Anda di halaman 1dari 18

Laserasi Kelopak Mata

Pendahuluan
Sejumlah mekanisme trauma tumpul dan tajam pada wajah
dapat menyebabkan laserasi kelopak mata. Trauma masih
sering terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, gigitan binatang,
perkelahian dan luka bakar. Banyak mekanisme tumpul dan
penetrasi trauma wajah dapat mengakibatkan hal tersebut,
bahkan benda tumpul yang tampaknya tidak berbahaya di
tempat kerjadapatmenyebabkanlukakelopak mata.
ANATOMI Struktur mata yang berfungsi sebagai
proteksi lini pertama adalah palpebra.
Kelopak mata atas merupakan
modifikasi dari lipatan kulit yang
menutupi bola mata anterior.

Struktur Kelopak Mata


1. Lapisan kulit
2. M. Orbicularis Oculi
SISTEM LAKRIMALIS

Sistem lakrimal ekskretoris terdiri dari


1. Canali culi superior dan inferior, sakus
lakrimalis, dan duktus nasolacrimalis. Canali
culi terdiri dari bagian vertikal yang pendek,
bagian horizontal, dan area gabungan yang
dikenal sebagai common canaliculus
Innervasi
Serabut otot muskulus orbikularis okuli pada kedua palpebra
dipersarafi cabang zigomatikum dari nervus fasialis sedangkan
muskulus levator palpebra dan beberapa muskulus ekstraokuli
dipersarafi oleh nervus okulomotoris. Otot polos pada palpebra
dan okuler diaktivasi oleh saraf simpatis
Vaskularisasi

Posterior kelopak mata menerima darah melalui percabangan arteri palpebra. Di


kelopak mata atas sebuah percabangan marjinal berjalan sekitar 2mm dari tepi
kelopak mata dan cabang perifer meluas sepanjang batas atas dari tarsus antara
levatora poneurosis dan otot Muller
FISIOLOGI
Palpebra atau kelopak mata adalah alat penutup mata yg
berguna untuk:
Melindungi permukaan anterior bola mata dari trauma, sinar
matahari dan benda asing
Mencegah pengeringan bola mata karena adanya kelenjar-
kelenjar palpebra
DEFINISI
Berbagai mekanisme trauma seperti kecelakaan mobil,
perkelahian, gigitan binatang, dan berbagai mekanisme lain
dapat merusak kelopak mata dan sistem drainase air mata.
Sedangakan yang disebut sebagai laserasi kelopak mata
merupakan rudapaksa pada kelopak mata akibat benda tajam
yang mengakibatkan luka robek/laserasi.
Laserasi palpebra merupakan robekan sebagian atau seluruh
ketebalan kelopak mata
Kondisi hilangnya diskontinuitas kelopak mata
EPIDEMIOLOGI
 Dari 5% luka serius yangmengenai atau melibatkan palpebra dan sistem lakrimal, menyebabkan :
 laserasi lakrimal 81%
 laserasi periokular 70
 eritema palpebra 19 %
 obstruksi lakrimal < 1%
 kelainan palpebra < 1%
 Pada penelitian ini, dari 229 kasus yangmengenai palpebra, 29 kasus melibatkan kanalikular (12.66%). Umur yang
dikenai berkisar antara 0 –90 tahun, dengan distribusi :
 usia 0 – 9 tahun 23 %
 usia 10 – 19 tahun 18%
 usia > 60 tahun 6%
 Menurut jenis kelamin, laki- laki sering dikenai dari pada perempuan (laki-laki 70%). Menurut tempat terjadinya Trauma :
 di rumah 37%
 di jalan raya 21%
 tempat rekreasi dan olahraga 11%
 tempat industri 8%
 bangunan umum 5%
 di sekolah 3%
 Menurut penyebab trauma, 28% disebabkan oleh trauma tumpul dan 16% disebabkan oleh trauma tajam.
ETIOLOGI
1. Trauma benda tumpul
Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis
trauma tumpul.Pasien membutuhkan evaluasi biomikroskopik
dan pemeriksaan fundus denganpupil yang dilebarkan untuk
menyingkirkan permasalahan yang terkain kelainanintraokular.
CT scan di perlukan untuk mengetahui adanya fraktur.1,3,8
Ekimosis dan edema palpebra akibat trauma tumpul
Trauma Benda Tajam
Secara umum,penanganan trauma tajam palpebra tergantung
kedalaman dan lokasi cedera
 Laserasi yang tidak melibatkan Margo Palpebra
 Laserasi pada Margo Palpebra
Laserasi yang tidak melibatkan Margo Palpebra

Laserasi pada palpebra superficial hanya


terdapat pada kulit dan otot orbicularis
biasanya hanya memerlukan jahitan pada
kulitnya saja. Untuk menghindari sikatrik
yang tidak di kehendaki,harus mengikuti
prinsip dasar tindakan bedah plastik. Hal ini
termasuk debridemant luka yang sifatnya
konservatif, menggunakan benang dengan
ukuran yang kecil. Menyatukan tepi luka
sesegera mungkin dan melakukan
pengangkatan jahitan
LASERASI PADA MARGO PALPEBRA
Laserasi pada margo
palpebra memerlukan jahitan
untuk menghindari tepi luka yang
tidak baik. Banyak teknik–teknik
sudah diperkenalkan tapi pada
prinsip pentingnya adalah
aproksimasi tarsal harus dibuat
dalam garis lurus.
TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK KANTUS
Trauma pada medial atau lateral kantus pada umumnya disebabkan oleh
adanya tarikan horizontal pada palpebra menyebabkan avulsi dari palpebra
pada titik lemah medius atau lateral dari tendon kantus. Avulsi dari tendon
kantus medial harus dicurigai bila terjadi di sekitar medial tendon kantus dan
telekantus
Penanganan avulsi dari tendon medial kantus tergantung pada jenis
avulsinya.
Jika pada bagian atas atau bagian bawah terjadi avulsi tetapi pada bagian
posterior masih intake avulsi dapat di jahit. Jika terdapat avulsi pada posterior
tetapi tidak ada fracture pada nasoorbital tendon yang mengalami avulsi harus
di lakukan wirering melalui lubang kecil di dalam kelenjar lakrimal ipsilateral
posterior. Jika avulsi tendon disertai dengan fraktur nasoorbital, wirering
transnasal atau platting diperlukan setelah reduksi dari fraktur.
GIGITAN ANJING DAN MANUSIA
 Robekan dan trauma remuk terjadi
sekunder dari gigitan anjing atau
manusia. Laserasi palpebra pada
sebagian kulit luar dan kulit secara
menyeluruh, avulsi kantus, laserasi
kanalikulus paling sering terjadi. Trauma
pada wajah dan intracranial mungkin
dapat terjadi terutama pada bayi.
 Irigasi dan penutupan luka secara dini
harus segera dilakukan dan
kemungkinan terjadinya tetanus dan
rabies harus dipikirkan serta
memerlukan observasi,
direkomendasikan untuk pemberian
antibiotik
LUKA BAKAR PADA PALPEBRA
Pada umumnya luka bakar pada palpebra terjadi pada pasien-
pasien yang mengalami luka bakar yang luas.
Sering terjadi pada pasien dengan keadaan setengah sadar
atau di bawah pengaruh sedatif yang berat dan memerlukan
perlindungan pada mata untuk mencegah ekspose
kornea,ulserasi dan infeksi
Pemberian antibiotik tetes dan salep serta pelembab
Evaluasi secara rutin pada palpebra merupakan penanganan
dini pada pasien-pasien tersebut
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
 Anamnesis meliputi:
 keluhan yang dialami serta riwayat penyakit yang lengkap untuk menentukan waktu kejadian dan
mekanisme cedera.
 Mekanisme cedera sangat penting karena hal ini dapat berhubungan dengan cedera tertentu
(misalnya trauma servikal), kedalaman cedera adnexa mata, dan kemungkinan adanya benda
asing.
 Untuk anak-anak, harus dipertimbangkan kemungkinan adanya kekerasan pada anak sebagai
penyebab cedera mata dan periorbital.
 Cedera yang berhubungan dengan kaca mungkin berhubungan dengan adanya benda asing dan
kehilangan jaringan.
 Luka akibat gigitan mungkin akan menyebabkan infeksi (misalnya rabies) dan kehilangan jaringan.
Dalam kasus luka gigitan manusia, harus ditentukan status HIV dan hepatitis pelakunya
 Pada pasien dengan luka tembus berukuran kecil, kemungkinan terdapat trauma dengan kekuatan
yang cukup tinggi. Selain itu fungsi visual sebelum kejadian, pada saat kejadian, penggunaan
kacamata pelindung, dan saksi mata saat kejadian. Tetapi dalam beberapa kasus informasi ini tidak
diungkapkan kepada dokter
 Pasien yang sedang mabuk atau di bawah pengaruh obat-obatan bukanlah sumber informasi yang
dapat dipercaya. Konfirmasi terhadap anggota keluarga mungkin akan diperlukan. Anak-anak
mungkin menyembunyikan cedera yang terjadi karena takut kepada anggota keluarga atau teman
yang menyebabkan terjadinya cedera.

Anda mungkin juga menyukai