Topik : Dyspepsia
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Salam
Dr. Shofiati Adhfia
disusun oleh :
Dr. Shofiati Ashfia
Topik : Dyspepsia
disusun oleh :
Dr. Shofiati Adhfia
LATAR Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan nyeri dan perasaan
BELAKANG tak nyaman di perut yang bersifat menetap atau pun berulang di
daerah epigastrium. Dyspepsia meski pun bukan termasuk
penyakit yang mengancam jiwa namun dapat mengurangi kualitas
hidup karena nyeri dan rasa tak nyaman dapat mengganggu
konsentrasi dalam pekerjaan maupun saat beristirahat.
Diperlukan penanganan yang adekuat agar pasien tidak sering
mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berobat.
PERMASALAHAN Kasus
Identitas pasien
Nama : Ny. W
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jumoyo
Anamnesis
Keluhan utama : Pasien merasakan perut terasa penuh
RPS : Pasien adalah penderita penyakit lambung lama. Keluhan
saat ini perut terasa penuh dan tidak nyaman 3 hari terakhir.
Terkadang pasien merasakan mual dan kembung serta
bersendawa. Riwayat makan tidak teratur 1-4x per hari, sekali
makan langsung porsi banyak.
RPD : -
R. sosial: Keseharian sebagai ibu rumah tangga, sering makan
bersantan, pedas, asam dan minum kopi terkadang.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : compos mentis, GCS E4V5M6, kesan gizi
cukup
Vital Sign
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Diagnosis
Dyspepsia syndrome
PERENCANAAN Tujuan utama pengobatan dyspesia adalah mengurangi rasa
DAN PEMILIHAN tak nyaman di perut. Berdasarkan teori saat ini penyebab
INTERVENSI dyspepsia adalah peningkatan zat pelepas hormon gastrin di
lambung, dismotilitas dan hipersensitivitas viseral, psikologis,
infeksi bakteri serta pola diet dan lingkungan. Sehingga
pengobatan terbagi dalam dua kategori, farmakologi dan non
farmakologis.
Pengobatan farmakologis:
1. Antasida
2. Agen penghambat asam: H2 blocker dan PPI
3. Agen prokinetik
4. Antiemetik
5. Antispasmodik
6. Sitoprotektor
Pengobatan non-farmakologis:
1. Pengubahan pola diet
2. Manajemen stres
PELAKSANAAN Pada pasien ini, karena tidak bekerja dan sebagai ibu rumah
tangga, faktor psikologis kemungkinan besar perannya. Saran agar
mengurangi pikiran – pikiran tidak penting dan tidak memendam
uneg – uneg seyogyanya diberikan. Pola makan yang tidak teratur
dan seringnya mengkonsumsi makanan pedas, bersantan dan
asam juga berperan penting dan disarankan untuk
menghindarinya. Terapi farmakologis yang diberikan adalah
antasida tablet kunyah tiga kali sehari dikombinasikan dengan
cimetidine tablet dua kali sehari untuk menurunkan kadar asam
lambung dan menghambat pengeluaran zat histamin yang
menyebabkan hipersensitivitas viseral.
MONITORING Pasien diberikan edukasi mengenai penyakitnya, meliputi:
DAN EVALUASI Menjelaskan pasien tentang penyakitnya
Menginformasikan tentang pentingnya makan teratur
Menginformasikan tentang pantangan makanan dan
minuman
Menginformasikan tentang manajemen stres dan
kepentingannya dalam pengobatan penyakitnya
Komentar/Umpan Balik: