Anda di halaman 1dari 26

STUDI KASUS PASIEN

HIPERTENSI GRADE II TIDAK TERKONTROL PADA LANSIA DENGAN RIWAYAT


ANGGOTA KELUARGA HIPERTENSI MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN AGUSTUS 2017

KELOMPOK 5

Oleh :

WILLIAM SITNER

1102012306

Pembimbing :

dr.Citra Dewi, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2017

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “HIPERTENSI GRADE II TIDAK
TERKONTROL PADA LANSIA DENGAN RIWAYAT ANGGOTA KELUARGA
HIPERTENSI MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN AGUSTUS 2017” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.

Jakarta, Oktober2016 Jakarta , Agustus 2017

Pembimbing,

Dr. Citra Dewi M. Kes, DipIDK

2
BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. TH
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 72 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Campaka Sari 4 no.14
Tanggal berobat : 9 Agustus 2017

B. Anamanesis
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis pada tanggal 9 Agustus 2017 pukul 10.00
a. Keluhan Utama :
Nyeri pada leher bagian belakang sejak 3 hari sebelum ke Puskesmas
b. Keluhan tambahan :
Pusing, pegal-pegal seluruh tubuh
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran dengan keluhan nyeri pada
leher bagian belakang sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas. Rasa nyeri dirasakan
menjalar sampai ke kepala bagian belakang. Nyeri leher kepala bagian belakang
disertai dengan rasa pegal dan kaku pada leher belakang. Rasa nyeri dirasakan hilang
timbul oleh pasien. Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertindih oleh suatu benda yang
berat. Keluhan diperberat terlebih bila pasien kurang tidur dan makan-makanan yang
berminyak. Keluhan diperingan apabila pasien minum obat nyeri dan istirahat.
Keluhan nyeri kepala yang berdenyut satu sisi, pandangan buram, mual dan
muntah, gangguan BAB dan BAK disangkal oleh pasien. Pasien mengaku jarang
makan makanan hewani seperti ayam dan daging.
Pasien mengaku sudah di diagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas sejak 2 tahun
yang lalu. Pasien biasa berobat ke Puskesmas dan diberi obat Amlodipin 1x5 mg,
namun pasien tidak mengkonsumi obat tersebut secara teratur. Pasien terakhir minum

3
obat 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengaku tidak teratur memeriksakan kondisi
tubuhnya.
Pada saat ini, pasien merasa gejala sakit kepala yang dialami sudah mengganggu
kesehariannya, yang paling utama dirasakannya yakni kesulitan untuk tidur. Saat
pasien mengalami kesulitan tidur pasien merasa lemas saat beraktivitas pada keesokan
harinya. Pasien berharap setelah berobat ke puskesmas penyakitnya dapat sembuh dan
tidak ada masalah kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-harinya.
Pasien mengaku jarang membatasi makanan yang dikonsumsi setiap hari, pasien
makan dengan menu yang sama seperti anggota keluarganya. Pasien pun terkadang
sering merasa sendirian dan stress karena cucu yang sudah dewasa kurang komunikasi
dan perhatian kepadanya.

d. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengaku memiliki penyakit hipertensi 2 tahun yang lalu setelah diperiksa
ke Puskesmas. Riwayat trauma, penyakit asma, penyakit jantung, penyakit diabetes
mellitus disangkal oleh pasien.
e. Riwayat Berobat
Pasien mengaku mulai berobat sejak 2 tahun yang lalu dengan mengkonsumi obat
Amlodipin 1x5 mg. Pasien mengatakan setelah meminum obat tersebut, keluhan mulai
berkurang. Pasien mengatakan pasien tidak teratur meminum obat dan memeriksakan
dirinya ke Puskesmas.
f. Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat hipertensi (+) Ibu pasien. Saat ini Ibu pasien sudah meninggal karena
stroke.
g. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal
bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Pasien tidak berkerja, dan mengandalkan
uang dari menantu dan cucu pasien. Jumlah uang yang dikirim oleh menantu dan cucu
pasien tidak menentu setiap bulannya, namun pasien mengatakan setidaknya Rp.
1.500.000,00 dikirim oleh menantu dan cucunya.
h. Riwayat Kebiasaan:

4
Pasien dalam kesehariannya jarang memasak karena anggota keluarga jarang makan di
rumah. Ny.TH lebih sering membeli lauk matang dengan pemilihan menu seperti ayam,
daging, tempe, tahu dan telur. Pasien mengaku jarang mengonsumsi sayur dan buah.
Pasien terkadang berolahraga dengan mengikuti kegiatan senam yang diadakan di
kelurahan. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol disangkal.

C. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Vital Sign :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 170/110mmHg
Frekuensi Nadi : 90 x / menit
Frekuensi Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,6 C
Berat Badan : 55 kg
TinggI Badan : 154 cm
d. Status Gizi :
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 154 cm
IMT : BBkg/(TBm)2 = 55/2,371 = 23,1 kg/m2
Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk kategori lebih
Metode Brocca :
BB Ideal : (Tinggi Badan – 100) x 90%

: (154-100) x 90%
: 48,6 kg

5
Tabel 1. Klasifikasi IMT
Klasifikasi IMT
BB kurang <18,5
Kisaran normal 18,5-22,4
BB lebih >23,0
Beresiko 23,0-24,4
Obese I 25,0-29,9
Obese II >30,0

Sumber: Depkes, 2006

e. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor
THT : Dalam Batas Normal
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-), trakea berada di tengah
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

6
Abdomen
Inspeksi : Simetris, buncit, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi : Nyeri tekan perut bawah(-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)

Ekstremitas : Akral hangat, edema

D. Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan EKG
2. Gula darah puasa
3. Profil lipid: HDL, LDL, trigliserida, kolestesrol total

BERKAS KELUARGA

7
A. Profil Keluarga
1. Karekteristik Keluarga
a. Kepala Keluarga : Tn. J /47tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. H/45 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Ny.TH memiliki suami Tn.H (meninggal) dan memiliki anak satu orang anak
yakni Ny.H dan sudah menikah dengan Tn.J dan memiliki 2 anak. NyTH
tinggal bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Kepala keluarga saat ini
yaitu Tn. J menantu dari Ny TH.

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


No Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
dalam Kela Terakhir tambahan
Keluarga min
1. Tn. H - L - SMA - -
2. Ny. TH Istri P 72 th SMP Ibu Rumah Pasien
Tangga

4. Ny.H Anak P 45 th SMA Ibu Rumah -


Tangga
5. Tn. J Menantu L 47 th SMA Swasta -
6. Tn. A Cucu L 24 th SMK Montir -
7. Nn. M Cucu P 20 th SMA Perhotelan

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


8
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
2
Luas rumah 8 x 9 m Keluarga Ny.TH tinggal di rumah daerah
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 6 orang perumahan yang padat penduduk. Luas rumah
Lantai rumah dari : Keramik Ny.TH 8 x 9 m2 dengan jumlah penghuni
Dinding rumah dari : Tembok rumah 6 orang. Lantai rumah terbuat dari
Jamban keluarga : Ada keramik, dinding rumah dari tembok, ada
Tempat bermain : Tidak ada jamban keluarga dan dengan penerangan yang
Penerangan listrik : Ada cukup.
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang – barang berharga


1. Satu unit televisi
2. Dua unit kipas angin
3. Satu unit kompor gas
4. Satu unit dispenser
5. Satu unit rice cooker
6. Satu unit motor
7. Satu unit lemari es satu pintu

9
c. Denah Rumah

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga Ny.TH
membeli obat di warung. Apabila dirasa penyakitnya cukup berat keluarga Ny.
TH membawa keluarganya berobat ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Ny.
TH sudah 2 tahun menderita Hipertensi dan mengkonsumsi obat antihipertensi,
Keluarga Ny TH khususnya anaknya sering mengingatkan dan mengantar ke
puskesmas Ny TH untuk kontrol rutin dan meminum obat rutin setiap hari tetapi
Ny TH kadang-kadang tidak kontrol teratur dan meminum obat tidak teratur
karena menganggap bahwa keluhan nyeri kepala hilang penyakit hipertensinya
pun hilang.

b. Perilaku Terhadap Makanan

10
Keluarga Ny.TH memiliki kebiasaan makan 2-3 kali sehari. Makanan yang
dimakan dimasak oleh anaknya yaitu Ny H, makanan yang sering dimasak
seperti ayam, ikan asin, sayur, telur dan goreng-gorengan. Ny H memasak
masakan untuk keluarga tidak membeda-bedakan masakan walaupun sudah
tahu Ny TH menderita hipertensi dan Ny TH pun tidak membatasi mengenai
makanan yang dimakan sehari-hari. Terkadang Ny H membeli makanan diluar
karena terkadang malas untuk memasak sendiri. Untuk bahan makanannya
biasanya membeli di pasar tradisional di sekitar rumah.
c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan
Keluarga Ny.TH menggunakan BPJS kelas 3 dan menggunakan apabila
berobat. Karena sekarang sudah menggunakan BPJS keluarga Ny TH sering
berobat ke puskesmas karena biayanya lebih murah.
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Keluarga Ny TH merupakan keluarga yang sadar akan kebersihan. Di
rumahnya tersedia tempat pembuangan sampah untuk membuang sampah yang
ada di rumah dan lingkungannya. Keluarga Ny TH pun memiliki jamban untuk
buang air besar. Keluarga Ny TH tidak menanam tanaman disekitar rumah
karena memiliki lokasi rumah yang padat penduduk sehingga sulit untuk
menanam tanaman.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Motor/kendaraan umum Pasien jika sakit berobat ke
pelayanan kesehatan puskesmas, Karena biaya yang
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah murah dan jarak tak cukup jauh
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan dari rumah pasien. Pasien
mengaku cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas Kemayoran.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

11
a. Kebiasaan makan :
Keluarga Ny. TH makan sebanyak 2-3 kali sehari, untuk sekali makan keluarga
ny TH hanya makan 1 piring dengan nasi yang sedikit lebih banyak daripada
lauk. keluarga Ny. TH lebih sering memasak masakan sendiri dan terkadang
membeli ke warung makan apabila sedang malas memasak. Menu makanan
sehari-hari yang biasa dikonsumsi oleh keluarga Ny TH terdiri dari nasi, sayur,
dan lauk diantaranya adalah ayam goreng, ikan asin, gorengan, telur, dan
sayuran tumis. Keluarga Ny TH mengaku jarang mengkonsumsi buah dan susu.
Seminggu hanya 2-3 kali karena mahal untuk dibeli.
b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Makanan dengan gizi seimbang yakni makanan yang mengandung unsur
karbohidrat, lemak, protein, dan serat serta diseimbangi dengan aktivitas fisik,
olahraga, menjaga berat badan ideal, dan perilaku mencuci tangan sebelum
makan. Dalam kesehariannya keluarga Ny. TH tidak menerapkan pola gizi
seimbang, karena dalam pemilihan menu makanan sehari-hari tidak memenuhi
seluruh unsur-unsur gizi seimbang.

Tabel 5. Food Recall Pasien dalam Tiga Hari


Pagi,6 Agustus 2017

12
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Tahu goreng 70 kkal 3 gr 4 gr 5 gr 0,3 gr
Tempe 118 kkal 48,9 gr 1,77 gr 3,17 0,3 gr
goreng
teh manis 1 70 kkal 4,20 gr
gelas
Siang, 6 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Bayam 24 kkal 3,2 gr 2,3 gr 2,2 gr
bening
Ikan asin 193 kkal 42 gr 1,5 gr
goreng
Air putih 2
gelas
Malam, 6 Agustus2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Sayur sawi 11 kkal 2,05 gr 0,88 gr 0,15 gr 4,4 gr
Bakwan 281 kkal 32,5 gr 6,5 gr 7,5 gr
goreng
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.367 kkal 213,85 gr 69,45 gr 17,32 gr 8,4 gr
Kalori

Pagi, 7 Agustus 2017


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat

13
Bubur ayam 372 kkal 36,1 gr 27,5 gr 12,4 gr
1 porsi
Kerupuk 15 kkal 1,8 gr 0,2 gr 0,8 gr
Teh tawar 1 2 kkal 48,9 gr 1,8 gr 3,1 gr
gelas
Air putih 2
gelas
Siang, 7 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur Asin 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur 106 kkal 4,3 gr 2,8 gr 9,4 gr
kangkung
tumis
Air putih 2
gelas
Malam, 7 Agustus2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur Asin 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur tumis 106 kkal 4,3 gr 2,8 gr 9,4 gr
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.199 kkal 175,4 gr 71,1 gr 43,1 gr 0,8 gr
kalori

Pagi, 8 Agustus 2017


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Roti 1 buah 133 kkal 13,4 gr 1,4 gr 8,8 gr
Teh manis 1 70 kkal 4,20 gr
gelas
Siang, 8 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat

14
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Ikan teri 100 kkal 14 gr 4 gr
Sayur asem 80 kkal 12,9 gr 3,2 gr 2,8 gr 4,4 gr
Teh tawar 1 2 kkal 48,9 gr 1,8 gr 3,2 gr
gelas
Malam, 8 Agustus 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak Serat
Nasi 1 porsi 200 kkal 40 gr 4 gr 0,4 gr
Telur dadar 125 kkal 2,4 gr 7,2 gr 7,3 gr
Air putih 2
gelas
Jumlah 1.139 kkal 161,8 gr 35,6 gr 26,1 gr 5,2 gr
kalori
Jumlah Total 3.735 kkal 551,5 gr 176,15 gr 86,52 gr14,4 gr

Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny. TH pada tanggal
6-8 Agustus 2017 adalah 1.235 kkal
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
- Jumlah kebutuhan kalori perhari :
Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori (perempuan)
= 48,6 kg x 25 kalori = 1.215 kalori
- Koreksi
o Usia (>60 tahun) = -(10% x 1.215) = -121,5 kalori
o Aktivitas (ringan) = +(15% x 1.215) = +182,25 kalori
o Stres metabolik (sedang) = +(20% x 1.215) = +243 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :


1.215 – 121,5 + 182,25 + 243 = 1520 kalori

Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1.520 = 912 Kal = 228 gr


(4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)
Kebutuhan Protein : 20% x 1.520 = 304 Kal = 76 gr

15
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x 1.520 = 304 Kal = 34 gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Kesan: Jenis yang dikonsumsi sudah sesuai, namun jumlah jenis dan jumlah kalori
yang dikonsumsi masih kurang.

6. Pola Dukungan Keluarga


1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Faktor - faktor yang mendukung dalam kesembuhan pasien antara lain.
Keluarga Ny TH khususnya anaknya ny H sering mengingatkan dan mengantar
ny TH untuk kontrol rutin ke puskesmas dan meminum obat- obatan teratur.
Apabila obat sudah habis Ny H anaknya selalu mengajak ny TH untuk ke
Puskesmas Kemayoran.
2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Faktor – faktor yang menghambat dalam kesembuhan pasien antara lain,
kebiasaan makan makanan pada keluarga Ny TH tidak dibedakan antara Ny TH
dan anggota keluarga lain sehingga kadar dari bahan makananya sama. Selain
itu, kurangnya dukungan keluarga untuk melakukan olahraga yang rutin.
Kurangnya perhatian dari cucu Ny TH sehingga membuat Ny TH kadang
merasa stress.

7. Dinamika Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga tidak ada masalah. Intensitas komunikasi antara
pasien dengan keluarganya tergolong cukup sering dikarenakan anaknya yang tidak
bekerja. Pasien biasanya berinteraksi dengan anggota keluarga setiap hari dan lebih
sering dengan anaknya dibandingkan dengan cucu dan menantu yang bekerja dari
pagi hingga sore. Terkadang Ny TH merasa sendiri dan stress karena cucunya
semakin dewasa menjadi kurang perhatian dengan Ny TH.

8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi

16
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
keturunan. Walaupun suami dari Ny.TH sudah meninggal, anaknya Ny.H dan
Tn.J memiliki anak 2 dan masih dapat meneruskan keturunan. Pada keluarga
Ny TH memiliki riwayat hipertensi dari ibu Ny TH dan Ny TH sendiri memiliki
hipertensi.

b. Fungsi Psikologi
Intensitas bertemu Ny.TH dengan keluarga terutama anaknya tergolong sering
karena anaknya tidak bekerja. Menantu dan cucunya bekerja setiap hari, Ny TH
bertemu hanya pada saat pagi dan malam hari. Kurangnya komunikasi antara
cucu dan ny TH membuatnya merasa stress dan kesepian dirumah.

c. Fungsi Ekonomi
Ny.TH berada di tingkatan ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal
dirumah orangtuanya bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Ny. TH
mendapatkan biaya hidup sehari – hari ditanggung oleh menantunya yang
bekerja. Ny. TH mengatakan bahwa dirinya setiap bulan diberi oleh
menantunya Rp. 1.500.000. Uang tersebut digunakan Ny.TH untuk menabung
dan kadang dibelikan bahan makanan untuk membeli makanan di rumah.
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, Ny.TH dan keluarga memiliki hubungan baik
dengan tetangga sekitar. Ny TH kadang berinteraksi dengan warga dan lansia
yang ada di sekitar rumah dan kadang mengikuti posbindu yang ada disekitar
rumah.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Ny.TH cukup baik. Ny.TH mengenyam pendidikan
sampai bangku SMP. Sedangkan, anak dan cucunya sampai SMA/SMK.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga

17
Keluarga terdiri dari kepala keluarga (KK) yang bernama Tn. J 47 tahun, Istri Ny.
H 45 tahun yang memiliki ibu Ny TH dan memiliki 2 orang anak yaotu Tn A 24
tahun dan Nn M 20 tahun. Ny TH tinggal satu rumah bersama anak dan cucu-
cucunya. Bentuk keluarga ini Multigenerational Family karena Keluarga dengan
beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

2. Tahapan dan Siklus Keluarga


Tahapan siklus keluarga menurut Duvall pada keluarga Ny. TH termasuk ke dalam
tahap ke 8 yaitu keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

3. Family Map (Gambar)

Tn G/meninggal Ny. R/ riwayat Hipertensi

Tn. T/ meninggal
Ny. TH/72
th

Ny.H/45 tahun Tn. J/48 tahun

Tn.A/24 tahun Nn. M/20 tahun

Gambar 2. Genogram Keluarga

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

18
1. Saat ini pasien menderita hipertensi grade 2 dan pasien sudah mengetahuinya tetapi
pasien jarang kontrol dan meminum obat teratur karena merasa keluhannya sudah
hilang.
2. Kebiasaan Ny H memasak tidak membedakan Ny TH yang sudah memiliki
hipertensi, sehingga Ny TH tidak membatasi makanan yang dimakan setiap
harinya.
3. Kurangnya dorongan keluarga untuk melakukan olahraga yang teratur.
4. Kurangnya komunikasi antara cucu dan Ny TH membuatnya merasa stress dan
kesepian dirumah.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal :
a. Kedatangan :
Pasien lansia berusia 72 tahun diantar oleh anaknya dengan keluhan merasa
nyeri leher bagian balakang sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas dan leher
terasa kaku. Pasien juga merasa kepalanya sakit sehingga menyebabkan sulit
untuk tidur. Pasien merasa gejala sakit kepala yang dialami sudah mengganggu
kesehariannya.
b. Anggapan :
Pasien menganggap bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dengan meminum
obat saja. Menurut agama pasien, dengan usaha dan beribadah kepada Tuhan
maka penyakit tersebut dapat disembuhkan.
c. Harapan / Persepsi :
Pasien berharap sembuh dari penyakitnya setelah meminum obat antihipertensi
yang diberikan dari puskesmas.
d. Kekhawatiran :
Pasien khawatir bahwa penyakitnya dapat menyebabkan kematian seperti yang
dialami oleh ibunya.

2. Aspek Klinik
a. Diagnosis kerja

19
Hipertensi grade II
b. Dasar Diagnosis:
Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan nyeri leher bagian balakang sejak
3 hari sebelum datang ke Puskesmas dan leher terasa kaku. Nyeri dirasakan
hilang timbul. Nyeri dirasakan diperberat apabila pasien kurang tidur dan
makan makanan yang berminyak. Tanda vital (TD 170/110 mmHg),
pemeriksaan fisik, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga dan pemeriksaan tekanan darah.
c. Diagnosis Banding:
Tension Type Headache
d. Terapi:
 medikamentosa: amlodipine 1x5 mg
 non medikamentosa: diet rendah garam, olahraga teratur, meminum obat
teratur dan kontrol rutin

3. Aspek Risiko Internal


a. Pola makan :
Pasien makan sebanyak 2 – 3 x dalam sehari dengan gizi yang belum seimbang.
Disamping itu pasien memakan makanan yang sama dengan anggota keluarga
lain tanpa adanya batasan penggunaan garam.
b. Kebiasaan :
Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga teratur dan pasien lebih sering
berdiam diri dirumah.
c. Keturunan:
Orangtua pasien menderita Hipertensi dan meninggal karena stroke.

4. Aspek Psikososial Keluarga:

20
Pasien mengaku kurang berkomunikasi dengan menantu dan cucunya yang
membuat pasien merasa kurang diperhatikan dan pasien kadang merasa sendiri dan
stres.

5. Aspek Fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2 yaitu terbatas dalam melakukan
aktivitas berat tapi masih bisa dirawat jalan dan bisa melakukan pekerjaan yang
ringan.

E. Rencana Pelaksanaan

21
Tabel 6. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan


Aspek  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien paham untuk
personal pasien bahwa nyeri kepala pasien berobat merubah kebiasaannya
dan sulit tidur adalah ke Puskesmas makan, berolahraga
akibat penyakit Hipertensi dan pada saat dan minum obat secara
yang diderita pasien kunjungan ke teratur, serta rajin
 Menjelaskan kepada rumah pasien kontrol ke puskesmas
pasien mengenai sehingga tekanan
komplikasi dari hipertensi darahnya dapat
apabila tidak di kontrol terkontrol.
 Menjelaskan kepada
pasien bahwa penyakitnya
tidak dapat sembuh,
namun dapat dikontrol
dengan cara meminum
obat teratur, diet dan
berolahraga

Aspek klinik  Farmakologi : Pasien dan Pada saat Agar tekanan darah
- Memberikan terapi keluarga pasien berobat pasien terkontrol dan
Amlodipin 1 x 5 mg ke puskesmas berat badan pasien
- Memberikan terapi dan pada saat ideal.
Vitamin untuk kunjungan ke
vitalitas pasien rumah pasien
yaitu B Compleks
dan vitamin C
- Jika tidak ada
perubahan : rujuk
pasien
 Non farmakologi :
- Memberikan
edukasi diet rendah

22
garam kepada
pasien (terlampir).
- Menyarankan
pasien untuk
berolahraga rutin
seperti jogging
jalan cepat 3-4 x
seminggu

Aspek risiko  Menyarankan pasien Pasien dan Pada saat  Pasien mau untuk
internal untuk makan makanan keluarga kunjungan ke makan rendah garam
yang sehat dan rendah rumah pasien dan berolahraga
garam. sehingga membantu
 Menyarankan kepada mengontrol tekanan
pasien untuk darah.
berolahraga, seperti  Keluarga pasien
jalan cepat keliling ingin melakukan
komplek selama 30 pemeriksaan
menit sebanyak 3-4 x tekanan darah secara
dalam seminggu teratur untuk deteksi
 Menyarankan kepada hipertensi.
anak pasien yang belum
terdeteksi hipertensi
untuk melakukan
pemeriksaan tekanan
darah secara teratur.
 Menjelaskan kepada
pasien bahwa faktor
genetik atau keturunan
merupakan salah satu
predisposisi timbulnya
penyakit ini

23
Aspek  Menyarankan kepada Keluarga Pada saat Pasien tidak merasa
psikososial anggota keluarga pasien pasien kunjungan ke sendirian dan stres
keluarga agar sebisa mungkin rumah pasien dirumah
untuk meningkatkan
komunikasi dan
memperhatikan pasien

Aspek  Menyarankan pasien Pasien Pada saat Pasien dapat


fungsional untuk mengikuti pasien berobat melakukan aktivitas
kegiatan lansia yang ada ke puskesmas ringan yang sehat
disekitar rumah seperti dan pada saat untuk membantu
cek takan n darah, senam kunjungan ke mengontrol tekanan
dan melakukan olahraga rumah pasien darah
teratur seperti jalan sehat
setiap harinya.

F. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
2. Ad sanactionam: dubia ad bonam
3. Ad Funcionam: dubia ad bonam

24
LAMPIRAN 1
13 pola umum gizi seimbang yaitu:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan
8. Biasakan makansan pagi (sarapan)
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

25
LAMPIRAN 2

Tabel 7. Contoh Menu Makanan 1520


Waktu Bahan makanan Penukar Gram Ukuran Contoh menu
Pagi Nasi 1 karbohidrat 70 ½ gelas Nasi
Telur rebus 1 hewani 55 1 butir Telur rebus
Sayuran ½ sayuran 50 ½ mangkuk Tumis kc panjang +
tauge
Selingan Jeruk 1 buah 110 2 bh Jeruk
Siang Nasi 2 karbohidrat 200 1 ½ gelas Nasi
Ikan 1 hewani 40 1 ptg sdg Pepes ikan
Tempe 1 nabati 50 2 ptg sdg Tempe bacem
Sayuran 1 sayuran 100 1 mangkuk Lalapan + sambal
Pepaya 1 buah 110 1 ptg bsr Pepaya
Selingan Pepaya 1 buah 85 1 buah Apel
Malam Nasi 2 karbohidrat 200 1 ½ gelas Nasi
Ayam tanpa kulit 1 hewani 40 1 ptg sdg Ayam bakar
Tahu 1 nabati 110 1 bj bsr Tahu Isi
Sayuran ½ sayuran 50 ½ mangkuk Sayur asem
Melon 1 buah 190 1 ptg bsr Melon

Dianjurkan Diet Ketat Rendah Garam II (0 mg Na)


Pada pengolahan makanannya dianjurkan tidak menggunakan sama sekali garam
Beberapa Makanan yang Sebaiknya Dikurangi:
1. Makanan asin dan gurih yang mengandung tinggi garam
2. Makanan berlemak dan berminyak
3. Makanan atau minuman mengandung kafein

26

Anda mungkin juga menyukai