Tinjauan Pustaka
Definisi
Splenektomi adalah adalah sebuah metode operasi pengangkatan limpa, yang
mana organ ini merupakan bagian dari system getah bening. Splenektomi biasanya
dilakukan pada trauma limpa, penyakit keganasan tertentu pada limpa (hodkin`s
disease dan non-hodkin`s limfoma, limfositis kronik, dan CML), hemolitik jaundice,
idiopatik trombositopenia purpura, atau untuk tumor, kista dan splenomegali.
Indikasi lainnya dilakukan splenektomi ialah pada keadaan luka yang tidak
disengaja pada operasi gaster atau vagotomy dimana melibatkan flexura splenika di
usus.
Belum diketahui kapan splenektomi pertama kali dilakukan, namun hampir secara
pasti splenektomi sebagai terapui dilakukan pertama kali pada tahun 1594 oleh
Adriana Zaccarello (meskipun menjadi pertentangan bahwa organ yang diangkat
adalah ovarium). Splenektomi pertama kali sebagai terapi trauma limpa dilakukan
pada tahun 1678 oleh Nicholas Matthias. Pada tahun 1928, William Mayo, telah
melakukan 500 tindakan splenektomi dengan tingkat mortalitas 10%. Akibat
kurangnya pengetahuan fungsi limpa, paramedis saat itu melaporkan tidak ada efek
samping yang ditimbulkan pada tindakan splenektomi. Kenyataannya pada tahun
1919 Morris dan Bullock telah melaporkan bahwa tikus yang diangkat limpanya
lebih mudah terkena infeksi dan mempunyai umur yang lebih pendek dibanding
dengan tikus sehat, namun hal ini diabaikan oleh paramedis selama 30 tahun. Pada
tahun 1953, laporan dari King dan Schumacker memperlihatkan peningkatan
kejadian infeksi dan kematian akibat sepsis pada anak yang telah dilakukan
splenektomi dengan spherositosis congenital. Akhir abad 20, usaha awal melakukan
tindakan tanpa operasi dan splenorrhaphy pada pasien yang mengalami trauma
limpa memberikan hasil yang buruk. Pada pertengahan abad 20 dan berdasarkan
banyaknya penglaman akibat dari infeksi postsplenektomi, terlebih pada anak
penanganan tanpa operasi pada pasien trauma limpa biasanya dilakukan dengan
memperhatikan umur pasien, pengalaman institusi, pengalaman dokter bedah itu
sendiri dan tipe traumanya.
Anatomi Makroskopik
Limpa berasal dari differensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsale. Berat
limpa rata-rata berkisar antara 75-100 gr, pada dewasa berukuran 12 x 7 x 4 cm,
biasanya sedikiut mengecil dengan bertambahnya umur sepanjang tidak disertai
adanya patologi lainnya. Letak organ ini di kuadran kiri atas dorsal di abdomen,
kira-kira ditutupi oleh iga 9 sampai iga 11, pada permukaan bawah diafragma
terlindung oleh kubah iga. Limpa terpancang ditempatnya oleh lipatan peritonoium
Fagositosis. Fungsi utama dari limpa adalah fagositosis. Sel darah merah yang
sudah tua dan rusak setiap hari diperbaiki, begitu juga untuk partikel benda
asing, mikroba, antigen, dan sisa sel. Proses ini terjadi di sinusoid dan korda
splenika oleh aksi makrofag endothelial.
Respon Imun. Limpa merupakan organ limfoid terbesar dalam tubuh,
mengandung 25% limfosit T dan 10-15 % limfosit B dari jumlah total populasi.
Limpa sebagai respon imun nospesifik berfungsi menghilangkan pathogen dalam
darah seperti bakteri dan virus yang dibungkus dengan komplemen. Limpa juga
sebagai respon imun spesifik memproduksi antibody, sel plasma, sel memori
sebagai responnya terhadap antigen yang terjebak di periarteriolar limfoid
sheath.
Penyimpanan eritrosit. Fungsi ini kurang pada manusia dibanding dengan
spesies lainnya, tetapi limpa menampung jumlah darah yang besar (kira-kira 8%
dari jumlah sel darah) apakah terdapat di sinus venous atau di jaringan retikuler
pada korda. Jika dibutuhkan seperti pada anoxia, jumlah kebutuhan darah yang
besar dapat digantikan dalam sirkulasi.
Citopoiesis. Pulpa merah mengandung mielosit, eritroblas, dan megakariosit.
Pada janin usia 5-8 bulan limpa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel
darah merah dan sel darah putih. Fungsi berlanjut dan tidak hilang sama sekali
pada usia dewasa.
Indikasi
Mengingat fungsi filtrasi limpa, indikasi splenektomi harus dipertimbangkan benar.
Selain itu, splenektomi merupakan suatu tindakan operasi yang tidak boleh
dianggap ringan. Splenektomi dilakukan jika terdapat kerusakan limpa yang tidak
bisa diatasi dengan splenorafi, splenektomi parsial, atau pembungkusan
Indikasi umum:
Sebagai terapi primer dalam pengobatan kebanyakan penyakit limpa
nontraumatik. Secara umum, hanya jika terapi medis obat-obatan gagal atau
sebagai terapi lanjut pengobatan penyakit. Penting untuk memahami tujuan
utama operasi saat mengevaluasi tiap pasien
3. Leukima (CML)
4. Limfoma
5. Mielofibrosis
6. Hipersplenisme Primer
7. Abses limpa
8. Limfoma Hodkin`s
9. Tallasemia
10.Trombotik tromositopeni purpura
Pendekatan Operasi Splenektomi
Persiapan operasi pada pasien yang direncanakan operasi maka harus diperiksa
terlebih dahulu faktor pembekuan darahnya, jumlah sel darah merah, mengatasi
infeksi jika ada, dan mengontrol reaksi immunnya. Sebaiknya diberikan vaksin
untuk melawan organisme pneumococal, Haeomophilus influenza, meningococcal.
Ketiga organisme ini merupakan famili bakteri yang paling sering menyebabkan
infeksi yang serius di dalam darah pada orang yang tidak memiliki limpa. Biasanya
vaksin diberikan 10-14 hari sebelum operasi guna memperoleh respon immune
yang paling baik.
Open Splenektomi
Prosedur operasi:
1. Abdomen dibuka dengan insisi diatas garis tengah abdomen atau di subcosta
kiri.
2. Retraktor ditempatkan pada daerah laparotomi kemudian dengan lembut
digunakan untuk mengekplorasi lapangan operasi.
3. Batas costa ditarik ke atas.
4. Ligamen splenorenal, splenocolic, dan gastroplenic di klem kemudian di
pisahkan dengan memakai forsep panjang, hemostat panjang, dan
Metzenbaum panjang atau Nelson scissors.
5. Perlengketan posterior pada limpa dibebaskan
6. Limfa kemudian dibebaskan dari dinding organ sekelilingnya.
7. Pembuluh darah gaster yang pendek kemudian mudah diidentifikasi, di klem,
dipotong dan di ligasi.
8. Jika perlu, ruang yang tadinya berisi limpa dibasahi dengan laparotomi pad.
9. Arteri dan vena dipotong dengan baik menggunakan pemotong dan forcep.
10.Arteri lebih dulu di klem dan diligasi kemudian vena.
11.Vena diklem, dipisahkan kemudian diligasi.
12.Spesimen telah diangkat dan seluruh perdarahan dikontrol. Kemudian
menutup kembali lapisan abdomen yang telah di buka.
13.Drainase biasanya dibutuhkan jika banyak perlengkatan diafragma pada saat
operasi atau terjadi penggumpalan darah yang lebih dari normalnya
Laparoskopi splenektomi
Komplikasi splenektomi
Komplikasi sewaktu operasi
1. Trauma pada usus.
- Usus. Karena flexura splenika letaknya tertutup dan dekat dengan usus
pada lubang bagian bawah dari limpa, ini memungkinkan usus terluka
saat melakukan operasi.
- Perut. Perlukaan pada gaster dapat terjadi sebagai trauma langsung
atau sebagai akibat dari devascularisasi ketika pembuuh darah pendek
gaster dilepas.
2. Perlukaan vasklular adalah komplikasi yang paling sering pada saat
melakukan operasi. Dapat terjadi sewaktu melakukan hilar diseksi atau
penjepitan capsular pada saat dilakukan retraksi limpa.
3. Bukti penelitian dari trauma pancreas terjadi pada 1%-3% dari splenektomi
dengan melihat tigkat enzim amylase. Gejala yang paling sering muncul
adalah hiperamilase ringan, tetapi tidak berkembang menjadi pankreatitis
fistula pankeas, dan pengumpulan cairan dipankreas.
4. Trauma pada diafragma. Telah digambarkan selama melakukan pada lubang
superior tidak menimbulkan kesan langsung jika diperbaiki. Pada laparoskopi
splenektomi, mungkin lebih sulit untuk melihat luka yang ada di
pneomoperitoneum. Ruang pleura meruapakan hal utama dan harus berada
dalam tekanan ventilasi positf untuk mengurangi terjadinya pneumotoraks.
Komplikasi yang terjadi segera setelah operasi
Komplikasi pulmonal hampir terjadi pada 10% pasien setelah dilakukan open
splenektomi, termasuk didalamnya atelektasis, pneumonia dan efusi pleura.
Abses subprenika terjadi pada 2-3% pasien setelah dilakukan open
splenektomi. Tetapi ini sangat jarang terjadi pada laparoskopi splenektomi
(0,7%). Terapi biasanya dengan memasang drain di bawak kulit dan
pemkaian antibiotic intravena.
Akibat luka seperti hematoma, seroma dan infeksi pada luka yang sering
terjadi setelah dilakukan open splenektomi adanya gangguan darah pada 45% pasien. Komplikasi akibat luka pada laparoskpoi splenektomi biasanya
lebih sedikit (1,5% pasien).
Komplikasi tromsbositosis dan dan trombotik. Dapat terjadi setelah dilakukan
laparoskopi splenektomi.
Ileus dapat terjadi setelah dilakukan open splenektomi, juga pada berbagai
jenis operas intra-abdominal lainnya.
Obesitas
Merokok
Gizi yang buruk
Penyakit kronik
Diabetes
Lanjut Usia
Penyakit jantung dan paru yang telah ada sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA