APPENDISITIS
Disusun oleh:
dr. Meydina Andreina
Caesaria
LAPORAN KASUS
1.2. Anamnesis
• Keluhan Utama:
Nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan semakin parah
hari demi harinya. Awalnya nyeri terasa di ulu hati tapi lama kelamaan
berpindah ke perut kanan bawah. Keluhan disertai dengan penurunan
nafsu makan, mual dan muntah, pasien juga mengeluhkan adanya
demam yang naik turun sejak 3 hari SMRS
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit serupa.
• Riwayat Pola Hidup:
Pasien jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien ada riwayat
merokok
1
1.3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : E4 M6 V5 (compos mentis)
Tanda Vital
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Laju nadi : 88 x/menit
• Laju nafas : 20 x/menit
• Suhu : 37.9°C
• SpO2 : 98%
Status Generalis
• Kepala
Normocephali, distribusi rambut merata dan tidak mudah rontok.
• Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor 2mm/2mm,
reflex cahaya +/+, hiperemis -/-
• Telinga
Otorhea -/-, otalgia -/-, nyeri tekan tragus -/-, hiperemis -/-
• Hidung
Secret -/-, epistaksis -/-, pernapasan cuping hidung (-), septum tidak ada
kelainan
• Mulut dan tenggorok
Bibir simetris, sianosis bibir (-), lidah kotor (-), ulkus (-), stomatitis (-),
mukosa lembab, berwarna merah muda, tonsil T1-T1, detritus (-), faring
dan tonsil tidak hiperemis.
• Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-), tiroid tidak membesar, JVP
normal.
• Thorax
Bentuk dan gerak simetris, retraksi dinding dada (-), iktus cordis tidak
terlihat dan teraba, vocal fremitus kanan = kiri, sonor kanan = kiri,
2
suara nafas vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung S1-
S2 murni regular, murmur (-), gallop (-).
• Abdomen
Perut cembung, diskolorasi (-), benjolan pada perut (-), bising usus (+)
normal, (-), defans muscular (-), hepatosplenomegaly (-), nyeri tekan
(+), Mc Burney point (+), Psoas Sign (+), Obturator Sign (+)
• Ekstremitas
Deformitas (-), akral hangat, CRT <2”, arteri dorsalis pedis teraba kuat,
sianosis -/-/-/-, pitting edema -/-.
Pemeriksaan Darah
Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal
Hemoglobin 15.2 g/dL 13.2-17.3
Leukosit (WBC) 11.0 103/uL 3.8-10.6
Trombosit 272 103/uL 150-440
Hematokrit 45.7 % 40-52
Eritrosit 4.92 106/uL 4.4-5.9
3
Monosit 7 % 2-8
1.5. Resume
1.6. Diagnosis
Diagnosis Kerja : Appendisitis Akut
Diagnosis Banding : 1. GEA
2. Urolitiasis
1.7. Tatalaksana
Non-medikamentosa:
Rawat inap
Evaluasi keadaan umum dan tanda vital
Medikamentosa:
Infus RL
Santagesik 3x1 amp
Omz 2x40 mg
Advis :
Inj cefobactam 2x1gr
Inj santagesik kp
1.8. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara medadak pada apendik,
merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui, dan jika tidak
ditangani segera dapat menyebabkan perforasi. Apendisitis merupakan peradangan yang
terjadi pada apendiks veriformis, yang dicetuskan oleh adanya sumbatan lumen apendiks
dikarenakan konsumsi makanan yang rendah serat dan pengaruh konstipasi yang ditandai
dengan terjadinya peradangan mendadak pada umbai cacing.
2.2 Epidemiologi
Insidensi apendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang
namun selam 30-40 tahun terakhir ini kejadianya sudah menurun secara bermakna.
Apendisitis akut merupakan salah satu kasus emergensi pada bedah umum dengan
prevalensi 100/100.000/tahunya di Eropa dan Amerika, atau 11 kasus/10.000/ tahunnya.
Sekitar 9% pria dan 7% wanita dapat terkena apendisitis selama hidupnya.
2.3 Faktor Risiko
Penelitian Indri U, dkk (2014), mengatakan risiko jenis kelamin pada kejadian
penyakit apendisitis terbanyak berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 72,2%
sedangkan berjenis kelamin perempuan hanya 27,8%. Menurut Nurhayati (2011)
mengatakan bahwa pola makan yang kurang serat menyebabkan apendisitis, selain itu bahan
makanan yang dikonsumsi dan cara pengolahan serta waktu makan yang tidak teratur
sehingga hal ini dapat menyebabkan apendisitis. kebiasaan pola makan yang kurang dalam
mengkonsumsi serat yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendiks dan
meninggkatkan pertumbuhan kuman, sehingga terjadi peradangan pada appendiks
5
2.4 Patogenesis
2.5 Klasifikasi
6
Apendisitis Proliferasi nerve fiber intramucous atau -
neurogenik submukosa.
7
2.6 Gambaran klinis
2.7 Diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang 1
-
2.8 Diagnosis Banding
2.9 Tatalaksana
2.8 Prognosis
8
DAFTAR PUSTAKA
2. PDPI. 2021. Asma Bronkial & Asma Eksaserbasi Akut. Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia.
3. Global Initiative For Asthma. 2022. Pocket Guide for Asthma Management and
Prevention. GINA.
6. Gill Karen. 2019. What are the signs that you might have asthma?
Https://www.medicalnewstoday.com/articles/324449. Diakses Desember 2022