Anda di halaman 1dari 15

URETEROLITHIASIS

DEFINISI

 Batu ureter adalah batu yang terbentuk di dalam sistem kaliks


ginjal, yang turun ke ureter.
 3 penyempitan di ureter yang menjadi tempat tersangkutnya batu:
• ureteropelvic junction (UPJ),
• persilangan ureter dengan vasa iliaka, dan
• muara ureter di dinding buli-buli.
KLASIFIKASI
LOKASI

 Batu ureter proksimal


 Batu ureter media
 Batu ureter distal
DIAGNOSIS

Tanda dan Gejala


 Colic terjadi karena ↑ peristaltik otot polos ureter untuk Tanda
mengeluarkan batu → ↑ tekanan intraluminal →  Nyeri ketok CVA.
peregangan ujung saraf → nyeri.
 Teraba ginjal pada sisi sakit akibat
 Nyeri menjalar ke perut bawah, inguinal, vulva atau hidronefrosis.
skrotum, dan testis atau ujung penis.
 Tanda-tanda gagal ginjal.
 Hematuria karena trauma mukosa akibat batu.
 Jika disertai infeksi didapatkan
 Demam harus dicurigai suatu urosepsis. demam/menggigil.
 Muntah saat colic.
DIAGNOSIS
IMAGING

Ultrasonografi Batu UPJ

 Identifikasi batu di pyeloureteric dan vesico-


ureteral junctions.
 Batu ureter media sulit dideteksi.
 Obstruksi batu ureter → pelebaran
pelvocalyses system atau ureter proksimal dari
Batu ureter proksimal
batu.
 Sensitivitas 45% dan spesifisitas 94% untuk
batu ureter.

Batu ureter distal


DIAGNOSIS
IMAGING

BNO
Membedakan batu radiopaque dan
radiolucent.

Intravenous urography (IVU)


IVU bisa memberikan informasi fungsi
ginjal (secara tidak langsung), anatomi
collecting system dan level obstruksi.
DIAGNOSIS
IMAGING

Non-contrast-enhanced CT (NCCT)
 Menentukan diameter, densitas batu, jarak skin-to-
stone, anatomi sekitar.
 NCCT bisa mendeteksi batu asam urat dan xanthine
(radiolucent pada BNO), tetapi tidak untuk batu
indinavir.
TATALAKSANA
KONSERVATIF (MET)

 95% batu < 4 mm akan keluar spontan dalam 40 hari.


 MET jika tidak ada indikasi active stone removal.
 Hentikan jika terdapat komplikasi (infeksi, nyeri tidak
hilang, penurunan fungsi ginjal).
 Hentikan terapi jika: infeksi, nyeri tidak membaik,
gangguan fungsi ginjal.
 Obat yang digunakan: α-blockers (tamsulosin), calcium-
channel inhibitors (nifedipine) dan phosphodiesterase
type 5 (PDE-5) inhibitors (tadalafil).
 α-blockers meningkatkan stone expulsion rate pada batu
ureter distal > 5 mm.
 Setelah 6 minggu → evaluasi.
TATALAKSANA
COLIC RENAL

 Obat lini pertama: NSAID, lini kedua: opioid.


 NSAID (metamizole dipyrone dan paracetamol) efektif untuk
acute stone colic → better analgesic efficacy than opioids.
 Tambahan antispasmodik tidak memberikan hasil yang lebih
baik.
 Pengunaan diclofenac dan ibuprofen meningkatkan major
coronary events.
 Diclofenac kontraindikasi pada congestive heart failure,
ischaemic heart disease, peripheral arterial disease dan
cerebrovascular disease.
 Opioid (terutama pethidine) berkaitan dengan vomiting
dibandingkan NSAID.
TATALAKSANA
SEPSIS DAN ANURIA

 Dekompresi segera collecting system pada kasus


obstruksi dengan drainase perkutan atau stenting
ureter.
 Tunda terapi definitif sampai sepsis perbaikan.
 Periksa ulang kultur urin pasca dekompresi.
 Segera beri antibiotik dan evaluasi sesuai hasil
temuan kultur urin.
 Jika perlu, perawatan di ruang intensif.
TATALAKSANA
ACTIVE STONE REMOVAL

Indikasi
 Batu dengan kemungkinan spontaneous passage kecil.
 Nyeri menetap dengan terapi analgesik.
 Obstruksi menetap.
 Renal insufficiency (gagal ginjal, obstruksi bilateral,
atau single kidney).
ALGORITMA TATALAKSANA BATU URETER
TATALAKSANA

 Percutaneous Nephro Lithotripsy (PCNL)


Untuk batu ureter proksimal besar.

 Bedah Terbuka
• Ureterolithotomy lewat insisi pada flank, dorsal atau anterior.
• Terutama untuk pasien dengan kelainan anatomi dan batu
besar.

 Laparoscopic
• Dilakukan dengan atau tanpa asisten robotic.
• Waktu pemulihan lebih cepat dan morbiditas rendah.
• Approach tergantung letak batu.
TATALAKSANA
PADA KEHAMILAN

 Konservatif dengan analgesik (50-80% spontaneous


passage).
 Jika spontaneous passage tidak terjadi atau muncul
komplikasi (gejala yang tidak bisa ditangani,
hidronefrosis, induksi persalinan premature) →
insersi stent atau nefrostomi perkutan.
 Non-urgent URS sebaiknya dilakukan saat trimester
kedua.
 Kehamilan kontraindikasi absolut untuk ESWL.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai