KELOMPOK 5
Oleh :
WILLIAM SITNER
1102012306
Pembimbing :
2017
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “HIPERTENSI GRADE II TIDAK
TERKONTROL PADA LANSIA DENGAN RIWAYAT ANGGOTA KELUARGA
HIPERTENSI MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN AGUSTUS 2017” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
Pembimbing,
2
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. TH
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 72 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Campaka Sari 4 no.14
Tanggal berobat : 9 Agustus 2017
B. Anamanesis
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis pada tanggal 9 Agustus 2017 pukul 10.00
a. Keluhan Utama :
Nyeri pada leher bagian belakang sejak 3 hari sebelum ke Puskesmas
b. Keluhan tambahan :
Pusing, pegal-pegal seluruh tubuh
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran dengan keluhan nyeri pada
leher bagian belakang sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas. Rasa nyeri dirasakan
menjalar sampai ke kepala bagian belakang. Nyeri leher kepala bagian belakang
disertai dengan rasa pegal dan kaku pada leher belakang. Rasa nyeri dirasakan hilang
timbul oleh pasien. Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertindih oleh suatu benda yang
berat. Keluhan diperberat terlebih bila pasien kurang tidur dan makan-makanan yang
berminyak. Keluhan diperingan apabila pasien minum obat nyeri dan istirahat.
Keluhan nyeri kepala yang berdenyut satu sisi, pandangan buram, mual dan
muntah, gangguan BAB dan BAK disangkal oleh pasien. Pasien mengaku jarang
makan makanan hewani seperti ayam dan daging.
Pasien mengaku sudah di diagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas sejak 2 tahun
yang lalu. Pasien biasa berobat ke Puskesmas dan diberi obat Amlodipin 1x5 mg,
namun pasien tidak mengkonsumi obat tersebut secara teratur. Pasien terakhir minum
3
obat 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengaku tidak teratur memeriksakan kondisi
tubuhnya.
Pada saat ini, pasien merasa gejala sakit kepala yang dialami sudah mengganggu
kesehariannya, yang paling utama dirasakannya yakni kesulitan untuk tidur. Saat
pasien mengalami kesulitan tidur pasien merasa lemas saat beraktivitas pada keesokan
harinya. Pasien berharap setelah berobat ke puskesmas penyakitnya dapat sembuh dan
tidak ada masalah kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-harinya.
Pasien mengaku jarang membatasi makanan yang dikonsumsi setiap hari, pasien
makan dengan menu yang sama seperti anggota keluarganya. Pasien pun terkadang
sering merasa sendirian dan stress karena cucu yang sudah dewasa kurang komunikasi
dan perhatian kepadanya.
4
Pasien dalam kesehariannya jarang memasak karena anggota keluarga jarang makan di
rumah. Ny.TH lebih sering membeli lauk matang dengan pemilihan menu seperti ayam,
daging, tempe, tahu dan telur. Pasien mengaku jarang mengonsumsi sayur dan buah.
Pasien terkadang berolahraga dengan mengikuti kegiatan senam yang diadakan di
kelurahan. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol disangkal.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Vital Sign :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 170/110mmHg
Frekuensi Nadi : 90 x / menit
Frekuensi Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,6 C
Berat Badan : 55 kg
TinggI Badan : 154 cm
d. Status Gizi :
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 154 cm
IMT : BBkg/(TBm)2 = 55/2,371 = 23,1 kg/m2
Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk kategori lebih
Metode Brocca :
BB Ideal : (Tinggi Badan – 100) x 90%
: (154-100) x 90%
: 48,6 kg
5
Tabel 1. Klasifikasi IMT
Klasifikasi IMT
BB kurang <18,5
Kisaran normal 18,5-22,4
BB lebih >23,0
Beresiko 23,0-24,4
Obese I 25,0-29,9
Obese II >30,0
e. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor
THT : Dalam Batas Normal
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea berada di tengah
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
6
Abdomen
Inspeksi : Simetris, buncit, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi : Nyeri tekan perut bawah(-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
D. Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan EKG
2. Gula darah puasa
3. Profil lipid: HDL, LDL, trigliserida, kolestesrol total
BERKAS KELUARGA
7
A. Profil Keluarga
1. Karekteristik Keluarga
a. Kepala Keluarga : Tn. J /47tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. H/45 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Ny.TH memiliki suami Tn.H (meninggal) dan memiliki anak satu orang anak
yakni Ny.H dan sudah menikah dengan Tn.J dan memiliki 2 anak. NyTH
tinggal bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Kepala keluarga saat ini
yaitu Tn. J menantu dari Ny TH.
9
c. Denah Rumah
10
Keluarga Ny.TH memiliki kebiasaan makan 2-3 kali sehari. Makanan yang
dimakan dimasak oleh anaknya yaitu Ny H, makanan yang sering dimasak
seperti ayam, ikan asin, sayur, telur dan goreng-gorengan. Ny H memasak
masakan untuk keluarga tidak membeda-bedakan masakan walaupun sudah
tahu Ny TH menderita hipertensi dan Ny TH pun tidak membatasi mengenai
makanan yang dimakan sehari-hari. Terkadang Ny H membeli makanan diluar
karena terkadang malas untuk memasak sendiri. Untuk bahan makanannya
biasanya membeli di pasar tradisional di sekitar rumah.
c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan
Keluarga Ny.TH menggunakan BPJS kelas 3 dan menggunakan apabila
berobat. Karena sekarang sudah menggunakan BPJS keluarga Ny TH sering
berobat ke puskesmas karena biayanya lebih murah.
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Keluarga Ny TH merupakan keluarga yang sadar akan kebersihan. Di
rumahnya tersedia tempat pembuangan sampah untuk membuang sampah yang
ada di rumah dan lingkungannya. Keluarga Ny TH pun memiliki jamban untuk
buang air besar. Keluarga Ny TH tidak menanam tanaman disekitar rumah
karena memiliki lokasi rumah yang padat penduduk sehingga sulit untuk
menanam tanaman.
11
a. Kebiasaan makan :
Keluarga Ny. TH makan sebanyak 2-3 kali sehari, untuk sekali makan keluarga
ny TH hanya makan 1 piring dengan nasi yang sedikit lebih banyak daripada
lauk. keluarga Ny. TH lebih sering memasak masakan sendiri dan terkadang
membeli ke warung makan apabila sedang malas memasak. Menu makanan
sehari-hari yang biasa dikonsumsi oleh keluarga Ny TH terdiri dari nasi, sayur,
dan lauk diantaranya adalah ayam goreng, ikan asin, gorengan, telur, dan
sayuran tumis. Keluarga Ny TH mengaku jarang mengkonsumsi buah dan susu.
Seminggu hanya 2-3 kali karena mahal untuk dibeli.
b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Makanan dengan gizi seimbang yakni makanan yang mengandung unsur
karbohidrat, lemak, protein, dan serat serta diseimbangi dengan aktivitas fisik,
olahraga, menjaga berat badan ideal, dan perilaku mencuci tangan sebelum
makan. Dalam kesehariannya keluarga Ny. TH tidak menerapkan pola gizi
seimbang, karena dalam pemilihan menu makanan sehari-hari tidak memenuhi
seluruh unsur-unsur gizi seimbang.
12
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Tahu goreng 70 kkal 3 gr 4 gr 5 gr 0,3 gr
Tempe 118 kkal 48,9 gr 1,77 gr 3,17 0,3 gr
goreng
teh manis 1 70 kkal 4,20 gr
gelas
Siang, 6 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Bayam 24 kkal 3,2 gr 2,3 gr 2,2 gr
bening
Ikan asin 193 kkal 42 gr 1,5 gr
goreng
Air putih 2
gelas
Malam, 6 Agustus2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Sayur sawi 11 kkal 2,05 gr 0,88 gr 0,15 gr 4,4 gr
Bakwan 281 kkal 32,5 gr 6,5 gr 7,5 gr
goreng
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.367 kkal 213,85 gr 69,45 gr 17,32 gr 8,4 gr
Kalori
13
Bubur ayam 372 kkal 36,1 gr 27,5 gr 12,4 gr
1 porsi
Kerupuk 15 kkal 1,8 gr 0,2 gr 0,8 gr
Teh tawar 1 2 kkal 48,9 gr 1,8 gr 3,1 gr
gelas
Air putih 2
gelas
Siang, 7 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur Asin 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur 106 kkal 4,3 gr 2,8 gr 9,4 gr
kangkung
tumis
Air putih 2
gelas
Malam, 7 Agustus2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur Asin 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur tumis 106 kkal 4,3 gr 2,8 gr 9,4 gr
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.199 kkal 175,4 gr 71,1 gr 43,1 gr 0,8 gr
kalori
14
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Ikan teri 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur asem 80 kkal 12,9 gr 3,2 gr 2,8 gr 4,4 gr
Teh tawar 1 2 kkal 48,9 gr 1,8 gr 3,2 gr
gelas
Malam, 8 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur dadar 125 kkal 2,4 gr 7,2 gr 7,3 gr
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.139 kkal 161,8 gr 35,6 gr 26,1 gr 5,2 gr
kalori
Jumlah Total 3.735 kkal 551,5 gr 176,15 gr 86,52 gr14,4 gr
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny. TH pada tanggal
6-8 Agustus 2017 adalah 1.235 kkal
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
- Jumlah kebutuhan kalori perhari :
Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori (perempuan)
= 48,6 kg x 25 kalori = 1.215 kalori
- Koreksi
o Usia (>60 tahun) = -(10% x 1.215) = -121,5 kalori
o Aktivitas (ringan) = +(15% x 1.215) = +182,25 kalori
o Stres metabolik (sedang) = +(20% x 1.215) = +243 kalori
15
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x 1.520 = 304 Kal = 34 gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Kesan: Jenis yang dikonsumsi sudah sesuai, namun jumlah jenis dan jumlah kalori
yang dikonsumsi masih kurang.
7. Dinamika Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga tidak ada masalah. Intensitas komunikasi antara
pasien dengan keluarganya tergolong cukup sering dikarenakan anaknya yang tidak
bekerja. Pasien biasanya berinteraksi dengan anggota keluarga setiap hari dan lebih
sering dengan anaknya dibandingkan dengan cucu dan menantu yang bekerja dari
pagi hingga sore. Terkadang Ny TH merasa sendiri dan stress karena cucunya
semakin dewasa menjadi kurang perhatian dengan Ny TH.
8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi
16
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
keturunan. Walaupun suami dari Ny.TH sudah meninggal, anaknya Ny.H dan
Tn.J memiliki anak 2 dan masih dapat meneruskan keturunan. Pada keluarga
Ny TH memiliki riwayat hipertensi dari ibu Ny TH dan Ny TH sendiri memiliki
hipertensi.
b. Fungsi Psikologi
Intensitas bertemu Ny.TH dengan keluarga terutama anaknya tergolong sering
karena anaknya tidak bekerja. Menantu dan cucunya bekerja setiap hari, Ny TH
bertemu hanya pada saat pagi dan malam hari. Kurangnya komunikasi antara
cucu dan ny TH membuatnya merasa stress dan kesepian dirumah.
c. Fungsi Ekonomi
Ny.TH berada di tingkatan ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal
dirumah orangtuanya bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Ny. TH
mendapatkan biaya hidup sehari – hari ditanggung oleh menantunya yang
bekerja. Ny. TH mengatakan bahwa dirinya setiap bulan diberi oleh
menantunya Rp. 1.500.000. Uang tersebut digunakan Ny.TH untuk menabung
dan kadang dibelikan bahan makanan untuk membeli makanan di rumah.
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, Ny.TH dan keluarga memiliki hubungan baik
dengan tetangga sekitar. Ny TH kadang berinteraksi dengan warga dan lansia
yang ada di sekitar rumah dan kadang mengikuti posbindu yang ada disekitar
rumah.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Ny.TH cukup baik. Ny.TH mengenyam pendidikan
sampai bangku SMP. Sedangkan, anak dan cucunya sampai SMA/SMK.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
17
Keluarga terdiri dari kepala keluarga (KK) yang bernama Tn. J 47 tahun, Istri Ny.
H 45 tahun yang memiliki ibu Ny TH dan memiliki 2 orang anak yaotu Tn A 24
tahun dan Nn M 20 tahun. Ny TH tinggal satu rumah bersama anak dan cucu-
cucunya. Bentuk keluarga ini Multigenerational Family karena Keluarga dengan
beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Tn. T/ meninggal
Ny. TH/72
th
18
1. Saat ini pasien menderita hipertensi grade 2 dan pasien sudah mengetahuinya tetapi
pasien jarang kontrol dan meminum obat teratur karena merasa keluhannya sudah
hilang.
2. Kebiasaan Ny H memasak tidak membedakan Ny TH yang sudah memiliki
hipertensi, sehingga Ny TH tidak membatasi makanan yang dimakan setiap
harinya.
3. Kurangnya dorongan keluarga untuk melakukan olahraga yang teratur.
4. Kurangnya komunikasi antara cucu dan Ny TH membuatnya merasa stress dan
kesepian dirumah.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal :
a. Kedatangan :
Pasien lansia berusia 72 tahun diantar oleh anaknya dengan keluhan merasa
nyeri leher bagian balakang sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas dan leher
terasa kaku. Pasien juga merasa kepalanya sakit sehingga menyebabkan sulit
untuk tidur. Pasien merasa gejala sakit kepala yang dialami sudah mengganggu
kesehariannya.
b. Anggapan :
Pasien menganggap bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan meminum
obat saja. Menurut agama pasien, dengan usaha dan beribadah kepada Tuhan
maka penyakit tersebut dapat disembuhkan.
c. Harapan / Persepsi :
Pasien berharap sembuh dari penyakitnya setelah meminum obat antihipertensi
yang diberikan dari puskesmas.
d. Kekhawatiran :
Pasien khawatir bahwa penyakitnya dapat menyebabkan kematian seperti yang
dialami oleh ibunya.
2. Aspek Klinik
a. Diagnosis kerja
19
Hipertensi grade II
b. Dasar Diagnosis:
Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan nyeri leher bagian balakang sejak
3 hari sebelum datang ke Puskesmas dan leher terasa kaku. Nyeri dirasakan
hilang timbul. Nyeri dirasakan diperberat apabila pasien kurang tidur dan
makan makanan yang berminyak. Tanda vital (TD 170/110 mmHg),
pemeriksaan fisik, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga dan pemeriksaan tekanan darah.
c. Diagnosis Banding:
Tension Type Headache
d. Terapi:
medikamentosa: amlodipine 1x5 mg
non medikamentosa: diet rendah garam, olahraga teratur, meminum obat
teratur dan kontrol rutin
20
Pasien mengaku kurang berkomunikasi dengan menantu dan cucunya yang
membuat pasien merasa kurang diperhatikan dan pasien kadang merasa sendiri dan
stres.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2 yaitu terbatas dalam melakukan
aktivitas berat tapi masih bisa dirawat jalan dan bisa melakukan pekerjaan yang
ringan.
E. Rencana Pelaksanaan
21
Tabel 6. Rencana Pelaksanaan
Aspek klinik Farmakologi : Pasien dan Pada saat Agar tekanan darah
- Memberikan terapi keluarga pasien berobat pasien terkontrol dan
Amlodipin 1 x 5 mg ke puskesmas berat badan pasien
- Memberikan terapi dan pada saat ideal.
Vitamin untuk kunjungan ke
vitalitas pasien rumah pasien
yaitu B Compleks
dan vitamin C
- Jika tidak ada
perubahan : rujuk
pasien
Non farmakologi :
- Memberikan
edukasi diet rendah
22
garam kepada
pasien (terlampir).
- Menyarankan
pasien untuk
berolahraga rutin
seperti jogging
jalan cepat 3-4 x
seminggu
Aspek risiko Menyarankan pasien Pasien dan Pada saat Pasien mau untuk
internal untuk makan makanan keluarga kunjungan ke makan rendah garam
yang sehat dan rendah rumah pasien dan berolahraga
garam. sehingga membantu
Menyarankan kepada mengontrol tekanan
pasien untuk darah.
berolahraga, seperti Keluarga pasien
jalan cepat keliling ingin melakukan
komplek selama 30 pemeriksaan
menit sebanyak 3-4 x tekanan darah secara
dalam seminggu teratur untuk deteksi
Menyarankan kepada hipertensi.
anak pasien yang belum
terdeteksi hipertensi
untuk melakukan
pemeriksaan tekanan
darah secara teratur.
Menjelaskan kepada
pasien bahwa faktor
genetik atau keturunan
merupakan salah satu
predisposisi timbulnya
penyakit ini
23
Aspek Menyarankan kepada Keluarga Pada saat Pasien tidak merasa
psikososial anggota keluarga pasien pasien kunjungan ke sendirian dan stres
keluarga agar sebisa mungkin rumah pasien dirumah
untuk meningkatkan
komunikasi dan
memperhatikan pasien
F. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
2. Ad sanactionam: dubia ad bonam
3. Ad Funcionam: dubia ad bonam
24
LAMPIRAN 1
13 pola umum gizi seimbang yaitu:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan
8. Biasakan makansan pagi (sarapan)
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
25
LAMPIRAN 2
26