HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Oleh:
dr. Putu Raka Sanistia Sania Savitri, S.Ked
Pendamping
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul “Hiperemesis Gravidarum” ini tepat pada waktunya. Laporan kasus ini
disusun dalam rangka mengikuti Program Internsip Indonesia di Rumah Sakit Umum
Prima Medika, Provinsi Bali.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan kasus ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik berupa informasi maupun bimbingan
moral. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. dr. Ilyas Angsar, SpOG (K) selaku direktur utama RSU Prima Medika
Denpasar
2. dr. I Nyoman Arya Joni yang telah mendampingi penulis dalam Program
Intersip Dokter Indonesia ini.
3. Seluruh staf RSU Prima Medika, Denpasar, Bali.
4. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan kasus ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam
penyusunan laporan paper ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan dalam rangka penyempurnaannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
laporan kasus ini dapat bermanfaat di bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran.
Penulis
ii
PENDAHULUAN
Pada trimester awal kehamilan, mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berat pada kehamilan yang terjadi sampai
umur kehamilan 20 minggu. Apabila tidak ditangani dengan tepat, hiperemesis gravidarum dapat
menimbulkan komplikasi yang lebih berat dalam proses kehamilan. Dehidrasi yang diakibatkan
oleh mual dan muntah dapat menjadi masalah yang dapat mengganggu aktivitas dan pekerjaan
sehari – hari.1
Mual dan muntah terjadi dalam 50 - 90% kehamilan.2 Mual dan muntah dalam kehamilan
sering disebut juga dengan istilah “morning sickness”. Sekitar 80% dari perempuan hamil
mengeluhkan gejala mual dan muntah sepanjang hari, dan hanya 1,8% dari perempuan hamil yang
melaporkan gejala hanya muncul pada pagi hari.3 Kebanyakan prempuan dapat mempertahankan
kebutuhan gizi nya dengan diet sampai gejala teratasi hingga akhir dari trimester pertama. Namun
ada sebagian kecil perempuan hamil yang tidak merespon terhadap modifikasi diet dan obat
antiemesis. 1
Hiperemesis gravidarum umumnya terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, hal ini
dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan. 1 Hiperemesis gravidarum merupakan
indikasi tersering ibu hamil untuk dirawat di rumah sakit pada trimester awal kehamilan.2 Hampir
25% pasien yang dirawat inap mengalami keluhan serupa berulang kali, namun hiperemesis
gravidarum jarang mengakibatkan kematian bagi ibu dan janin. 3 Pada ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum dan tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai
komplikasi, seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit serta ketosis. Sedangkan pada bayi
dapat terjadi pertumbuhan janin terhambat serta kematian janin. Maka dari itu sangat penting untuk
mengetahui tanda dan gejala serta penanganan yang tepat untuk hiperemesis gravidarum.2
1
LAPORAN KASUS
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RSU PRIMA MEDIKA DENPASAR
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : NLPAW
Usia : 27 tahun
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
No RM : 16.53.62
II. Anamnesis
Keluhan utama: Muntah-muntah.
Pasien datang ke UGD RSU Prima Medika dengan keluhan sering muntah sejak 2
minggu SMRS, memberat 1 hari SMRS. Muntah dengan frekuensi sebanyak 6-8 kali dalam
sehari. Muntah terutama dirasakan setiap kali makan. Pasien juga mengeluhkan adanya
2
lemas dan nyeri ulu ati sejak 1 hari SMRS. Nafsu makan pasien menurun sejak mual dan
muntah, pasien makan 1 kali sehari. Saat ini pasien sedang hamil kedua.
Pasien belum mengkonsumsi obat untuk mengatasi keluhannya saat ini. Pasien
sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama saat kehamilan pertama. Pasien juga
memiliki riwayat gastritis. Riwayat jantung, diabetes mellitus, hipertensi, dan asma
disangkal.
Riwayat Keluarga
Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di Denpasar. Riwayat merokok dan alkohol
disangkal pasien.
Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan menstruasi pertama kali sekitar usia 14 tahun, dengan siklus
teratur dengan lama menstruasi berkisar antara 5-7 hari. Frekuensi mengganti pembalut
dalam sehari sekitar 3 kali dalam sehari. Keluhan saat menstruasi disangkal oleh pasien. Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) pasien dikatakan 26 Juni 2021.
Riwayat ANC
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilannya.
Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah.
Riwayat Obstetri
I. A/T/H (Persalinan Normal)
II. Hamil ini
3
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.
Hidung : Sekret (-), deviasi septum nasi tidak ada, nafas cuping hidung (-)
Cor :
4
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak
Pulmo :
Sonor Sonor
Sonor Sonor
+ + - - - -
+ + - - - -
Abdomen
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
+ + - -
5
Status Obstetri
Abdomen : - TFU tidak teraba
- Distensi (-), bising usus (+) normal
- Nyeri tekan epigastrium (+)
- Luka operasi (-)
6
MCHC 35,0 g/dl 33,0 – 37,0
Makroskopis
Kuning
Warna Kuning -
Jernih
Kejernihan Jernih -
Negatif
Leukosit Negatif Leu/Ul
Negatif
Nitrit Negatif Mg/Dl
Normal
Urobilinogen Normal Mg/Dl
Negatif
Protein Negatif Mg/Dl
4,5 – 8,0
Ph 6.0 -
Negatif
Darah / Eritrosit Negatif Ery/Ul
1,003 – 1,030
Berat Jenis 1,020 -
Negatif
Keton +++ Mg/Dl
Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dl
Negatif
Glukosa Negatif Mg/dl
Negatif
Mikroskopis
Sedimen
Leukosit 1–2 /LPB 0–2
7
Eritrosit Negatif /LPB 0–1
Sel Epitel
- Gepeng 4–6 /LPB 0–1
- Bulat Negatif /LPB Negatif
Silinder/ Thoraks / Cast Granular : 0-1 - Negatif
Kristal Negatif - Negatif
Bakteri (+) Positif - Negatif
Lain-Lain Negatif - Negatif
V. DIAGNOSIS
VI. PENATALAKSANAAN
UGD
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
VIII.KIE
8
Menjelaskan pasien mengenai penyakit yang dialaminya dan perkiraan perjalanan
penyakitnya, dan pilihan pengobatannya secara lebih lanjut.
9
DAFTAR PUSTAKA
10