Anda di halaman 1dari 18

Kesehatan Jiwa Dalam

Pandangan Islam

Oleh
Adillia yurivka u.s.
H2a011001

Fakultas kedokteran
universitas muhammadiyah semarang
2017
Dalam perkembangan hidup, manusia seringkali berhadapan dengan
berbagai masalah yang berat untuk diatasi. Akibatnya, timbullah kecemasan,
ketakutan, dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya
kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak
mungkin dilakukannya, baik melakukan kejahatan terhadap orang lain,
maupun melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman
keras dan obat-obat terlarang hingga tindakan bunuh diri.

Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam
hidup ini yang terasa kian berat dihadapinya. Itu sebabnya setiap orang ingin
memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat
dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan
rasul-Nya.
Apakah yang dimaksud Kesehatan Jiwa?

• Dalam kamus bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi
segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah swt
untuk hamba- Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan
Allah swt itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna
kecuali bagi orang- orang yang mematuhi petunjuk- Nya.
• Allah SWT bersabda dalam Al Qur’an:

• “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram


dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” QS. Ar-Ra’d :28
Dalam al qur’an manusia memiliki beberapa potensi yang harus dimengerti dan
dikembangkan, yaitu :

1. Al- jasadu, Yaitu fisik manusia yang tersusun dari jaringan- jaringan tubuh seperti
tangan, kaki, kepala dan lain sebagainya.
2. Ar- ruh, Yaitu sesuatu yang ditiupkan ke dalam badan manusia setelah berumur
tiga kali empat puluh hari.
3. An- nafs, Yaitu sebutan dari ar- ruh apabila telah bersatu dengan badan / jasad
manusia.
4. Al- aql, Yaitu alat untuk berfikir atau memahami sesuatu.
5. Al- qalbu, yaitu dengan pendekatan secara jasmani mengandung arti jantung
Dengan pendekatan secar ruhaniah mengandung arti hati nurani. Al-qalbu
merupakan potensi dalam diri manusia yang terpenting karena mempunyai
hubungan dengan al-jasad, an-nafs dan alaql.

Semua potensi yang ada pada manusia tersebut harus dimanfaatkan sebagai
manifestasi khalifah di muka bumi yang mempunyai fungsi membangun dan
memelihara alam.
Apa saja bentuk-bentuk penyakit kejiwaan dan
gejalanya
 Pamer (riya‟)
“Yang paling aku kuatirkan terhadap umatku adalah riya‟ dan syahwat
yang tersembunyi”.
 Marah (al-ghadhab)
“Tidaklah orang dikatakan kuat itu adalah orang yang pandai bergulat,
tetapi orang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya”.
 Lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah)
 Was-was (al-was-wasah)
 Frustrasi (al-ya‟s)

“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada


berputus ada sari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir”. (Q.S.
Yusuf:87).
 Rakus (tama‟)
Jika seseorang mengikuti hasa nafsunya secara belebihan, maka selama ia
bersikap tamak dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang ia terima,
selama itu pulaia terperangkap oleh angan-angan dunia yang tidak pernah
terwujudkan.
 Terperdaya (al-ghurur)
penderita penyakit ini selalu meragukan kehidupan akhrat, akhirat
dianggap ilusi, tidak kekal, sementara kehiudupan dunia dianggapnya
segala-galanya. Persepsi yang demikian ini dikenal dalam filsafat sebagai
penganut hedonisme.
 Sombong (al-ujub)
Ujub lebih terfokus kepada rasa kagum terhadap diri sendiri, suka
membanggakan dan menonjolkan diri sendiri.
 Dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).
Secara umum dapat dikatakan, bahwa rasa iri muncul akibat kegagalan
seseorang dalam mencapai sesuatu tujuan.
Apa penyebab – penyebab timbulnya
penyakit kejiwaan
 Kegagalan
Kegagalan seorang anak yang meraih cita-cita, atau tuntutan yang terlalu besar pada
seorang anak yang kemampuannya terbatas, tuntutan yang terlalu besar dari orang tua
terhadap prestasi anak .

 Kebimbangan
Adanya fenomena yang kontras yang dihadapi anak, misalnya antara nasehat orang tua
dan kenyataan orang tua sebagai suri tauladan yang keduanya tidak saling mendukung.

 Norma
Pantangan dan adat istiadat yang terlampau ketat. Penanaman norma, adat-istiadat yang
tidak bijaksana

 Ove-protection yang kurang bijaksana


Kasih sayang yang melimpah, selalu dibantu, diawasi, menyebabkan anak menjadi
individu yang kurang mandiri, serba ketakutan, ragu-ragu, kurang percaya diri, rapuh dan
kurang berani berfikir.
 Ditolak orang tua
Kehadiran anak bagi mereka adalah beban. Pada akhirnya anak mereka menjadi individu yang
merasa kehadirannya tidak dikehendaki, merana, kecewa, penuh dendam, penuh penyesalan,
tidak betah dirumah, dan sebagainya.

 Broken Homes
Keluarga yang berantakan menyebabkan anak menjadi bimbang, tidak punya figur teladan,
susah, dan memunculkan konflik batin.

 Cacat Jasmaniah
Kekurangan fisik pada anak perlu disikapi dengan bijaksana. Jika tidak maka anak menjadi
individu yang mudah tersinggung, mudah sedih, terhina, merasa berdosa, dan sebagainya.

 Lingkungan sekolah yang buruk


Disipilin yang sangat ketat, aturan-aturan yang sangat mengikat dengan tuntutan kegiatan yang
padat,menyebabkan anak menjadi individu yang serba ketakutan, pasif, tidak memiliki
pemikiran yang kreatif, dan sebagainya.

 Pengaruh buruk orang tua


Orang tua adalah suri tauladan dan menjadi pusat figur anak. Kegagalan orang tua menjadi
teladan menyebabkan anak menjadi bingung, dan pada akhirnya mencari figur lain yang
menurut seleranya disukainya yang bisa jadi adalah figur yang tidak baik
Apa saja dampak penyakit kejiwaan
terhadap individu
 Depresi
Adapun yang dimaksud dengan depresi adalah kumpulan gejala yang
dialami oleh seseorang dalam dua minggu terakhir seperti secara terus
menerus merasa sedih, murung yang dialami hampir sepanjang hari atau
hampir setiap hari, menjadi kurang berminat terhadap banyak hal atau
kurang bisa menikmati halhal yang biasanya disenangi, serta merasa cepat
lelah atau tidak bertenaga.
Terkadang seseorang tidak menyadari dirinya mengalami depresi
karena biasanya gejala yang muncul berupa gangguan fisik seperti sakit di
ulu hati (maag) yang tidak kunjung membaik, sakit kepala menahun, sakit
kulit, dan lainlain
 Asietas (Cemas)
Begitu pula dengan gejala cemas dapat terlihat sebagai gejala fisik dan
psikologis. Gejala-gejala yang biasanya muncul seperti jantung tibatiba
berdebardebar, berkeringat, gemetar, merasa mulut kering, sulit menelan,
kesulitan bernapas, merasa leher tercekik, merasa tertekan atau tidak enak
di dada, mengalami mual atau gangguan perut, kepala pusing,
sempoyongan, merasa asing dengan sekelilingnya, takut menjadi gila,
kehilangan kendali atau pingsan, takut mati, merasa nyeri atau tegang otot,
merasa gelisah atau tidak bisa santai, merasa pikiran tegang, mudah kaget
atau terkejut, sulit berkonsentrasi atau merasa pikiran kosong, merasa
mudah tersinggung, sulit tidur karena khawatir akan suatu hal.
 Gangguan Psikotik
Gangguan jiwa berat yang juga harus di deteksi dini adalah gangguan
psikotik (skizofrenia) dengan munculnya gejalagejala seperti apakah Anda,
keluarga atau orang-orang di sekitar Anda pernah yakin bahwa seseorang
sedang mematamatai, atau bahwa seseorang sedang berkomplot untuk
menyerang atau mencoba mencederai,

• Jika individu tersebut sudah mengalami gangguan kejiwaan dan tidak


berupaya untuk menyembuhkannya maka cepat atau lambat keadaan
psikologis akan terganggu dan berdampak juga pada fisiknya, seperti
gangguan kesehatan atau sakit, seperti :

• Jantung berdebar , Sering pusing , Sakit perut (seperti mual & melilit) ,
Sesak nafas , Gatal-gatal , Badan sering nyeri, Sering keluar keringat
dingin , Dll
Cara mengatasi dan mengurangi penyakit
kejiwaan
 Psikoterapi Dzikir
Doa merupakan permintaan tolong kepada Allah swt, pemilik
kekuatan tanpa batas. Saat berdoa kepada Tuhannya, individu akan
merasakan adanya kekuatan mahabesar diatasnya karena telah menyatukan
hatinya dengan Sang Pemilik kekuatan tak terbatas.
Tidak ada aktivitas yang akan menentramkan hati dan melembutkan
jiwa selain senantiasa ingat dan berdzikir kepada Allah. Karena itulah
Allah menyeru kepada kita agar kita senantiasa berdzikir pada-Nya.

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-
Ku”.(Al-Baqarah : 152).
 Puasa
Puasa dalam bahasa Arab di sebut al-shaum yang berarti menahan (imsak).
Sedangkan secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan
Allah kepada hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari
syahwat makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang
merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam
matahari.
Disadari atau tidak disadari, puasa akan berpengaruh positif kepada rasa (emosi),
cipta (rasio), karsa (will), karya (performance), bahkan kepada ruh, jika syarat dan
rukunnya dipenuhi dengan sabar dan ikhlas

“Dan, andai kalian memilih puasa tentulah itu lebih baik bagi kalian jika kalian
mengetahui.” QS Al-Baqarah : 184

Abu Umamah: ”Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku satu amalan yang


Allah akan memberikan manfaat-Nya kepadaku dengan sebab amalan itu.” Maka
Rasulullah bersabda, ”Berpuasalah, sebab tidak ada satu amalan pun yang setara
dengan puasa.” (HR Nasaa’i).
 Shalat
Peranan shalat bagi kesehatan jiwa banyak dikupas oleh para ilmuwan.
Ada empat aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat : aspek olahraga,
aspek meditasi, aspek auto-sugesti dan aspek kebersamaan. Dengannya,
ketenangan hidup semakin terasa, semangat hidup semakin besar, stres
berkurang, fikiran semakin jernih, jiwa semakin bugar dan seterusnya.
Bahkan ibadah-ibadah semacam ini dapat dikategorikan sebagai obat
penenang jiwa yang sangat mujarab.

“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,


mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik)” Q.S. Ar-Ra’d : 22
 Tawasul
Keyakinan terhadap tawasul (bahwa para hamba-hamba terdekat
dengan Tuhan atau kekasih-Nya, dapat membantu kita-penerj)
menghasilkan kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam semesta
ini adalah kehendak Allah swt dan para wali-Nya merupakan perantara-
Nya dalam mencurahkan rahmat dan karunia. Oleh karena itu, saat sedang
berada dalam kesusahan, disarankan untuk bertawasul kepada mereka
(para kekasih Allah). Dalam pada itu, mereka adalah agensi bagi
tercurahnya rahmat dari sisi Allah swt.
Bertawasul dapat menguatkan ketawakalan (penyerahan diri kepada
Allah Swat) individu. Dengan menjalin hubungan dengan wali-wali Allah
Swt yang punya kedudukan tinggi di sisi-Nya, serta memiliki pengaruh
dalam mekanisme alam semesta, jiwa individu akan merasa tentram dan
tidak kesepian.
 Ziarah ketempat suci
Ziarah merupakan upaya untuk mengikat janji, bertumpu pada tauhid, dan
menyatukan jiwa dengan kebenaran wahyu. Ziarah adalah baiat dan sumpah
setia kepada para imam dan wali Allah Swt yang paling dekat dengan-Nya.
Allah berfirman dalam Al qur’an:

“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya
Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”. Q.S. Al baqarah :
158
Penutup
Sehat fisik bukan berarti juga sehat jiwa.
Terkadang kita menyepelekan kesehatan jiwa,
padahal jika kesehatan jiwa kita terganggu maka
kesehatan fisik pun akan terganggu. Oleh sebab itu,
marilah kita lebih memperbanyak amal dan juga
ibadah, sehingga kita lebih dekat kepada Allah, dan
juga kita dapat ketenangan jiwa yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai