah vena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah
1) Retensi urin Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus operasi
2) Infeksi luka operasi Infeksi luka post operasi dapat terjadi karena adanya
kontaminasi luka operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di
antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril.
darah, udara dan lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di
sepanjang aliran darah. Embolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang
13
nafas, cemas dan sianosis. Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
b. Keluhan Utama
bawa ke RS.
Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal.
keluarga.
f. Riwayat psikososial
14
g. Pola-pola Fungsi Kesehatan
Bagaimana pola hidup klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam
4) Pola eliminasi
Hematuri, dysuria.
Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada
gangguan.
15
11) Pola nilai dan kepercayaan
Kebutuhan klien untuk tetap beribadah dan kesiapan secara spiritual dalam
h. Pemeriksaan Fisik
dari nyeri. Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, dan lemah.
1) Inspeksi
Terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi urine, dan sering miksi.
2) Palpasi
3) Perkusi
2. Diagnosa Keperawatan
16
3. Tujuan, Kriteria Hasil, Data Mayor, Minor, dan Diagnosa yang sesuai SDKI dan SLKI (PPNI, 2017, 2018, 2019)
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat nyeri menurun Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Pengalaman sensorik Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik kualitas, intensitas nyeri
atau emosional yang Memburuk Membaik Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan 1 Frekuensi nadi Identifikasi respons nyeri non verbal
kerusakan jaringan 1 2 3 4 5 Identifikasi faktor yang memperberat dan
aktual atau fungsional, 2 Pola nafas memperingan nyeri
dengan onset 1 2 3 4 5 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
mendadak atau lambat Meningk Cukup Sedang Cukup Menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
dan berintensitas at Meningka Menurun Terapeutik:
ringan hingga berat t Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
yang berlangsung 3 Keluhan nyeri Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
kurang dari 3 bulan. 1 2 3 4 5 Fasilitasi istirahat dan tidur
4 Meringis Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5
Edukasi
5 Gelisah
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1 2 3 4 5
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
6 Kesulitan tidur
nyeri
1 2 3 4 5
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
17
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas (L.05047) Manajemen Energi (I.12379)
(D.0056) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan toleransi aktivitas meningkat. Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
Ketidakcukupan energi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat kelelahan
untuk melakukan Menurun Meningkat Monitor pola dan jam tidur
aktivitas sehari-hari 1 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari Monitor kelelahan fisik dan emosional
1 2 3 4 5 Edukasi
2 Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah Anjurkan tirah baring
1 2 3 4 5 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Terapeutik:
Meningkat Menurun Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
3 Keluhan lelah Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
1 2 3 4 5 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
4 Dispnea saat aktivitas
berpindah atau berjalan
1 2 3 4 5
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
18
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Eliminasi Urin Eliminasi Urin (L.04034) Manajemen Eliminasi Urin (I.04152)
(D.0040) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
pengosongan kandung kemih yang lengkap membaik
Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
Disfungsi Eliminasi Urin Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
inkontinensia urin
Menurun Meningkat
1 Sensasi berkemih Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
1 2 3 4 5 inkontinensia urin
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Monitor eliminasi urin
Meningkat Menurun Terapeutik:
3 Desakan berkemih Catat waktu-waktu haluaran berkemih
1 2 3 4 5 Batasi asupan cairan, jika perlu
4 Distensi kandung kemih Ambil sampel urin tengah
1 2 3 4 5 Edukasi
5 Disuris
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
1 2 3 4 5
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
Anjurkan minum yang cukup
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat suppositoria, jika perlu
19
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
membandingkan secara sistematis antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kiteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai berdasarkan kriteria hasil sesuai
perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan
keperawatan,
20
DAFTAR PUSTAKA
21