Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD SANJIWANI GIANYAR


FKIK UNIVERSITAS WARMADEWA

REFLEKSI KASUS
Pembimbing: dr. Putu Triyasa, Sp. A

I. Identitas Pasien
Nama : Bayi NNE
Umur : 26 hari
TTL : Gianyar, 21 April 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pakudui, Tegalalang, Gianyar
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
No. RM : 623724
Tanggal MRS : 17 Mei 2018
Ruang : Perinatologi

II. Heteroanamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama: sesak
Pasien datang ke IGD RSUD Sanjiwani pada 17/05/2018 pukul 09.00
wita,rujukan dari klinik swasta dengan keluhan sesak. Sesak dikatakan pada
dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dikatakan terus menerus
dan semakin memberat sejak 4 jam SMRS. Sesak disertai bunyi “grok-grok”.
Saat sesak ibu pasien sempat mengurut dada pasien dengan minyak telon dan
menggendong pasien dengan posisi bediri, namun tetap sesak. Awalnya pasien
dikatakan mengalami batuk sejak 2 hari SMRS, kemudian barulah timbul sesak.
Keluhan lain seperti demam (-), muntah (-). Pasien dikatakan mulai malas
minum sejak mengalami sesak, BAK (+), BAB (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan sesak baru pertama kali oleh pasien. Pasien lahir cukup bulan secara
spontan di bidan, segera menangis dengan BBL: 2800 gram, PB: 47 cm, LK/LD
dikatakan lupa, kelainan kongenital (-). Selama kehamilan ibu pasien dikatakan
rutin memeriksakan kehamilan di bidan, puskesmas dan pernah 1 kali kontrol di
dokter spesialis kandungan. Pasien sudah mendapat imunisasi hepatitis B, polio
dan BCG. Sejak lahir sampai sekarang pasien hanya minum ASI saja.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada yang memiliki riwayat keluhan serupa dengan pasien di keluarga.
Riwayat asma pada keluarga pasien juga tidak ada. Riwayat penyakit kronis
seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung pada keluarga tidak ada.

Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan
Pasien merupakan anak kedua dari dua berasaudara. Pasien tinggal dan diasuh
oleh kedua orangtuanya. Lingkungan rumah pasien dikatakan cukup berih. Ayah
pasien dikatakan tidak merokok.

III. Pemeriksaan Fisik


Pada pemeriksaan fisik didapat :
 Status Present
Denyut jantung : 176 kali/menit, reguler
Respirasi rate : 68 kali/menit
Suhu axilla : 36,5oC
Berat badan : 3650gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala (LK) : 33 cm
Lingkar dada (LD) : 32 cm
 Status Generalis
 Kepala
 Bentuk : Normocephali
 UUB : Terbuka datar
 UUK : Terbuka datar
 Mata : Konjungtiva pucat (-/-), Ikterik (-/-), Reflek pupil (+/+)
Isokor (+/+)
 THT :
 Telinga : Sekret (-)
 Hidung : Napas cuping hidung (-), Sekret (-)
 Tenggorokan : Mukosa mulut sianosis (-), mukosa bibir
basah (+)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Thorax : Bentuk simetris (+), retraksi (+) subcosta
 Paru-paru :Bronkovesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
 Jantung :S1 S2 tunggal regular, murmur (-)
 Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) Normal, hepar dan lien tidak
teraba
 Ekstremitas: hangat + + CRT < 2 detik
+ +

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Darah Lengkap (17/05/2018)

Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Keterangan

WBC 8,4 4,0-20,0 N

Gran% 57,0 40,0-80,0 N

Lymp% 30,8 10,0-60,0 N

HGB 11,5 11,0-16,0 N

HCT 34,2 37,0-54,0 N

PLT 265 150-450 N

V. Diagnosis
Pneumonia Neonatal
VI. Penatalaksanaan
- O2 ½ lpm
- IVFD Tridex 100 ~ 11 tpm
- Inj Cefotaxime 2 x 200 mg (IV)
- Mucera drop 3 x 0,3 ml (PO)
- Nebulisasi Combivent 0,5 ml @ 6 jam
TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Pneumonia merupakan suatu proses inflamasi yang dapat bersifat lokal atau
sistemik pada parenkim paru.Menurut Pedoman Pelayan Medis pneumonia
adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial.1Pada neonatus,agen penyebab infkesi umumnya bakteri daripada
virus. Infeksi ini seringdiperoleh pada saat proses persalinan, dapat berasal
dari cairan ketuban atau jalan lahir,tetapi juga dapat terjadi sebagai akibat
dari intubasi dan ventilasi.2

II. Epidemiologi
Infeksi saluranpernapasan bawahpada neonatusdapatdiklasifikasikan
sebagaibawaan dan infeksipatogenyang
didapat.Kongenitalpneumoniabiasanyabagian dariinfeksi transplasenta,
sedangkanpneumonianeonataldapatberkembang dariintrauterinatau setelah
proses melahirkan. Pneumonia neonatal dapat diklasifikasikan berdasarkan
onset awal dan akhir. Pada onset awal secara umumadalahpresentasi klinis
dalam 48 jam pertama sampai dengan 1minggu kehidupan, sedangkan onset
akhir neonatal pneumoniaterjadi pada3 minggu berikutnya.2
Studi otopsi neonatal telah menunjukkan bahwa infeksi intrauterindan
onset awal pneumonia terjadi pada 10-38% dari bayi yang lahir meninggal
dan 20-63% dari bayi lahir hidup yang kemudian meninggal.Penyelidikan
awal terhadap penyebab kematian bayi di48 jam pertama kehidupan
ditemukan pneumonia dalam 20-38% kasus,dengan insiden tertinggi pada
kelompok social ekonomi rendah.3Epidemiologi dari postpartum terutama
pada onset akhirpada umumnya cenderungterkait dengan infeksi nosokomial,
seperti bakteri pathogen yang berasal dari chorioamniotitis atau intervensi
medis.

III. Etiologi
Organisme yang penyebab pneumoni bervariasimenurut kelompok umur.
Neonatussejak lahirsampai usia 3minggu, kelompokbakteri pathogen yang
umum didapatkan ialah Bstreptokokusdanbakteri gram negatif. Infeksi
bakteri inimerupakan penularan yang bersumber dari
ibu.Streptococcuspneumoniae paling sering didapatkan pada bayiberumur
3minggu sampai 3bulan.3
Tabel 1. Penyebab dari Pneumoniaberdasarkan kelompok usia3
Umur Penyebab tersering Penyebab terjarang
Lahir-20 hari Bacteria Escherichia coli Bacteria Anaerobic organisms
Group B streptococci Group D streptococci
Listeria monocytogenes Haemophilus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Ureaplasma urealyticum
Viruses Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 mgg - 3 bln Bacteria Bacteria
Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis
S. pneumonia H. influenzae type B and
nontypeable
Viruses Adenovirus Moraxella catarrhalis
Influenza virus Staphylococcus aureus
Parainfluenza virus U. urealyticum
1,2,and 3
Respiratory syncytial Virus Cytomegalovirus
virus
4 Bln – 5 Thn Chlamydia pneumoniae Bacteria H. influenzae type B
Mycoplasma pneumoniae M. catarrhalis
S. pneumonia Mycobacterium tuberculosis
Viruses Adenovirus Neisseria meningitis
Influenza virus S. aureus
Parainfluenza virus Virus Varicella-zoster virus
Rhinovirus
Respiratory syncytial
virus
Padabayi baru lahir(usia 0-30hari), beberapa organisme bertanggung
jawab terhadap terjadinya infeksi terutama pneumonia yang pada akhirnya
dapat terjadi sepsis neonatorum dini.3Hal ini tidak
mengherankanmengingatperan darigenitourinariibudan florasaluran
pencernaan merupakan proses yang dapat mengakibatkan infeksi pada
neonatus. Infeksioleh kelompokBStreptococcus, Listeria monocytogenes,
ataugram negatifbatang(misalnya, Escherichiacoli, Klebsiellapneumoniae)
merupakanpenyebabumum pneumoniabakteri. Agen patogen inidapat
diperolehdi dalam rahim, melaluiaspirasisaat dalamjalan lahir, ataumelalui
kontakpascakelahirandengan orang lainatau peralatanyang terkontaminasi.2
Infeksi oleh bakteri streptokokusGrupBpaling seringditularkankejanin
dalamrahim, biasanya sebagaiakibat darikolonisasivaginadan leher rahimibu.
Ageninfeksikongenitalkronis, sepertiCMV, Treponemapallidum(penyebab
pneumoniaalba), Toxoplasmagondii, dan lain-lain, dapat menyebabkan
pneumoniapada24jampertama kehidupan.3

IV. Manifestasi Klinis


Pneumoniapada nonatus merupakan gangguan pernapasan pada bayi baru
lahir hingga 28 hari, dengan gejala sepertipernafasanyang bisingatau sulit,
takipnea >60x/menit, retraksidada, batukdanmerintih. WHOtidak
membedakan antarapneumonianeonataldan bentuk lain darisepsis berat,
sepertibakteremia,karenagejala-gejala yang tampak hampir sama,
danketerlibatan organdan pengobatanempirikrejimenyang sama.
Takipneamerupakan tanda yang palingsering didapatkan dalam60-89% kasus,
termasuk tanda lain seperti retraksi dada(36-91% kasus), demam(30-
56%),ketidakmampuan untukmakan(43 -49%), sianosis(12-40%),dan
batuk(30-84%).1
Tanda awal dan gejala pneumonia mungkin tidak spesifik, seperti malas
makan, letargi, iritabilitas, sianosis, ketidakstabilan temperatur, dan
keseluruhan kesan bahwa bayi tidak baik. Gejala pernapasan seperti grunting
(mendengus), sesak, retraksi, sianosis, apnea, dan kegagalan pernafasan yang
progresif..Tanda lain pneumonia pada neonatus yang tidak spesifik seperti
adanya distensi abdomen, jaundice, muntah, respirasi distress, dan kolaps
sirkulasi.2,3

V. Diagnosis
Tanda awal dan gejala pneumonia mungkin tidak spesifik, seperti malas
makan, letargi, iritabilitas, sianosis, ketidakstabilan temperatur, dan
keseluruhan kesan bahwa bayi tidak baik. Gejala pernapasan seperti grunting
(mendengus), tachypnea, retraksi, sianosis, apnea, dan kegagalan pernafasan
yang progresif. Pada bayi dengan ventilasi mekanik, kebutuhan untuk
dukungan ventilasi meningkat dapat menunjukkan infeksi.2,3
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi,
suara napas melemah dan ronki. Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil,
gejala dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat.
Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan kelainan.1
Selain itu WHO juga membuat pedoman diagnosis untuk mendeteksi
berdasrkan gambaran klinis. Berikut adalah klasifikasi pneumonia
berdasarkan pedoman WHO3:
Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun :
 Pneumonia berat
 Bila ada sesak napas
 Harus dirawat dan diberikan antibiotic
 Pneumonia
 Bila tidak ada sesak napas
 Ada napas cepat dengan laju napas :
 >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun
 >40 x/menit untuk anak > 1-5 tahun
 Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotic oral
 Bukan pneumonia
 Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
 Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotic, hanya diberikan
pengobatan simptomati seperti penurun panas
Bayi berusia dibawah 2 bulan:
Pada bayi berusia dibawah usia 2 bulan, perjalanan penyakitnya lebih
bervariasi, mudah terjadi komplikasi, dan sering menyebabkan kematian.
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah sebagai berikut :
 Pneumonia
 Bila ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak napas
 Harus dirawat dan diberikan antibiotik
 Bukan pneumonia
 Tidak ada napas cepat atau sesak napas
 Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis.
Pemeriksaan penunjang darah lengkap pada pneumonia virus dan juga pada
pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan leukosit dalam batas normal
atau sedikit meningkat. Akan tetapi, pada pneumonia bakteri didapatkan
leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan
PMN. Leukopenia (<5000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.
Leukositosis (>30.000/mm3) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi
bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakterimi dan risiko terjadinya
komplikasi lebih tinggi.2
Pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.1
Selain itu pencitraan dada radiografidianggapkomponen pentingdalam
membuatdiagnosispneumonianeonatal. Pencitraan diagnostiktidak
hanyadilakukan pada penilaian awal kondisi neonatusdanuntukmenegakkan
diagnosis,tetapijuga untukmemantau perkembanganpenyakit
danefekdaritindakanterapiintervensi. Radiografi dada konvensionaltetap
menjadidiagnosisandalanpada neonatusdengan gejaladistress
pernapasan.Pada neonatus, radiografi dada sebagian besar dilakukan dengan
posisi supine dan dalam proyeksi anteroposterior.4
Pada pneumonia didapatkan bercakan dengan pola garis di perihilar yang
dapat menyerupai TTN, Perbercakan pada pneumonia akibat S. Pneumonia
group B dapat menyerupai HMD dengan penurunan volume paru. Bayi aterm
dengan gambaran HMD harus dianggap sebagai pneumonia sampai terbukti
sebaliknya. Efusi pleura pada 25% kasus.4

VI. Penatalaksanaan
Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai
sesegera mungkin. Oleh karena pada neonatus dan bayi kecil sering terjadi
sepsis dan meningitis, antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik
spectrum luas seperti kombinasi beta laktam/klauvulanat dengan
aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan sudah stabil,
antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.3
Perawatansupportif pada neonatus denganpneumoniaakan memberikan
hasil akhir yang lebih baikdan menurunkan angka kematian. Hal ini termasuk
penggunaan oksigen, deteksi danpengobatanhipoksemiadanapnea,
termoregulasi, deteksi danpengobatanhipoglikemia, dan meningkatkan
penggunaancairan intravenadan suplemengizimelaluinasogastrik. Pemberian
ASI yang sering sangat dianjurkan kecuali bila adakontraindikasiyang pasti,
sepertimuntah, intoleransi gastrointestinalataurisiko tinggiaspirasi. Pemberian
intravenayang mengandunggaramisotonikdengandextrose5-10%yang lebih
sedikit dibanding dosis maintenance merupakan rekomendasi, disebabkan
karena ekskresiaircairan bebas bebasmenurunpada
bayidenganinfeksipneumoniaakut.1,2

VII. Pencegahan
Strategi untuk mencegah dan mengobati pneumonia neonatal
membutuhkanintervensi di semua tingkat penyediaan layanan kesehatan,
yaitu masyarakat,perawatan primer, kabupatenrumah sakit tersier.2
Langkah-langkahyang telahterbukti efektifdalam
pencegahanpneumonianeonatalmeliputi: (1) manajemenaktif pada
penanganan pecah ketuban (2) Inisiasi menyusi dini dan pemberian ASI
eksklusif, dan(3) Menghindari pneumonianosokomialpada unit perawatan
intensifdi manaakibatinfeksi yang umum ditemukan seperti enterikbasilGram
negatif(E. coli, Klebsiella, EnterobacterdanPseudomonasspp),
staphylococcuskoagulasenegatifdanS.
aureusmultiresisten.Bakterikolonisasipada tabungendotrakeal,
humidifers,ventilatortabung, infus, probetemperatur. Peralatan
(misalnyastetoskop) dan sarung tangan tangan merupakan awal
terjadinyainfeksi neonatal. Mencuci tanganadalah hal yang paling
sederhanadan dan paling efektifuntuk mencegahterjadinya infeksi
nosokomial. Identifikasidanpembersihanperalatan yang terkontaminasijuga
mencegahinfeksi nosokomial.1,3
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Pneumonia adalah suatu proses inflamasi Pasien merupakan bayi laki-laki
yang terjadi pada parenkim paru. berusia 26 hari.
Insidennya paling banyak terjadi pada
bayi dan anak < 5 tahun.

Anamnesis
Pada anamnesis umunya akan Pada anamnesis, ibu pasien
didapatkan keluhan utama berupa mengatakan pasien mengalami sesak
gangguan pernapasan seperti sesak, sejak 1 hari SMRS. Sesak disertai
grunting (merintih), batuk, sianosis, bunyi “grok-grok”. Sebelum sesak
apnea, dan kegagalan pernafasan pasien mengalami batuk sejak 2 hari
yang progresif.. Namun tanda awal SMRS. Sejak pasien mengalami
dan gejala pneumonia pada neonatus sesak pasien menjadi malas minum.
mungkin tidak spesifik, seperti malas
minum, letargi, iritabilitas, sianosis,
ketidakstabilan suhu tubuh, dan
keseluruhan kesan bahwa bayi tidak
baik.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien Pada pasien dari status present
tampak sesak, adanya nafas cuping ditemukan laju pernapasannya 68
hidung ataupun retraksi. Saat kali/menit, napas cuping hidung tidak
pemeriksaan perkusi paru didapatkan ada, retraksi ada pada subcosta. Pada
suara pekak, sedangkan pada perkusi didapatkan suara sonor. Pada
auskultasi ditemukan suara napas auskultasi terdapat suara ronkhi.
yang melemah serta ronkhi. Akan
tetapi seringkali pada neonatus dan
bayi kecil pada pemeriksaan paru
umumnya tidak ditemukan kelainan.
Berdasarkan pedoman WHO
pneumonia pada bayi < 2 bulan dapat
ditegakkan dengan kriteria berikut:
 Bila ada napas cepat (>60
x/menit) atau sesak napas
 Harus dirawat dan diberikan
antibiotik
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan darah Pasien dilakukan pemeriksaan darah
lengkap untuk memperkirakan lengkap didapatkan hasilnya normal
penyebab pneumonia oleh bakteri dengan nilai WBC : 8,4, sehingga
(leukositosis) atau virus (leukosit kemungkinan disebabkan oleh virus.
normal). Namun untuk penyebab Pasien tidak dilakukan pemeriksaan
pastinya dapat dilakukan dengan rontgen dada dan kultur.
kultur. Pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan yaitu Foto rontgen dada
dengan gambaran adanya infiltrat
maupun konsolidasi pada paru.

Tatalaksana
Pada neonatus dan bayi kecil, terapi Pada pasien terapi yang diberikan
awal antibiotik intravena harus adalah:
dimulai sesegera mungkin, karena - O2 ½ lpm
sering terjadi sepsis dan meningitis, - IVFD Tridex 100 ~ 11 tpm
antibiotik yang direkomendasikan - Inj Cefotaxime 2 x 200 mg
adalah antibiotik spectrum luas (IV)
seperti kombinasi beta - Mucera drop 3 x 0,3 ml (PO)
laktam/klauvulanat dengan - Nebulisasi Combivent 0,5 ml
aminoglikosid, atau sefalosporin @ 6 jam
generasi ketiga.
Selain itu perlu perawatansupportif
sepertipenggunaan oksigen, deteksi
danpengobatanhipoksemiadanapnea,
termoregulasi, deteksi
danpengobatanhipoglikemia, dan
meningkatkan penggunaancairan
intravenadan
suplemengizimelaluinasogastrik.

Berdasarkan pembahasan teori dan kasus di atas telah terdapat kesesuaian antara
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan
pada kasus pneumonia neonatal, namun dari pemeriksaan penunjang dan terapi
yang dilakukan pada kasus tidak mencakup semua pemeriksaan yang dianjurkan
pada teori.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiadi, A.H., Hegar, B.,Handryastuti S., Idris, N.S., Gandaputra, E.P.,


Harmoniati, E.H. Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1. Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2009.P250-254.
2. Stoll JB. Clinical Manifestations of Transplacental Intrauterine Infection.
Nelson Texbook of Pediatrics. New York: Elsevier. 2011. 19th ed. P.103.639
3. Said, M. Respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012.P350-364.
4. Soetikno DR. Pneumonia neonatus. Kegawatdaruratan pada Pediatri.
Radiologi Emergency. Bandung; Rafika Aditama. 2011. P260-262

Anda mungkin juga menyukai