Anda di halaman 1dari 29

PENANGANAN NYERI

PADA PASIEN PEDIATRI


Dr. dr. I Gede Budiarta Sp.An, KMN
PENANGANAN NYERI PASIEN PEDIATRI
PENDAHULUAN

 Kemajuan terbesar dalam pengobatan nyeri pada pasien pediatrik adalah suatu bentuk
pengakuan bahwa nyeri yang tidak diobati merupakan penyebab morbiditas dan
bahkan mortalitas yang signifikan terutama setelah pembedahan
 Penanganan nyeri yang secara spesifik berdasarkan kelompok usia menjadi salah satu
faktor penentu keberhasilan penanganan nyeri
 Semakin berkembangnya berbagai skala penilaian nyeri yang spesifik bagi kelompok usia
pediatrik menjadi salah satu kunci keberhasilan intervensi penanganan nyeri pada
pediatrik

Susan T, Veerghees,. Acute Pain Management of Children. Journal of Pain Research 2010:3 105–123.
PENGUKURAN SKALA NYERI PASIEN PEDIATRI
 Untuk menilai intensitas nyeri pada anak, maka diperlukan alat ukur yang sesuai. Berkaitan
dengan kesulitan menyampaikan sensasi nyeri secara verbal
 Menurut Habich et al. (2012) terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk
mengukur intensitas nyeri pada anak - laporan verbal, penilaian perilaku, dan
pengukuran fisiologis.
 Skala pengukuran nyeri pasien pediatrik :
 Usia 1 bulan – 3 tahun : skala FLACC.
 Usia > 3 tahun – 7 tahun atau usia diatas tujuh tahun tetapi anak tidak kooperatif : skala
Wong Baker Scale (WBS),
 Usia > 7 tahun dan kooperatif : skala NRS.
SKALA FLACC
Skala Wong Baker (WBS)

 Skala WBS ini terdiri atas enam wajah dari wajah sedang tersenyum yang berarti anak
tidak merasa nyeri sampai wajah sangat sedih dan ketakutan sampai keluar air mata
yang menandakan nyeri sangat hebat.

Roberts S Holzman, A Practical Approach to Pediatric Anesthesia 2nd edition, 2018


TATALAKSANA NYERI AKUT PADA PASIEN
PEDIATRI

Prinsip dasar penanganan nyeri akut pada pediatri, meliputi :


1. Harus memperhatikan faktor sosial dan psikososial pasien beserta keluarganya
2. Pengalaman nyeri di masa lalu, berkaitan dengan penanganan yang pernah diberikan
dan efektivitasnya penting untuk dijadikan pertimbangan
3. Penggunaan prinsip multimodal dan pendekatan interdisiplin perlu diterapkan
TATALAKSANA NYERI AKUT PADA PASIEN
PEDIATRI

Terdapat dua bentuk penatalaksanaan nyeri pada anak meliputi:


a. Non-Farmakologi
• Intervensi fisik: pijat, mengatur posisi, kompres hangat atau
dingin, mengurangi rangsangan
• Intervensi kognitif: memberi keyakinan, mengalih perhatian
dengan seni, musik, relaksasi, distraksi, serta aktivitas sehari-harI
• Intervensi psikologi
b. Farmakologi : golongan opioid dan non opioid
NON FARMAKOLOGI

 Beberapa bentuk intervensi non farmakologi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Namun perlu diingat bahwa keberhasilan intervensi non farmakologi pada dasarnya
TIDAK BERDIRI SENDIRI melainkan berjalan beriringan dengan intervensi farmakologi
TATALAKSANA NYERI AKUT BERDASARKAN
DERAJAT NYERI
FARMAKOLOGI : OPIOID

 Terdiri dari :
Morfin; Fentanyl; Hydromorphone; Codein; Alfentanil; Sulfentanil; Meperidine
 Opioid bekerja di reseptor opioid pada celah presinaptik dan postsinaptik dari SSP, dan dari luar
SSP
 Opioid menimbulkan efek kerja ligan endogennya dengan mengikat reseptor opioid
 Opioid menghambat sinyal nyeri melalui aksi yang berbeda:
1. Inhibisi influks Ca++
2. Bekerja sebagai neurotranmitter inhibisi
3. Moderasi persepsi sentral informasi nyeri di sistem limbik
GOLONGAN OPIOID
UNTUK NYERI AKUT
DOSIS PEMBERIAN OPIOID
METODE PEMBERIAN GOLONGAN OPIOID

 ORAL
Pemberian oral biasanya merupakan jalur lini pertama bila ditoleransi baik.
 PARENTERAL
- Intravena (Kontinyu intravena, Intravena PCA)
- Injeksi intramuskular atau subkutan  sangat tidak dianjurkan
karena ketakutan yang hampir universal terhadap jarum di antara anak-anak.
 PATCH; TOPIKAL
PCA (Patient Controlled Analgesia)

Keuntungan :
 Efektif sebagai salah satu metode pemberian analgesia jenis opioid sebagai manajemen
nyeri akut terutama pasca operasi
 Dapat menyesuaikan dosis dengan kebutuhan pasien
 Pasien dapat melakukan manajemen nyeri secara langsung sesuai dengan kebutuhan
 Metode ini sudah mulai dapat diterapkan pada kelompok usia anak hingga < 3 tahun
dengan mengandalkan “nurse or parent controlled analgesia”
 Memberikan kadar opioid yang konsisten dalam darah
 Meminimalkan paparan jarum suntik pada pasien pediatrik sehingga menurunkan risiko
trauma psikis
DOSIS PEMBERIAN OPIOID DENGAN PCA

Prinsip penggunaan opioid dengan PCA sudah semakin luas digunakan dan sangat
EFEKTIF terutama bila digunakan pada pasien anak yang tingkat kedewasaannya
sudah sesuai sehingga mengerti prinsip dasar penggunaan alat PCA ditambah
dengan support keluarga.

Journal of Pain Research 2010:3


FARMAKOLOGI : NON OPIOID

 Acetaminophen (analgetik dan antipiretik)


 NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs)  selektif COX1 inhibitor, COX2 inhibitor
 Dextrometrophan (weak N-methyl-d-aspartate (NMDA))

Dawson and colleagues reported a 34% reduction in the need for


intravenous (IV) morphine during the first 6 hours after surgery in children
who received a single 1 mg/kg dose of dextromethorphan
preoperatively
 Tramadol (Synthetic Analog Codein)
An intravenous dose of tramadol 1–2 mg/kg has been shown to be a suitable
alternative to intravenous morphine in post tonsillectomy patients.
(Engelhardt T, Steel E, Johnston G, et al,2003)
GOLONGAN NON
OPIOID UNTUK
NYERI AKUT
METODE PEMBERIAN
 Oral : acetaminophen, NSAIDs
Pemberian NSAID dapat dilakukan pada pasien dengan derajat nyeri ringan sampai sedang
sebagai kombinasi obat atau pasca pemberian opioid, anestesi regional ataupun blok
perifer. Obat-obatan yang dapat diberikan oral contohnya:
1) Aspirin 600-1200 mg
2) Diklofenak 50-100 mg
3) Piroksikam 20-40 mg
4) Celecoxib 200-400 mg
5) Valdecoxib 20-40 mg
6) Ketorolac 30 mg
7) Paracetamol 500-1000 mg
 Intravena, Intra muscular : NSAIDs (Ketorolac 30 mg, Dexketopropfen 25 mg); Paraetamol
500 – 1000mg, Ibuprofen 400 mg
 Rectal : NSAIDs (ketoprofen supp), Tramadol supp, Paracetamol supp
ANALGESIA REGIONAL

 Analgesia regional sangat efektif dan aman sebagai metode pengendalian nyeri pada
anak-anak dan berperan penting dalam terapi nyeri multimodal yang baik.
 Keuntungan menggunakan anestesi regional untuk mengontrol nyeri antara lain :
 Menghemat penggunaan analgetik golongan opioid
 Meminimalkan efek penggunaan opioid seperti komplikasi depresi pernapasan maupun
kejadian mual muntah
AGEN ANALGESIA REGIONAL DAN ADJUVANT

Beberapa jenis agen analgesia regional dapat dikombinasikan


dengan adjuvant baik opioid atau non opioid untuk
mengoptimalkan kinerja dari agen analgesia lokal tersebut dalam
tatalaksana nyeri akut
METODE PEMBERIAN

 Intermittent / Continous Epidural Analgesia


Hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan agen anestesi lokal pada metode
pemberian via kateter epidural tidak lain berhubungan dengan dosis maksimum yang dapat
diberikan
METODE PEMBERIAN

 Patient Controlled Epidural Analgesia (PCEA)


 Anak-anak yang lebih tua dan remaja yang dapat memahami cara menggunakan
perangkat PCA dapat diberikan otonomi atas pengendalian rasa sakit mereka dengan
memungkinkan mereka untuk mengelola sendiri bolus agen anestesi lokal jika dibutuhkan
untuk menghilangkan rasa sakit.

 In a study, the efficacy of this modality of pain treatment was evaluated in 128 children,
and satisfactory analgesia without serious toxicity or side effects was reported in children
as young as 5 years of age. (Arms DM, Smith JT, Osteyee J, et al, 2008)
METODE PEMBERIAN

 TOPIKAL :
EMLA  Lidocaine 2.5%, Prilocaine 2.5%
Obat ini digunakan untuk anestesi topikal (pembiusan lokal) pada kulit yang normal. Krim ini
digunakan pada kulit normal, kulit yang tidak rusak untuk mencegah rasa sakit sebelum
prosedur tertentu, seperti memasukkan jarum, cangkokan kulit, atau operasi laser kulit.
MONITORING DAN EVALUASI PEMBERIAN
ANALGESIA REGIONAL VIA EPIDURAL KATETER

 Monitoring dan evaluasi


• Denyut jantung dan Tekanan darah
• Saturasi oksigen
• Laju Nafas
• Skor sedasi
• Temperatur
• Skala Nyeri
• Derajat blok saraf
Monitoring harus dilakukan setiap 15 menit untuk 1 jam pertama, kemudian setiap 1 jam
untuk 4 jam berikutnya, dilanjutkan setiap 2 jam dan bila stabil monitoring dapat dilakukan
tiap 4 jam. Visite oleh dokter anestesi atau staff anestesi harus dilakukan minimal 1 kali
selama 24 jam.
KOMPLIKASI

Komplikasi continous epidural / caudal analgesia pada anak


 Sedasi adalah indikasi sensitif terjadinya depresi nafas yang diinduksi opioid
 Abses epidural dan hematoma dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang berat dan
permanen sehingga harus segera ditangani.
 Hipotensi
 Bradikardia
 Migrasi Kateter Epidural
 Toksisitas anestesi lokal
 Total Spinal
 Postdural puncture headache
TAKE HOME MESSAGE

 Pelayanan nyeri pediatrik yang terorganisir dengan baik, termasuk ahli anestesi pediatrik
terlatih yang bertindak sebagai konsultan nyeri bersama dengan sekelompok staf
perawat yang sama-sama berkomitmen dan terlatih secara khusus penting untuk
keberhasilan manajemen nyeri akut pada pasien pediatrik
Matur
suksma

Anda mungkin juga menyukai