PENDAHULUAN
Infertilitas ditujukan pada kondisi kesuburan yang berkurang. Suatu pasangan disebut
infertil jika sang istri tidak hamil dam waktu 1 (satu) tahun setelah kawin tanpa
menjadi hamil pada bulan pertama dan 78,9% dalam 6 bulan yang pertama. Infertilitas
disebut primer kalau pasien belum pernah hamil dan sekunder kalau pernah hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.2. Etiologi
Infertilitas disengaja
b. Oleh isteri : Cara-cara rakyat seperti irigasi air garam jenuh, istibra berkala, cara
kimiawi berupa salep atau tablet, cara-cara mekanis; pessarium occlusivum, IUD, oral
yang disebabkan oleh istri ialah 40-50% dan pada 10-20% sebabnya tidak
diketahui.
Pemeriksaan ovulasi
Terjadinya ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan.
a. Pencatatan suhu-suhu basal dalam suatu kurve : kalau siklus ovulatoar, maka suhu
lender cerviks ialah lender tersebut menjadi lebih kental, juga gambaran fern (
daun parkis) yang terlihat pada lender yang telah dikeringkan hilang.
d. Pemeriksaan endometrium : kuratase pada hari pertama haid atau pada fase
- Pemeriksaan sperma
Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk
Volume : 2-5 cc
keracunan, disfungsi hypofise, kelaianan traktus genitalia ( vas deferens, testes pada
klinifelter syndrome).
Untuk penilaian yang lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid gonadotropin dalam
- Lender cervix
Lender cervix yang cair lebih muda dilalui spermatozoa. Pada stadium proliferasi
lender cervix agak cair karena pengaruh estrogen, sebaliknya pada stadium
b. Ph lender cervix
spermatozoa dapat hidup lebih lama. Suasana menjadi asam pada cervisitis.
c. Enzim proteolitik
Pemeriksaan lender cervix dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi. Sims
huhner test dianggap baik kalau terdapat 5 spermatozoa yang motil per high
- Tehnik coitus
Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil sims huhner test kurang baik. Satu
obyekglaas; dilihat apakah ada penetrasi spermatozoa kalau tidak ada invasi
- Pemeriksaan tuba
2. Hystersalpingografi
3. Kuldoskopi
Co2 dimasukan ke dalam cavum uteri dan tuba. Kalau tuba paten ( tidak
tertutup ) maka gas akan keluar dari ujung tuba. Hal ini dapat diketahui
dengan stetoskop yang diletakan kiri atau kanan dari uterus : gas yang keluar
menimbulkan bunyi yang khas. Di samping itu pasien merasa nyeri di bahu
melewati 180 mmHg. Maka tuba paten. Kalau mencapai 180 – 200 mmHg,
maka ada penutupan parsiil dan kalau lebih 200 mmHg, maka ada penutupan
parsiil dan kalau lebih 200 mmHg, maka ada obstruksi. Pada kymogram juga
2. Hysterosalpingografi
Kalau dengan pertubasi hanya dapat diketahui utuh tidaknya tuba maka
- Bentuk dari liang tuba dan kalau ada sumbatan, tempat sumbatan Nampak
jelas.
lipiodol, urografin, atau pyelocyl. Bahan kontras yang larut dalam air lebih baik
dari bahan kontras yang larut dalam minyak yang dapat menimbulkan emboli
dan granulom tuba. Kemudia dibuat foto rontgen dari genitalia interna. Kalau
keadaan normal makan batas-batas cavum uteri rata. Tuba terlihat sebagai
benang halus tanpa pelebaran dank arena tidak ada sumbatan Nampak juga
sekitarnya.
Pemeriksaan endometrium
Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuratase
Endometrium yang normal harus memperlihatkan gambaran histologik yang khas untuk