Anda di halaman 1dari 1

EPIDEMIOLOGI

Laserasi palpebra dapat terjadi pada setiap usia dan juga pada bayi baru lahir setelah proses
kelahiran melalui operasi cesarean. Dari sebuah studi di Iran, laki-laki lebih sering mengalami
trauma pada mata akibat benda yang mengenai mata dan kebanyakan berumur sekitar 29 tahun.
Meskipun tidak ada kebutaan yang terjadi akibat laserasi palpebra, outcome visual berhubungan
dengan derajat insidensi trauma berdasarkan adanya open globe injuries

PENATALAKSANAAN
Pengetahuan yang rinci mengenai anatomi palpebra membantu dokter dalam memperbaiki trauma
penetrasi palpebra dan seringnya mengurangi perlunya perbaikan sekunder. Secara umum,
penanganan laserasi palpebra tergantung pada kedalaman dan lokasi trauma

KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering terjadi pada laserasi palpebra disebabkan karena prosedur
penutupan luka yang tidak sesuai. Terlalu tegangnya ikatan yang menghubungkan kedua tepi
palpebra yang mengalami laserasi dapat menyebabkan takik pada palpebra yang kemudian,
meskipun jarang, dapat menjadi jalan keluar dan drainase infeksi pada luka. Setelah proses
penyembuhan luka berakhir dengan terbentuknya sikatriks, jika penutupan luka tidak tepat, maka
dapat menyebabkan cicatricial ectropion. Selain itu, komplikasi yang dapat terjadi yaitu epiphora
di mana terjadi gangguan pada sistem apparatus lacrimalis.

PROGNOSIS
Dengan pemahaman anatomi palpebra yang baik, manajemen luka yang tepat, dan perbaikan
primer yang teliti, prognosis laserasi palpebra ini baik sekali dalam hal fungsi dan penampakan.
Angka keberhasilan perbaikan canalicular berkisar antara 20-100%. Angka keberhasilan
meningkat hingga 86-95% dengan reanastomosis mikroskopis pada laserasi canaliculus yang berat
dengan intubasi silicon pada apparatus lacrimalis

Anda mungkin juga menyukai