Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

BRONKOPNEUMONIA
Oleh : Harliadi, S.Ked
21174053

Pembimbing : dr. Wahdini, Sp.A

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD MEURAXA BANDA ACEH
2023
Indentitas Pasien
Nama : RA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 tahun
Alamat : Peukan Bada, Aceh Besar
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 3 Desember 2022
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak Nafas

Batuk berdahak, demam, dan nafsu makan menurun


Keluhan Tambahan

RPS:

Pasien datang ke IGD RSUD MEURAXA dengan keluhan sesak nafas (+),
yang telah dialami oleh pasien sejak sore hari yang sama dan memberat SMRS, sesak
nafas dirasakan muncul secara tiba-tiba, 2 hari SMRS pasien mengeluhkan demam
tinggi (+) yang naik turun, demam turun pada saat pagi hari dan tinggi pada saat
menjelang malam, selain itu juga mengeluhkan batuk berdahak (+) yang terjadi 4 hari
yang lalu sebleum demam, ketika batuk pasien sulit untuk mengeluarkan dahak
tersebut sehingga merasa mudah lelah dan nafsu makan menurun, gejala sitemik
lainnya seperti nyeri kepala disangkal (-), mual muntah disangkal (-), BAB dan BAK
dalam batas normal.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
 Motorik kasar : Sesuai usia
 Bahasa : Bicara : 9 bulan.
 Motorik halus : Memegang benda : 4 bulan.
 Personal sosial
• Tersenyum : 1,5 bulan
• Mulai makan : 6 bulan
 Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia.
 Riwayat Nutrisi : Pemberian asi eksklusif samapai usia 1 tahun, dan pada usia 6
bulan ditambah dengan MP-ASI
 Riwayat Penggunaan Obat : Disangkal
 Riwayat Alergi : Tidak ada
 Antropometri
• BB/U : -2 (BB kurang)
• PB/U : -2
• BB/PB : -2
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu : Disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
 Riwayat Sosial : Ayah pasien perokok berat dan aktif sejak puluhan tahun.
 Riwayat Kehamilan
 Masa kehamilan 9 bulan, ANC rutin , masalah atau infeksi pada masa
kehamilan disangkal (-)
 Riwayat Trauma : Disangkal.
 Riwayat Kelahiran
 Lahir secara spontan dibidan, menangis kuat dan aktif
 BB saat lahir : 2.9 kg
 Riwayat Imunisasi
 Tidak Lengkap (Ibu lupa apa saja imunisasi yang tidak diberikan), hanya
pada saat baru lahir, setelah itu tidak pernah dilakukan imunisasi sesuai
jadwal.
Status Generalisata

Kondisi Umum Status Gizi


BB : 12 Kg
Sedang TB : 97 cm
IMT : Normoweight

Tanda Vital Kesadaran


Tekanan darah :- mmHg Compos Mentis
Nadi : 110x/i
RR : 27x/i
Suhu : 36,5C
Pemeriksaan Fisik
KEPALA MATA
Simetris konjungtiva pucat (-/-) cekung
Benjolan(-) (+/+ ) sclera ikterik (-/-)
belakang kepala (-), edema palpebra (-/-),
hematoma (-) eksoftalmus (-/-), pupil bulat
isokor, reflek cahaya (+)

TELINGA LEHER DAN TENGGOROKAN


Normotia, secret (-), hematom (-), tonsil (T1/T1), faring hiperemis
pendengaran normal, bentuk dan (-), Pembesaran KGB (-), trakea
ukuran dalam batas normal, simetris ditengah

HIDUNG
Deviasi septum (-/-), secret (-/-)
Pernapasan cuping hidung (+)
Pemeriksaan Fisik
PARU
Inspeksi: Bentuk dada simetris, barrel chest (-) ABDOMEN
Retraksi intercostal (+) Inspeksi: Datar , bekas luka (-)
Palpasi : Fremitus taktil normal Auskultasi: Bising usus normal, bruits (-)
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru Perkusi: Timpani
Auskultasi: Vesikuler (+/+), Ronkhi(+/+), Palpasi: Soepel, Nyeri tekan abdomen (-)
wheezing (+/+) Hepatomegali (-), splenomegali (-)

JANTUNG EKSTREMITAS
Superior : Akral hangat (+/+), CRT < 2
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat detik, udem (-), nyeri (-)
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi: Pekak, batas jantung normal Inferior: Akral hangat (+/+), ROM normal,
Auskultasi: BJ 1 > BJ 2 (Normal), murmur (-), pembengkakan (-/-), eritema (-/-)
gallop (-)
Pemeriksaan Penunjang

DARAH HASIL NILAI INTERTESTASI Kimia


LENGKAP RUJUKAN
3 Desember 2022
Hemoglobin 9.0 13-18 g/dL L
Pemeriksaan Hasil
Eritrosit 4.50 4.4-5.9 Glukosa Ad random 271 (H)
Hemotokrit 27.9 42-52 L
MCV 62.0 80-96 L
MCH 20.0 28-33 L
MCHC 32.3 33-36
RDW-SD 35.8 35-47
RDW-CV 17.1 11.5-14.5 H
Leukosit 413.7 4.0-10.0
Eosinofil 4.7 1-6 H
Basofil 0.2 <1
Neutrofil 59.8 20.0-70.0
Limfosit 21.3 20.0-40.0
Monosit 3.9 2.0-8.0
Trombosit 438 150-450
PDW 10.0 9.0-13.0
MPV 7.9 7.2-11.1
P-LCR 19.0 15.0-25.0
0.24 0.14 0.150-0.400
• Penatalaksanaan
• Tindakan terapi :
• IVFD NaCl 20 gtt
• Inj. Ceftriakson 450 mg/12 j
• Inj. Ranitidin 15 mg/12 j
Diagnosis Kerja
• Drip. Paracetamol 150 mg/8 j
Bronkopneumonia
Prognosis
• Ad vitam : dubia
• Ad sanam : dubia
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
Bronkopneumonia
Definisi
Inflamasi dari parenkim paru yang
Bronkopneumonia meliputi alveolus dan jaringan
interstisial
Epidemiologi
• Bronkopneumonia merupakan
penyebab utama morbiditas dan Bronkopenomonia 3%

mortalitas anak berusia di bawah 5


tahun. Bronkopenomonia

• Menurut survei kesehatan anak


nasional ( SKN ) 2017, 27,6%
kematian bayi dan 22,8% kematian
balita di Indonesia disebabkan oleh
penyakit sistem respiratori, terutama
pneumonia.
Etiologi

Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh :

• Infeksi mikroorganisme ( virus, bakteri, jamur, parasit )


• Aspirasi makanan dan asam lambung
• Benda asing
• Senyawa hidrokarbon
• Reaksi hipersensitivitas
• Drug – or radiation induced pneumoniti
Infeksi mikroorganisme

USIA ETIOLOGI YANG SERING ETIOLOGI YANG JARANG


Lahir – 20 hari BAKTERI BAKTERI
E. colli Bakteri anaerob
Streptococcus group B Streptococcus group D
Listeria monocytogenes Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
VIRUS
Virus Sitomegalo
Virus Herpes simpleks
3 minggu – 3 bulan BAKTERI BAKTERI
Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis
Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
VIRUS Moraxella catharalis
Virus Adeno Staphylococcus aureus
Virus Influenza Ureaplasma urealyticum
Virus Parainfluenza 1, 2, 3 VIRUS
Respitatory Syncytical Virus Virus Sitomegalo
Infeksi mikroorganisme 4 bulan – 5 tahun BAKTERI BAKTERI
Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
tipe B
Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis
Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis
VIRUS Staphylococcus aureus
Virus Adeno VIRUS
Virus Influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Synncytial virus
5 tahun – remaja BAKTERI BAKTERI
Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
Mycoplasma pneumoniae Legionella sp
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
VIRUS
Virus Adeno
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncytial Virus
Faktor resiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas bronkopneumonia pada
anak balita di negara berkembang, antara lain:

• Pneumonia yang terjadi pada masa bayi


• Berat badan lahir rendah (BBLR)
• Tidak mendapat imunisasi
• Tidak mendapat ASI yang adekuat
• Malnutrisi
• Defisiensi vitamin A
• Tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring
• Tingginya pajanan terhadap polusi udara ( polusi industri atau asap rokok)
• Imunodefisiensi dan imunosupresi ( HIV, penggunaan obat imunisupresif )
• Adanya penyakit lain yang mendahului, seperti campak
• Intubasi, trakeostomi
• Abnormalitas anatomi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung berat ringannya infeksi, tetapi
secara umum adalah sebagai berikut:

Gambaran infeksi umum :

• Demam : suhu bisa mencapai 39 – 40 oC


• Sakit kepala
• Gelisah
• Malaise
• Penurunan nafsu makan
• Keluhan gastrointestinal, seperti mual, muntah, atau diare
• Kadang – kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner
Gambaran gangguan respiratori:

• Batuk yang awalnya kering kemudian menjadi produktif


• Sesak nafas
• Retraksi dada
• Takipnea
• Napas cuping hidung
• Penggunaan otat pernafasan tambahan
• Air hunger
• Merintih
• Sianosis
Pemeriksaan Penunjang

Darah Perifer Lengkap Uji Serelogis


leukositosis yang berkisar antara 15.000 – 40.000 / Uji serologis untuk mendeteksi antigen dan
mm3 dengan predominan PMN. Leukopenia ( < antibodi pada infeksi bakteri
5.000 / mm3 )

C – Reaktive Protein ( CRP ) dan Pemeriksaan


LED Mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat
kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi
berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring,
virus dan infeksi bakteri
bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau
aspirasi paru.
CONTRAINDICATIONS &
INDICATIONS
Analisa gas darah (AGDA) Menunjukkan
hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.

Radiologi

● Infiltrat interstisial : ditandai dengan peningkatan corakan


bronkovaskular, peribronchial cuffing, dan hiperaerasi.
Biasanya
● Infiltrat alveolal : merupakan konsolidasi paru dengan air
bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus
disebut dengan pneumonia lobaris
Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun
Bronkopneumonia berat
 bila ada sesak napas
 harus dirawat dan diberikan antibiotik Bayi di bawah 2 bulan
Bronkopneumonia Bronkopneumonia
 bila tidak ada sesak napas  bila ada napas cepat ( > 60 x/menit ) atau sesak
 ada napas cepat dengan laju napas napas
o > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun  harus dirawat dan diberikan antibiotik
o > 40 x/menit untuk anak > 1 – 5 tahun Bukan Bronkopeneumonia
 tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral
 bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
Bukan Bronkopneumonia  tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik,
 bila tidak ada napas cepat dan sesak napas hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti
 tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
penurun panas
diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun
panas
Diagnosis Banding

Pneumonia lobaris Bronkioloitis Atelektasis

Aspirasi benda asing Tuberkulosis


Penatalaksanaan

Pengobatan Suportif/ Simptomatik

• Istirahat ditempat tidur


• Minum untuk mengatasi dehidrasi
• Bila panas tinggi kompres hangat

Terapi definitif dengan pemberian antibiotik :

Pasien dirawat, tanpa di ICU :


Pasien Rawat Jalan :
• Floroquin respirasi
• B-laktam+ Makrolid

• Pasien yang sebelumnya sehat dan tidak ada faktor


resiko lainnya: Makrolid dan doksisiklin
• Terdapat penyakit komorbid: Floroquin respirasi, B-
lactam+makrolid
Komplikasi

Komplikasi pneumonia pada anak meliputi :

• Empiema torasis
• Perikarditis purulenta
• Pneumothoraks
• Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.
• Empiema torasis
Pembahasan
Teori
Pembahasan
Berdasarkan Teori Temuan Pada Pasien
Sesak/dyspneu menurut American Thoracic Society An. RA mengeluhkan sesak nafas yang terjadi
(ATS) mendefinisikan dispnea sebagai pengalaman secara tiba-tiba
subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan, yang
terdiri dari sensasi berbeda secara kualitatif dengan
intensitas bervariasi.
Sesak yang dirasakan pasien akibat dari obstruksi
jalan nafas perifer, destruksi parenkim dan
iregularitas vaskuler pulmonal mengurangi kapasitas
paru untuk pertukaran gas sehingga menyebabkan
hipoksemia (oksigen darah rendah) dan hiperkapnia
(karbon dioaksida darah tinggi).
Bunyi napas tambahan yang terjadi pada pasien An. RA pada pemeriksaan ditemukan adanya whezzing
penyakit bronkopenomonia adalah mengi saat auskultasi pada kedua lapangan paru
(wheezing). Mengi (wheezing) adalah bunyi
terdengar kontinu, nada mengi lebih tinggi
dibandingkan bunyi nafas lain. Sifatnya musical,
bunyi napas mengi disebabkan karena adanya
suatu penyempitan saluran napas kecil
(bronkus perifer dan bronkiolus). Udara
melewati suatu penyempitan akibatnya mengi
dapat terjadi baik pada saat inspirasi maupun
pada saat ekspirasi. Penyempitan jalan nafas
dapat disebabkan karena adanya sekresi
berlebihan, edema mukosa, konstriksi otot
polos, tumor maupun karena adanya benda
asing
Saat debu, polusi, atau alergen (zat An.RA mengalami batuk berdahak yang
pemicu alergi) memasuki sistem terjadi sebelum terjadinya sesak nafas
pernapasan, otak akan mengirim sinyal
melalui saraf tulang belakang ke otot-otot
di dada dan perut. Ketika otot-otot
tersebut berkontraksi, udara menyembur
melalui sistem pernapasan untuk
mendorong keluar benda asing. Hal inilah
yang dinamakan batuk.
THANK
S!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai