Anda di halaman 1dari 34

FAMILY FOLDER

Ny. P 55 Tahun Dengan Diabetes Mellitus Tipe II,


Neuropati DM dan Obesitas

Dipersembahkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun (kronis) berupa


gangguan metabolik yang ditandai dengan gula darah yang tinggi yang
terjadi akibat kelainan produksi insulin, kerja insulin atau kedua duanya.
(6) Prevalensi menurut World Health Organization (WHO), sekitar 150
juta orang menderita diabetes melitus di seluruh dunia, dan jumlah ini
akan bertambah 2 kali lipat pada tahun 2025. Sedangkan, Indonesia
merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di
bawah China, India, USA, Brazil, Rusia, dan Mexico. Berdasarkan jenis
kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9%
pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki.(6)
BAB 1 PENDAHULUAN

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kemungkinan terjadinya


komplikasi pada DM sangat besar. Kerusakan pada saraf atau disebut
neuropati diabetik merupakan komplikasi yang dapat memengaruhi 50%
pasien DM. Neuropati diabetik melibatkan serabut sensorik kecil dan
besar dan dikaitkan dengan gejala nyeri neuropati yang dimulai pada
ekstremitas bawah, yang pertama kali terkena adalah jari kaki kemudian
berlanjut ke atas. Penderita mengalami mati rasa, sensasi kesemutan atau
terbakar di ekstremitas, dan selanjutnya kehilangan kemampuan untuk
merasakan rasa sakit dan suhu.
BAB II LAPORAN EVALUASI KELUARGA
2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kapten Tendean Gg. Jati
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Makanan Kaki Lima
Penghasilan : Rp 2.000.000,-
BAB II LAPORAN EVALUASI KELUARGA

2.1.2 Identitas Keluarga


Nama : Ny. P
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kapten Tendean Gg. Jati
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang Makanan Kaki Lima
Penghasilan : Rp 2.000.000,-
BAB II LAPORAN EVALUASI KELUARGA

2.1.3 Sumber Pembiayaan Kesehatan 3. Pemanfaatan waktu luang :


Jaminan : BPJS - Olahraga : Tidak
- Rekreasi : Tidak (selama pandemi)
2.1.4 Perilaku Kesehatan Keluarga - Melakukan hobi : Tidak
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, - Aktivitas sosial di lingkungan
yang dilakukan yaitu : Jika dirasa ringan pemukiman : Tidak
dan tidak mengganggu aktivitas maka - Arisan : Ya
hanya istirahat dirumah, dan jika keluhan - Pertemuan RT : Tidak
tidak membaik maka dibawa ke - Organisasi : Tidak
Puskesmas.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan
di lingkungan rumah :
- Posbindu : Tidak pernah
- Perkumpulan kesehatan lain : Tidak
pernah
PROFIL KELUARGA
GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN

2.3 RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH


DILAKUKAN
Dilakukan dengan alloanamnesis dengan pasien pada hari Jum’at,
tanggal 20 Agustus 2021 di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
oleh Dian, Niar, dan Iqbal.

2.3.1 Keluhan Utama


Pasien datang dengan keluhan lemas yang dirasa sejak seminggu
yang lalu.
RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN

2.1.1Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan dengan
keluhan lemas yang dirasa sejak seminggu yang lalu, sudah beristirahat
dan minum vitamin namun tidak kunjung membaik. Pasien juga merasa
kesemutan yang dirasa hilang timbul pada telapak kaki dan tangan hingga
jari-jari. Pasien sering mengeluhkan kesemutan sejak tiga bulan terakhir
namun diabaikan. Keluhan penyerta seperti mual, muntah, maupun
penurunan daya penglihatan disangkal.

2.1.2Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi terkontrol sejak tiga tahun yang lalu. Riwayat trauma,
infeksi, asma dan alergi disangkal.

RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN

2.1.1Riwayat Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai pedagang makanan dan aktif didapur.
Pasien juga melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci baju tanpa mesin
cuci dan membersihkan rumah. Pasien sering mengkonsumsi makanan-
makanan yang tinggi garam dan berlemak, pasien suka mengemil makanan
manis seperti roti dan biskuit, juga minum teh manis atau teh instan
diwarung. Pasien tidak melakukan olahraga rutin. Tidak merokok dan
konsumsi alkohol.

2.1.2Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien memiliki riwayat sakit jantung, dan Ibu pasien memiliki riwayat
sakit gula.

2.3.6 Hasil Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 20 Agustus 2021di
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan oleh Dian, Niar, dan Iqbal.

Keadaan Tanda Vital Kepala Kepala


Umum Normosefali, rambut hirtam
Tekanan darah : Hidung : Deformitas (-)
bercampur putih, tidak deviasi septum (-) sekret (-)
Kesadaran : Compos 139/95 mmHg rontok, terdistribusi merata, pernapasan cuping hidung
Mentis Nadi : 92x/menit tidak terdapat jejas. (-)
Kesan sakit : Tampak Respirasi : Mata : Pupil isokor, reflex Tenggorokan : Uvula
20x/menit pupil +/+, konjungtiva ditengah, arkus faring
sakit ringan
anemis -/-, sklera ikterik -/- simetris, T2/T2, hiperemis (-)
BB : 65 kg Suhu : 36,5oc Telinga : Deformitas (-) kripta (-) detritus (-)
TB : 155 cm SpO2 : 99% hiperemis (-) oedem (-) Mulut : Sianosis (-) mulut
IMT : 27,1 kg/m2 serumen (-) nyeri tekan kering (-) gusi berdarah (-)
Status gizi : Obesitas tragus (-) nyeri tarik (-) gusi hiperemis (-) lidah tidak
tingkat I kotor,plak gigi (-)
2.3.6 Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 20 Agustus 2021di
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan oleh Dian, Niar, dan Iqbal.
Leher Thorax Thorax Jantung:

Tidak terdapat Paru: Perkusi: sonor di kedua lapang Inspeksi: pulsasi ictus cordis
paru, batas paru dan hepar tidak tampak
pembesaran KGB Inspeksi: bentuk thorax
setinggi ICS VI linea Palpasi: vocal fremitus sama
dan kelenjar tiroid simetris pada saat statis antara dinding dada kanan dan
midclavicularis dextra dengan
dan dinamis, retraksi perkusi redup dan peranjakan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba
intercostal (-), sela iga hepar pada 2 jari dibawah ICS di ICS V 2cm di linea
melebar (-), kelainan kulit midclavicularis sinistra.
IV, batas bawah paru dan
Perkusi: batas paru dan jantung
(-), tipe pernapasan lambung setinggi ICS VIII linea
kiri setinggi ICS VI linea
abdominalthorakal axillaris anterior sinistra dengan
midclavicularis sinistra dengan
perkusi timpani
Palpasi: gerak dinding perkusi redup, batas paru dan
Auskultasi: Suara nafas
dada simetris, nyeri tekan jantung kanan setinggi ICS V
vesikuler +/+, ronkhi -/-, linea sternalis dextra dengan
(-), benjolan (-) wheezing -/- perkusi redup. Auskultasi: bunyi


jantung I dan II reguler, gallop
(-), murmur (-)

2.3.6 Hasil Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 20 Agustus 2021di
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan oleh Dian, Niar, dan Iqbal.
Abdomen Abdomen Abdomen

Inspeksi: tampak Palpasi: teraba supel, Nyeri tekan


buncit, ikterik (-), massa (-), nyeri lepas (-),

hiperemis (-), hepar membesar (-), lien


benjolan (-), jejas (-) membesar (-),


Auskultasi: bising ballottement ginjal (-),

usus 3x/menit, undulasi(-)

arterial bruit (-),


Perkusi: tymphani diseluruh

regio abdomen (-), shifting
venous hum(-)
dullness (-)

2.3.6 Hasil Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 20 Agustus 2021di
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan oleh Dian, Niar, dan Iqbal.

Ekstremitas Ekstremitas

Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah


Simetris kanan dan Simetris kanan dan kiri,
kiri, turgor kulit 2 turgor kulit 2 detik,
detik, CRT < 2 detik, CRT < 2 detik, akral
akral hangat +/+, hangat +/+, oedem -/-,
oedem -/-, ptekie ptekie -/-, jejas -/-,
-/-, jejas -/-, clubbing finger (-)
clubbing finger (-)

Urtkaria(+), Eritema
(+)
2.1.1TATALAKSANA
Metformin 2x500mg
 Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang
dialami oleh pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan meminum obat sesuai
anjuran dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga makanan
dan minuman yang dikonsumsi. Menginformasikan bahwa pentingnya
makan sayur dan buah yang kaya serat, serta mengurangi makanan
berlemak dan garam, juga mengurangi konsumsi cemilan tinggi gula.
- Modifikasi gaya hidup dengan cara menjaga agar berat badan tetap
ideal, menyarankan pasien pentingnya olahraga dan melatih pasien
untuk tetap menggunakan ekstremitasnya.

2.1IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1 Fungsi Biologis

4 Fungsi Pendidikan
Dari hasil wawancara dengan pasien
Pasien sekeluarga merupakan
didapatkan informasi bahwa pasien
golongan dengan pendidikan yang
mengalamu gangguan rasa kesemutan
baik.
pada ekstremitas dan rasa lemas
5 Fungsi Religius
2 Fungsi Psikologis
Pasien dan keluarganya beragama
Pasien tinggal dirumah pribadi bersama
Islam dan pasien sendiri
suami, anak, menantu, dan cucu pasien
melaksanakan sholat setiap waktu.
Pasien tidak bekerja dan terkadang
6 Fungsi Sosial Budaya
mengikuti pengajian di masjid.
Pasien tinggal di lingkungan yang
3 Fungsi Ekonomi
tidak terlalu padat. Lingkungan rumah
Pasien bekerja. Keuangan pasien
pasien ramah dan selalu saling
berasal dari pasien dan anak-anaknya
membantu.
yang bekerja.

Kesimpulan: Terdapat gangguan pada fungsi biologis dan ekonomi pasien


Tabel 2. APGAR keluarga
Penilaian:
- Nilai 0-3 : Disfungsi
keluarga sangat tinggi
- Nilai 4-6 : Disfungsi
keluarga sedang
- Nilai 7-10 : Tidak ada
disfungsi keluarga

Pada penilaian APGAR,


didapatkan hasil tidak
ada disfungsi keluarga.

Tabel 3. Penilaian SCREEM


2.5 Pola Konsumsi makan Pasien
Tabel 4. Riwayat Makanan Pasien 24 Jam Terakhir
Frekuensi makan rata-rata setiap
harinya 2x/hari yaitu pada waktu
pagi dan malam. Setiap hari, buah-
buahan menjadi selingan saat sore
hari sampai sebelum makan malam.
Makanan sehari-hari dimasak oleh
pasien dan anaknya.

Angka Kecukupan Gizi Wanita=Angka


Metabolik Basal x Aktivitas Fisik
=655+(9,6 x BB)+(1,8 x TB)-(4,7 x usia) x 1,70
=655+(9,6 x 84)+(1,8 x 154)-(4,7 x 57) x 1,70
=1.283 kkal
2.5 POLA KONSUMSI MAKAN PASIEN

Dari food recall pasien didapatkan asupan kalori pasien selama sehari adalah
sebesar 1.440 kkal, hal tersebut menggambarkan asupan pasien melebihi
kebutuhan kalori harian dalam melakukan aktivitas. Namun disamping itu, asupan
makanan pasien belum memenuhi kebutuhan gizi seimbang karena telah beragam
namun belum mengonsumsi makanan yang ditambah dengan sayuran, buah-
buahan dalam jumlah yang cukup.
Kebutuhan Caira:
BB 10 kg pertama = 1 liter cairan BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan
BB >> 10 kg = 20 mLx sisa BB
Kebutuhan Cairan:
1000 + 500 + (20x64)
= 2780 ml
2.6 IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

2.6.1 Faktor Perilaku 2.6.2 Faktor Non Perilaku


Pada kasus ini pasien sering Rumah pasien memiliki ventilasi
memakan makanan yang berlemak yang cukup baik. Rumah pasien
dan manis - manis. Pasien berada di lingkungan yang tidak
memiliki kebiasaan makan teratur padat penduduk dan bersih. Pasien
namun tidak menerapkan pola tidak memliki risiko jatuh yang
makan dengan gizi seimbang. tinggi. Pasien tinggal di kamar
Pasien tidak rutin melakukan sendiri
aktivitas fisik dan olah raga.
Pasien tidak rutin kontrol ke
rumah sakit.
2.7DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
A.Fungsi Sosial
A.Fungsi Biologis Pasien cukup sering mengikuti kegiatan
Diabetes Melitus Tipe II pengajian yang ada di masjid.
Neuropati DM B.Faktor Perilaku
Obesitas Pada kasus ini pasien sering memakan
B.Fungsi Psikologis makanan yang berlemak dan manis -
Pasien saat ini bekerja untuk memnuhi manis. Pasien Pasien memiliki kebiasaan
kebutuhan sehari hari. Pasien juga makan teratur namun tidak menerapkan
melakukan pekerjaan rumah. Hubungan pola makan dengan gizi seimbang. Pasien
dengan keluarga yang tidak serumah rutin tidak melakukan aktivitas fisik dan
olah raga. Pasien tidak rutin kontrol ke
baik, pasien sering berkomunikasi
rumah sakit.
dengan keluarga setiap harinya
C.Faktor Non Perilaku
C.Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan
Rumah pasien memiliki ventilasi yang
Kebutuhan
cukup baik. Rumah pasien berada di
Kondisi perekonomian pasien stabil.
lingkungan yang padat penduduk dan
Penghasilan pasien yaitu dari pasien
kurang bersih.
dan anak pasien.

2.8 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


A. Gambaran
Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan padat penduduk dengan ukuran 6
x 10 m, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari bengkel, satu ruang makan, tiga kamar tidur, satu dapur dan
satu kamar mandi. Lantai terbuat dari semen, dinding terbuat dari
tembok beton, atap rumah dari genteng, Tidak ada jendela, Penerangan
di dalam ruangan kurang baik. Kebersihan dalam dan luar rumah cukup
baik. Sumber air dari sumur, pada kamar mandi terdapat kloset jongkok.
Air limbah dialirkan ke septic tank. Sampah rumah dikumpulkan di
tempat sampah di depan rumahnya, dan diangkut oleh petugas
kebersihan.

2.8 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


B. Denah Rumah

Keterangan ruangan:
1. Kamar Mandi
2. Ruang Keluarga
3. Kamar tidur
4. Ruang tamu
5. Teras
6. Kamar Tidur
7. Dapur
8. Meja makan

2.8 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


1. Letak rumah di daerah : Padat penduduk 8. Jendela rumah : Tidak ada


Penerangan di dalam rumah : kurang Baik
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
9. Listrik di rumah : ada, 450 watt
Kepemilikan rumah : Milik sendiri
10. Lubang ventilasi : tidak ada ventilasi
3. Luas rumah : 60 m2 Kelembaban dalam rumah : tidak terlalu lembab
Jumlah orang dalam satu rumah : 7 orang Kesan ventilasi di dalam rumah : tidak ada
Luas halaman rumah : 1 m2 ventilasi
4. Lantai rumah dari : semen 11. Kebersihan dalam rumah : cukup
5. Dinding rumah dari : Tembok beton 12. Sumber air minum dari : Galon
6. Atap rumah : Genteng 13. Kamar mandi : ada
7. Pembagian ruangan rumah: 14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : septic tank
- Ruang tamu : Tidak ada 15. Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1,5 meter,
- Ruang makan : ada, ukuran 3 x 4 m2
terbuat dari: semen
- Kamar Tidur : ada, ukuran 3 x 4 m2

- Dapur : ada, ukuran 4 x 2 m2 Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup


- Kamar Mandi : ada, ukuran 2 x 2 m2 baik

Tabel 4. Penilaian Rumah Sehat berdasarkan


Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

2.4 Diagnosis
Holistik
Tabel 7. Diagnostic
Holistik

2.4 Diagnosis
Holistik
Tabel 7. Diagnostic
Holistik
2.10 PEMBINAAN DAN HASIL
KEGIATAN

Tabel 6. Pembinaan dan hasil


kegiatan
1.10 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan.
2. Faktor pendukung : Sikap anak pasien yang mau menerima masukan
dan edukasi, serta mulai menerapkannya kepada
pasien
3. Faktor penyulit : Sikap pasien yang masih tidak patuh dalam
mengkonsumsi
makanan manis
Sikap pasien yang masih makan makanan berlemak
Sikap pasien yang masih jarang melakukan olahraga
1.10 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
4. Indikator keberhasilan:
- Pasien dapat mengetahui tentang masalah yang dialami pasien
yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan,
penatalaksanaannya dan komplikasi yang dapat terjadi serta
berusaha untuk menerapkan saran dari pemeriksa
- Pasien dapat termotivasi untuk memperbaiki gizi pasien, rutin
minum obat, serta rutin memeriksakan kondisi pasien kepuskesmas
atau dokter.
- Pasien mengikuti anjuran yang diberikan dilihat dari keluhan
yang berkurang

TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai