KEJANG DEMAM +
PNEUMONIA
Oleh:
Laila Qadri Ramadhani (71230891038)
Muhammad Rayhan Aditia (71230891031)
Pembimbing:
dr. Tity Wulandari, M. Ked (ped), Sp.A
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM HAJI
MEDAN
LATAR BELAKANG
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang timbul akibat kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38 C) oleh proses ekstrakranial.
• Sebanyak 2% sampai 5% anak yang berumur kurang dari 5 tahun pernah
mengalami kejang demam dan kejadian terbanyak pada usia 17-23 bulan.
• Jenis kejang demam terdiri dari kejang demam sederhana (KDS) yang
kejadiannya mencapai 80% dari semua kejadian kejang demam dan kejang
demam kompleks (KDK).
• Kejang demam memiliki risiko untuk berulang setelah pertama kali
mengalami kejang demam sekitar 60% dan 75% diantaranya terjadi dalam
satu tahun pertama.
• Pneumonia dikatakan sebagai pembunuh utama Balita di dunia,
berdasarkan data WHO, dari 6,6 juta balita yang meninggal di dunia, 1. 1
juta meninggal akibat pneumonia pada tahun 2012 dan 99% kematian
pneumonia anak terjadi di negara berkembang.
• Sementara di Indonesia, dari hasil SDKI 2012 disebutkan bahwa angka
kematian balita adalah sebesar 40 per 1000.
• Sementara berdasarkan Riskesdas (2007), penyebab kematian bayi
terbanyak diare (31,4%) dan pnemonia (23,8%).
DEFENISI KEJANG DEMAM
5. Tiada peningkatan tekanan intra kranial (TIK) misal: UUB cembung, edema
papil.
6. Didapatkan tanda infeksi di luar SSP misal: ISPA, GEA, ISK, OMA.
patologis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
darah perifer, elektrolit, dan gula darah
2. PUNGSI LUMBAL
dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis
3. ELEKTROENSAFALOGAFI (EEG)
indikasi pemeriksaan EEG yaitu pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk
kejang demam, KECUALI apabila bangkitan bersifat fokal
4. CT SCAN atau MRI
dilakukan bila terdapat indikasi, seperti kelainan neurologis fokal yang
menetap, misalnya hemiparesis atau paresis nervus kranialis
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
• Dosis diazepam intravena : 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan
kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal
10 mg.
anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan
• Rontgen Thorax
• Tes Darah
• Bronkoskopi
• Kultur Sputum
• Oksimetri Nadi
• AGDA
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
A
Nama : Yasmin Adelila Azahra
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 04 Oktober 2019
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pasar III Simpang Jagung Sampali Deli Serdang, Percut Sei Tuan
Nama Ayah : Agus Susanto
Tanggal Masuk : 24 November 2023
No. RM : 00403222
Berat Badan : 10 kg
Panjang Badan : 87 cm
Lingkar Kepala : 40 cm
Status Gizi : Gizi Kurang
ANAMNESA MENGENAI ORANG TUA
Pendidikan D3 SMA
RIWAYAT IMUNISASI
BCG : 1 kali
Polio : 3 kali
Hepatitis B : 4 kali
DPT : 3 kali
Campak : 1 kali
Lainnya : - kali
RIWAYAT TUMBUH
KEMBANG
Menegakkan kepala : 3 bulan
Membalik badan : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
Bicara : 11 bulan
Telaah:
Pasien anak datang di antar oleh kedua orang tuanya ke RSUHM dengan keluhan
demam, demam dirasakan ± 3 minggu ini disertai dengan batuk berdahak ± 1 minggu
ini. Pasien juga mengeluhkan mual, badan lemas dan kejang sebanyak 1x pada tanggal
23 november 2023 pada malam hari.
PEMERIKSAAN
UMUM
Kesan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Frekuensi nadi : 123 x/menit
Frekuensi nafas : 30 x/menit
Suhu : 36,3 C
o
Kepala : Normosefali
Mata : Reflek Pupil (+) Konjungtiva (-), hiperemi (-),
sekret (-), sklera ikterik (-), pupil isokor (+)
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Lidah (kotor -), mukosa bibir pecah-pecah (+)
Leher : Pembesaran kelenjar (-), Pembesaran Tiroid (-)
Thorax : Simetris (+), suara napas vesikuler (+), wheezing(-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Bebas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 dan S2 reguler, murmur (-)
Paru-paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+), ronki (+/-), wheezing (-/-)
Extremitas
Atas : Akral hangat (+/+) ; CRT < 3 detik : rigiditas (+)
Bawah : Akral hangat (+/+) ; CRT < 3 detik : rigiditas (+)
Kesan:
Pneumonia (mohon korelasi klinis dan lab)
DIAGNOSA BANDING